cover
Contact Name
Sandy Suseno
Contact Email
sandy.suseno@uho.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
sangiajurnal@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Sangia : Jurnal Penelitian Arkeologi (Journal of Archaeology Research)
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 26138999     EISSN : 26543524     DOI : -
This scientific journal is dedicated as a periodical scientific publication in archeology which is expected to be an arena for exchanging ideas and thoughts in the field of archeology. SANGIA comes with a mission to build tradition and academic climate for the advancement of civilization and human dignity.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 7 No. 1: June 2023" : 6 Documents clear
ANALISIS CATCHMENT AREA TERHADAP TINGGALAN MOLUSKA GUA Muhamad Ardian Syah; Abdul Rauf Suleiman; Syahrun Syahrun
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 7 No. 1: June 2023
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v7i1.2174

Abstract

Penelitin ini mengkaji tinggalan arkeologi berupa moluska yang terdapat pada situs Gua Tengkorak 2 di Desa Wawontoaho Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis taksonomi moluska dan analisis daerah tangkapan. berdasarkan hasil analisis taksonomi dikethaui terdapat 11 jenis moluska dari 3 habitat yang berbeda yakni 1 jenis gastropoda darat (Cyclotus Politus), 7 jenis gastropoda air tawar (Tylomelania Celebicola, Tylomelania Palicolarum, Tylomelania Perfecta, Tylomelania Sarasinorum, Tylomenia Scalariopsis, Tylomelania Sp, dan Tylomelania Wallacei), dan 2 jenis gastropoda air laut (Olividae dan Tarebia Granifera) serta 1 jenis bivalvia air laut (Cytherea Incrassata). Adapun untuk wilayah daerah tangkapan moluska tersebut adalah lingkungan air tawar yakni Sungai Larambe yang berjarak 4 Kilometer dari Gua Tengkorak 2. Kemudian untuk wilayah daerah tangkapan moluska yang berasal dari lingkungan air laut adalah wilayah tenggara Kabupaten Konawe Utara yang berjarak 20,5 Kilometer dari Gua Tengkorak 2. Terkhusus untuk moluska darat (Cyclotus Politus) tidak dilakukan pencarian untuk daerah tangkapannya dikarenakan lingkungan sudah sangat berubah.
ANALISIS BENTUK KERUSAKAN DAN UPAYA PENANGANANNYA BENTENG BONE-BONE DI DESA BONE KECAMATAN BATUKARA Burhan Alwi; Salniwati Salniwati; Akhmad Marhadi
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 7 No. 1: June 2023
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v7i1.2175

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk kerusakan dan upaya penanggulangan kerusakan yang terdapat pada Benteng Bone-Bone yang terletak di Kecamatan Batukara Kabupaten Muna. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif didukung dengan bentuk penalaran induktif. Analisis data yang digunakan dalam pemecahan rumusan permasalahan dalam penenlitian ini memnggunakan analisi kerusakan dan analisis konservasi. Selain analisis data, dalam upaya pemecahan rumusan permasalahan juga menggunakan landasan konseptual yaitu konsep kerusakan, pelapukan, vandalisme dan konsep konservasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bentuk kerusakan yang terdapat pada Benteng Bone-Bone terdiri atas empat yakni (1) kerusakan mekanis ditandai dengan runtuhan-runtuhan dinding Benteng Bone-Bone,(2) pelapukan fisis yautu adanya rongga dan lubang pada lapisan material batu, (3) pelapukan biologis yaitu kerusakan akibat akar tumbuhan pohon yang merusak dinding benteng dan (4) vandalisme yaitu adanya pencurian nisan makam dan pengrusakan pada jirat makam. Upaya penanganan kerusakan pada benteng tersebut yaitu dengan melakukan pembersihan, restorasi atau reparasi, pemberian pagar keliling dan penataan lingkungan serta pemberian dan penguatan payung hukum.
IDENTIFIKASI BENTENG BONE-BONE DI DESA BONE-BONE KECAMATAN BATUKARA KABUPATEN MUNA Tamiudin Tamiudin; Abdul Alim; Syahrun Syahrun
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 7 No. 1: June 2023
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v7i1.2176

Abstract

Benteng Bone-Bone merupakan salah satu tinggalan arkeologi yang merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia. Dalam penelitian ini diangkat rumusan masalah (1) apa saja tinggalan arkeologi yang terdapat di dalam Benteng Bone-Bone dan (2) apa fungsi Benteng Bone-Bone berdasarkan tinggalan arkeologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan tinggala-tinggalan arkeologi pada Benteng Bone-Bone dan berupaya untuk menjelaskan fungsi benteng tersebut berdasarkan tinggalan arkeologisnya. Penelitian ini menggunakan landasan konseptual arkeologi ruang, konsep benteng, konsep tinggalan arkeologi dan landasan teori sejarah budaya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan bentuk penalaran induktif serta didukung dengan bentuk analisis klasifikasi dan analisis kontekstual. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan yang menunjukan bahwa tinggalan arkeologis yang terdapat pada Benteng Bone-Bone berjumlah 11 tinggalan yang terdiri dari Benteng Bone-Bone, lawa I, lawa II, makam i, makam II dan makam III serta temuan lepas berupa fragmen moluska dengan lima jenis moluska yang terdiri dari hellix pomatia, ruditapes decussatus, pugilina cochlidium, telescopium dan cerithidea quoyi. Benteng Bone-Bone memiliki fungsi sebagai benteng pertahanan.
RAGAM HIAS NISAN PASSULARA KONYINA KABALLANGAN DI DESA KABALLANGAN KECAMATAN DUAMPANUA KABUPATEN PINRANG Nur Hidayah; Ishak Kadir; Sandy Suseno
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 7 No. 1: June 2023
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v7i1.2177

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan unsur-unsur ragam hias dan unsur budaya yang mempengaruhi nisan pada Komplek Makam Passulara Konyina Kaballangan di Desa Kaballangan, kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan terdiri dari beberapa tahap seperti studi pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan morfologis dan stilistik. Berdasarkan hasil penelitian, ragam hias nisan pada kompleks Makam Passulara Konyina Kaballangan dihiasi dengan motif yang berupa geometris, yang lainnya adalah flora, dan inskripsi tulisan Aksara Arab dan Lontara. Berdasarkan temuan bentuk dan temuan ragam hias kedua makam tersebut menunjukan bahwa adanya unsur budaya yaitu megalitik, budaya lokal dan budaya Islam yang berkembang di daerah Pinrang.
POTENSI ARKEOLOGIS: GAMBAR CADAS KOMPLEKS GUA PRASEJARAH LIANG KABORI SULAWESI TENGGARA Amaluddin Sope; Mahirta Mahirta
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 7 No. 1: June 2023
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v7i1.2178

Abstract

ABSTRAK Seni gua prasejarah yang dimiliki kompleks Gua Prasejarah Liang Kabori menjadi penting untuk diangkat potensinya karena sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1970an sampai dengan saat ini, data gambar cadasnya baik itu warna pigmen, varian motif semakin bertambah seiring dengan ditemukannya situs-situs terbaru. Metode penelitian bersifat deskriptif eksploratif. Pengumpulan data berangkat dari studi literatur dan penjaringan data lapangan melalui teknik survei. Hasil penelitian menunjukkan kekayaan gambar cadas yang dimiliki pada masing-masing situs, baik dari warna, jenis gambar maupun jumlah. Sebaran gambar berpotensi untuk mengetahui kehidupan sosial masyarakat pendukung pembuat gambar cadas di Pulau Muna baik dari aspek religi, fungsi kehadiran hewan dalam kehidupan masyarakat pembuat gambar, respon masyarakat pembuatnya terhadap lingkungan, makna cap tangan bagi masyarakat pembuat gambar karena ditempatkan berbeda panel dengan motif lainnya, penggunaan perahu, serta makna layang-layang bagi kehidupan masyarakat pembuat gambar cadas. Secara umum, potensi arkeologis yang dimiliki dapat membuka ruang untuk pemanfaatan akademik dan pengembangan penelitian yang berkaitan dengan gambar cadas, termasuk kajian konservasi mengingat kondisi gambar cadas yang mengalami kerusakan. Tulisan ini juga melaporkan 5 situs gambar cadas terbaru, sehinga total situs saat ini menjadi 43 situs
SEBARAN GUA DAN CERUK PRASEJARAH DI DESA PADALERE UTAMA Hendra Saputra; Syahrun Syahrun; Salniwati Salniwati
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 7 No. 1: June 2023
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v7i1.2179

Abstract

ABSTRAK Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) Gua dan Ceruk Prasejarah apa saja yang ada di Desa Padalere Utama, Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara (2) Bagaimana karakteristik Gua dan Ceruk Prasejarah di Desa Padalere Utama, Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara. Penelitian ini menggunakan metode penalaran induktif yaitu pernyataan secara khusus yang disimpulkan secara umum. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu data kepustakaan, data lapangan (observasi), dan wawancara. Selain itu, teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis morfologi dan analisi kontekstual. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa ada sekitar 14 gua dan 2 ceruk yang ada di desa Padalere Utama ini dan masing- masing gua dan ceruk memiliki potensi adanya tinggalan arkeologis di dalamnya. Beberapa tinggalan arkeologis yang dapat ditemukan adalah moluska, tulang belulang, gerabah, alat batu,keramik dan gambar cadas. Dari banyaknya gua dan ceruk yang ditemukan, tinggalan arkeologis yang mendominasi adalah berupa moluska. Selain itu, karakteristik gua dan ceruk dapat dilihat dari keadaan morfologi, keadaan lingkungan dan keadaan tinggalan arkeologisnya. Sebaran gua dan ceruk prasejarah di Desa Padelere Utama dengan lingkungan yang mendukung kehidupan manusia prasejarah saai itu, menunjukan adanya budaya dan peradaban manusia serta imigrasinya. Kata Kunci: Sebaran; Gua; Ceruk; Karakteristik; Tinggalan Arkeologis

Page 1 of 1 | Total Record : 6