cover
Contact Name
Prima Hariyanto
Contact Email
patriyawhura@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
patriyawhura@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bangka tengah,
Kepulauan bangka belitung
INDONESIA
Sirok Bastra
ISSN : 23547200     EISSN : 26212013     DOI : -
SIROK BASTRA is a journal which publishes language literature and language literature education research, either Indonesian, local, or foreign research. All articles in SIROK BASTRA have passed the reviewing process by peer reviewers and edited by editors. SIROK BASTRA is published by Kantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung twice times a year, in June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 2 (2019): Sirok Bastra" : 10 Documents clear
DARI PRIMER KE ALTERNATIF: PERGESERAN HASRAT DENNY HARDY (From the Prime to the Alternative: the Shift of Denny Hardy’s Passion) Resti Nurfaidah
Sirok Bastra Vol 7, No 2 (2019): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v7i2.180

Abstract

AbstrakPergeseran hasrat kerap terjadi di dalam kehidupan manusia. Dalam makalah ini, data penelitian diarahkan hanya pada ketujuh cerpen karangan Hardy, terutama poin-poin yang berkaitan dengan pergeseran hasrat. Penelitian dibatasi pada dua batasan berkut, yaitu (1) tanda apa saja yang memicu pergeseran hasrat tersebut, dan (2) apa dampak yang terjadi dari pergeseran hasrat itu. Penelitian ini besifat kualitatif dan metode yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif. Pembahasan menggunakan konsep semiotika dari Pierce dengan pengembangan konsep oleh Suryolakosono. Hasil penelitian menunjukkan adanya kasus-kasus pergeseran hasrat, baik terhadap benda nyata maupun abstrak.Kata kunci: pergeseran, hasrat, abstrak, alternatf, primer Abstract The shift of the passion was many times happened in human lifes. But, in this paper, data was focused on Hardy’s seven short stories, especially the points that related to desires shift. Research had been limited into the following these two limits: (1) what signs triggering the shift, and (2) what impact that appeared of the shift? This research was a qualitative and comparative descriptive analysis method. The exploration was lead to the concept of Pierce semiotics, then was well-developed by Suryolakosono. The results showed that there were cases of desire shift among human lifes on both real and abstract objects.Keywords: shift, passion, abstract, alternative, primary
STILISTIKA DAN UNSUR KEALAMAN DALAM MANTRA PAKASIH DAN PAPIKAT SUKU BANJAR KALIMANTAN SELATAN (Stilistics and Natural Elements in Mantra Pakasih and Papikat Etnis Banjar South Kalimantan) Norvia Norvia
Sirok Bastra Vol 7, No 2 (2019): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v7i2.168

Abstract

Abstrak Suku Banjar yang merupakan suku asli di Kalimantan Selatan sejak dulu mengenal mantra. Mantra pakasih dan papikat adalah salah satu jenis mantra yang dipercaya dapat menimbulkan rasa kasih (pakasih) dan membuat rasa ketertarikan lawan jenis, dalam arti lain sebagai pemikat atau pelet (papikat). Sebagai salah satu genre sastra tradisional, mantra memiliki gaya bahasa yang berbeda dari genre sastra tradisional lainnya baik dari pola bentuk maupun pilihan bahasa yang digunakan. Selain itu, keberadaan mantra tidak terlepas dari unsur kealaman yang terdapat di alam semesta. Pemerian nama-nama tumbuhan dan hewan memiliki peran dalam hadirnya sebuah mantra pakasih dan papikat pada masyarakat suku Banjar. Melalui artikel ini dideskripsikan gaya bahasa dan wujud unsur kealaman yang terdapat dalam mantra pakasih dan papikat masyarakat suku Banjar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini yakni (1) bentuk fisik mantra mantra pakasih dan papikat terdiri atas pola bentuk mantra bebas dan pola bentuk mantra terikat, (2) unsur kealaman mantra pakasih dan papikat seperti unsur alam semesta, hewan/binatang dan tumbuhan. Dalam penelitian ini mantra dikaji dengan kajian stilistika bertitik pada kajian gaya bahasanya dan kajian ekokritik (ekologi) untuk menganalisis unsur lingkungan atau kealaman yang terdapat dalam mantra pakasih dan papikat.Kata kunci: stilistika, unsur kealaman, mantra, pakasih, papikat AbstractThe Banjar tribe, which is an indigenous tribe in South Kalimantan, have always known mantras. Pakasih and papikat mantras are one type of mantra that is often believed to cause love (pakasih) and create a sense of attraction of the opposite sex in another sense as a decoy or pellet (papikat). As one of the traditional literary genres, the mantra has a style of language that is different from other traditional literary genres both from the pattern of shapes and the choice of language used. In addition, the existence of spells is inseparable from the natural elements found in the universe. Descriptions of the names of plants and animals, for example, have a role in the presence of an Pakasih and papikat mantra in the Banjar tribal community. Through this article, a study of the Banjar Pakasih and Papikat mantras is carried out to describe the language of Pakasih and Papar mantras and to describe the manifestation of the natural elements contained in the Banjar Pakasih and Paprat tribal spells. The method in this research uses descriptive qualitative method. The research results obtained in this study (1) the physical form of the mantra spell pakasih and papikat are patterns of free spell forms and bound spell shape patterns, (2) natural elements of the spell pakasih and papikat such as elements of the universe, animals/animals and plants. In this study the mantra is examined by stylistic studies that focus on the study of language style and ecocritical studies (ecology) to analyze the environmental or natural elements contained in the mantra of grace and papillary.Keywords: stylistica, natural elements, mantra, pakasih, papikat
PEMANFAATAN STRATEGI CRITICAL INCIDENT DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN (The Critical Incident Strategy in Learning to Write Short Stories) Abdul Azis; Hajrah Hajrah; Suarni Suarni
Sirok Bastra Vol 7, No 2 (2019): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v7i2.162

Abstract

AbstrakPenelitian bertujuan membuktikan keefektifan strategi critical incident dalam pembelajaran menulis cerpen. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan desain penelitian eksperimen murni. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sinjai Selatan. Populasi penelitian keseluruhan siswa kelas VIII. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana dengan teknik simple random sampling. Sampel yang terpilih, yaitu kelas VIII-F (kelas eksperimen) dan kelas VIII-G (kelas kontrol). Instrumen yang digunakan, yaitu dalam bentuk tes cerita pendek. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Sebelum diadakan analisis data, dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan kemampuan menulis cerpen siswa kelas kontrol dengan eksperimen yang ditunjukkan oleh hasil uji-t yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0. Uji-t data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen menunjukkan nilai P = 0,001 (P 0,05 = signifikan).Kata kunci: keefektifan, strategi critical incident, menulis, cerpen AbstractThe research aims to prove the effectiveness of the critical incident strategy in learning to write short stories. This type of research is experimental research. The research design used was pure experimentation. This research was conducted at SMP Negeri 1 South Sinjai. The entire research population of class VIII students. Sampling is done by simple random sampling with simple random sampling technique. The selected sample, namely class VIII-F (experimental class) and class VIII-G (control class). The instrument used is in the form of short story tests. The collected data were analyzed using descriptive statistics and inferential statistics. Before the data analysis is carried out, the normality test and homogeneity test are done using the SPSS program. The results showed a significant difference in the ability to write short stories of control class students with experiments shown by the results of the t-test conducted with the help of the SPSS 20.0 program. The t-test posttest data of the control class and the experimental class showed a value of P = 0.001 (P 0.05 = significant).Keywords: effectiveness, critical incident strategy, writing, short stories
REPRESENTASI IDEOLOGI PESANTREN DALAM CERPEN KANG MAKSUM KARYA A. MUSTOFA BISRI (Representation of Pesantren Ideology in Kang Maksum Short Story by A. Mustofa Bisri) Yuliadi M. R.
Sirok Bastra Vol 7, No 2 (2019): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v7i2.165

Abstract

AbstrakRepresentasi ideologi pesantren dalam cerpen Kang Maksum karya A. Mustofa Bisri dianalisis menggunakan teori representasi dan makna diungkap dengan menggunakan teori semiotik. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan representasi ideologi pesantren yang membangun makna tentang kehidupan pesantren dalam cerpen Kang Maksum. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan sebagai prosedur pemecahan masalah yang sedang diselidiki dengan pemahaman dan penafsiran dalam pandangan Teori Semiotik Saussure berdasarkan fakta yang didapat dalam teks. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam cerpen Kang Maksum Karya A. Mustofa Bisri didapat representasi santri ideal, representasi pendidikan Islami, dan makna representasi ideologi pesantren sebagai suatu kehidupan Islami dalam dunia pendidikan.Kata kunci: representasi, pesantren, ideologi AbstractThe representation of pesantren ideology in the short story of Kang Maksum by A. Mustofa Bisri analyzed using representation theory and semiotic theory to reveal the meaning of the story. This study aims to reveal the representation of pesantren ideology that builds meaning about life in pesantren in Kang Maksum short story. The research method using descriptive methods as a problem solving procedure that being investigated with understanding and interpretation in the Saussure's semiotic theory based on facts obtained in the text. The analysis showed that in the short story of Kang Maksum by A. Mustofa Bisri obtained an ideal santri representation, representation of Islamic education, and the meaning of Islamic boarding school ideology as Islamic teaching in the world of education.Keyword: representation, pesantren, ideology
KONSTRUKSI INGATAN BUDAYA DAN IDENTITAS PAHLAWAN NASIONAL DALAM KARYA SASTRA SEBAGAI BUDAYA MATERIAL (The Construction of Cultural Memory and Identity of National Heroes in Literary Works as Material Culture) Cut Novita Srikandi
Sirok Bastra Vol 7, No 2 (2019): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v7i2.184

Abstract

AbstrakKajian tentang ingatan budaya menekankan bahwa ingatan kita ternyata sangat selektif. Ingatan budaya dapat dikomunikasikan melalui media tertentu. Media-media tersebut dapat berupa bentuk budaya material yang paling dasar misalnya pidato lisan, cerita kakek tentang masa lalu, dan dapat pula berupa budaya material yang biasanya memiliki wujud dan beroperasi melalui sistem simbolik seperti monumen, foto sejarah, lukisan, film dokumenter, novel historis, dan bangunan-bangunan sejarah. Dengan demikian, karya sastra dapat ditempatkan sebagai salah satu budaya material. Mengingat eratnya keterkaitan ingatan budaya dengan budaya material, tulisan ini berupaya mengungkap bagaimana budaya material dan pembentukan ingatan budaya dapat menjadi kajian yang menarik dalam penelitian sastra. Tulisan ini mengungkap bagaimana representasi ingatan budaya tokoh pahlawan nasional di dalam berbagai budaya material, termasuk karya sastra. Representasi ini terkait dengan identitas budaya tokoh pahlawan nasional tersebut yang menjadi bagian dari ingatan budaya masyarakat Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapatnya perbedaan yang cukup siginfikan dalam representasi tokoh pahlawan nasional dalam masing-masing budaya material, terkait identitas budaya yang dihadirkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ‘cara mengingat’ mempengaruhi pembentukan budaya material termasuk karya sastra dan identitas budaya terhadap tokoh pahlawan nasional yang pernah hidup di suatu masa.Kata kunci: budaya material, ingatan budaya, penelitian sastra sejarah, konstruksi identitas AbstractThe focus of cultural memory studies emphasizes on our selective memory. Cultural memory would be communicated by certain media. These media can These media can be the most basic forms of material culture such as oral speech, grandfather's story about the past, and can also be a material culture that usually has a form and operates through a symbolic system such as monuments, historical photographs, paintings, documentaries, historical novels, and historical buildings. Thus, literary works can be placed as one of material culture. Considering the close relationship between cultural memories and material culture, this paper seeks to reveal how material culture and the formation of cultural memories can be interesting studies in literary research. This paper will reveal how the cultural memory representation of national hero figures in various material cultures, including literary works. This representation is related to the cultural identity of the national hero who takes part of the cultural memories of the Indonesian people. The results showed that there were significant differences in the representation of national hero figures in each material culture, related to the cultural identity presented. Thus, it can be concluded that the 'way of remembering' influences the formation of material culture including literary works and cultural identity of national hero figures who have lived at a time.Keywords: material culture, cultural memory, the research of historical literature, identity construction
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGKRITIK/MEMUJI BERBAGAI KARYA (SENI/PRODUK) DENGAN BAHASA LUGAS DAN SANTUN (The Use of Image Media in Increasing The Ability of Students to Criticize/Promote Various Works [Art/Products] with Labor and Helpful Language) Sakila Sakila
Sirok Bastra Vol 7, No 2 (2019): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v7i2.172

Abstract

AbstrakPenelitian ini mengkaji penggunaan media gambar sebagai strategi mengajar mengkritik/memuji berbagai karya seni produk dengan bahasa lugas dan santun. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan media gambar sebagai strategi mengajar mengkritik/memuji berbagai karya seni produk dengan bahasa lugas dan santun. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah penggunaan media gambar sebagai strategi mengajar mengkritik/memuji berbagai karya seni produk dengan bahasa lugas dan santun. Proses pengumpulan data dilakukan dengan metode studi kepustakaan. Data penelitian berupa data tulis, yang terkumpul diseleksi dan diurutkan sesuai dengan topik kajian. Kemudian dilakukan penyusunan karya tulis berdasarkan data yang telah dipersiapkan secara logis dan sistematis. Teknik analisis data bersifat deskriptif argumentatif. Berdasarkan analisis data disimpulkan bahwa dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran mengkritik/memuji berbagai karya seni produk dengan bahasa lugas dan santun. Berdasarkan hal tersebut, disarankan agar guru dapat menggunakan media gambar sebagai strategi mengajar mengkritik/memuji berbagai karya seni produk dengan bahasa yang lugas dan santun.Kata Kunci: media, pembelajaran, memuji, mengkritik, karya AbstractThis study examines the use of image media as a teaching strategy to criticize / praise various product artworks with straightforward and polite language. The purpose of this study was to describe the use of image media as a teaching strategy to criticize / praise various product artworks with straightforward and polite language. The formulation of the problem in this study is how the use of image media as a teaching strategy criticizes / praises various product art works with straightforward and polite language. The data collection process is carried out using the literature study method. Research data in the form of written data, which is collected is selected and sorted according to the topic of study. Then the preparation of the paper is based on data that has been prepared logically and systematically. Data analysis techniques are argumentative descriptive. Based on the data analysis, it was concluded that using image media could improve students' ability in learning to criticize / praise various art products with straightforward and polite language. Based on this, it is recommended that teachers can use picture media as a teaching strategy to criticize / praise various product art works with straightforward and polite language.Keywords: media, learning, praising, criticizing, works
Preference Sirok Bastra
Sirok Bastra Vol 7, No 2 (2019): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v7i2.185

Abstract

LEKSIKON PERBURUAN SUKU DAYAK MERATUS: KAJIAN ETNOLINGUISTIK (Hunting Lexicon of Dayak Meratus Tribe: Ethnolinguistic Study) Derri Ris Riana
Sirok Bastra Vol 7, No 2 (2019): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v7i2.167

Abstract

AbstrakHutan bagi suku Dayak Meratus merupakan sumber penghidupan. Untuk memanfaatkan sumber daya alam, kegiatan berburu dilakukan dengan menggunakan teknik berburu dengan alat-alat tradisional yang dibuat khusus. Teknik tersebut tampak pada leksikon perburuan masyarakat suku Dayak Meratus. Masalah dalam tulisan ini adalah bagaimana makna leksikal dan makna kultural leksikon perburuan suku Dayak Meratus dan bagaimana fungsi leksikon perburuan suku Dayak Meratus. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna leksikal dan makna kultural leksikon perburuan suku Dayak Meratus, dan mendeskripsikan fungsi leksikon perburuan suku Dayak Meratus melalui bahasa yang digunakan dalam cerita rakyat. Teknik analisis data dilakukan dengan cara struktural dan etnolinguistik terhadap leksikon yang digunakan dalam perburuan suku Dayak Meratus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna leksikal dan makna kultural leksikon perburuan suku Dayak Meratus mencakup tiga hal, yaitu berkaitan dengan alat yang digunakan, hasil buruan, dan aktivitas pemburu. Sementara itu, fungsi penggunaan leksikon perburuan suku Dayak Meratus adalah sebagai wujud untuk melestarikan hutan, memanfaatkan sumber daya alam, dan menggunakan alat berburu tradisional.Kata kunci: perburuan, makna leksikal, makna kultural, etnolinguistik, Dayak Meratus AbstractForest for the Meratus Dayak tribe is a source of livelihood. To utilize natural resources, hunting activities are carried out using hunting techniques with traditional tools made specifically. The techniques are seen in the hunting lexicon of the Meratus Dayak tribe. The problems in this paper are how the lexical meaning and cultural meaning of the hunting lexicon of Dayak Meratus tribe are and how the function of the Dayak Meratus tribe lexicon are. This paper aims to describe the lexical meaning and cultural meaning of the Dayak Meratus tribe lexicon hunting and describe the function of the Dayak Meratus tribe hunting lexicon through the language used in folklore. The data analysis technique was carried out by structural and ethnolinguistic methods of the lexicon used in the hunting of the Meratus Dayak tribe. The results show that the lexical meaning and the cultural meaning of the Dayak Meratus hunting lexicon include three things, which are related to the tools used, hunting results, and hunter activities. Meanwhile, the function of the use of the Dayak Meratus tribe hunting lexicon is as a form of conserving forests, utilizing natural resources, and using traditional hunting tools.Keywords: hunting, lexical meaning, cultural meaning, ethnolinguistic, Meratus Dayak
REPRESENTASI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT BANGKA DALAM CERITA RAKYAT BANDAR AKEK ANTAK (Representation of Bangkanese People Local Wisdom in Bandar Akek Antak Story) Nurjanah Nurjanah; Yurdayanti Yurdayanti
Sirok Bastra Vol 7, No 2 (2019): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v7i2.179

Abstract

AbstrakTujuan penelitian untuk mengetahui representasi kearifan lokal masyarakat Bangka melalui cerita rakyat Bandar Akek Antak. Pendekatan peneltian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deangan menggunakan kajian struktural. Penelitian ini bersifat deskriptif karena data yang dikumpulkan berbentuk kata atau gambar. Data dalam penelitian kualitatif berupa teks cerita rakyat Bandar Akek Antak. Pendekatan kualitatif digunakan agar dapat mengungkap kearifan lokal masyarakat Bangka yang tersurat maupun tersirat dari cerita rakyat Bandar Akek Antak. Hasil analisis meliputi dua tingkat yakni analisis struktural cerita rakyat dan analisis representasi kearifan lokal. Terdapat struktur plot, sudut pandang, latar, serta penokohan. Representasi kearifan lokal masyarakat Bangka dalam cerita Bandar Akek Antak digambarkan dengan sikap pekerja keras dalam berkebun, melakukan musyawarah mufakat dalam menyelesaikan masalah melalui karakter tokoh Antak sebagai tokoh utama dan karakter tokoh lainnya. Nilai pendidikan karakter terdapat dalam cerita Bandar Akek Antak yakni karakter religius, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, serta tanggung jawab.Kata kunci: kearifan lokal, cerita rakyat, struktural AbstractThe research objective is to study the representation of local wisdom of the Bangkanese people through the folklore of Bandar Akek Antak. The research assessment used is a qualitative review using structural structure studies. This study describes descriptive, presented thus because the data collected in the form of words or images. The data in this qualitative research are in the form of Bandar Akek Antak folklore text. Qualitative guidelines are used with the aim of expressing the local wisdom of the Bangka people expressed or implied by the Bandar Akek Antak folklore with structural studies. The results of the analysis include two levels of analysis namely structural analysis of folklore and analysis of representation of local wisdom. There is a plot structure, point of view, setting, and characterization. Representation of local wisdom of the Bangka people in the Bandar Akek Antakutih story with the attitude of hard workers in gardening, holding consensus in solving problems through Antak's character as the main character and other characters. The value of character education contained in the Bandar Akek Antak story is religious, honest, disciplined, hard working, creative, independent, and responsible.Keywords: local wisdom, folklore, structural
PERBANDINGAN FITUR MORFOLOGIS ANTARA VERBA DENOMINATIF DALAM BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS (The Morphological Comparison of Denominal Verbs in The Bahasa Indonesia and The English) Danang Satria Nugraha; I. Praptomo Baryadi
Sirok Bastra Vol 7, No 2 (2019): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v7i2.171

Abstract

AbstrakPredikat dalam bahasa Indonesia (bI) dan bahasa Inggris (bIng) secara umum diisi oleh kata kerja atau verba. Kelaziman tersebut berimplikasi pada munculnya fenomena perubahan kelas kata nomina menjadi verba. Konstruksi yang diciptakan dari proses perubahan tersebut dikenal dengan verba denominatif (VDn). Konstruksi VDn dalam bI dapat berwujud membukukan, berpidato, menggambarkan, dan sejenisnya. Konstruksi VDn dalam bIng dapat berwujud summarize, darken, beautify, dan sejenisnya. Melalui penelitian ini, fenomena konstruksi VDn dalam dua bahasa tersebut diperbandingkan. Pembandingan dilakukan untuk mendeskripsikan fitur morfologis konstruksi VDn dalam bI dan bIng. Data berupa konstruksi VDn yang mengisi fungsi predikat klausa atau kalimat bI dan bIng yang dikumpulkan dengan menggunakan metode simak (observasi) model Sudaryanto (2015). Data dianalisis berdasarkan landasan teoretis morfologi kontrastif (contrastive morphology) (Lefer, 2011). Hasil penelitian menunjukkan dua deskripsi kecenderungan. Pertama, secara khusus, aspek persamaan bersumber pada (a) afiks derivasional sebagai pemarkah konstruksi dan (b) jenis nomina yang diderivasikan. Kedua, aspek perbedaan terdiri atas (a) distribusi afiks derivasional bI lebih bervariasi daripada bIng dan (b) pola pembentukan konstruksi VDn bI lebih bervariasi daripada bIng.Kata kunci: verba denominatif, morfologi kontrastif, bahasa Indonesia, bahasa Inggris AbstractThe function of predicate of the Bahasa Indonesia and the Englsih commonly filled by the verb classes. That syntactical order stimulates the phenomenon of word class-changes, namely from noun into verb. The construction that producted by those process identified as denominal verb (VDn). The constructions of VDn of Bahasa Indonesia appear on many form, for example membukukan, berpidato, menggambarkan, and so on. In addition to Bahasa Indonesia, the VDn of English appear on several forms, for example summarize, darken, beautify, and so on. In this study, the phenomenon of VDn of the Bahasa Indonesia and the English compared to describe the morphological feature of VDN on those two languages. The data were clause or sentence of the Bahasa Indonesia and the English that using VDn as a predicate. The data of study collected by observation method (simak) formulated by Sudaryanto (2015). The analysis of data based on the theoretical framework of Contrastive Morphology  (Lefer, 2011). The results show two descriptions of tendency. First, the similarity of VDn of the Bahasa Indonesia and the English is on (a) the derivational affixes as a VDn marker and (b) the types of noun as a based morpheme. Second, the difference of VDn of the Bahasa Indonesia and the English is on (a) the distribution of afffixes on the VDn of Bahasa Indonesia were more varied than the VDn of English and (b) the pattern of formation of VDn of the Bahasa Indonesia more varied than the VDn of the English. Keywords: denominal verbs, contrastive morphology, the bahasa Indonesia, the English 

Page 1 of 1 | Total Record : 10