cover
Contact Name
Ani Tjitra Handayani
Contact Email
ani.tjitra@sttnas.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jalan Babarsari, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta, Indonesia 55281
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
KURVATEK
ISSN : -     EISSN : 24777870     DOI : https://doi.org/10.33579/krvtk.v4i1
Jurnal KURVATEK diterbitkan pertama kali tahun 2016 oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian masyarakat pada Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta. Jurnal ini mempunyai misi sebagai media pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang geologi, pertambangan, elektro, sipil, material teknik,konversi energi, enegi terbarukan, serta perencanaan wilayah dan kota. Area tulisan dalam jurnal ini cukup luas. Cakupan penulisan mulai dari kajian pustaka maupun ekperimen yang ditulis dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah yang baik dan benar.
Articles 265 Documents
MORPHOLOGICAL ASPECTS AT GIRIMULYO AND ITS SURROUNDING AREA, WEST PROGO Budiadi Budiadi
KURVATEK Vol 2 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v2i2.540

Abstract

AbstrakPenelitian tentang mataair dilakukan melalui survei geologi airtanah secara langsung di lapangan dengan penekanan pada aspek geomorfologi. Tujuan penelitian adalah  untuk mengetahui karakteristik pengaliran di daerah penelitian. Lokasi penelitian adalah daerah Girimulyo dan sekitarnya, khususnya yang termasuk dalam Kubah Kulon Progo,  yang termasuk dalam Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo.  Penelitian ini dilakukan dengan metode survei geomorfologi dengan melakukan pendataan bentang alam yang meliputi lereng, elevasi dan karakteristik mataair secara langsung di lapangan. Hasil survei menunjukkan bahwa beberapa mataair merupakan mataair depresi dimana pemunculannya dikontrol oleh morfologi/topografi, sebagai contoh yaitu mataair Semurup dan Njuboh. Beberapa mataair kontak juga dijumpai di daerah penelitian, dimana mataair jenis ini tidak selalu dikontrol oleh morfologi daerah setempat, walaupun kadang-kadang berada di suatu lereng yang cukup terjal.. Dengan demikian, hubungan lereng dan elevasi tidak selalu signifikan terhadap pemunculan mataair. Kata kunci: geomorfologi, mataair, lereng
PERBANDINGAN NILAI MOMEN PADA BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN SNI 1726-2002 DAN SNI 1726-2012 DI JAKARTA, BANDUNG, DAN YOGYAKARTA rizal maulana
KURVATEK Vol 2 No 1 (2017): April 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v2i1.542

Abstract

AbstrakTelah terjadi perubahan wilayah gempa di Indonesia, sehingga diterbitkanlah peraturan gempa baru, yaitu SNI 1726-2012 yang menggantikan SNI 1726-2002. Oleh karena itu bangunan saat ini harus direncanakan dengan peraturan baru. Perubahan SNI gempa ini berakibat pada perencanaan struktur pada bangunan gedung. Penelitian dilakukan dengan membuat model struktur bangunan kantor 3 lantai menggunakan program computer SAP 2000 v.14. Lokasi bangunan yang diteliti berada di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Parameter bangunan untuk SNI 1726-2002 dan SNI 1726-2012 pada tiga kota tersebut adalah sama, hal ini bertujuan karena penelitian dilakukan untuk membandingkan efek gempa terhadap nilai momen pada balok beton bertulang pada kota tersebut. Dari hasil analisis program computer SAP 2000 v.14 didapatkan peningkatan nilai momen ultimit awal balok menggunakan SNI 1726-2012 dibandingkan dengan SNI 1726-2002 pada Kota Jakarta sebesar 7,1%, Kota Bandung sebesar 39,38%, dan Kota Yogyakarta sebesar 32,85%. Peningkatan terbesar terjadi pada Kota Bandung, dan terkecil pada Kota Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan seismisitas yang cukup signifikan di Kota Bandung dan Yogyakarta. Kata kunci: Gempa, Struktur Balok, Momen
GEOMETRI PERLAPISAN BATUPASIR KONGLOMERATAN SEBAGAI SISIPAN PADA FORMASI NANGGULAN DI KALI WATUPURU DAN KALI SONGGO, PEGUNUNGAN KULON PROGO, YOGYAKARTA siti nuraini
KURVATEK Vol 2 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v2i2.543

Abstract

Nanggulan  Conglomeratic  Sandstone  is  one  of  important  part  of     Nanggulan  Formation  which  is deposited during   Middle Eocene to early Late Eocene (Saputra & Akmaluddin, 2015) or Late Oligocene (Rahardjo, 1995). The grain composition of Nanggulan conglomeratic sandstone  is characterized by various rock fragments (metamorphic, igneous, sedimentary rocks) which mixture up to fine to coarse sand-sized matrix. Other materials present within the Nanggulan conglomerathic sandstone are shell fragments, coal remains, siderithic concretions which is deposited within high energy condition. Geometry of conglomeratic sandstone  stratification is still being  a question  among the researchers  due to discontinuous  sand body character.   To study external form of sandstone body needs to combine with internal characters such are grain texture, grain or fragment composition, sedimentary structures to predict a depositional facies. This research is dedicated to study the character of the Nanggulan conglomeratic sand body. Field geological observation was conduct to two rivers i.e Kali Watupuru and Kali Songgo where transecting the Nanggulan beds.  The  grain  or  fragments  concentration  of  Nanggulan  conglomeratic  sandstone  displays  in  various condition for example lying above an erosional surface to the bottom position, or concentrate to the upper layer. It also appears to be engaged in coarser size matrix, or displays a dense grain composition to elsewhere. Geometry of the Nanggulan conglomeratic sandstone represents a lens geometry  which pinching-out to the edge of body.   However, to the top of lens geometry were found steep joints cross cutting the sand layers. Initial geometry of Nanggulan conglomeratic sandstone indicates a channel fill shape due to filling sediments into the erosional feature of underlying beds. When lithification and compaction process occurred along the burial and uplifting tectonic phase, a channel fill geometry becomes lens geometry. Bulging to the centre part and thinning to the edge of sandstone body, is caused by differential compaction process. Lens geometry is believed as one example of structural trap model for sandstone reservoir. The occurrences of vertical joints to the Nanggulan conglomeratic sandstone need to be considered as seal potential within clossure trap or even more causing hydrocarbon leakings.  If development of vertical joint occurs along migration process, it may be potentially leak. However, if joints already sealed parts of hydrocarbon pool may create a compartmentalization  reservoir  body.  By  doing  this  investigation  could  predict  an  advance  reservoir modelling study using outcropp analogues.   Keyword: Nanggulan conglomeratic sandstone, lens geometry, sandstone body.
ENVIRONMENTAL GEOLOGY POTENTIAL OF KALIGESING, PURWOREJO Dianto Isnawan
KURVATEK Vol 2 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v2i2.544

Abstract

AbstrakPenelitian ini dimaksudkan sebagai survei geologi lingkungan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik geologi lingkungan daerah Kaligesing, meliputi potensi sumber daya maupun bencana alam. Daerah Kaligesing termasuk dalam Kubah West Progo pada peta RBI Lembar Purworejo.  Metode penelitian berupa survei geologi lapangan, untuk memperoleh  data geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi serta tata guna lahan. Analisis potensi pengembangan daerah dilakukan berdasarkan karakteristik geologi lingkungan setempat. Sumber daya alam ang potensial adalah pasir dan batu, serta tanah dan lahan yang relatif subur. Air permukaan didukung oleh sungai Jogobesan, bersama anak-anak sungainya. Airtanah dapat diperoleh dari mataair maupun sumur gali, dengan muka airtanah yang relatif dangkal. Mataair berdebit kecil hingga sedang (≤ 1 liter/detik). Bencana alam yang cukup potensial adalah erosi dan gerakan tanah. Banjir hanya berpotensi pada wilayah yang sempit dan setempat-setempat. Secara umum, geologi lingkungan daerah penelitian terbagi menjadi zona geologi lingkungan Pegunungan Gunungapi Purba dan Kars Jonggrangan yang masing-masing memiliki kekhasan tersendiri. Kata kunci: sumber daya alam, bencana alam, geologi lingkungan 
ANALISIS PENGURANGAN RESIKOBANJIR LAHAR DINGIN DI KECAMATAN DANUREJAN Sely Novita Sari
KURVATEK Vol 2 No 1 (2017): April 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v2i1.547

Abstract

Letusan gunung pada tahun 2010 membawa dampak yang sangat luar biasa terhadap tatanan social ekonomi maupun kehidupan seputar puncak gunung merapi.Hal tersebutmengakibatkan ancaman bencana banjir lahar pada daerah pemukiman di sepanjang bantaran yang berhulu di daerah Gunung Merapi.Sungai Code merupakan salah satu sungai yang terkena dampak aliran lahar GunungMerapi pasca erupsi 2010 lalu. Endapan dari material pasir dan batuan yang dibawa air daripuncak Gunung Merapi membuat Sungai Code mengalami pendangkalan dan mengurangikapasitas tampungan sehingga rawan akan terjadinya aliran lahar. Kecamatan Danurejan yang berada berada di wilayah Kota Jogjakarta merupakan daerah yang padat penduduk, dengan kepadatan 27.856 jiwa/km2. Letak KecamatanDanurejan berada di bantaran sungai Code, yang merupakan sungai berhulu di GunungMerapi, sehingga termasuk daerah yang terancam oleh banjir lahar dingin.Dari beberapa kejadian di tahun yang sudah lalu, banjir lahar dingin terbuktimenimbulkan kerusakan dan kerugian yang tidak sedikit, yang meliputi aspek fisik, ekonomi,social, dan budaya.Sehingga perlu dilakukan Risk Assessment di Kecamatan Danurejanuntuk mengetahui tingkat risiko yang ditimbulkan oleh bencana banjir lahar dingin. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tindakan apa saja yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko banjirlahar dingin di kecamatan Danurejan. (Risk Response) dan menentukan tindakan yang paling tepat untuk mengurangi risiko akibat banjir lahar dingin di kecamatan Danurejan. (Risk Monitoring).Penelitian ini membutuhkan dua macam data, yaitu data hazard banjir kali code dikecamatan Danurejan dan data wilayah kecamatan Danurejan. Data hazard meliputi catatansejarah kejadian banjir lahar dingin di kecamatan Danurejan pada masa yang lalu dan dataancaman banjir lahar dingin merapi di kali Code. Sedangkan data wilayah kecamatanDanurejan meliputi data kependudukan, data kondisi fisik, ekonomi, social dan budaya, sertadata kemajuan wilayah.Dari nilai hazard, vulnerability, dan capacity akan menjadi dasar dalamperhitungan Risk Assesment, sehingga diperoleh nilai risiko untuk banjir lahardingin di Kecamatan Danurejan adalah 0,4506 dan termasuk risiko tinggi.Risk Respon dilakukan setelah analisa terhadap risk assessment dilakukan dandiketahui memiliki risiko tinggi terhadap banjir lahar dingin, sehingga dilakukanmitigasi untuk menurunkan risiko tersebut. Hasil keseluruhan biaya yang harusdikeluarkan saat mitigasi adalah 2,8 M.
ANALIS POTENSI PANAS BUMI DENGAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GEDONG SONGO UNGARAN JAWA TENGAH fatimah Fatimah
KURVATEK Vol 2 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v2i2.548

Abstract

Panas bumi adalah energi terbarukan dan berkelanjutan yang dapat digunakan untuk menggantikan energi fosil di masa depan. Energi panas bumi dapat digunakan, harus memenuhi sistem panas bumi, sistem panas bumi adalah istilah umum yang digunakan untuk membahas interaksi antara sistem batuan dengan suhu air yang tinggi. Indikasi sistem panas bumi biasanya ditandai dengan munculnya manifestasi permukaan, bisa termasuk sumber air panas, fumarol, kolam lumpur dll. Kehadiran mata air panas dan fumarol di kawasan Gunung Ungaran merupakan indikasi kuat potensi panas bumi bawah permukaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui energi panas bumi di bawah permukaan dan membuat model sistem panas bumi berdasarkan analisis survei geologi, geokimia dan geomagnetik. Geologi Ungaran itu sendiri disusun oleh batuan vulkanik Tersier dari Miosen sampai Pleistosen, yang diduga sumber panas di Ungaran adalah sisa-sisa dari kaum muda Holosen Ungaran. Struktur di Ungaran dikendalikan oleh patahan yang mengarah ke barat daya - timur laut, yang merupakan bagian dari struktur keruntuhan, struktur ini diduga sebagai daerah pelepasan, sehingga cairan dan uap dari reservoir keluar melalui zona lemah dan muncul di permukaan. Analisis geokimia dengan pengambilan sampel fluida di Klepu dan Gedongsongo menunjukkan perbedaan, Gedongsongo menunjukkan kadar belerang (alkali) lebih tinggi. Dari peta Geomagnetik yang menunjukkan tingkat magnetik rendah berkisar antara -185 sampai -3,3 nT yang ditafsirkan sebagai sumber panas di Ungaran, setelah menggunakan penyaringan dengan distribusi perpanjangan ke atas sumber panas meluas ke utara Gedongsongo.
PENENTUAN KRITERIA CADANGAN BATUAN ANDESIT DI DAERAH KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT hidayatullah sidiq
KURVATEK Vol 2 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v2i2.549

Abstract

Pemerintah Indonesia saat ini tengah meningkatkan pembangunan infrastuktur jalan baik jalan tol, jalan raya, bandara. Sejalan dengan itu pemerintah telah melibatkan pihak swasta dalam pengusahaan penyediaan pembuatan beton tersebut. Batu andesit merupakan salah satu bahan untuk membuat readymix ataupun concrete beton yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pengerasan jalan, konstruksi pondasi, dan lain sebagainya. Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor termasuk wilayah yang memiliki sumberdaya alam beragam, termasuk salah satunya sumber daya batuan beku andesit maupun batuan hasil kegiatan vulkanik. Sumberdaya alam tersebut sangat berpotensi untuk dikembangkan dan diusahakan. Dalam mengusahakan penambangan andesit perlu dilakukan perhitungan sumberdaya dan cadangan. Penentuan kriteria cadangan andesit didaerah Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor sangat penting. Karena dengan tingkat penentuan cadangan yang baik maka sumberdaya alam andesit yang ada didaerah tersebut akan dapat menambah sumber pemasukan asli daerah dibidang pertambangan dan khususnya akan dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat disekitar. Penentuan cadangan batuan andesit termasuk dalam KCMI yaitu pada Standar Nasional Indonesia (SNI 2011) penentuan sumberdaya dan cadangan mineral industri. Dalam perubahan dari sumberdaya dan cadangan harus melalui proses penentuan berdasarkan kriteria kelayakan teknis, ekonomis dan lingkungan. Parameter yang akan digunakan pada penelitian ini adalah dari segi kelayakan ekonomis. Kelayakan ekonomis yang digunakan antara lain adalah nilai BESR (Break Ivent Striping Ratio), NPV (Nett Present Value). Sedangkan aspek teknis dan lingkungan hanya akan dibahas beberapa bagian saja. Hasil penelitian dari pertimbangan faktor teknis, ekonomi, lingkungan, dan sosial menunjukan bahwa andesit didaerah Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor termasuk dalam kriteria sumberdaya tetunjuk dengan jumlah volume sebesar 49.468.998 m3. Kriteria cadangan terkira sebesar 6.935.233 m3.
PETROGENESA BATUAN INTRUSIF GUNUNG BERJO - BUTAK, DAERAH GODEAN BERDASARKAN DATA PETROGRAFINYA Okki Verdiansyah
KURVATEK Vol 2 No 1 (2017): April 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v2i1.550

Abstract

Daerah Godean merupakan bagian dari vulkanisme Miosen, yang tersisa pada daerah Yogyakarta bagian tengah. Vukanisme pada daerah Godean, diperkirakan sebagai produk dari busur gunungapi kepulauan dengan diferensiasi yang terbentuk mulai dari andesit basaltik, andesit dasitik, dasit, riodasit, dan kembali menjadi andesit basaltik. Penelitian dilakukan pada batuan beku pada gunung Berjo, gunung Butak, batuan intrusi subvulkanik dengan orientasi sebaran selatan- timurlaut. Analisis data menggunakan petrografi sebanyak 17 sayatan tipis untuk melihat mineralogi dan tekstur khusus yang terdapat dalam batuan. Morfologi daerah penelitian berupa bukit terisolir dengan kelerengan 51 – 56 %, merupakan produk denudasional yang dikelilingi endapan kuarter dari fluvio-vulkanik gunung Merapi. Litologi pada gunung Berjo dan gunung Buthak terdiri dari andesit piroksen, dasit, andesit, basalt piroksen, yang merupakan batuan intrusi dangkal (subvolcanic intrusion) dengan tekstur utama berupa intersitial, mortar, porfiritik  yang diikuti tekstur khusus berupa oscilating zoning, sieve, dan miarolitic cavities terisi epidot-feldspar-kuarsa sebagai indikasi proses magmatic-hydrothermal pada suhu ± 200 - 400ºC diikuti alterasi hidrotermal berupa phyllic dan propylitic alteration yang terbentuk pada pH  4-5 dengan temperatur 200-3000C. Petrogenesa batuan gunung Berjo dan Butak diinterpretasi terbentuk sebagai batuan intrusi dangkal pada kedalaman 500 m dari permukaan purba, afinitas magma kapur alkali busur gunung api kepulauan dengan konten air tinggi, yang diikuti proses fraksinasi kristalisasi dengan pergerakan magma intrusi yang relatif melambat dan menerobos batuan sedimen karbonat. Petrogenesa daerah Godean masih perlu diperkuat dengan riset mineralogi lebih detil dan data lain yang mendukung.
ISOTOPIC CHEMICAL CHARACTERISTICS OF GROUNDWATER IN BANJARARUM AREA, WEST PROGO sri ning peni
KURVATEK Vol 2 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v2i2.551

Abstract

  Survei airtanah di bidang kimia isotop dilakukan di daerah Banjararum Kabupaten Kulon Progo. Pengamatan mataair Degan dan Dukuh dan sampling dua contoh airtanah dari mataair secara langsung di lapangan dilakukan untuk mengetahui karakteristik isotop airtanah di daerah tersebut. Metode penelitian adalah survei airtanah dan uji laboratorium isotop. Data yang dibutuhkan meliputi data fisik/kimia dan kandungan isotop airtanah. Analisis kandungan isotop airtanah dilakukan guna mendukung pemahaman genetika airtanah dengan melihat variasi kandungan hidroisotopnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di daerah penelitian diketahui adanya airtanah dengan karakter isotop stabil yang ringan maupun berat. Kandungan isotop yang ringan di daerah Degan menunjukkan bahwa presipitasi sangat berperan dalam mempengaruhi kualitas airtanah setempat. Sementara itu, mataair di daerah Dukuh menunujukkan genetik airtanah yang lebih kaya isotop, dan dapat diinterpretasikan adanya  interaksi water-rocks yang lebih kuat, khususnya dari batuan karbonat Formasi Jonggrangan yang kemungkinan dilewati aliran airtanah setempat.
HYDROISOTOPE OF GROUNDWATER IN WESTERNPART OF WEST PROGO DOME T. Listyani R.A.
KURVATEK Vol 2 No 1 (2017): April 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v2i1.552

Abstract

Penelitian ini merupakan survei hidrogeologi dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik isotop airtanah. Lokasi penelitian adalah daerah Samigaluh, khususnya yang termasuk dalam Kubah West Progo,  termasuk dalam kapling peta RBI Lembar Purworejo dan Sendangagung.  Wilayah yang diteliti ini merupakan daerah yang masuk dalam zone non Cekungan Airtanah (non CAT). Metode penelitian adalah survei hidrogeologi lapangan, disertai dengan pengambilan dua contoh airtanah untuk uji isotop. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi data airtanah dan petrologi. Analisis data meliputi analisis hidrogeologi berdasarkan data isotop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa airtanah yang diteliti memiliki karakteristik isotop ringan dan berat. Kandungan isotop tersebut menunjukkan bahwa airtanah mengalir pada jarak relatif dekat dan kemungkinan hingga intermediate. Kandungan isotop yang lebih berat menunjukkan adanya sumber air recharge di dekat mataair namun pada elevasi yang lebih rendah. Hal ini didukung oleh kandungan TDS airtanah yang relatif rendah (86 – 108 ppm)

Page 3 of 27 | Total Record : 265