cover
Contact Name
Prima Hariyanto
Contact Email
patriyawhura@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
patriyawhura@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bangka tengah,
Kepulauan bangka belitung
INDONESIA
Sirok Bastra
ISSN : 23547200     EISSN : 26212013     DOI : -
SIROK BASTRA is a journal which publishes language literature and language literature education research, either Indonesian, local, or foreign research. All articles in SIROK BASTRA have passed the reviewing process by peer reviewers and edited by editors. SIROK BASTRA is published by Kantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung twice times a year, in June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 2 (2020): Sirok Bastra" : 12 Documents clear
POTRET MERDEKA BELAJAR DALAM NOVEL “GURU AINI” KARYA ANDREA HIRATA Ni Nyoman Ayu Suciartini
Sirok Bastra Vol 8, No 2 (2020): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v8i2.212

Abstract

Pendidikan di Indonesia sedang berbenah menuju kualitas pendidikan yang lebih unggul dan berkarakter. Salah satunya diwujudkan dengan adanya terobosan baru bernama merdeka belajar-kampus merdeka yang diluncurkan oleh Kemendikbud, menyasar pendidikan dasar dan menengah hingga perguruan tinggi. Konsep merdeka belajar merupakan konsep yang diyakini dapat memerdekakan dalam artian positif, siswa dan guru sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal. Penulis menemukan bahwa konsep merdeka belajar termuat dalam novel Guru Aini karya Andrea Hirata. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana potret konsep merdeka belajar dalam novel Guru Aini karya Andrea Hirata tahun 2020? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan potret konsep merdeka belajar dalam novel Guru Aini. Metode yang digunakan adalah penelitian deksripstif kualitatif dengan teori sosiologi sastra sebagai pedoman dalam analisisnya. Hasil penelitian ini menganalisis bahwa di novel Guru Aini memuat potret merdeka belajar seperti adanya proyek kemanusiaan, guru dan peserta didik yang merdeka dan bahagia dalam proses pembelajaran serta adanya nilai moral, etika, pendidikan, agama, sosial yang ditinjau dari konsep sosiologi sastra. Education in Indonesia is tending to a superior quality of education and character. One of them is realized with the existence of a new breakthrough called merdeka-independent campus learning launched by the Ministry of Education and Culture, targeting primary and secondary education to tertiary institutions. The concept of independent learning is a concept that is believed to be able to liberate in a positive sense, students and teachers so that the learning process can take place optimally. The author finds that the concept of freedom of learning is contained in the novel Guru Aini by Andrea Hirata. The main problem in this research is how the portrait of the concept of freedom of learning in the novel "Guru Aini"? The aim is to describe the portrait of the concept of independent learning in the novel "Guru Aini". The method used is qualitative descriptive research method with the theory of literary sociology as a guide in its analysis. The results of this study analyze that in the novel "Guru Aini" contains a portrait of independent learning such as a humanitarian project, teachers and students who are independent and happy in the learning process as well as the existence of moral values, ethics, education, religion, social in terms of the concept of sociological literature.
ANALISIS KONTEKS DAN WUJUD EKOLOGI DINDANG ANAK UNGGAT-UNGGAT APUNG ETNIK BANJAR KALIMANTAN SELATAN Norvia Norvia
Sirok Bastra Vol 8, No 2 (2020): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v8i2.196

Abstract

Dindang (nyanyian atau lagu) Unggat-Unggat Apung etnik Banjar adalah dindang yang mengiringi sebuah permainan tradisional anak-anak yang berfungsi sebagai hiburan di waktu berkumpul orang tua dengan anak-anaknya di rumah. Sastra lisan khususnya dindang anak Unggat-Unggat Apung etnik Banjar merupakan dindang yang mulai kehilangan penuturnya. Hal ini disebabkan minimnya pelestarian dindang ini dalam bentuk dokumentasi tertulis, serta sudah tidak dikenalnya dindang ini di kalangan anak-anak etnik Banjar. Dindang sebagai salah satu bagian dari representasi kehidupan manusia seringkali memuat unsur budaya dan lingkungan manusia. Adanya penuangan unsur ekologi dalam sastra lisan khususnya dindang anak Unggat-Unggat Apung etnik Banjar semakin memperkuat adanya hubungan yang erat antara etnik Banjar dengan alam. Metode deskriptif kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini akan memberikan gambaran dalam bentuk kata-kata dan gambar yang mengacu pada tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 33 larik dindang anak Unggat-Unggat Apung etnik Banjar ditemukan unsur ekologi flora 3 kata, unsur ekologi fauna 4 kata, dan unsur ekologi budaya yang tergolong peralatan dan perlengkapan hidup etnik Banjar terdiri atas 4 kata. Kajian ekologi sastra dalam penelitian ini diterapkan sebagai upaya menggali hubungan antara sastra dan ekologi etnik Banjar sebagaimana tertuang dalam dindang anak Unggat-Unggat Apung etnik Banjar.Dindang (song) Unggat-Unggat Apung of the Banjar ethnic group is a song that accompany a traditional children's game that functions as entertainment when parents gather with their children at home. Oral literature, especially the Dindang children of Banjar ethnics, Banjar ethnic is a song that has lost its speakers, this is due to the lack of preservation of this song in the form of written documentation, and this song is unknown among the Banjar ethnic children. Dindang as one part of the representation of human life often includes elements of human culture and environment. The existence of the pouring of ecological elements in oral literature, especially the existence of a close relationship between ethnic Banjar with its nature which is reflected in the song. The qualitative descriptive method used in this study will provide an overview in the form of words and images that refer to the purpose of the study. The results of the study found that from 33 lines of Dindang Unggat-Unggit Apung, found three ecological elements of flora, four ecological elements of fauna, and cultural ecological elements belonging to Banjar ethnic equipment and life equipment consisting of 4 words. The study of literary ecology in this study was applied as an effort to explore the relationship between literature and ecology of the Banjar ethnicity as set in the song of Dindang Unggat-Unggit Apung.
ELSA DALAM CENGKERAMAN DISNEY Resti Nurfaidah
Sirok Bastra Vol 8, No 2 (2020): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v8i2.249

Abstract

Beberapa dekade terakhir, Disney menghadirkan tokoh princess dengan konsep baru, seperti Merida (The Brave), Mulan, atau Elsa. Para princess konsep baru itu seolah mendapatkan kebebasan yang lebih banyak untuk berkiprah di ranah publik daripada para princess terdahulu, seperti Cinderela atau Snow White. Jika ditelaah lebih lanjut, tidak ada perbedaan berarti di antara para putri tersebut. Disney tetaplah pemangku adat patriarkis yang tidak pernah melepas stigma yang dihadirkan dalam konsep putri tradisionalnya. Tujuan penelitian ini untuk mengamati apakah sosok Elsa hadir dengan konsep kebebasan yang seutuhnya. Penelitian tentang konsep princess tersebut dibatasi pada kondisi Elsa sebagai objek penelitian dalam film Frozen II yang merupakan sekuel dari Frozen I. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif pada data primer berupa lirik lagu original soundtrack (OST) dan data sekunder berupa gambar adegan dalam film yang relevan dengan poin-poin dalam lirik tersebut. Pembahasan tentang Elsa dilakukan dengan Analisis Framing dari Pan dan Kosicki. Analisis tersebut membingkai beberapa hal yang menjadi penjara sublime maskulin bagi seorang Elsa dalam lirik dan data visual. Hasil amatan sementara dalam penelitian ini adalah bahwa Elsa tidak sepenuhnya diberikan kebebasan sebagai princess dengan konsep baru.In the last few decades, Disney presents princess figures with new concepts, such as Merida (The Brave), Mulan, or Elsa. The new concept of princesses seemed to get more freedom on being public domain than the previous princesses, such as Cinderella, and Snow White. However, if explored further, there are no significant differences between them. Disney remains the absolute holder of masculinity. He never let go of the presented princesses from his traditional princess concept. The purpose of this research was to aprrove whether Elsa was completely present with the concept of freedom? Research on the concept of princess is limited to Elsa's condition as an object of research in Frozen II as a sequel to Frozen I. This research is a qualitative study conducted with descriptive methods in the primary data in the form of OST song lyrics and secondary data in the form of image scenes in films that are relevant to the points in the lyrics. The discussion about Elsa was carried out with Framing Analysis from Pan and Kosicki. The analysis well-framed those matters that could be her masculine sumblime barriers, found at lyrics and visual corpus. The result of a temporary observation in this study was that Elsa was not fully freed as a princess with a new concept. 
KONSERVASI ALAM DALAM NOVEL KEKAL KARYA JALU KANCANA (KAJIAN EKOKRITIK) Mamad Ahmad; Asep Supriyadi
Sirok Bastra Vol 8, No 2 (2020): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v8i2.252

Abstract

Novel Kekal karya Jalu Kancana menceritakan kegiatan eksploitasi yang dilakukan oleh perusahaan tambang panas bumi di Kawasan Cagar Alam Kamojang. Eksploitasi berdampak pada kerusakan alam dan kepunahan kekayaan flora dan fauna yang selama ini menjadi bagian keragaman hayati dunia. Penelitian ini membahas kerusakan dan upaya yang dilakukan oleh konservasionis terhadap kerusakan alam. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kerusakan hutan dan perjuangan kaum konservasi dalam menjaga dan melestarikan hutan berdasarkan kajian ekokritik Greg Garrard. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah interpretasi dan pemahaman dengan analisis konten. Sumber data penelitian ini ialah novel dengan judul Kekal karya Jalu Kancana yang diterbitkan oleh Buku Mojok di Sleman Yogyakarta tahun 2019. Hasil analisis menunjukkan dampak dari eksploitasi telah mengakibatkan kerusakan hutan secara masif di sebagian wilayah hutan Indonesia umumnya dan Kawasan Cagar Alam Kamojang pada khususnya. Perlawanan yang dilakukan bersifat ideologis melalui tulisan yang kritis terhadap pemerintah.Novel Kekal by Jalu Kancana tells about the exploitation activities carried out by a geothermal mining company in the Kamojang Nature Reserve. Exploitation has an impact on the destruction of nature and the extinction of flora and fauna that have been part of the world's biodiversity. This study discusses the damage and efforts made by conservationists. This study aims to describe the form of forest destruction and the struggle of conservationists in protecting and conserving forests based on Greg Garrard's ecocritical study. The data analysis method used in this research is interpretation and understanding with content analysis. The data source for this research is a novel entitled Kekal by Jalu Kancana, published by Buku Mojok in Sleman Yogyakarta in 2019. The results of the analysis show that the impact of exploitation has resulted in massive forest destruction in parts of Indonesia's forest in general and in the Kamojang Nature Reserve in particular. Therefore, there are efforts made by conservationists to restore forest harmony.
PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING YANG BERORIENTASI HOTS DALAM PEMBELAJARAN MATERI TEKS DESKRIPSI DI KELAS VII Sakila Sakila
Sirok Bastra Vol 8, No 2 (2020): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v8i2.188

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model discovery learning yang berorientasi HOTS pada pembelajaran menulis teks deskripsi dalam meningkatkan kemampuan siswa. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan model discovery learning yang berorientasi HOTS dalam meningkatkan keterampilan siswa pada materi pembelajaran menulis teks deskripsi. Pentingnya permasalahan ini dibahas karena pembelajaran teks deskripsi dengan menggunakan model pembelajaran sangat penting untuk dipelajari dan teks deskripsi bertujuan untuk memberikan gambaran detail tentang sesuatu atau seseorang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan model discovery learning yang berorientasi HOTS meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks deskripsi. Model pembelajaran discovery learning yang berorientasi HOTS dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks deskripsi.This study aims to describe the application of HOTS-oriented discovery learning models to learning to write descriptive text in improving students' abilities. The problematic formulation in this research is how the application of discovery learning model that is HOTS oriented in improving students' skills in learning material to write description text. The importance of this problem is discussed because learning the description text using the learning model is very important to learn and the description text aims to provide a detailed picture of something or someone. This study used descriptive qualitative method. The results showed that the use of discovery learning models that were oriented to HOTS improved the ability of students to write description texts. HOTS-oriented discovery learning model can be used as an alternative to improve students' ability in learning to write descriptive text.
STRUKTUR DAN FUNGSI MANTRA HIDU-MAHIDU TATAMBA ANAK PADA MASYARAKAT DAYAK BAKUMPAI Hestiyana Hestiyana
Sirok Bastra Vol 8, No 2 (2020): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v8i2.253

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan struktur dan fungsi mantra hidu-mahidu tatamba anak pada masyarakat Dayak Bakumpai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan struktural semiotik. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Data penelitian ini adalah tuturan-tuturan dalam mantra hidu-mahidu tatamba anak masyarakat Dayak Bakumpai yang berupa kata, frasa, kalimat, dan ungkapan dalam mantra tersebut. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu teknik observasi, teknik wawancara tidak terarah, dan teknik studi pustaka. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa struktur mantra hidu-mahidu tatamba anak terdiri atas diksi dan imajinasi. Diksi yang terdapat dalam mantra hidu-mahidu tatamba anak meliputi kata umum dan kata khusus. Imajinasi yang terdapat dalam mantra hidu-mahidu tatamba anak meliputi (1) imajinasi visual, (2) imajinasi auditif, dan (3) imajinasi taktil. Fungsi yang terdapat dalam mantra hidu-mahidu tatamba anak meliputi (1) fungsi sebagai sistem proyeksi (projective system); (2) sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan; (3) sebagai alat pendidikan anak (pedagogical device); dan (4) sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya.This study aims to describe the structure and function of the mantra hidu-mahidu tatamba anak in Dayak Bakumpai community. The method used in this research is descriptive qualitative with a semiotic structural approach. Sources of data used in this study are primary and secondary data sources. The data of this research are the utterances in the mantra hidu-mahidu tatamba anak of the Dayak Bakumpai community, in the form of words, phrases, sentences, and expressions in the mantra. Data collection techniques in this study, namely observation techniques, unfocused interview techniques, and literature study techniques. From the analysis, it was found that the structure of the mantra hidu-mahidu tatamba anak consisted of diction and imagination. The diction contained in the mantra hidu-mahidu includes general words and special words. The imagination contained in the mantra hidu-mahidu tatamba anak includes (1) visual imagination, (2) auditive imagination, and (3) tactile imagination. Meanwhile, the functions contained in the mantra hidu-mahidu tatamba anak include (1) function as a projective system; (2) as a means of ratifying cultural institutions and institutions; (3) as a pedagogical device; and (4) as a means of coercion and supervision so that the norms of society will always be obeyed by their collective members. 
BAHASA MELAYU: ANTARA BARUS DAN MALAKA Sahril Sahril
Sirok Bastra Vol 8, No 2 (2020): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v8i2.206

Abstract

Topik mengenai asal-usul bahasa Melayu sudah diperbincangkan bahkan jauh sebelum NKRI ada. Umumnya, para ahli bersepakat bahwa bahasa Melayu di Nusantara ini berasal dari masa Kerajaan Sriwijaya (Melayu Kuno) dan Kesultanan Malaka untuk bahasa Melayu baru. Kajian ini berusaha membantah pandangan para ahli bahasa tersebut bahwa ada mata rantai yang terputus mengenai jejak awal bahasa Melayu baru, yaitu di Barus, kemudian berkembang di Kerajaan Haru dan Aceh, baru kemudian di Malaka. Teori yang digunakan adalah teori historiografi linguistik untuk melihat sejarah perkembangan bahasa. Metode yang digunakan, yaitu kualitatif mengacu pada pendekatan diakronis. Temuan penelitian menunjukkan bahwa jejak awal bahasa Melayu baru berdasarkan sejarah masuknya Islam ke Nusantara ialah dengan aksara Jawi yang bermula di Barus. Temuan ini membantah pendapat para ahli bahasa yang mengatakan bahwa bahasa Melayu baru bermula di Malaka. Fakta ini didukung oleh karya-karya Hamzah Fansuri pada abad XVI yang menulis karyanya menggunakan bahasa Melayu yang dominan dipengaruhi bahasa Arab dan Persia. Sementara itu, Raja Ali Haji menulis karya, sekitar abad XIX. Bahasa Melayu berkembang di Aceh. Setelah Aceh berhasil ditaklukkan Malaka, barulah bahasa Melayu turut berkembang di Malaka.Debate and discussion about the origin of the Malay language long before the Republic of Indonesia was discussed. Generally, the opinions of experts agree that the Malay language in the archipelago originated from the Kingdom of Srivijaya (Ancient Malay) and the Malacca Sultanate for the new Malay Language. This study tries to refute the views of the linguists, that there is a broken link regarding the initial traces of the new Malay language, namely in Barus, then developing in the Kingdom of Haru and Aceh, only later in Malacca. The theory used is the theory of linguistic historiography to see the history of language development. The method used is qualitative refers to the diachronic approach. The research findings show that based on the history of the entry of Islam into the archipelago, the initial traces of the new Malay language, namely the Jawi script originated in Barus, so that the opinions of linguists who say say originated in Malacca. This fact is supported by the works of Hamzah Fansuri in the XVI century who wrote his work using Malay which was predominantly influenced by Arabic and Persian languages. While Raja Ali Haji wrote the work, around the XIX century. Malay language developed in Aceh, only after Aceh was conquered by Malacca, the next development in Malacca.
Preference Sirok Bastra
Sirok Bastra Vol 8, No 2 (2020): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v8i2.233

Abstract

KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN BERITA ONLINE SOROT SUKOHARJO EDISI MEI 2019 Ferdian Achsani
Sirok Bastra Vol 8, No 2 (2020): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v8i2.190

Abstract

Berita merupakan salah satu laporan peristiwa yang bersifat faktual dan akurat sehingga dalam menulis berita perlu memperhatikan kaidah kebahasaan yang baik dan benar. Namun, hal tersebut belum tecermin dalam media berita online Sorot Sukoharjo. Masih ditemukan beberapa kesalahan berbahasa dalam penulisan berita di media online tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan berbahasa pada penulisan media berita online Sorot Sukoharjo. Penelitian ini termasuk dalam jenis deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik baca dan catat, yaitu peneliti membaca berita-berita di media daring Sorot Sukoharjo edisi Mei 2019. Kemudian, peneliti mencatat kesalahan berbahasa yang ditemukan pada penulisan berita yang diunggah. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kesalahan-kesalahan berbahasa dalam penulisan berita di media Sorot Sukoharjo meliputi tataran sintaksis 13 data, tataran ejaan 25 data, dan kesalahan tataran fonologi 15 data. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kesalahan ejaan merupakan kesalahan berbahasa yang paling dominan dalam penulisan berita di media online Sorot Sukoharjo.News is one of the factual and accurate reports, therefore it is necessary to use a good and correct language rules in writing news. However, this has not been reflected in some online news media. Several language errors in writing news still found in the online media. This study aims to analyze language errors in writing online news media, precisely in Sorot Sukoharjo. This research is classified as a qualitative descriptive type. Data collection was carried out using reading and note-taking techniques. Furthermore, the researcher reading the news in the May 2019 edition of Sorot Sukoharjo online media then recording the language errors found in the uploaded news. Based on the research results, it can be concluded that the language errors in the Sorot Sukoharjo media include syntactic level of 13 data, spelling level of 25 data, and phonological level error of 15 data. Therefore, it can be concluded that spelling are the most dominant language errors in writing news on the Sorot Sukoharjo online media.
ANALISIS STILISTIKA PADA PUISI “ENGKAU SALAT DALAM HUTAN” DAN PUISI “DI PUNCAK BUKIT MANGKOSO” KARYA D. ZAWAWI IMRON Nurjanah Nurjanah; Yurdayanti Yurdayanti
Sirok Bastra Vol 8, No 2 (2020): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v8i2.195

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gaya bahasa dan citraan pada puisi “Engkau Salat dalam Hutan” dan puisi “Di Puncak Bukit Mangkoso” karya D. Zawawi Imron. Metode penelitian yang dipakai adalah metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pustaka dan catat. Analisis data dilakukan dengan identifikasi, interpretasi, analisis, dan pemberian kesimpulan. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa stilistika dalam puisi “Engkau Salat dalam Hutan” dan puisi “Di Puncak Bukit Mangkoso” memiliki keunikan yang khas D. Zawawi Imrom. Hal tersebut merupakan wujud karakteristik estetis individualisasi penyair. Kekhasan tersebut antara lain ditunjukkan dalam pemakaian gaya bahasa dan citraan. Penggunaan gaya bahasa dilakukan dengan memanfaatkan bahasa figuratif atau bahasa kiasan. Penggunaan gaya bahasa tersebut menyebabkan sajak menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup, dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan. Adapun bahasa figuratif yang dimanfaatkan penyair dalam puisi tersebut adalah bahasa figuratif personifikasi, anafora, simile, klimaks, dan repitisi. Penggunaan citraan yang dimanfaatkan penyair dalam puisi “Engkau Salat dalam Hutan” dan puisi “Di Puncak Bukit Mangkoso” adalah citraan penglihatan (visual), citraan pendengaran (audiovisual), dan citraan gerak. Pemanfaatan citraan dalam puisi tersebut mampu menghidupkan imaji pembaca dalam merasakan apa yang dirasakan oleh penyair.The purpose of this study is to describe the style of language and imagery in the poetry poem "Engkau Salat dalam Hutan" and the poem "Di Puncak Bukit Mangkoso" by D. Zawawi Imron. The research method used is descriptive qualitative method. Data collection is done by library and note techniques while data analysis is done by identifying, interpreting, analyzing, and providing conclusions. The results of the research and discussion are the stylistics in the poem "Engkau Salat dalam Hutan" and the poem "Di Puncak Bukit Mangkoso", has a unique D. Zawawi Imrom which is a form of aesthetic characteristics of the poet individualization. This particularity is shown among others in the use of language styles and images. The use of language style is done by utilizing figurative language or figurative language causing poetry to attract attention, give rise to freshness, life, and especially cause clarity of imaginary images. The figurative language used by the poet in the poetry is the figurative language of personification, anaphora, simile, climax, and repetition. The use of images used by poets in the poem "Engkau Salat dalam Hutan" and the poem "Di Puncak Bukit Mangkoso" are vision images (visual), hearing images (audiovisual), and motion images. The use of images in the poem is able to animate the reader's image in feeling what is felt by the poet. 

Page 1 of 2 | Total Record : 12