cover
Contact Name
Dr. dr. Puspa Wardhani, SpPK
Contact Email
admin@indonesianjournalofclinicalpathology.org
Phone
+6285733220600
Journal Mail Official
majalah.jicp@yahoo.com
Editorial Address
Laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr. Soetomo Jl. Mayjend. Prof. Dr. Moestopo 6-8 Surabaya
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory (IJCPML)
ISSN : 08544263     EISSN : 24774685     DOI : https://dx.doi.org/10.24293
Core Subject : Health, Science,
Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory (IJCPML) is a journal published by “Association of Clinical Pathologist” professional association. This journal displays articles in the Clinical Pathology and Medical Laboratory scope. Clinical Pathology has a couple of subdivisions, namely: Clinical Chemistry, Hematology, Immunology and Serology, Microbiology and Infectious Disease, Hepatology, Cardiovascular, Endocrinology, Blood Transfusion, Nephrology, and Molecular Biology. Scientific articles of these topics, mainly emphasize on the laboratory examinations, pathophysiology, and pathogenesis in a disease.
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 24, No 1 (2017)" : 20 Documents clear
ANALYSIS OF MEAN PLATELET VOLUME AS A MARKER FOR MYOCARDIAL INFARCTION AND NON-MYOCARDIAL INFARCTION IN ACUTE CORONARY SYNDROME Wandani Syahrir; Liong Boy Kurniawan; Darmawaty Rauf
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 24, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v24i1.1160

Abstract

Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan manifestasi akut dari plak aterosklerosis pembuluh darah koroner yang koyak atau pecah.Platelet berperan penting pada patogenesis aterosklerosis dan SKA. Nilai MPV yang tinggi mencerminkan ukuran platelet yang lebih besardan lebih reaktif. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif potong lintang di Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassardengan mengambil data pasien dengan diagnosa SKA (STEMI, NSTEMI dan UAP). Sampel SKA kemudian dibagi menjadi kelompokInfark Miokard (STEMI dan NSTEMI) dan non-Infark Miokard (UAP). Nilai platelet dan MPV diambil dari hasil pemeriksaan darah rutinpertama sejak pasien masuk Instalasi Gawat Darurat RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Nilai platelet dan MPV dibandingkan berdasarkankelompok SKA. Sebanyak 251 data pasien SKA Infark Miokard dan non-Infark Miokard diperoleh masing-masing 191 data pasien InfarkMiokard dan 60 data pasien non-Infark Miokard. Hasil uji statistik Mann-Whitney tidak didapatkan perbedaan bermakna nilai plateletantara pasien SKA Infark Miokard dan non-Infark Miokard (263,4 ± 93,2 vs 285,2 ± 98,7; p=0,215). Namun didapatkan perbedaanbermakna nilai MPV antara pasien SKA Infark Miokard dan non-Infark Miokard (8,3 ± 1,13 vs 7,9 ± 1,2; p=0,013). Hasil penelitiandidapatkan nilai MPV di SKA Infark Miokard lebih tinggi daripada SKA non-Infark Miokard. Peneliti menyarankan penggunaan MPVsebagai tolok ukur yang berkemampuan dalam membantu penegakan diagnosa infark miokard.
SERUM GLIAL FIBRILLARY ACIDIC PROTEIN LEVELS PROFILE IN PATIENTS WITH SEVERE TRAUMATIC BRAIN INJURY Arief S. Hariyanto; Endang Retnowati; Agus Turchan
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 24, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v24i1.1151

Abstract

Glial Fibrillary Acidic Protein (GFAP) sangat khas untuk otak (highly brain specific protein), sebagai petunjuk kerusakan sel,merupakan protein yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial dan sebagai petanda perjalanan penyakit di pasiencedera otak. Penelitian ini menganalisis profil kadar GFAP serum pasien cedera otak berat sebagai petanda perjalanan penyakit dankeluarannya. Desain penelitian deskriptif observasional. Kadar GFAP serum dari sampel darah vena, diperiksa dengan metode ELISApada hari pertama datang ke Instalasi Gawat Darurat dan hari ke-2,3,4 perawatan. Jumlah sampel 25 orang, laki-laki 20 orang (80%),perempuan 5 orang (20%). Umur terbanyak ≤ 25 tahun, 8 orang (32%), rerata umur 35,92 ± 13,80 tahun. Jejas berdasarkan hasilCT Scan kepala terbanyak Diffuse Axonal Injury (DAI) 7 (28%), tindakan operasi sebanyak 18 (72 %), non-operasi 7 (28%), penyebabcedera, kecelakaan lalu lintas 23 (92%), jatuh 2 (8%). Rerata kadar GFAP serum hari ke-1,2,3,4 berturut-turut 2,72±1,44 ng/mL,1,85±0,85 ng/mL, 1,67±1,26 ng/mL, 0,79±0,35 ng/mL. Keluaran pasien, hidup 19 (76%), meninggal 6 (24%). GFAP sangat khaspada otak berguna sebagai petanda di pasien cedera otak berat, yaitu peningkatan kadarnya dapat digunakan sebagai faktor perjalananpenyakit untuk kematian dan keluarannya. Peningkatan kadar GFAP serum dapat digunakan sebagai faktor perjalanan penyakit.Penelitian lanjutan diperlukan dengan sampel yang lebih besar
VERY SEVERE HYPERTRIGLYCERIDEMIA IN SUSPECTED FAMILIAL CHYLOMICRONEMIA INFANT Fitry Hamka; Liong Boy Kurniawan; Suci Aprianti
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 24, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v24i1.1165

Abstract

Seorang bayi perempuan berusia 6 bulan, masuk rumah sakit dengan keluhan utama muntah dialami sejak satu hari sebelummasuk rumah sakit dengan kekerapan lebih dari sepuluh kali dalam sehari dan demam dialami sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit.Pasien ini lahir prematur secara sectio secarea dengan berat badan lahir 1,5 kg. Serum pasien lipemik seperti susu. Kadar kolesterol totalserum pasien 477 mg/dL, trigliserida 4370 mg/dL (hipertrigliseridemia sangat berat), LDL direk 135 mg/dL, HDL 5 mg/dL dan kadarhemoglobinnya 8,0 gr/dL. Pasien ini mendapatkan cairan intravena, antibiotik dan transfusi darah akibat anemia yang diderita. Dikasus ini, hipertrigliseridemia sangat berat diduga terkait dengan kilomikronemia familial. Penapisan profil lipid dari orang tua bayidan keluarga lainnya sangat penting dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
CORRELATION OF BLAST PERCENTAGE TO CD34 OF BONE MARROW IN ALL PEDIATRIC PATIENTS Rahmi Rusanti; Yetti Hernaningsih; Endang Retnowati; Mia Ratwita Andarsini; Andy Cahyadi
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 24, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v24i1.1156

Abstract

Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) adalah penyakit keganasan sel progenitor limfoid yang berasal dari sumsum tulang. Tanda khasdari diagnosis leukemia akut adalah sel blas. Pemeriksaan mikroskopis dilakukan untuk menentukan persentase sel blas pada diagnosisleukemia akut. Immunophenotyping merupakan metode diagnostik yang dapat membantu menegakkan diagnosis pada keganasanhematologi. CD34 merupakan antigen yang sering digunakan untuk identifikasi sel induk hemopoeisis atau blas. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui kenasaban antara persentase blas dengan ekspresi CD34 di sumsum tulang di pasien leukemia limfoblastik akut anaksebelum dan sesudah pengobatan kemoterapi fase induksi.
METHICILLIN-RESISTANT STAPHYLOCOCCUS AUREUS COLONIZATION AND SCREENING METHOD EFFECTIVENESS FOR PATIENTS ADMITTED TO THE INTENSIVE CARE Andaru Dahesihdewi; Budi Mulyono; Iwan Dwiprahasto; Supra Wimbarti
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 24, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v24i1.1149

Abstract

Methicillin-resistant S.aureus (MRSA) menyebabkan banyak infeksi nosokomial (inos) dan penyebarannya menunjukkan mutu cleancare. Kejadian inos MRSA meningkatkan angka kesakitan, kematian, lama rawat inap, kebutuhan antibiotika dan meluasnya resistensi,readmisi serta biaya kesehatan. Penapisan kolonisasi MRSA di pasien yang akan dirawat intensif diperlukan untuk mencegah penyebarandan mengendalikan peresepan antibiotika. Pemeriksaannya diharapkan tepat guna untuk mendukung Sistem Jaminan KesehatanNasional. Penelitian dilaksanakan di Ruang Rawat Intensif RSUP Dr Sardjito Yogyakarta di seluruh pasien pada tahun 2015 saat masuksesuai patokan kesertaan dan non-kesertaan. Spesimen dari nares anterior dan kulit (aksila-inguinal), diambil dalam 1x24 jam, dinilaikepositifan MRSA menggunakan beberapa media identifikasi di Instalasi Laboratorium Klinik. Perbandingan analitik dan praktikabilitasmetode identifikasi dianalisis efektivitasnya. Kejadian kolonisasi S.aureus dan MRSA di pasien saat masuk perawatan Ruang Intensif23,4% dan 9,7%. Faktor kebahayaan dominan kolonisasi MRSA adalah riwayat perawatan RS. Nares anterior dominan sebagai tempatkolonisasi S.aureus (74,2%) dan MRSA (33,7%). Terdapat 7,7% kolonisasi lolos deteksi bila sampling hanya dilakukan di nares.Kesepakatan hasil pemeriksaan antar metode baik (indeks Kappa >0,8) dengan metode yang disarankan adalah penggunaan mediaselektif MRSA langsung atau urutan metode deteksi menggunakan Blood Agar, pengecatan Gram, uji aglutinasi, media khromogenikselektif MRSA. Metode penapisan dengan tingkat deteksi dan praktikabilitas yang baik bermanfaat mendukung pengendalian infeksidi ruang berkebahayaan tinggi.
THE DIFFERENCES OF SODIUM, POTASSIUM AND CHLORIDE LEVELS IN STEMI AND NSTEMI PATIENTS Freddy Ciptono; Muji Rahayu
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 24, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v24i1.1163

Abstract

Infark miokard telah menjadi salah satu penyebab terbesar kematian di seluruh dunia yaitu sebesar 30% dari angka kematiansecara global. STEMI dan NSTEMI dibedakan berdasarkan derajad iskemia yang dialami berupa elevasi segmen ST di pemeriksaan EKGdi pasien STEMI. Peningkatan kadar enzim jantung juga ditemukan baik pada STEMI maupun NSTEMI. Beberapa penelitian terdahulumengungkapkan adanya perubahan kadar elektrolit di pasien infark miokard. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaankadar natrium, kalium dan klorida di pasien STEMI dan NSTEMI. Penelitian potong lintang, subjek pasien STEMI dan NSTEMI yangdirawat di RSUP Dr. Kariadi, Semarang keluhan angina yang khas, pemeriksaan EKG dengan atau tanpa elevasi segmen ST, disertaidengan peningkatan kadar enzim jantung melebihi batas diagnostik. Data natrium dan klorida dianalisa menggunakan student’s t-testdan data kalium dianalisa menggunakan Mann Whitney U Test. Perbedaan bermakna apabila p< 0,05. Penelitian ini dilakukan di 60subjek dengan rerata umur 53,9 tahun pada kelompok STEMI dan 58,47 pada kelompok NSTEMI. Terdapat perbedaan bermakna padakadar natrium antara pasien STEMI dan NSTEMI (p=0,00). Kadar kalium (p=0,625) dan klorida (p=0,423) tidak memiliki perbedaanbermakna antara dua kelompok tersebut. Terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar natrium di pasien STEMI dengan NSTEMI(p< 0,05). Kadar natrium yang didapatkan lebih rendah di pasien STEMI dapat menjadi salah satu petanda laboratorium dalammelakukan diagnosis banding antara STEMI dengan NSTEMI.
ANALYSIS OF LABORATORY PARAMETERS AS SEPSIS MARKERS IN NEONATALS WITH HYPERBILIRUBINEMIA Bachtiar Syamsir; Rachmawati Muhiddin; Uleng Bahrun
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 24, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v24i1.1154

Abstract

Hiperbilirubin di neonatus merupakan kondisi peningkatan bilirubin total (> 5mg/dL) di bayi baru lahir. Angka kejadian di bayicukup bulan mencapai 60%. Kejadian hiperbilirubin di bayi baru lahir salah satu penyebab terbanyak bayi harus mendapat perawatan.Kejadian hiperbilirubinemia di neonatus yang disebabkan oleh sepsis 3–8%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubunganpeningkatan petanda sepsis C-Reaktif Protein (CRP), Procalcitonin (PCT), rasio jumlah imature to total neutrofil (IT ratio) dan jumlahtrombosit di neonatus dengan hiperbilirubinemia dan menilai kenasabannya. Penelitian retrospektif dengan pendekatan potong lintangdengan mengambil data rekam medis pasien yang diperiksa kadar bilirubin total di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar masawaktu Januari-Desember 2015. Patokan kesertaan, pasien dengan pemeriksaan petanda sepsis CRP, PCT, IT Ratio dan trombosit,dengan diagnosis akhir sepsis. Data dikelompokkan menjadi kelompok hiperbilirubin dan non-hiperbilirubin, diuji dengan Uji MannWhitnney atau Uji T Independen untuk melihat hubungan antara keempat petanda sepsis dengan kelompok bilirubin. Data kelompokhiperbilirubinemia kemudian diuji kenasaban Spearman untuk melihat kenasaban keempat petanda sepsis dengan kadar bilirubin.Diperoleh total 92 sampel yang memenuhi patokan kesertaan, kelompok hiperbilirunemia 67,4% dan non-hiperbilirubinemia 32,6%.Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna nilai keempat petanda sepsis diantara kedua kelompok (p>0,05),terdapat kenasaban negatif jumlah trombosit dengan sepsis hiperbilirubinemia (p<0,05; r.-0,261). Tidak dapat disimpulkan adanyahubungan CRP, PCT, IT ratio dan trombosit terhadap kejadian hiperbilirubinemia. Pada subjek dengan hiperbilirubinemia, makin tinggikadar bilirubin makin rendah jumlah trombosit.
PHYLOGENETIC PROFILE OF ESCHERICHIA COLI CAUSING BLOODSTREAM INFECTION AND ITS CLINICAL ASPECT Osman Sianipar; Widya Asmara; Iwan Dwiprahasto; Budi Mulyono
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 24, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v24i1.1152

Abstract

Escherchia coli merupakan satu dari bakteri yang paling sering ditemukan dalam infeksi aliran darah. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengeksplorasi profil filogenetik E. coli yang menyebabkan infeksi aliran darah dan aspek klinisnya. Ini merupakan penelitianobservasional yang melibatkan 12 subjek yang menderita infeksi aliran darah yang disebabkan oleh E.coli. Isolat klinis E.coli serta hasiluji kepekaan antimikroba diperoleh dari metode kaldu microdilution otomatis. Data klinis diperoleh dari rekam medis dan analisisfilogenetik yang dilakukan dengan polymerase chain reaction menggunakan gena chuA dan YjaA. Data dianalisis dengan menggunakanstatistik deskriptif. Sumber infeksi ini berasal dari saluran kemih, paru-paru, saluran pencernaan dan kulit yang ditemukan dalam 7kasus. Namun, sumber infeksi tidak diketahui dalam 5 kasus. Sebagian besar subjek adalah pria dewasa dengan keganasan sebagaipenyakit yang mendasarinya. Escherichia coli sebagai etiologi infeksi aliran darah sebagian besar (75%) menghasilkan enzim ESBL danresistensinya terhadap antimikroba seperti ampicilin, ampicilin/sulbactam, ceftazidime, ceftriaxon, cefepime, aztreonam, ciprofloxacindan trimetropim-sulfamethoxazol yang cukup tinggi. Kelompok filogenetik dari isolat klinis ini sebagian besar (75%) adalah grup B2dan grup D yang dikenal sebagai strain virulen ekstraintestinal. Isolat klinis yang tersisa (25%) dapat digolongkan sebagai kelompokfilogenetik A atau B1 dimana kelompok A dikenal sebagai strain komensal.
ANALYSIS OF DECREASED GLUCOSE LEVEL IN STORED SAMPLES CORRELATED TO SERUM SEPARATION AND TEMPERATURE STORAGE Gustamin Gustamin; Liong Boy Kurniawan; Ruland DN Pakasi
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 24, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v24i1.1157

Abstract

Glukosa darah merupakan uji yang rutin untuk menilai bahaya penyakit diabetes melitus. Masalah utama yang dihadapi rumahsakit di daerah adalah sering terjadinya penundaan terhadap pemeriksaan glukosa darah, sehingga terjadi penurunan kadar glukosaakibat glikolisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan kadar glukosa darah berdasarkan suhu penyimpanan danpemisahan serum. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan kohort kajian yang dilakukan di RS Dr. WahidinSudirohusodo masa waktu Agustus 2016. Kadar glukosa diukur dengan menggunakan ABX-Pentra 400. Data yang didapat dianalisismenggunakan uji statistik Shapiro wilk dan wilcoxon. Hasil penelitian didapat dari 22 sampel darah lengkap dengan perlakuan berbedaberdasarkan suhu penyimpanan dan pemisahan serum. Hasil menunjukkan perbedaan bermakna antara glukosa serum dengan bekuanyang disimpan selama 2 jam pada suhu ruang yang mengalami penurunan sebesar 9,32 mg/dL jika dibandingkan dengan penyimpananselama 2 jam pada suhu freezer yaitu sebesar 0,8 mg/dL (p=0,000) dan jika dibandingkan dengan serum pada suhu ruang selama 2jam sebesar 1,38 mg/dL (p=0,000). Sampel untuk pemeriksaan glukosa yang tertunda sebaiknya dilakukan pemisahan antara serumdan bekuan eritrosit agar tidak terjadi penurunan glukosa.
CORRELATIONS BETWEEN MEAN PLATELET VOLUME AND IMMATURE PLATELET FRACTION TO HEMOGLOBIN A1C IN PATIENTS WITH TYPE 2 DIABETES MELLITUS Dian W Astuti; Sony Wibisono; Arifoel Hajat; Sidarti Soehita
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 24, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v24i1.1148

Abstract

Pasien diabetes melitus tipe 2 berkebahayaan mengalami komplikasi makro dan mikrovaskuler, yang dipengaruhi oleh kendaliglikemik. Reaktivitas trombosit berperan pada timbulnya komplikasi ini, terutama komplikasi kardiovaskuler. Tujuan penelitian iniadalah membandingkan MPV dan IPF di kendali glikemik baik dan buruk dan menentukan adanya kenasaban MPV dan IPF terhadapHbA1c. Penelitian bersifat analitik observasional dengan rancang bangun potong lintang. Sampel darah EDTA dari 43 orang pasienDM tipe 2, dikumpulkan selama Januari-Februari 2016. HbA1c diperiksa dengan Dimension RxL, sedangkan MPV dan IPF diperiksadengan Sysmex XN-1000. Rerata nilai MPV 10,36±0,84 fL, rerata nilai IPF 4,22±2,29%. Uji perbedaan nilai MPV menurut kendaliglikemik didapatkan p=0,494, uji perbedaan IPF didapatkan p=0,462. Uji kenasaban Pearson antara IPF dan MPV didapatkanr=0,877 (p<0,0001), MPV dan HbA1c didapatkan r=0,018 (p=0,907), IPF dan HbA1c didapatkan r=0,128 (p=0,414). Penelitian inimenunjukkan rerata MPV berada dalam rentang normal, sedangkan rerata IPF meningkat, namun tak terdapat perbedaan bermaknanilai MPV dan IPF di kendali glikemik baik dan buruk. MPV dan IPF pada penelitian ini tak bernasab dengan HbA1c.

Page 1 of 2 | Total Record : 20


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue Vol. 32 No. 1 (2025) Vol. 31 No. 3 (2025) Vol. 31 No. 2 (2025) Vol. 31 No. 1 (2024) Vol. 30 No. 3 (2024) Vol. 30 No. 2 (2024) Vol. 30 No. 1 (2023) Vol. 29 No. 3 (2023) Vol. 29 No. 2 (2023) Vol. 29 No. 1 (2022) Vol 29, No 1 (2022) Vol 28, No 3 (2022) Vol. 28 No. 3 (2022) Vol. 28 No. 2 (2022) Vol 28, No 2 (2022) Vol 28, No 1 (2021) Vol. 28 No. 1 (2021) Vol. 27 No. 3 (2021) Vol 27, No 3 (2021) Vol. 27 No. 2 (2021) Vol 27, No 2 (2021) Vol. 27 No. 1 (2020) Vol 27, No 1 (2020) Vol 26, No 3 (2020) Vol. 26 No. 3 (2020) Vol. 26 No. 2 (2020) Vol 26, No 2 (2020) Vol 26, No 1 (2019) Vol. 26 No. 1 (2019) Vol. 25 No. 3 (2019) Vol 25, No 3 (2019) Vol 25, No 2 (2019) Vol. 25 No. 2 (2019) Vol 25, No 1 (2018) Vol. 25 No. 1 (2018) Vol 24, No 3 (2018) Vol. 24 No. 3 (2018) Vol. 24 No. 2 (2018) Vol 24, No 2 (2018) Vol. 24 No. 1 (2017) Vol 24, No 1 (2017) Vol. 23 No. 3 (2017) Vol 23, No 3 (2017) Vol 23, No 2 (2017) Vol. 23 No. 2 (2017) Vol 23, No 1 (2016) Vol 22, No 3 (2016) Vol 22, No 2 (2016) Vol 22, No 1 (2015) Vol 21, No 3 (2015) Vol 21, No 2 (2015) Vol 21, No 1 (2014) Vol 20, No 3 (2014) Vol 20, No 2 (2014) Vol 20, No 1 (2013) Vol 19, No 3 (2013) Vol 19, No 2 (2013) Vol 19, No 1 (2012) Vol. 19 No. 1 (2012) Vol 18, No 3 (2012) Vol. 18 No. 3 (2012) Vol 18, No 2 (2012) Vol. 18 No. 1 (2011) Vol 18, No 1 (2011) Vol 17, No 3 (2011) Vol 17, No 2 (2011) Vol 17, No 1 (2010) Vol 16, No 3 (2010) Vol 16, No 2 (2010) Vol 16, No 1 (2009) Vol 15, No 3 (2009) Vol 15, No 2 (2009) Vol 15, No 1 (2008) Vol 14, No 3 (2008) Vol 14, No 2 (2008) Vol 14, No 1 (2007) Vol 13, No 3 (2007) Vol 13, No 2 (2007) Vol 13, No 1 (2006) Vol 12, No 3 (2006) Vol 12, No 2 (2005) Vol 12, No 1 (2005) More Issue