cover
Contact Name
Nasrul Wathoni
Contact Email
majalah@farmasetika.com
Phone
842 888888 Ext : 3510
Journal Mail Official
majalah@farmasetika.com
Editorial Address
Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran Jl. Bandung-Sumedang KM.21, 45363 Sumedang
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Majalah Farmasetika
ISSN : -     EISSN : 26862506     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah Farmasetika Edisi Khusus merupakan majalah online farmasi di Indonesia berbentuk artikel ilmiah populer, artikel review, laporan kasus, komentar, dan komunikasi penelitian singkat di bidang farmasi. Edisi khusus ini dibuat untuk kepentingan informasi, edukasi dan penelitian kefarmasian. Majalah Farmasetika Edisi Khusus terbit 5 kali dalam setahun.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 4 (2024)" : 7 Documents clear
Penerapan Lean Warehousing Pada Gudang Bahan Baku Industri Farmasi PT XYZ Diina, Tresnafuty Rasyiida; Sriwidodo, Sriwidodo; Sylvia Nurrasjid, Evi; Kustiyawan, Iwa
Majalah Farmasetika Vol 9, No 4 (2024)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v9i4.54864

Abstract

Persaingan di dunia Industri pada era modern ini memicu para perusahaan untuk meningkatkan daya saing dan kualitas produk sebagai pemenuhan kepuasan pelanggan. Gudang dalam Industri Farmasi berperan dalam menjaga keberhasilan dan kelancaran rantai pasok produk. Setiap aktivitas yang dilakukan di gudang merupakan hal yang sangat penting bagi Industri Farmasi terutama pada aspek penyimpanan dan pengiriman. Gudang bahan baku merupakan tempat penyimpanan bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi, maka dari itu pengelolaan barang persediaan yang tidak efektif dan efisien dapat dilihat dari adanya pemborosan atau waste pada proses di gudang. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi aktivitas pergudangan melalui identifikasi pemborosan (waste) pada kegiatan di gudang bahan baku. Penelitian dilakukan menggunakan tool Value Stream Mapping dan Process Activity Mapping. Setelah waste teridentifikasi, maka tahapan selanjutnya adalah mencari akar permasalahan menggunakan fishbone diagram untuk selanjutnya dibuat rencana usulan perbaikan berupa Future Value Stream Mapping. Diketahui waste yang dominan terjadi adalah waiting dan motion. Usulan perbaikan yang dapat dilakukan yaitu dengan melengkapi informasi dimensi lokasi penyimpanan pada sistem ERP serta peningkatan kesadaran operator dalam menerapkan SOP. 
Formulasi dan Evaluasi Sediaan Oral Thin Film Ekstrak Daun Saga Rambat (Abrus Precatorius L.) dengan Variasi Konsentrasi Peg 400 Ambarwati, Rini; Andini, Septia; Solihat, Silvya Nurul
Majalah Farmasetika Vol 9, No 4 (2024)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v9i4.55045

Abstract

Daun saga rambat (Abrus precatorius L.) dapat menjadi alternatif pada pengobatan sariawan yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat secara turun – temurun dengan cara ditumbuk sampai lumat dan kemudian ditambah air matang untuk dikumur atau bahkan diminum. Daun saga rambat memiliki aktivitas sebagai antijamur, karena tanaman ini mengandung senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid, saponin, alkaloid dan steroid yang dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan variasi polimer HPMC dan PEG 400 yang menghasilkan mutu fisik terbaik dari sediaan oral thin film ekstrak daun saga (Abrus precatorius L.) yang memenuhi syarat mutu. Sediaan dibuat sebanyak 4 formula dengan perbedaan konsentrasi pada PEG 400 yaitu F1 dengan konsentrasi 5%, F2 dengan konsentrasi 10%. F3 dengan konsentrasi 15%. Dan F4 dengan konsentrasi 20%. Hasil penelitian menunjukkan variasi konsentrasi berpengaruh terhadap mutu sediaan oral thin film, formula 3 merupakan formula formula terbaik berdasarkan uji waktu hancur (48 detik), uji ketahanan lipat (201,2) dan persen pemanjangan (85,71%).
Potensi Rumput Laut Guso (Eucheuma spinosum) Hasil Budidaya Lokal Sebagai Bahan Kosmetik: Sebuah Studi Literatur Putri, Ramadhania Ariza; Anggraeni, Santi Rukminita; Mita, Soraya Ratnawulan
Majalah Farmasetika Vol 9, No 4 (2024)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v9i4.56043

Abstract

Produk kosmetik yang mengandung bahan alami memberi lebih banyak khasiat, sehingga membuat konsumen lebih memilih produk dengan kandungan bahan alami. Industri kecantikan akan menjadi salah satu penggerak ekonomi paling utama karena Indonesia merupakan negara dengan populasi terbanyak ke-4 di dunia. Selain itu, potensi dan kekayaan alam di Indonesia juga mendukung perusahaan kosmetik luar dan dalam negeri untuk mengembangkan produk kosmetik dan skin care yang natural yang berkualitas. Senyawa alami digunakan sebagai bahan kosmetik memiliki keuntungan yang lebih banyak dibanding komposisi yang ada pada produk kosmetik pada umumnya, karena biasanya lebih ramah lingkungan, tidak beracun, tidak bersifat karsinogenik, lebih mudah didapatkan, dan lebih menguntungkan perekonomian Salah satu spesies alga merah (Rhodophyta) yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah Eucheuma spinosum. Spesies ini dapat dibudidayakan di banyak daerah perairan Indonesia, seperti Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, hingga Riau. Contoh senyawa yang dapat dihasilkan E. spinosum adalah iota carrageenan, pigmen alga (karotenoid), flavonoid, senyawa fenolik, alkaloid, triterpenoid, steroid, tanin, dan saponin. Senyawa tersebut memiliki berbagai potensi di bidang kosmetik, misalnya sebagai senyawa antioksidan, antibakteri, senyawa fotoprotektif, bahan pelembab kulit, senyawa anti-tyrosinase, anti-aging dan agen pembentuk gel atau stabilisator pada produk kosmetik.
Gap Analysis Kualifikasi Kinerja HVAC dan Mesin Sterilisator Berdasarkan CPOB dan EU GMP Terhadap Protokol di Salah Satu Industri Farmasi Farkhani, Meigita Indah; Musfiroh, Ida
Majalah Farmasetika Vol 9, No 4 (2024)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v9i4.56399

Abstract

Dalam memenuhi mutu suatu produk di industri farmassi, perlu dilakukan pengawasan salah satunya pada sistem tata udara dan mesin sterilisator untuk memastikan produk yang dihasilkan memiliki mutu yang konsisten baik dengan proses kualifikasi yang mengacu pada CPOB dan EU GMP sebagai pedoman produk yang dipasarkan di dalam negeri dan wilayah Eropa. Dengan adanya perkembangan pada pedoman yang digunakan, selanjutnya dilakukan analisa gap antara pedoman terbaru dengan protokol kerja yang digunakan. Protokol kualifikasi kinerja HVAC dan mesin sterilisator dibandingkan dengan pedoman, lalu dilakukan analisa gap, selanjutnya hasil dari analisis ini disajikan secara deskriptif. Hasil dari analisis gap ini ditemukan adanya gap antara pedoman dengan protokol, yang mana penyesuaian batas penerimaan recovery test, dilakukan penentuan CCS, pembuatan risk assessment untuk pemetaan titik pemantauan kualitas udara dan lingkungan, melakukan penyusunan protokol kerja kualifikasi tunnel sesuai parameter kritis yang diatur pada pedoman, dan melakukan risk assessment untuk proses kualifikasi autoclave. Maka dari itu, berdasarkan berdasarkan gap yang ditemukan ini, perlu dilakukan perbaikan/perubahan pada protokol kerja sehingga protokol yang digunakan pada proses kualifikasi selanjutnya lebih relevan terhadap pedoman yang digunakan dan dapat memberikan tingkat kepercayaan hasil yang lebih baik.
Pemetaan Suhu Gudang Penyimpanan Ambient Room dan Cool Room pada Pedagang Besar Farmasi (PBF) X di Kota Bandung Yusar, Rani Fitrilia; Putriana, Norisca Aliza; Bahtiar, Rio
Majalah Farmasetika Vol 9, No 4 (2024)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v9i4.56535

Abstract

Obat adalah produk farmasi yang terdiri dari zat aktif dan zat tambahan yang harus memenuhi aspek efikasi, kualitas, dan keamanan. Penting bagi Pedagang Besar Farmasi (PBF) sebagai fasilitas distribusi obat dan/atau bahan obat untuk menjaga kestabilan produk yang dapat dipengaruhi oleh suhu penyimpanan. Salah satu upaya untuk menjaga kestabilan obat adalah dengan melakukan pemetaan suhu, yang bertujuan untuk mengidentifikasi rentang suhu, serta menentukan letak titik kritis yang kemudian menjadi dasar penempatan sensor suhu. Penelitian ini menganalisis rentang sebaran suhu di gudang penyimpanan PBF X di Kota Bandung untuk menentukan titik kritis penyimpanan dan penempatan data logger untuk pemantauan rutin. Pemetaan suhu dilakukan selama 7 hari pada 17 lokasi uji untuk ambient room dan 2 lokasi uji untuk cool room. Hasil pemetaan suhu di gudang penyimpanan PBF X di Kota Bandung memenuhi persyaratan suhu ambient room (<30℃) dan cool room (15-25℃), yaitu diperoleh suhu rata-rata maksimal dan minimal secara berturut-turut 27,3℃±0,551 (lokasi 3) dan 25,1℃±0,581 (lokasi 9) untuk ambient room, serta 21,12℃±0,717 (lokasi 20) dan 20,08℃±0,740 untuk cool room. Ditetapkan titik kritis di ambient room adalah lokasi 3 dan 9, dengan suhu tertinggi 28,7℃ (lokasi 3) dan terendah 23,7℃ (lokasi 9). Sedangkan di cool room, titik kritis adalah lokasi 19 dan 20, dengan suhu tertinggi 25,1℃ (lokasi 20) dan terendah 19,1℃ (lokasi 19). Lokasi-lokasi ini ditetapkan sebagai tempat penempatan data logger untuk pemantauan rutin.
Kajian Penerapan Good Manucfacturing Practice (GMP) di Industri Farmasi Indonesia Annisa, Viviane
Majalah Farmasetika Vol 9, No 4 (2024)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v9i4.56576

Abstract

Good Manufacturing Practice (GMP) merupakan salah satu golden standar dari pemerintah untuk menilai kesesuaian proses produksi dan keamanan produk. Prinsip dari GMP adalah kualitas dibangun kedalam produk, tidak hanya pada pengujian saja. Pembuatan obat di Indonesia mengacu pada standar GMP yang berlaku di Indonesia untuk industri farmasi, yakni Pedoman CPOB. Kajian ini betujuan untuk melakukan kajian tentang penerapan GMP di industri farmasi Indonesia, sehingga dapat memberikan gambaran bagaimana sistem GMP diterapkan di Indonesia. Metode penulisan artikel menggunakan berbagai referensi dari pedoman standar praktik atau GMP di Indonesia dan artikel publikasi. Dari hasil studi ini ditemukan bahwa topik pembahasan yang terkait industri farmasi, meliputi tentang sarana penunjang berupa tata udara ruangan, pengolahan limbah, bangunan seperti area penyimpanan/gudang dan lantai, analisis kapabilitas dan kinerja mesin, analisis risiko, dan Keamanan Dan Keselamatan Kerja (K3). Terdapat beberapa aspek GMP untuk industri farmasi obat yang harus dipenuhi, antara lain: sistem mutu produk, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, produksi, cara penyimpanan dan pengiriman, pengawasan mutu, inspeksi, audit mutu, audit, dan persetujuan pemasok, keluhan dan penarikan produk, dokumentasi, kegiatan alih daya, kualifikasi dan validasi. Manfaat dari kepatuhan industri farmasi terhadap GMP adalah dapat memproduksi produk secara konsisten, sehingga dapat mengurangi risiko proses produksi atau menurunkan angka produk defect yang nantinya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan profit industri farmasi. Kesimpulan studi ini adalah kepatuhan terhadap GMP penting diperhatikan agar obat yang diproduksi oleh industri farmasi terjamin mutu, keamanan, dan efektifivitasnya.
Formulasi Krim Ekstrak Kulit Buah Lemon (Citrus Limon L.) dan Daun Jambu Biji (Psidii Guajava L.) sebagai Antioksidan Irma, Ade Irma; Indrawati, Teti; Basuki, Witono
Majalah Farmasetika Vol 9, No 4 (2024)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v9i4.54725

Abstract

AbstrakIndonesia merupakan negara tropis yang kaya dengan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan diantaranya sebagai kosmetik untuk antioksidan. Tanaman yang memiliki khasiat sebagai antioksidan antara lain kulit buah lemon dan daun jambu biji. Kandungan metabolit sekunder lemon yaitu flavonoid, alkaloid, limonoid, carotenoid, asam fenolat dan minyak atsiri. Daun jambu biji mengandung asam psidiolat, asam kratogolat, asam ursolat asam oleanolat, asam guajaverin, dan asam ursolat. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh sediaan krim yang stabil secara fisika dan kimia serta berkhasiat sebagai antioksidan. Ekstrak kulit buah lemon dan daun jambu biji dibuat secara maserasi kinetik dengan pelarut etanol 70%, kemudian diuapkan dengan evaporator. Sediaan krim dibuat dengan memvariasikan perbandingan jumlah ekstrak kulit buah lemon dan daun jambu biji (1:1, 1:2) untuk formula 1 dan 2. Formula krim terdiri dari ekstrak, asam stearat, setil alkohol, isopropil miristat, trietanolamin, gliserin,propilenglikol, metil paraben, propil paraben, dan akuades. Sediaan krim dikarakterisasi meliputi organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, viskositas dan aktivitas antioksidan. Hasil evaluasi diperoleh warna coklat kekuningan pada ekstrak kulit lemon dan coklat tua pada ekstrak daun jambu biji. Bau dan bentuk kedua ekstrak yaitu berbau khas dan kental. Homogenitas sediaan krim ekstrak kulit lemon dan daun jambu biji yaitu homogen. Sediaan pada ekstrak kulit lemon memiliki pH 4,46 ± 0,0153 pada ekstrak kulit lemon dan 6,7 ± 0,0200 pada ekstrak daun jambu, daya sebar 6,2 – 7,3 cm, viskositas sebesar (754) Ps – (2132) Ps, sifat alir tiksotropik plastik. Aktivitas antioksidan vitamin C, ekstrak lemon, ekstrak daun jambu biji dan krim kombinasi berturut-turut sebesar 3,26 ± 0,0577 ppm, 16,46 ± 0,3595 ppm, 20,86 ± 0,5546 ppm dan 58,58 ± 0,4842 ppm. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa sediaan krim kombinasi ekstrak kulit lemon dan daun jambu biji (1:2) memiliki potensi yang baik untuk digunakan sebagai kosmetik sebagai antioksidan dan memenuhi karakterisasi sediaan krim yang memenuhi persyaratan sehingga dapat digunakan. 

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2024 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 10, No 5 (2025) Vol 10, No 4 (2025) Vol 10, No 3 (2025) Vol 10, No 2 (2025) Vol 10, No 1 (2025) Vol 9, No 6 (2024) Vol 9, No 5 (2024) Vol 9, No 4 (2024) Vol 9, No 3 (2024) Vol 9, No 2 (2024) Vol 9, No 1 (2024) Supl. 9 No. 1, Tahun 2024 Vol 8, No 5 (2023) Vol 8, No 4 (2023) Vol 8, No 3 (2023) Vol 8, No 2 (2023) Vol 8, No 1 (2023) Vol 7, No 5 (2022): Vol. 7, No. 5, Tahun 2022 Vol 7, No 4 (2022): Vol. 7, No. 4, Tahun 2022 Vol 7, No 3 (2022): Vol. 7, No. 3, Tahun 2022 Vol 7, No 2 (2022): Vol. 7, No. 2, Tahun 2022 Vol 7, No 1 (2022): Vol. 7, No. 1, Tahun 2022 Vol 6, No 5 (2021): Vol. 6, No. 5, Tahun 2021 Vol 6, No 4 (2021): Vol. 6, No. 4, Tahun 2021 Vol 6, No 3 (2021): Vol. 6, No. 3, Tahun 2021 Vol 6, No 2 (2021): Vol. 6, No. 2, Tahun 2021 Vol 6, No 1 (2021): Vol. 6, No. 1, Tahun 2021 Vol. 6, Supl. 1, Tahun 2021 Vol 5, No 5 (2020): Vol. 5, No. 5, Tahun 2020 Vol 5, No 4 (2020): Vol. 5, No. 4, Tahun 2020 Vol 5, No 3 (2020): Vol. 5, No. 3, Tahun 2020 Vol 5, No 2 (2020): Vol. 5, No. 2, Tahun 2020 Vol 5, No 1 (2020): Vol. 5, No. 1, Tahun 2020 Vol 4, No 5 (2019): Vol. 4, No. 5, Tahun 2019 Vol 4, No 4 (2019): Vol. 4, No. 4, Tahun 2019 Vol 4, No 3 (2019): Vol. 4, No. 3, Tahun 2019 Vol 4, No 2 (2019): Vol. 4, No. 2, Tahun 2019 Vol 4, No 1 (2019): Vol. 4, No. 1, Tahun 2019 Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019 Vol 3, No 5 (2018): Vol. 3, No. 5, Tahun 2018 Vol 3, No 4 (2018): Vol. 3, No. 4, Tahun 2018 Vol 3, No 3 (2018): Vol. 3, No. 3, Tahun 2018 Vol 3, No 2 (2018): Vol. 3, No. 2, Tahun 2018 Vol 3, No 1 (2018): Vol. 3, No. 1, Tahun 2018 Vol 2, No 5 (2017): Vol. 2, No. 5, Tahun 2017 Vol 2, No 4 (2017): Vol. 2, No. 4, Tahun 2017 Vol 2, No 3 (2017): Vol. 2, No. 3, Tahun 2017 Vol 2, No 2 (2017): Vol. 2, No. 2, Tahun 2017 Vol 2, No 1 (2017): Vol. 2, No. 1, Tahun 2017 Vol 1, No 5 (2016): Vol. 1, No. 5, Tahun 2016 Vol 1, No 4 (2016): Vol. 1, No. 4, Tahun 2016 Vol 1, No 3 (2016): Vol. 1, No. 3, Tahun 2016 Vol 1, No 2 (2016): Vol. 1, No. 2, Tahun 2016 Vol 1, No 1 (2016): Vol. 1, No. 1, Tahun 2016 More Issue