cover
Contact Name
Agusri Fauzan
Contact Email
agusri.fauzan@iainbengkulu.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
elafkar@iainbengkulu.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
EL-AFKAR : Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis
ISSN : 25025384     EISSN : 26852918     DOI : -
Core Subject : Religion,
El-Afkar adalah jurnal Ilmiah yang diterbitkan untuk mengakomodir ide, gagasan serta pemikiran Keislaman bagi seluruh Dosen di Lingkungan IAIN Bengkulu secara umum. Meskipun demikian, nuasa dan trade mark yang akan diciptakan nantinya serta menjadi core identitynya adalah kajian ilmu ke-Ushuluddin-an khususya yang berkaitan dengan pemikiran, filsafat Islam, dan Tafsir Hadis.
Arjuna Subject : -
Articles 151 Documents
KARAKTER MANUSIA DALAM KISAH-KISAH AL-QUR’AN Ahmad Farhan
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 5, No 1 (2016): Juni
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.296 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v5i1.1116

Abstract

The Qur'an is the holy book that governs all aspects of human life. As a book, the Qur’an has strength throughout human history. As an ocean of knowledge, the Qur’an would have dived, explored, studied and explored its values. To get the message of this divine message properly, the Qur'an using methods revolves known as Qas}}as} al-Qur'an. The story of the preaching of the Qur’an about the happenings the people of the past, prophetic earlier and the events that have occurred. In addition, the stories of the Qur'an also also contains descriptions of the events of the past, the history of nations, state lands and relics or traces of any race. One lesson that can be drawn is how the Qur’an is about the life of the Prophet whose character is reflected in the stories presented illustrations. Moses, Abraham and Joseph, who had a different character that can take the lesson. Here are, we can see how the Qur’an so beautifully depicts the three characters in the story to be a lesson for humans.
MEMAHAMI MANUSIA MELALUI DIMENSI FILSAFAT (Upaya Memahami Eksistensi Manusia) Azizah Aryati
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 7, No 2 (2018): Desember
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.69 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v7i2.1602

Abstract

Filsafat manusia atau antropologi filsafat merupakan bagian integral dari sistem Filsafat yang secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia. Sebagai bagian dari sistem filsafat, secara metodis ia memiliki kedudukan yang kurang lebih setara dengan cabang-cabang filsafat lainnya seperti; etika, kosmologi, epistemologi, filsafat sosial dan estetika. Semua cabang filsafat tersebut pada prinsipnya bermuara pada esensi manusia dengan menyoroti gejala dan kejadian manusia secara sintesis dan reflektif, serta memiliki ciri-ciri ekstensif, intensif dan kritis. Kalau demikian, maka dengan mempelajari filsafat manusia bererti kita dibawa ke dalam panorama pengetahuan yang sangat luas, dalam dan kritis, yang menggambarkan esensi manusia. Panorama pengetahuan seperti itu, paling tidak memiliki manfaat ganda yakni manfaat praktis dan teoritis.
KEBAIKAN DAN KEBURUKAN Jonsi Hunandar
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 5, No 2 (2016): Desember
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.568 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v5i2.1130

Abstract

Manusia selalu ingin dihormati, dihargai, disenangi dan disanjung, bagaikan raja yang selalu di idolakan setiap saat,disetiap lorong, sampai akhir hayatnya. Sebenarnya kuncinya adalah selalu berbuat baik dimanapun dan kapanpun kita ada kesempatan. Manusia justru akan selalu hidup dengan kebaikan yang telah dilakukan. Adapun kebaikan berikutnya, juga disebut, hasanah, birri, mahmudah, kariman, thaiyibah dan al-khair, sebutan tersebut sudah termuat dalam al-Qur’an.Keburukan-keburukan yang dilakukan oleh manusia yang jahil, justru akan menghancurkan kehidupannya, bahkan akan menjadi alamat buruk, bukan saja di atas dunia, tetapi berlanjut ke kampung akhirat. Sebab keburukan adalah yang selalu tidak menyenangkan oleh orang yang melakukan perbuatan tersebut.
FILSAFAT PENDIDIKAN Jenilan Jenilan
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 7, No 1 (2018): Juni
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.02 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v7i1.1588

Abstract

Filsafat pendidikan adalah filsafat yang memandang pendidikan sebagai proses memanusiakan peserta didik sehingga mampu berkembang dan beraktualisasi diri dengan segenap potensi asli yang ada dalam dirinya. Ilmu pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia. Ilmu pengetahuan merupakan upaya khusus manusia untuk menyingkapkan realitas, supaya memungkinkan manusia berkomunikasi satu sama lain, membangun dialog dengan mengakui yang lain, dan meningkatkan harkat kemanusiaannya.
DEMOKRASI PERSPEKTIF ISLAM Syûrâ dan Kebebasan Berpendapat Studi Kasus Demokrasi di Indonesia Japarudin Japarudin
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 4, No 2 (2015): Desember
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.246 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v4i2.1329

Abstract

Tidak dapat dipungkiri, perbincangan dan kajian tentang demokrasi dan kebebasan berpendapat, telah banyak dilakukan. Berbagai perspektif dan pendekatan dalam pengakajian keduanya semakin memperkaya khasanah topik ini. Meskipun demikian, kajian ataupun artikel ini melengkapi beberapa kajian yang telah ada sebelumnya, utamanya pembahasan tentang hubungan, titik temu, perbedaan, maupun dialog antara demokrasi dalam Islam versus demokrasi produk Barat. Islam memberikan kebebasan berpendapat, dan Indonesia sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar dunia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi dalam bentuk negara republik. Uniknya demokrasi di Indonesia mencoba menggabungkan antara demokrasi Barat dengan demokrasi dan kebebasan berpendapat dalam Islam. Semua warga negara berhak mengeluarkan pendapat, dan Indonesia memiliki dewan (syura). Perpaduan antara demokrasi Barat dan sistem syuro dalam Islam, merupakan fokus kajian artikel ini.
HADIS MAUDHU’ TENTANG KEUTAMAAN SURAH AL-IKHLASH (Studi Terhadap Ciri Kemaudhu’an Hadis Dalam Kitab Durrah Al-Nashihin) Rozian Karnedi
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 5, No 1 (2016): Juni
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.745 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v5i1.1121

Abstract

Salah satu kitab yang banyak memuat hadis-hadis targhib dan tarhib adalah kitab Durrah al-Nashihin karya al-Kahaubawi. Kitab ini banyak sekali memuat  hadis dan riwayat  yang kandungannya aneh-aneh, yang tidak masuk akal, dan sangat  menarik perhatian bagi orang yang membacanya sehingga menimbulkan pertanyaan apakah pernyataan tersebut benar benar datang dari Rasulullah  atau tidak.  Selain mencantumkan riwayat yang aneh-aneh dan tidak masuk akal,  hadis-hadis yang terdapat dalam kitab Durrah al-Nashihin  banyak sekali tidak disebutkan periwayat atau mukharrijnya. Sangat sedikit sekali hadis-hadis yang disebutkan priwayat atau mukharrij-nya yaitu hadis-hadis yang sudah masyhur (populer) seperti hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
ASPEK IBADAH, LATIHAN SPRITUAL DAN AJARAN MORAL (Studi Pemikiran Harun Nasution tentang Pokok-Pokok Ajaran Islam) Khoiruman Khoiruman
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 8, No 1 (2019): Juni
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.178 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v8i1.2046

Abstract

Penelitian ini berawal dari kebanyakan umat Islam yang belum mampu memahami dan mengamalkan pokok ajaran Agama Islam, yaitu akidah, akhlak, dan syariah secara integral. Tujuan tulisan ini adalah memahami pemikiran dari Harun Nasution tentang bagaimana seorang Muslim harus memahami pokok-pokok ajaran Islam secara terintegrasi antara akidah, akhlak dan syariah. Pendekatan dari pengkajian ini adalah pendekatan doktriner Filosofis, penelitian Eksploratif Deskriptif dengan menggunakan pendekatan kesejarahan,  metode Komparasi (perbandingan) dan pendekatan Aliran. Hasil dari tulisan ini menjelaskan bahwa menurut Harun Nasution Idealnya pokok-pokok ajaran Islam (Akidah, Syari’ah, dan Akhlaq) itu harus dipahami dan dilaksanakan secara integral untuk menuju kepada kesempurnaan manusia (insan kamil), karena pada hakekatnya manusia itu harus senantiasa meningkatkan hubungan baiknya dengan Allah, manusia dan alam semesta.
HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN BAHASA Edi Sumanto
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 6, No 1 (2017): Juni
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.006 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v1i6.1236

Abstract

Filsafat dianggap sebagai sebuah ilmu yang membingungkan. Dangkalnya pemahaman terhadap filsafat menyebabkan munculnya permasalahan yang berkelanjutan. Padahal filsafat merupakan hail perenungan dari filosuf yang disampaikan kepada orang lain, dengan hasil pemahaman yang diusahakannya,  untuk dapat  dimengerti orang lain, supaya mengetahui maksud yang terkandung didalamnya,  hal tersebut dapat tercapai jika menggunakan bahasa yang dapat dimengerti secara jelas dan tidak salah dalam menafsirkannya. Sebab bahasa adalah alat yang paling utama bagi seorang filosuf serta merupakan media untuk analisis dan refleksi. Oleh karena itu, bahasa sangat sensitif terhadap kekaburan serta kelemahan-kelemahan lainnya, sehingga banyak filosuf menarik perhatian untuk menyempurnakannya.
KHAWARIJ; SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA Saleh Saleh
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 7, No 2 (2018): Desember
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.188 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v7i2.1597

Abstract

Ketidak puasan atas terjadinya tahkim antara Ali dan Mu’awiyah telah menyulut sebagian dari tentara Ali untuk memisahkan diri dan melakukan pemberontakan. Inilah generasi pertama Khawarij lahir. Mereka menolak hasil dari tahkim yang menyebabkan kalahnya Ali dan turunnya dari jabatan sebagai Khalifah. Dengan jumlah sekitar dua belas ribu orang akhirnya mereka melakukan pemberontakan. Khawarij bersikap bermusuhan terhadap Ali maupun terhadap Mu’awiyah. Mereka beranggapan, orang-orang Islam selain mereka sendiri adalah kafir dan halal darahnya serta kekayaannya. Dalam tulisan ini akan diurai sejarah serta perkembangan aliran Khawarij serta sekte-sekte yang ada didalamnya dan ajaran pokok yang dianutnya.
PERSPEKTIF HADIS TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI Aan Supian
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 5, No 2 (2016): Desember
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.262 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v5i2.1135

Abstract

Tulisan ini berangkat dari dasar pemikiran bahwa secara normatif hadis telah memberikan kerangka nilai yang ideal dalam menyelenggarakan  pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi (clean government). Kualitas hadis tentang tindak pidana korupsi termasuk kategori sahih lidzatihi, karena hadis tersebut telah memenuhi kaedah kesahihan sanad dan matan. Kedua; terma yang lazim digunakan dalam hadis yang bisa dihubungkan dengan tindakan korupsi adalah “ghulul” (penggelapan). Meski dalam  konteks awal kemunculannya, terma ini dihubungkan dengan penggelapan harta rampasan perang, dalam pandangan peneliti maknanya bisa dikembangkan dengan menggelapkan harta kekayaan negara.  Ketiga, terdapat dua jenis sanksi yang seharusnya diterima oleh pelaku korupsi, yakni sanksi teologis yang akan diterima di akhirat, dan sanksi  moral. Dalam perspektif hadis, ancaman bagi pelaku korupsi (ghulul) antara lain: 1) Allah akan membelenggu pelaku korupsi, dan sebagai bentuk pertanggungjawaban, ia akan membawa harta hasil korupsinya pada hari kiamat; 2) pelaku korupsi akan memperoleh kehinaan dan siksa api neraka; 3) Nabi saw. tidak berkenan mensalatkan jenazah yang terlibat korupsi;  4) Allah swt. tidak akan menerima sadaqah seseorang yang bersumber dari harta korupsi. Untuk konteks Indonesia, sanksi hukum bagi pelaku korupsi didasarkan pada Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Page 2 of 16 | Total Record : 151