cover
Contact Name
Kompyang Selamet
Contact Email
kompyangselamet@gmail.com
Phone
+6281933118674
Journal Mail Official
kompyangselamet@gmail.com
Editorial Address
Jurusan Fisika dan Pengajaran IPA Universitas Pendidikan Ganesha Jl. Udayana no. 11, Singaraja, Bali 81116
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI)
ISSN : -     EISSN : 26230852     DOI : http://dx.doi.org/10.23887/jppsi.v2i2
Core Subject : Education,
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) diterbitkan oleh Jurusan Fisika dan Pengajaran IPA Fakultas MIPA Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal ilmiah ini mendiseminasikan artikel dari hasil-hasil penelitian pada bidang pendidikan sains/IPA. Terbit sebanyak dua kali pada bulan April dan Oktober. e-ISSN: 2623-0852
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 188 Documents
STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPA SISWA Dewa Ayu Dewi Purnamayanti; I Nyoman Suardana; Kompyang Selamet
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 2 No. 1 (2019): JPPSI, April 2019
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v2i1.17221

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan desain non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 357 siswa. Sampel penelitian berjumlah 57 siswa yang diambil dengan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas yaitu siswa kelas VIII A2 sebagai kelas eksperimen I yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan siswa kelas VIII B10 sebagai kelas eksperimen II yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Data hasil belajar IPA dikumpulkan dengan instrumen soal pilihan ganda. Data hasil belajar IPA siswa dianalisis secara deskriptif dan menggunakan uji ANCOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik dibandingkan model kooperatif tipe STAD. Hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II secara beturut-turut yaitu sebesar 81 dan 52,7.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP KREATIVITAS SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA Ade Sintia Wulandari; I Nyoman Suardana; N. L. Pande Latria Devi
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 2 No. 1 (2019): JPPSI, April 2019
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v2i1.17222

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap kreativitas siswa SMP pada pembelajaran IPA. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sukasada tahun ajaran 2017/2018 yang terdiri atas 150 orang yang tersebar ke dalam 5 kelas. Sampel dipilih menggunakan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas yaitu siswa kelas VIID sebagai kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran berbasis proyek (PjBL) dan siswa kelas VIIE sebagai kelas kontrol diterapkan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Objek penelitian ini adalah kreativitas siswa yang dikumpulkan menggunakan metode tes. Data kreativitas dianalisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil rata-rata kreativitas siswa sedangkan statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan uji ANCOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang dibelajarkan menggunakan model PjBL lebih baik dari siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal tersebut ditunjukkan oleh skor rata-rata posttest pada kelompok model PjBL dan kelompok model kooperatif tipe STAD berturut-turut sebesar 88,67 dan 33,86.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIKUM IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING Made Riska Depiani; Ni Made Pujani; Ni Luh Pande Latria Devi
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 2 No. 2 (2019): JPPSI, Oktober 2019
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v2i2.19374

Abstract

Penelitian menggunakan Research and Development (R & D) ini dilakukan untuk menghasilkan instrumen penilaian praktikum IPA berbasis inkuiri terbimbing. Penelitian ini mengadopsi model 4D yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate. Pengembangan instrumen pada penelitian ini dibatasi sampai tahap develop, yaitu uji keterbacaan. Penyusunan instrumen penilaian diawali dengan analisis kebutuhan melalui wawancara guru dan siswa. Pada tahap pengembangannya dilakukan uji kevalidan dan uji keterbacaan. Kevalidan instrumen penilaian diuji oleh dua ahli. Keterbacaan instrumen penilaian praktikum IPA berbasis inkuiri terbimbing didapatkan melalui angket uji keterbacaan. Kevalidan dan keterbacaan instrumen penilaian tersebut dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menemukan: 1) skor rata-rata uji validitas instrumen penilaian praktikum IPA berbasis inkuiri terbimbing dan LKS secara berturut-turut sebesar 3,45 dan 3,62. Hasil validitas yang diperoleh menyatakan bahwa instrumen penilaian secara keseluruhan termasuk dalam kriteria sangat valid. 2) skor rata-rata uji keterbacaan instrumen sebesar 4,68 dengan kriteria sangat jelas/mudah dipahami. Berdasarkan hasil uji validitas dan uji keterbacaan dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian praktikum IPA berbasis inkuiri terbimbing valid dan terbaca.
ANALISIS KEBUTUHAN UNTUK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS MIND MAPPING I Ketut Dadi; I Wayan Redhana; Putu Prima Juniartina
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 2 No. 2 (2019): JPPSI, Oktober 2019
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v2i2.19375

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis kebutuhan untuk merancang media pembelajaran IPA berbasis mind mapping. Analisis kebutuhan dilakukan melalui studi literatur dan studi lapangan. Studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai konsep materi IPA di kelas VIII semester 2. Hasil analisis konsep pada materi cahaya dan alat optik menunjukan bahwa 44% konsep abstrak, 52% konsep konkret, dan 4% konsep berdasarkan prinsip. Studi lapangan dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai proses pembelajaran di kelas dan media yang digunakan. Hasil analisis kebutuhan dari 19 orang guru IPA dan 190 orang siswa di Kabupaten Buleleng khususnya di Kecamatan Buleleng dan Kecamatan Sawan menunjukan bahwa 100% guru menyatakan media pembelajaran IPA berbasis mind mapping itu menarik, 100% guru menginginkan perlunya dikembangkan media pembelajaran IPA berbasis mind mapping dan 100% guru menyatakan setuju menggunakan media pembelajaran IPA berbasis mind mapping dalam menjelaskan konsep IPA. Hasil analisis kebutuhan siswa juga mendapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil analisis kebutuhan guru, 95,3% siswa menyatakan media pembelajaran IPA berbasis mind mapping itu menarik dan 97,4% siswa menyatakan setuju menggunakan media pembelajaran IPA berbasis mind mapping pada kegiatan belajar di kelas. Hasil studi literatur dan studi lapangan menunjukkan bahwa perlu dikembangkan media pembelajaran IPA berbasis mind mapping.
KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DAN FREE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Ni Luh Yanti Onikarini; I Nyoman Suardana; Kompyang Selamet
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 2 No. 2 (2019): JPPSI, Oktober 2019
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v2i2.19376

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran guided discovery dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran free discovery. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan rancangan non-equivalent pretest-posttest control grup design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bebandem tahun pelajaran 2018/2019 yang terdiri atas 122 siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII C dan siswa kelas VIII D yang diperoleh dengan teknik cluster random sampling. Siswa kelas VIII C belajar dengan model pembelajaran guided discovery dan siswa kelas VIII D belajar dengan model pembelajaran free discovery. Data hasil belajar dikumpulkan dengan metode tes dan dianalisis menggunakan uji statistik Ancova satu jalur pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran guided discovery dan siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran free discovery. Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran guided discovery memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran free discovery. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai rata-rata posttest secara berturut-turut yaitu sebesar 78,29 dan 70,85.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP Ni Putu Ista Arisna Putri; Ni Made Pujani; Ni Luh Pande Latria Devi
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 2 No. 2 (2019): JPPSI, Oktober 2019
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v2i2.19377

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan keterampilan sosial dan prestasi belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan model pembelajaran langsung. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan pretest-posttest nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 3 Banjar pada semester genap tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 275 siswa. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas yang berjumlah 64 siswa sebagai kelas eksperimen dan kontrol. Data keterampilan sosial dikumpulkan menggunakan angket dengan reliabilitas 0,89 dan prestasi belajar menggunakan tes prestasi belajar dengan reliabilitas 0,69. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan uji manova. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1)Terdapat perbedaan keterampilan sosial dan prestasi belajar secara bersama-sama antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan model pembelajaran langsung (sig<0,05); (2)Terdapat perbedaan keterampilan sosial antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan model pembelajaran langsung (sig<0,05); dan (3)Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan model pembelajaran langsung (sig<0,05). Hasil uji LSD menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe think pair share lebih baik daripada model pembelajaran langsung dalam meningkatkan keterampilan sosial dan prestasi belajar siswa.
KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA Rizqi Hidayat; I Nyoman Suardana; Putri Sarini
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 2 No. 2 (2019): JPPSI, Oktober 2019
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v2i2.19378

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan pemahaman konsep IPA antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan model pembelajaran Berbasis Masalah. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 7 Singaraja tahun ajaran 2018/2019 yang terdiri atas 152 siswa dan tersebar ke dalam 5 kelas. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIID dan kelas VIIE yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Siswa kelas VIID belajar dengan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan siswa kelas VIIE belajar dengan model pembelajaran Berbasis Masalah. Data penelitian ini adalah pemahaman konsep IPA siswa yang dikumpulkan dengan metode tes pilihan ganda diperluas dan dianalisis menggunakan uji statistik ANCOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah. Siswa yang dibelajarkan dan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing memiliki pemahaman konsep IPA yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Berbasis Masalah. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai rata-rata posttest siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan model pembelajaran Berbasis Masalah secara berturut-turut sebesar 60,4 dan 59,5.
PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM IPA BERBASIS MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII Kadek Mega Indriyana; Ni Made Pujani; Kompyang Selamet
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 2 No. 2 (2019): JPPSI, Oktober 2019
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v2i2.19379

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengembangkan petunjuk praktikum IPA berbasis model inkuiri terbimbing untuk siswa SMP/MTs kelas VIII pada materi tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang valid serta praktis digunakan dalam pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (R&D) dengan metode pengembangan four-D yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate. Pengembangan pada penelitian ini dibatasi sampai tahap develop (uji kepraktisan) karena keterbatasan waktu, biaya serta kemampuan peneliti. Pengujian desain, isi dan bahasa pada petunjuk praktikum IPA berbasis model inkuiri terbimbing dilakukan oleh dua orang ahli kependidikan IPA. Produk penelitian ini diuji secara terbatas dengan responden sebanyak dua belas orang siswa dan dua orang guru. Data validasi serta kepraktisan di analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) petunjuk praktikum IPA hasil pengembangan memiliki karakteristik yaitu setiap tahapan dalam kegiatan praktikum sesuai dengan fese-fese dalam model inkuiri terbimbing, (2) nilai validasi desain, isi dan bahasa petunjuk praktikum IPA oleh para ahli adalah 3,52 yang termasuk dalam kategori sangat valid, (3) hasil uji keterbacaan diperoleh hasil sebesar 3,63 yang termasuk dalam kategori sangat paham, (4) hasil respon siswa dan guru terhadap keterlaksanaan diperoleh skor rata-rata sebesar 94% dan 3,69 dalam kategori sangat terlaksana. Berdasarkan hasil analisis data uji keterbacaan dan uji keterlaksanaan dapat disimpulkan bahwa petunjuk praktikum IPA hasil pengembangan dikategorikan praktis.
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP Yunda Auliana; Ni Made Pujani; Putu Prima Juniartina
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 2 No. 2 (2019): JPPSI, Oktober 2019
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v2i2.19380

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang dibelajarkan dengan model problem based learning (PBL) dan siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif tipe student team achievement division (STAD). Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Singaraja semester genap tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 367 siswa. Sampel penelitian dipilih dengan teknik cluster random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini tersebar dalam 2 kelas dengan berjumlah 64 siswa, yaitu kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan model PBL dan kelas kontrol yang dibelajarkan dengan model kooperatif tipe STAD. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian keterampilan berpikir kritis. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan anakova satu jalur dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang dibelajarkan dengan model PBL dan siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif tipe STAD dengan angka taraf signifikan diperoleh lebih kecil dari 0,05 (sig.<0,05). Siswa yang belajar dengan model PBL secara signifikan memiliki keterampilan berpiki kritis yang lebih tinggi dibandingkan dengan model kooperatif tipe STAD (│μ1-μ2│= 16,000> LSD= 1,9994), 2) gain score ternormalisasi keterampilan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model PBL berkualifikasi sedang (<g>= 0,41), sedangkan gain score ternormalisasi keterampilan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model kooperatif tipe STAD berkualifikasi rendah (<g>= 0,08).
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGIES TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Ida Ayu Putu Febby Wulandari; Ni Made Pujani; Putu Prima Juniartina
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 2 No. 2 (2019): JPPSI, Oktober 2019
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v2i2.19383

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan Information and Communication Technologies (ICT) dan siswa yang dibelajarkan dengan model Direct Instruction (DI). Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu dengan rancangan Nonequivalen Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 1 Sukasada pada semester genap tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 234 siswa. Sampel penelitian dipilih dengan teknik cluster random sampling. Didapatkan sebanyak dua kelas yaitu kelas VII F sebagai kelas eksperimen diterapkan model PBL berbantuan ICT dan kelas VII G sebagai kelas kontrol diterapkan model DI dengan jumlah 75 siswa. Data keterampilan berpikir kritis siswa diperoleh dengan metode tes bentuk uraian dengan jumlah 15 butir soal. Data keterampilan berpikir kritis dianalisis secara deskriptif dan menggunakan uji Anakova dengan taraf signifikan 5%. Hasil penelitian menemukan bahwa: (1) Peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model PBL berbantuan ICT peningkatannya berkualifikasi sedang (N gain = 0,69). Peningkatan Ketercapaian dimensi merumuskan masalah, memberikan argument,melakukan induksi, melakukan deduksi, melakukan evaluasi dan dimensi memutuskan dan melaksanakannya semuanya berkualifikasi sedang. (2) Terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa antara siswa yang belajar dengan model PBL bebantuan ICT dan model pembelajaran DI. Hal tersebut ditunjukkan oleh skor rata-rata posttest kelompok yang dibelajarkan dengan model PBL berbantuan ICT yaitu sebesar 77,33 sedangkan kelompok yang dibelajarkan dengan model DI yaitu sebesar 71,60.

Page 9 of 19 | Total Record : 188