cover
Contact Name
I Gusti Ngurah Triyana
Contact Email
ngrtriyana@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalgunawidya@ihdn.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU
ISSN : 23555696     EISSN : 25550156     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Jurnal Guna Widya adalah Jurnal Pendidikan Hindu yang dikelola oleh Jurusan Pendidikan Agama Fakultas Dharma Acarya. Guna Widya memuat hasil penelitian maupun hasil pemikiran akademisi dan praktisi pendidikan Agama Hindu. Jurnal Guna Widya memberikan ruang gerak terhadap penulis yang ingin mengembangkan dan menyebarkan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam ajaran Agama Hindu yang bersifat mendidikan sehingga dapat membentuk karakter masyarakat Hindu yang cerdas dan berbudi pekerti yang luhur. Guna Widya juga memuat tentang aplikasi ajaran Agama hindu yang disesuaikan dengan adat, budaya dan tradisi masyarakat pendukungnya. Guna Widya lahir dengan harapan membuka cakrawala pendidikan yang luas khususnya dalam bidang pendidikan Agama Hindu
Arjuna Subject : -
Articles 199 Documents
UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU KELAS V SD NEGERI 11 KESIMAN DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI KLINIS Ni Ketut Sukarmiati
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v6i2.1157

Abstract

This School Action Research (PTS) discusses Clinical Supervision. The subject of this study was 1 (one) elementary school teacher / homeroom teacher named Komang Yanthi Trisna Dewi, S.Pd. SD. The selection of subjects was determined using purposive sampling technique, namely the technique of selecting data sources with certain considerations. The purpose of this study is to: (1) know the steps of Clinical Supervision on Class V teachers of SD Negeri 11 Kesiman; and (2) describe the improvement in the performance of Class V teachers in teaching and learning activities using Clinical Supervision. Data collection techniques are carried out, namely through observation, interviews, and documentation. The design of this study is a cycle model that is carried out repeatedly and continuously through two cycles, each cycle includes the process of the initial meeting or planning, the process of observation / observation carefully, and the process of reflection / analyzing the results of observations and providing feedback. The hypothesis was analyzed using descriptive methods with percentage techniques. The steps of data analysis using Interactive Analysis, include: data collection, data reduction, data presentation, and conclusion or verification. The results of the school action research show that clinical supervision is carried out systematically and its application has succeeded in improving the performance of Class V teachers in teaching and learning activities using the Cooperative Learning Model. The final score achieved during the two cycles in the preparation of planning, implementation and also the assessment / follow-up of learning outcomes in teaching and learning activities is in the category of Good (80% - 89%). This means that the better clinical supervision is done, the higher the performance of Class V teachers in teaching and learning activities.
REALITISASI PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI WUJUD BUDAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR I Dewa Putu Sandat; I Nyoman Sueca
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v8i1.2149

Abstract

Kegiatan yang dilakukannya guru adalah kerja keras, kerja cerdas, dan kerja iklas, serta disiplin harus dijadikan pedoman dalam pendidikan karakter di sekolah. Hal ini sangat penting, terutama untuk mencapai hasil yang optimal, sehingga peserta didik sebagai generasi muda (The Young Generation) memilki kerakter tinggi sesuai yang diharapkan  yang merupakan harapan pemerintah Indonesia. Hal ini dilakukan adalah untuk mencegah kekewatiran masyarakat atas kehilangan jati diri/ karakter pada peserta didik.Dengan berkarakter yang tinggi sehingga akan membawa peserta didik yang bermoral berakar pada filosofi, pengalaman dan memilki nilai cultural, religius bangsa Indonesia. Dengan demikian Pendidikan karakter harus berkelanjutana dan tak pernah berakhir (never ending process), sebagai bagian terpadu untuk menyiapkan genarasi bangsa, yang disesuaikan dengan sosok manusia memiliki masa depan.Pendidikan karakter harus menumbuhkembangkan filosofi dan pengamalan atas keseluruhan karakter bangsa ini secara utuh, dan menyeluruh (kaffah). Karakter bangsa mengandung perekat budaya dan cultural yang harus terwujud dalam kesadara cultural (cultural awareness) dan kecerdasan cultural (cultural intelligence) setiap warga Negara.
PERUBAHAN PERILAKU REMAJA HINDU DALAM MENJALANKAN AKTIVITAS KEAGAMAAN DI KOTA DENPASAR I Nyoman Temon Astawa
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v5i1.611

Abstract

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan  perilaku remaja Hindu dalam aktivitas keagamaan di Kota Denpasar adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu perkembangan pikiran dan perkembangan biologis, sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi  perilaku remaja dalam aktivitas keagamaan di Kota Denpasar.  Perubahan tersebut merupakan perubahan yang terjadi pada perilaku remaja Hindu dalam menjalankan  aktivitas keagamaannya ke arah yang lebih baik karena sebagian besar siswa masih mengikuti aktivitas-aktivitas keagamaan yang diselenggarakan di sekolah, keluarga maupun masyarakat.Kata Kunci : Perilaku Remaja Hindu, Aktivitas Keagamaan.
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI MELALUI PENDEKATAN BELAJAR ANDRAGOGI DI SMP NEGERI 5 DENPASAR Luh Putu Suwartini
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v4i2.1057

Abstract

Pendekatan pembelajaran sangat penting bagi seorang guru agar pembelajaran bisa mencapai hasil yang maksimal.Peneliti menggunakan pendekatan” Belajar Andragogi ”. sebagai salah satu strategi pembelajaran dalam meningkatkan rasa percaya diri dan prestasi belajar pada siswa.Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Denpasar Kota Denpasar tepatnya di kelas VIII/ E, Semester .Metode Pengambilan data menggunakan dua angket yaitu angket aktifitas dan soal penilaian. Angket aktifitas untuk melihat keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar serta untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan sesuai dengan tingkat pengalaman siswa yang dihadapi dalam kehidupannya. Sedangkan angket penilaian untuk melihat hasil belajar siswa dalam satu siklus. Dari hasil penelitian ternyata bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan” Pendekatan Belajar Andragogi, dapat meningkatkan rasa percaya diri dan pemahaman hasil belajar siswa.1. Peningkatan keaktifan anak dari siklus I ke siklus II sampai dengan siklus IIIyaitu: baru 30%, naik yaitu; 40% , Naik hingga mencapai: 87%.2. Peningkatan koopertif anak dari siklus I ke siklus II sampai dengan siklus IIIyaitu: naik yaitu : 37%, naik yaitu: 50% , Naik hingga mencapai: 80%.3. Peningkatan mencapai KKM dari siklus I ke siklus II sampai dengan siklus IIIyaitu: naik hingga mencapai: 40%, naik yaitu: 57% , Naik hingga mencapai.90%.Untuk itu peneliti sangat mengharapkan teori ini dapat berkembang dan bermanfaat dalam upaya meningkatkan hasil dalam proses belajar mengajar.
PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN DALAM KEKAWIN NĪTIŚĀTRA BAGI REMAJA HINDU Si Luh Nyoman Seriadi
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v7i2.1748

Abstract

The younger generation is the successor of the nation who has an interest in determining the future and integrity of the Indonesian nation. Therefore, the importance of fostering leadership education for the younger generation must be instilled early on given the increasingly widespread immoral cases that occur in society. In connection with the alignment of the basic values of character education with the values contained in Hinduism, character formation can be echoed based on the concept of Nītiśāstra leadership in Hinduism. The value of character education that can be realized is religion, social care, responsibility, peace of mind, hard work, democracy, and discipline.
PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM PEMENTASAN TARI BARONG KETET UNTUK PERTUNJUKAN PARIWISATA DI BANJAR DENJALAN BATUBULAN I Nyoman Alit Supandi
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v4i1.388

Abstract

Tari Barong tidak termasuk tari wali, tetapi tidak semua barong tidak temasuk tari wali, Salah satu tari Barong yang secara kontinyu dipertontonkan adalah tari barong ketet di banjar denjalan desa Batubulan untuk pertunjukkan pariwisata, tari ini memiliki kesenian yang sangat menarik, hal ini akan mendukung perkembangan pariwisata. Yudabakti dan Watra 2007:25 Seni atau estetika yang jangkaunnya tidak terbatas pada suatu daerah tertentu saja, akan tetapi berlaku secara mendunia dan universal. Bahasanya menjangkau termasuk wilayah Bali yang sudah terkenal tentang seninya. Salah satu wujud kesenian yang dipertunjukkan sebagai hiburan pariwisata yaitu tari barong ketet. Kenapa tari Barong Ketet ini di tulis Karena tari Barong Ketet ini sudah terkenal, melihat dari segi ceritra mengandung unsur kebaikan dan keburukan. Didalam jaman gelobalisasi ini, orang lebih cenderung mengejar kemajuan tampa melihat dampak negatifnya. Disamping tari Barong Ketet ini memiliki unsur ruwa bineda juga terkandung nilai pendidikan estetis, religiusnya, dan sosial masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pertunjukkan tari Barong Ketet ini sangat menarik untuk ditulis. Adapun hasil penulisan ini adalah sebagai berikut 1. prosesi pementasan tari Barong Ketet terlebih dahulu dilakukan persiapan untuk pementasan, ada yang mengatur dibidang gambelan, dekorasi, tiket, peralatan dan pakian. 2. Nilai yang terkandung didalam pementasan barong ketet yaiu nilai pendidikan estetis religius dan sosial masyarakat. Estetisnya terletak kepada periasan barong dan kuubnya barong, sedangkan nilai religiusnya terdapat pada saat pementasan harus mempersembahkan sesajen dari pada itu setiap pementasan sebaiknya mempersembahkan sesajen, guna untuk mendapatkan keharmonisan. sedangkan nilai sosial masyarakat terdapat pada aktipitas pelaksanaan pementasan terjalin kerjasama yang sangat baik, karena seke barong menyadari bahwa manusia adalah sebagai mahluk yang sosial, dan memiliki pedoman tatwa masi sehingga semuanya adalah sama dan tidak ada yang membedakan satu antara yang lainnya.Kata Kunci : Pendidikan Agama, Pementasan, Tari Barong Ketet
PEMORALITASAN SEBAGAI POLA DASAR PENGEMBANGAN KEBIJAKAN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK I Ketut Madja
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v6i1.865

Abstract

There is a term indicates ‘long life education’. It is meant that the human being as a primary creature in this life, and as long as he excis in this world, should motivate themselves to learn and get the science more than before. This term has permanently become a part of various education issues. Science’s progress recently trend to influent not even the world education, but the progress of technology also comes with it. The information progress as one of some indicators of science technology progress, is also taking a part in it. The acces that is prepared in various media, /give wide opportunity used in fullfilingng the information need. Education and learning are so much important in the human life. Both are intergrated as a perfectly unite, can not be spareted one each others. They must be in the form of harmonization. The learning process does not tranferisation’s problem and concentration of science only, but the education should be regarded as an aspect that is able to support the learning process. The knowledge that is obtained by students, if it is not supported by the educative things, makes either as student or an educated people trend to be immoralize, lack their spiritual, and phisological skill. For the future, the successful of education and learning are surely needed for the wisdom development moralization in constructing the carracter’s student. In Hindu’s perspective, it can be analized by value theory. Key words: Moralizement, Basic system, Wisdom development, Student’s caracter Construction
FUNGSI DAN MAKNA UPACARA NGANTENAG KARANG DI DESA ADAT SUBAGAN KARANGASEM I Wayan Lali Yogantara; I Wayan Darna
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v7i1.1209

Abstract

 In Desa Adat Subagan Karangasem, the Ngantenang Karang Ceremony is often held, a Hindu ritual that is associated with the activity of combining two house yards. The Ngantenang Karang Ceremony is manifested in the religious aspect, to declare the presence of Ida Sang Hyang Widhi Wasa and the Sang Ibu Pertiwi that a merger of two plots of land will be accompanied by an upakara (banten) which will be presented before him in order to invoke the blessing and safety and psychological aspects, namely to merge obtain a sense of comfort; latent functions in the socio-cultural aspects of realizing togetherness, and preservation of culture, educative aspects namely the application of ethical education to realize harmony; as well as economic functions, namely to save costs both in terms of environmental cleanliness of the yard and religious ceremonies. Constructive meaning with its efforts as a symbol of presenting Ida Sang Hyang Widhi Wasa, welcomed, served a dish and then requested to be pleased to provide clean or purity of the bhuwana agung and bhuwana alit, safety and success as well as fusion or unification; evaluative means that the application of positive norms in accordance with applicable and moral standards for the sake of the realization of peace, harmony and karahayuan; cognitive meaning that is building and maintaining the cleanliness and sanctity of the new yard for the sake of creating harmony between the parties both the owner of the yard with Ida Sang Hyang Widhi Wasa, between the family members of the owner of the house and between family members of the owner of the house and the natural environment; and expressive meaning that is able to realize the owner of the yard feels happy, peaceful, and happy.
SARASWATI SEBAGAI ISTADEWATA MENURUT KAKAWIN WRETTASANCAYA Gusti Nyoman Mastini
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v5i2.645

Abstract

Perayaan hari raya Saraswati yang dilaksanakan enam bulan sekali atau 210 hari yaitu setiap Sabtu Umanis Wuku Watugunung menurut perhitungan kalender Bali. Hari raya tersebut Nampak dirayakan semakin semarak. Puja Saraswati tidak hanya dilaksanakan dikalangan terbatas seperti pendeta dan pewaris naskah-naskah lontar, tetapi kini pelaksanaannya sudah semakin meluas, yaitu seluruh masyarakat pelajar dan mahasiswa, guru dan dosen, kaum intelektual dan cendekiawan yang lain. Dewi Saraswati yang dipuja oleh umat Hindu ketika perayaan hari suci Saraswati dipuja sebagai Istadewata, sebagai Dewa ilmu pengetahuan.Kata Kunci: Saraswati, Kakawin Wrettasancaya
MAKNA ASTANGGA YOGA PATANJALI I KETUT MADJA
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v7i1.1278

Abstract

Dalam agama Hindu, konsep dasar ajaran yoga tedapat dalam kitab-kitab suci agama Himdu yakni Weda dan Upanisad, kemudian dalam perkembagannya, konsep yoga diberi penjelasan oleh maha Rsi Patañjali yang termuat dalam kitab yoganya. Konsep ini dikenal dengan Astangga yoga, dan dipandang sebagai sebuah system, tersusun dan terjalin sedemikian rupa, sehingga dari tahapan awal sampai dengan tahapan terahkir disebut Samadhi, terjalin hubungan yang integrative tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. menerapkan delapan tahapan. Dari tahapan yang pertama sampai dengan tahapan yang terakhir atau tahapan ke delapan memiliki maknanya masing-masing. Tahapan-tahapan itu eksis dalam satu sistem, masing-masing tahapan saling keterkaitan dengan tahapan berikutnya. Hal ini tentu kalau seseorang berniat mempraktekan tahapan-tahapan itu dengan  secara bersugguh-sungguh, akan memperoleh kesehatan yang baik. Simpulannya adalah bahwa makna Astangga Yoga adalah: bahwa makna tahapan-tahapan Astangga Yoga Patanjali adalah meningkatkan kesehatan, dan penyatuan dengan sang Pencipta.