cover
Contact Name
Hartono, M.Pd.I
Contact Email
yudipoday@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
yudipoday@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. situbondo,
Jawa timur
INDONESIA
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist
ISSN : 26213699     EISSN : 26152568     DOI : -
Core Subject : Religion,
Al Bayan: adalah Jurnal Ilmu Al- Qur'an dan Ilmu Hadist yang diterbitkan oleh LPPM STIQ Wali Songo Situbondo dua kali dalam satu tahun yaitu pada bulan januari dan juli. Jurnal ilmiah yang kami kelola memuat tema seputar Al Qur'an dan Hadist dan kajian-kajian keislaman lainnya.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 8 No 2 (2025): 2025" : 6 Documents clear
The Meaning Of Khatmil Qur'an In Prayer As A Graduation Requirement For Students Of Wali Songo Situbondo Islamic Boarding School rohmah, umi nuriyatur
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 8 No 2 (2025): 2025
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35132/albayan.v8i2.1162

Abstract

This research describes the practice of reciting the Qur'an in the tradition of khatmil Qur'an at the Wali Songo Situbondo Islamic Boarding School. The focus of the study in this research is to find out the practice and meaning of the actors of the khatmil Qur'an tradition in prayer at the Wali Songo Situbondo Islamic Boarding School. This field research uses a qualitative approach. Data collection is done through observation interviews, and documentation. Observations were conducted for two months at the Wali Songo Situbondo Islamic Boarding School, namely from September to October 2023 and interviews with several informants who were directly involved in the implementation of khatmil qur'an while documentation was used to collect data related to the research theme. Karl Mannheim's sociology of knowledge theory was used to analyze the meaning of the actors in this practice. This study concluded two things; first, the practice of khatmil Qur'an in prayer is a test for tafidz students who have memorized 30 juz as a requirement for graduation of the Qur'an. In its implementation, the khatmil Qur'an activity in prayer is carried out overnight, namely after the isya' prayer until dawn. Second, the meaning of the practice of khatmil Qur'an in prayer based on Karl Mannheim's theory, three categories of meaning are found, namely, objective meaning as a series of bil hifdzi Qur'an recitation activities carried out by tahfidz students as a graduation requirement. Expressive meaning as ittiba' to the habits carried out by Usman bin Affan, strengthening memorization, and testing the students' memorization. While the documentary meaning is the practice of cultivating the recitation of the Qur'an in everyday life.
Penafsiran Imam Asy-Syaukani Tentang Mukāʾan Wa Tasdiyah (Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) Syawalia, Zahiyah Tika; Hakiki, Kiki Muhamad; Masruchin, Masruchin
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 8 No 2 (2025): 2025
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35132/albayan.v8i2.1249

Abstract

This study examines the meaning of "mukāʾan wa tasdiyah" in the tafsir of Fathul Qadir by Imam Asy-Syaukani using Toshihiko Izutsu's semantic approach. he problem raised in this study is to explain in more depth the meaning of the word "mukāʾan wa tasdiyah" in the context of Asy-Syaukani's interpretation and to look at it from Toshihiko Izutsu's semantic analysis. The word "mukāʾan wa tasdiyah" in QS. Al-Anfal verse 35 describes the custom of polytheists who perform rituals around the Kaaba with whistling and clapping as a form of mockery of worship. The Qur'an clearly criticizes the practice as a worship that has no value of submission to Allah and is only a form of play without spiritual meaning. The method used in this study is a qualitative method (library research) and uses Toshihiko Izutsu's semantic analysis. The results of the study, through Izutsu's semantic analysis, it was found that the meaning of "mukāʾan wa tasdiyah" has shifted from neutral to negative nuances in the Qur'anic value system. The word "mukāʾan" means whistling, while "tasdiyah" means clapping hands, which in this context is used by polytheists to disrupt worship. Imam Asy-Syaukani in his commentary explained that this action not only shows an insult to Islamic worship, but also as a real effort to prevent Muslims from worshiping solemnly. Thus, this study highlights how Imam Asy-Syaukani interprets worship behavior carried out without submission to Allah and is strengthened by Toshihiko Izutsu's semantic analysis to obtain a deeper explanation and meaning.
Studi Kritis Terhadap Praktik E-Begging Dalam Tiktok Live Menurut Pemahaman Hadis Dan Prinsip Etika Sosial Pratama, Dicky Wahyu; Hasanah, Uswatun; Nadhiran, Hedhri
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 8 No 2 (2025): 2025
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35132/albayan.v8i2.1252

Abstract

Abstract The phenomenon of E-Begging in TikTok live streaming is increasingly becoming a concern in today's digital era. E-Begging, which is the practice of asking for help online, utilizes the live streaming feature to attract viewers and obtain virtual gifts as a form of support. This study aims to analyze this phenomenon from the perspective of the hadith, especially those related to ethics and morals in a social context (interpersonal relationships). In this study, a qualitative approach with thematic-conceptual methods was used to explore the meaning and awareness of the practice of E-Begging. The results of the study show that begging without an emergency is an act that is prohibited in Islam. The Prophet Muhammad ﷺ emphasized the importance of trying and seeking sustenance in a halal way. Therefore, the phenomenon of E-Begging not only reflects social problems such as poverty and economic instability, but also raises ethical questions regarding human dignity and values ​​in society. Through this study, it is hoped that the public can better understand the negative impacts of E-Begging and encourage discussions about more constructive solutions to help those in need without degrading their dignity. This study also recommends the need for collective awareness not to support practices that are detrimental both socially and morally.
Penafsiran Ayat-Ayat Kisah Penciptaan Nabi Adam Dalam Perspektif Tafsir Maqasidi Zaiyadi, Ahmad
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 8 No 2 (2025): 2025
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35132/albayan.v8i2.1278

Abstract

Artikel ini menjelaskan secara ekplisit tentang ayat-ayat kisah penciptaan Nabi Adam dengan perspektif Tafsir Maqasidi. Pembacaan ini sebagai rekontruksi atas kisah-kisah dalam al-Qur’an yang sering kali dianggap sebagai cerita-cerita yang melegenda saja. Padahal dalam kisah-kisah tersebut banyak sekali hikmah. maksud dan sirri didalamnya. Sehingga membahas tentang kisah penciptaan Nabi Adam yang ada dalam al-Qur’an dengan perspektif tafsir maqasidi sangat penting untuk membaca ulang ayat-ayat yang terkandung di dalamnya sampai masuk pada tahapan maksud (maqasidi) yang dikisahkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ayat-ayat kisah penciptaan Nabi Adam dengan perspektif Tafsir Maqasidi. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penafsiran kisah penciptaan Nabi Adam dalam surat al-Baqarah ayat 30-34 perspektif Tafsir Maqasidi adalah bahwasanya Penciptaan Nabi Adam dari bentuk apapun tidak membedakan secara substansi kecuali memberikan manfaat dan dampak positif bagi lingkungan. Karena sesungguhnya Allah menciptakan Nabi Adam sebagai khalifah untuk melestarikan bumi dan kekhalifahan tersebut dilanjutkan generasi saat ini, jadi tugas manusia sebagai khalifah mengemban amanah untuk menjaga dan mengelolah bumi untuk diambil manfaatnya bukan dieksploitasi, walaupun generasi saat ini seringkali membuat kerusakan dimuka bumi, padahal mereka memiliki potensi mengetahui dampak dari kerusakan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Fenomena Brain Rot Dalam Perspektif Hadis: Analisis Dampaknya Terhadap Moralitas Remaja urwatulwutsqo, halwa; Ghifari, Muhammad; Ash, Abil
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 8 No 2 (2025): 2025
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35132/albayan.v8i2.1305

Abstract

Istilah brain rot ini biasa digunakan ketika menggambarkan pada penurunannya kondisi fungsi otak yang diakibatkan karena kebiasaan mengkonsumsi konten dalam sosial media yang sifatnya instan dan dangkal.. Kondisi seperti ini jika dibiarkan terus-menerus akan berdampak buruk sehingga mengakibatkan kerusakan otak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menelaah fenomena brain rot yang terjadi diera sekarang ini dalam perspektif Nabi Muhammad SAW, dan akan berfokus pada nilai-nilai ajaran Islam terkait pentingnya untuk menjaga kesehatan akal dan menjaga waktu. Adapun metode yang akan digunakan pada artikel ini adalah menggunakan studi kepustakaan dengan pendekatan tematik, yaitu mengumpulkan serta menganasis hadis-hadis yang berkaitan pada kesehatan akal dan waktu. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa Islam sangat menekankan umatnya untuk senantiasa menjaga akal dan memanfaatkan waktu dengan baik. Kata Kunci: Brain rot, media sosial, hadis, akal, waktu.
KESOMBONGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN PSIKOLOGI MODERN: TELAAH NARCISSISTIC PERSONALITY DISORDER (NPD) DALAM TAFSIR AL-MANAR TERHADAP QS. LUQMAN:18. Juliandini, Shabira Ayu
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 8 No 2 (2025): 2025
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35132/albayan.v8i2.1420

Abstract

Gangguan Kepribadian Narsistik (Narcissistic Personality Disorder/NPD) merupakan salah satu jenis gangguan kepribadian yang ditandai dengan perasaan superioritas, kebutuhan akan pujian berlebih, serta kurangnya empati terhadap orang lain. Dalam psikologi modern, NPD sering dikaitkan dengan pola asuh yang penuh tekanan di masa kanak-kanak atau pujian yang berlebihan, dan gangguan ini berdampak negatif terhadap hubungan sosial serta kesehatan mental seseorang. Dalam pandangan Islam, perilaku sombong dan merasa lebih unggul dari orang lain mendapatkan perhatian serius, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, khususnya dalam QS. Luqman ayat 18. Ayat tersebut secara jelas memperingatkan manusia untuk menjauhi kesombongan dan keangkuhan, yang pada dasarnya sejalan dengan karakteristik NPD. Artikel ini bertujuan menganalisis Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD) dari perspektif Al-Qur’an melalui kajian terhadap Tafsir Al-Manar atas QS. Luqman: 18. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif berbasis studi tafsir, penelitian ini mengeksplorasi keterkaitan antara ayat tersebut dengan fenomena NPD dalam konteks psikologi kontemporer. Tafsir Al-Manar yang disusun oleh Muhammad Abduh dan Rasyid Rida menyoroti bahwa kesombongan tidak hanya berdampak secara psikologis terhadap individu, tetapi juga dapat merusak tatanan sosial serta hubungan antarmanusia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ajaran Islam melalui QS. Luqman: 18 dan penjelasannya dalam Tafsir Al-Manar menawarkan solusi spiritual dan praktis dalam mengatasi kecenderungan narsistik. Islam mendorong sikap tawadhu' (rendah hati), introspeksi diri, serta penguatan spiritual melalui dzikir, kontemplasi, dan pengendalian hawa nafsu. Penelitian sebelumnya juga mengungkap bahwa pendekatan berbasis nilai-nilai Islam dapat membantu mengurangi kebutuhan akan validasi eksternal dan meningkatkan kesejahteraan psikologis individu. Oleh karena itu, studi ini menekankan pentingnya mengintegrasikan pemahaman psikologi modern dengan ajaran Islam guna menciptakan pendekatan yang lebih menyeluruh dalam menangani gangguan kepribadian narsistik. Selain itu, temuan penelitian ini memberikan implikasi luas baik secara sosial maupun religius, yakni terbentuknya masyarakat yang lebih harmonis, menurunnya perilaku otoriter dan eksploitatif dalam kepemimpinan, serta terbangunnya hubungan antarindividu yang dilandasi empati dan ketulusan. Dengan demikian, penerapan nilai-nilai Al-Qur’an dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi sarana yang efektif untuk mencegah dan menangani perilaku narsistik secara berkelanjutan.

Page 1 of 1 | Total Record : 6