cover
Contact Name
Agusri Fauzan
Contact Email
agusri.fauzan@iainbengkulu.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
elafkar@iainbengkulu.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
EL-AFKAR : Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis
ISSN : 25025384     EISSN : 26852918     DOI : -
Core Subject : Religion,
El-Afkar adalah jurnal Ilmiah yang diterbitkan untuk mengakomodir ide, gagasan serta pemikiran Keislaman bagi seluruh Dosen di Lingkungan IAIN Bengkulu secara umum. Meskipun demikian, nuasa dan trade mark yang akan diciptakan nantinya serta menjadi core identitynya adalah kajian ilmu ke-Ushuluddin-an khususya yang berkaitan dengan pemikiran, filsafat Islam, dan Tafsir Hadis.
Arjuna Subject : -
Articles 151 Documents
URGENSI PENEGAKAN HUKUM DALAM HIDUP BERBANGSA DAN BERNEGARA John Kenedi
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 5, No 2 (2016): Desember
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.516 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v5i2.1132

Abstract

Persoalan penegakan hukum di Indonesia merupakan persoalan klasik yang hingga kini semakin pelik tanpa mengalami kemajuan yang berarti. Sementara, permasalahan penegakan hukum dalam masyarakat merupakan hal yang sangat urgen, mengingat eksistensi hukum itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam kajian ini setidaknya ada beberapa faktor yang cukup dominan dan perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak, yakni : 1) Lemahnya substansi (materi) perundangan; 2). Aparat penegak hukum yang tidak profesional dan tidak bermoral; 3). Sistem dan prinsip peradilan yang belum terlaksana secara baik, dan ; 4) Masih rendahnya partisipasi dan kesadaran hukum masyarakat. Dengan demikian perlu dirumuskan unifikasi hukum atau pemetaannya secara pasti; peningkatan kualitas moral dan profesionalitas aparat penegak hukum; perbaikan sistem peradilan, dan meningkatkan budaya hukum dan tingkat kekritisan masyarakat terhadap produk-produk hukum.
SUBJEK DAKWAH DALAM AL-QUR’AN Ashadi Cahyadi
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 5, No 1 (2016): Juni
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.394 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v5i1.1123

Abstract

Subjek dakwah  adalah setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan yang telah balig dan beraqal dan memahami ajaran agama, menyampaikan dan mengajarkan sesuai dengan keahliannya serta mengamalkan ajaran-ajaran dan memperaktekkannya dalam kehidupannya sehari-hari.Dai adalah subyek atau pelaku dakwah sebagai warosatul anbiya dalam mengemban misi mensiarkan ajaran- ajaran Islam, mengajak kepada perbuatan- perbuatan ma’ruf dan mencegah dari perbuatan- perbuatan munkar. Tentu ini tidak mudah karena apa yang diucapkan oleh seorang Da’i harus tercermin dari sikap dan perbuatan. Dalam tulisan ini dimuat beberapa pengertian subyek Dakwah dan beberpa ayat yang menjelaskan tentang Da’i serta syarat seorang Da’i dimana ia harus memberikan contoh dan, sikap dan tingkah laku yang baik di tengah-tengah masyarakat. Karena itu akan mempengaruhi terhadap efektifitas dakwah yang dilakukannya.
PERADABAN PROGRESIF-IJTIHADI (Membaca ‘Aqal Dialog Maryam Ait Ahmad) Ismail, Ismail
EL-AFKAR : Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 3, No 1 (2014): Juni
Publisher : EL-AFKAR : Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.104 KB)

Abstract

Dialog menurut  Maryam Ait Ahmad adalah upaya menjalin dialog antara penganut agama Islam dengan yang lainnya dengan cara yang benar. Yang disandarkan kepada konteks Al Quran dan Hadits yang jauh dari unsur politik dan propaganda yang menjadikan dialog agama sebagai tujuan massa tertentu. Syarat dan rukun dialog tersebut adalah dialog kehidupan, dialog kemanusiaan, dan dialog agama. Sehingga semua persoalan yang kita miliki untuk dipikirkan secara dalam dan detail guna membangun dialog masa depan untuk peradaban kita dengan pondasi agama dan perjalanan sejarah, yang tidak hanya dikaitkan dengan polemik dan peristiwa yang ada, mengakhiri kekerasan dan kembali menerima dengan terbuka pemahaman peradaban silam dan dialog agama harus kira bina. Dengan demikian permasalahan yang dihadapi umat Islam itu terarah untuk membentuk kesatuan pikiran, dan menguatkan identitas agama dan budaya kita dan mengangkat sejarah serta peradaban kita. Dan memperbaiki konflik-konflik serta tantangan- tantangan yang kita hadapi untuk memberi pencerahan di masa depan yang mengangkat keberadaan kita, sebagai jati diri dan afiliasi dalam perubahan dunia dibekali dengan revolusi komunikasi, dan informasi untuk menuju pada keterbukaan dan interaksi budaya.
PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN Ali Ridho; Thibburruhany Thibburruhany
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 8, No 1 (2019): Juni
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.076 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v8i1.2048

Abstract

Jacques R. Reister (cendekiawan Barat) mengatakan, selama lima ratus tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan dan peradabannya. Namun, saat ini pernyataan tersebut hanya menjadi angin lalu. Kecenderungan manusia untuk menekankan pada perbedaan yang tidak esensial menyebabkan mereka terpecah menjadi sekte atau mazhab-mazhab yang saling bermusuhan. Kosmopolitanisme dalam agama berubah sifat menjadi kesukuan, pengelompokan dan parokhial. Kemanusiaan-agama menjadi semacam kerang yang kosong tanpa isi, sehingga rasa cinta tergilas oleh rasa permusuhan dan kebencian serta ajaran-ajaran pokok keadilan sosial menjadi terlupakan. Sikap yang demikian diartikan secara sederhana disebut dengan Intoleransi beragama. Dari runtutan sikap tersebut, kemudian berdampak nyata pada kemunduran peradaban Islam di masa kini. Islam dipandang sebagai semacam obat penenang, “memberikan kenyamanan dan ketenangan pikiran bagi jutaan orang” tetapi tidak lebih dari itu sekadar untuk meringankan kemiskinan dan kegagalan.
WANITA DAN PROSTITUSI DALAM PERSPEKTIF ALQURAN DAN HADIS John Kenendi
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 6, No 1 (2017): Juni
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v1i6.1238

Abstract

Wanita sangat lekat dengan prostitusi, di mana wanita adalah obyek terbesar dari perbuatan prostitusi yang terjadi di seluruh dunia. Prostitusi merupakan aktifitas relasi seksual yang hingga saat ini belum ada peraturan yang melarangnya. Ketiadaan peraturan tersebut menyebabkan prostitusi tumbuh subur di berbagai tempat dengan sebutan dan bentuk yang beragam. Prostitusi dapat berwujud prostitusi jalanan, prostitusi panggilan, prositusi rumah bordil, hingga prostitusi terselubung terjadi di negeri ini. Prostitusi merupakan bentuk perzinahan yang diharamkan dalam agama Islam. Islam yang datang terkemudian menjunjung tinggi derajat wanita sangat menentang perbuatan keji dan melanggar sunatullah.  Suatu sikap agamis yang mulia dalam rangka memperbaiki peradaban-peradaban yang lebih dulu ada sebelumnya. Sanksi terhadap pelaku zina demikian berat, mengingat dampak negatif yang ditimbulkan akibat perbuatan zina tersebut sangatlah luas. Terlepas dari beragam bentuk dan coraknya, prostitusi yang intinya adalah perzinahan itu sejatinya adalah suatu hal yang keji dalam pandangan Islam. Semua perzinahan, baik yang bertarif maupun yang tidak bertarif, apakah ia berjenis zina muhshan maupun zina ghairu muhshan, keseluruhannya adalah haram yang mendatangkan dosa yang besar bagi pelakunya. Prostitusi dapat dikenakan hukuman sesuai dengan ketentuan yang digariskan oleh nash Alquran dan Hadis yaitu hukuman rajam dan hukuman cambuk.
SILSILAH DAN CORAK TAREKAT SYATARIYAH BENGKULU Murkilim Murkilim; Ismail Ismail; Ahmad Abas Musofa; Bobbi Aidi Rahman
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 7, No 2 (2018): Desember
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.646 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v7i2.1599

Abstract

Masuknya Islam ke Bengkulu mengenai dari mana asalnya, siapa penyebarnya dan kapan masuknya, dapat diklasifikasikan menjadi beberapa teori, yaitu pertama teori Aceh, kedua teori Palembang, teori Minangkabau dan teori Banten. Dari daerah Minangkabau menjadi asalnya tarekat naqsyabandiyah dan syatariyyah. Tarekat syatariyyah melalui jalur Syekh Burhanudin Ulakan muridnya Syekh ‘Abd al-Rauf Singkili. Tarekat syattariyah Bengkulu dibawa dari Minangkabau dan perkembanganya terlihat dari jumlah jamaah tarekat dan amalan-amalan syattariah di masjid-masjid tua. Keberadaan tarekat ini dapat ditelusuri dari jamaah dan pimpinannya yang ada di Kota Bengkulu. Jalur masuknya Tarekat Syatariyah yang ada di Kota Bengkulu melalui Tuangku Yasrul Faqih dan jalur kedua melalui H. Ali Amran Tuangku Bagindo Marajolela. Ajaran yang terkait paham wahdatul wujud tidak ada di Bengkulu yang ada adalah paham wahdatul syuhud. Motif dan pengaruh dalam bertarekat adalah untuk meningkatkan amal ibadah, menumbuhkan kebersamaan dan membangkitkan solidaritas sosial.
PSIKOTERAPI DALAM PANDANGAN ISLAM Ashadi Cahyadi
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 5, No 2 (2016): Desember
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.531 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v5i2.1137

Abstract

Psikoterapi (psychotherapy) adalah pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya, pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis. Istilah ini mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan emosional dengan cara memodifikasi perilaku, pikiran, dan emosinya seperti halnya proses reedukasi (pendidikan kembali), sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya. Dalam memahami tentang tujuan psikoterapi harusnya menengok dari beberapa teknik yang digunakan, karena penggunaan teknik-teknik psikologis untuk penyembuhan gangguan atau penyakit mental. Dalam kaitannya dengan tujuan psikoterapi dalam Islam dapat diartikan sebagai perbaikan pengalaman dan penyesuaian atau bisa disebut membersihkan diri. Dengan demikian psikoterapi dengan menggunakan pendekatan agama sebagai cara untuk mendiagnosa penyakit yang berhubungan dengan gangguan rohani manusia.
TAFSIR BIL MA’TSUR JALALUDDIN RAKHMAT Rindom Harahap
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 5, No 2 (2016): Desember
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.435 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v5i2.1128

Abstract

Munculnya para mufassir di Indonesia era modern ini tidak terlepas dari  dua persoalan, pertama; untuk menjawab permasalahan-permasalahan  yang terjadi dalam daerah suatu wilayah karena tidak semua persoalan dalam suatu daerah sama seperti kasus Timur tengah , Kedua  Karena adanya  minat para ulama Nusantara juga untuk  mengikuti jejak para pembaharu di Mesir di antaranya Muhammad Abduh, Rasyid Ridla, berkemungkinan inilah awal munculnya para mufassir modern di Indonesia. Hal ini tidak kalah pentingnya seperti di Indonesia. Misalnya Tafsir Al-Azhar karangan Hamka, dan tafsir Malik Ahmad , Tafsir an_Nur karangan Hasbi ash-Shidieqi dan   sebagainya, munculnya tafsir-tafsir Indonesia membuktikan adanya minat para ulama untuk mengembangkan ilmu di bidang tafsir. Dalam kajian ini penulis akan menguraikan seorang tokoh cendikiawan tentang tafsir beliau yang terdapat dalam Tafsir bil Ma’tsur Pesan Moral AlQuran karangan Jalaluddin Rakhmat.
KHULU' (TALAK TEBUS) DAN IMPLIKASI HUKUMNYA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Henderi Kusmidi
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 7, No 1 (2018): Juni
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.113 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v7i1.1586

Abstract

Dalam masyarakat kita sering menjumpai berbagai macam kasus atau kejadian rumah tangga, seperti keretakan rumah tangga yang berujung pada perceraian, namun lazimnya hak cerai itu dimiliki oleh laki-laki (suami). Akan tetapi bukan berarti hal ini menunjukan bentuk diskriminasi terhadap wanita, karena hukum Islam telah memberikan solusi bagi wanita yang mengalami gencatan atau beban rumah tangga untuk melakukan gugatan cerai pada suami, dengan cara memberikan upah atau iwadh sebagai tebusan dan bentuk membebaskan dirinya dari ikatan suami istri.
FENOMENA GANGGUAN KESURUPAN (Dalam Perspektif Islam dan Psikologi) Hermi Pasmawati
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 7, No 1 (2018): Juni
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.242 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v7i1.1244

Abstract

Gangguan kesurupan merupakan fenomena yang sudah sangat lazim terjadi di lingkungan kita, namun kejadian ini masih sulit untuk diungkapkan secara ilmiah, masih banyaknya keyakinan bahwa penyebab dari kesurupan pada individu karena pengaruh roh jahat atau kemasukan setan, sehingga metoda pengobatannyapun dilakukan dengan menggunakan mantera-mantera bukan menggunakan doa-doa dari Al-Qur’an, serta yang melakukanya juga paranormal sehingga ada terkesan muatan perilaku syirik di dalamnya, serta kesembuhannyapun bersifat temporal. Untuk itu perlu dibahas bagaimana pandangan menurut Islam dan Psikologi terhadap gangguan kesurupan ini, dari telaah kedua pandangan ini, baik dari segi konsep, proses, dan penyebab kesurupan serta cara mengatasi gangguan kesurupan, ternyata dari kedua pandangan ini memiliki relevansi yang sangat kuat, yaitu kondisi psikologis yang lemah akan sangat mudah dipengaruhi oleh Jin dan bangsanya, serta pengobatan gangguan kesurupan melalui metode terapi ruqyah dalam Islam juga harus diiringi dengan penguatan fungsi psikis dan sepiritul individu yang mengalami kesurupan, sehingga kesembuhan dapat permanen.

Page 5 of 16 | Total Record : 151