cover
Contact Name
Kompyang Selamet
Contact Email
kompyangselamet@gmail.com
Phone
+6281933118674
Journal Mail Official
kompyangselamet@gmail.com
Editorial Address
Jurusan Fisika dan Pengajaran IPA Universitas Pendidikan Ganesha Jl. Udayana no. 11, Singaraja, Bali 81116
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI)
ISSN : -     EISSN : 26230852     DOI : http://dx.doi.org/10.23887/jppsi.v2i2
Core Subject : Education,
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) diterbitkan oleh Jurusan Fisika dan Pengajaran IPA Fakultas MIPA Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal ilmiah ini mendiseminasikan artikel dari hasil-hasil penelitian pada bidang pendidikan sains/IPA. Terbit sebanyak dua kali pada bulan April dan Oktober. e-ISSN: 2623-0852
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 188 Documents
Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Terpadu Bertema Olahraga dengan Model Webbed Untuk Siswa Kelas VIII SMP I Made Arta Cahyana; Ni Made Pujani; Ni Luh Pande Latria Devi
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 5 No. 1 (2022): JPPSI, April 2022
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v5i1.46349

Abstract

Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk mendeskripsikan serta menganalisis karakteristik, tingkat kevalidan, dan tingkat keterbacaan modul pembelajaran IPA Terpadu bertema Olahraga dengan model webbed untuk siswa kelas VIII SMP. Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pengembangan. Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan 4D yaitu define, design, develop, and disseminate. Penelitian ini dilakukan sampai tahap develop untuk mengetahui validitas dan keterbacaan. Pada tahap define, dilakukan analisis kurikulum, peserta didik, bahan ajar, materi, dan merumuskan tujuan pembelajaran. Pada tahap design, dilakukan perancangan awal dengan membuat produk modul IPA terpadu. Pada tahap develop, dilakukan uji validitas isi oleh para ahli. Subjek penelitian melibatkan dua orang dosen ahli yaitu dosen ahli isi yang berperan sebagai validator. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, karakteristik modul IPA terpadu yang dikembangkan, yaitu menggunakan tema olahraga, menggunakan langkah-langkah model pembelajaran webbed, berisikan petunjuk penggunaan modul, setiap sub materi terdapat contoh soal, latihan soal, percobaan, dan informasi tambahan seputar dunia sains sesaui materi yang dibahas. Tingkat kevalidan modul yang dikembangkan termasuk dalam kategori validitas sangat tinggi, dilihat dari skor angket penilaian oleh 2 orang dosen ahli Pendidikan IPA sebesar 0,91. Tingkat keterbacaan modul yang dikembangkan termasuk dalam kategori sangat terbaca, dilihat dari skor rata-rata angket penilaian oleh 4 orang guru IPA kelas VIII dan 6 orang siswa kelas VIII secara berturut-turut sebesar 4,54 dan 4,24. Berdasarkan data hasil penelitian, modul IPA terpadu bertema olahraga dengan model webbed dapat diuji ke tahap selanjutnya yaitu uji kepraktisan, uji keefektifan, dan penyebaran produk.
Pengembangan Modul Elektronik IPA SMP Kelas VIII Berbasis Inkuiri pada Materi Cahaya dan Alat Optik Ni Putu Dina Yanti; I Nyoman Suardana; Kompyang Selamet
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 5 No. 1 (2022): JPPSI, April 2022
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v5i1.46358

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik, kevalidan, kepraktisan, dan keterbacaan modul elektronik IPA SMP kelas VIII berbasis inkuiri pada materi cahaya dan alat optik. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D) dengan menggunakan model 4D namun penelitian ini hanya dilakukan sampai tahat develop karena keterbatasan waktu penelitian. Data hasil penelitian ini meliputi karakteristik, tingkat kevalidan, tingkat kepraktisan, dan tingkat keterbacaan modul elektronik IPA yang diperoleh dengan menggunakan teknik penyebaran angket kepada subjek penelitian yaitu 2 orang ahli Pendidikan IPA untuk uji kevalidan, 5 orang guru IPA se-Kecamatan Penebel untuk uji kepraktisan, dan 10 orang siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Penebel untuk uji keterbacaan. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Karakteristik modul elektronik IPA SMP kelas VIII berbasis inkuiri pada materi cahaya dan alat optik yaitu diawali dengan peta konsep dan kegiatan pembelajaran, dilengkapi dengan fitur tambahan ayo kita diskusikan, ayo kita pahami, info tokoh, sekilas info, ayo kita lakukan, dan fitur ayo berlatih, dilengkapi dengan kunci jawaban dan cara penilaian mandiri, dilengkapi dengan glosarium, dilengkapi dengan komik sederhana, animasi bergerak, link praktikum, serta video pembelajaran, serta modul elektronik ini berbentuk flipbook. Tingkat kevalidan modul elektronik IPA termasuk ke dalam kategori sangat valid. Hasil kepraktisan modul elektronik memperoleh rata-rata sebesar 4,33 dengan kategori sangat praktis, sedangkan untuk keterbacaan modul elektronik IPA mendapat rata-rata sebesar 4,5 dengan kategori sangat terbaca/sangat jelas. Berdasarkan data hasil penelitian, modul elektronik IPA SMP kelas VIII berbasis inkuiri pada materi cahaya dan alat optik sudah layak untuk diuji ke tahap selanjutnya yaitu uji keefektivan produk.
PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA I. G. A. A. Widya Adnyani; N. M. Pujani; P. Prima Juniartina
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 1 No. 2 (2018): JPPSI, Oktober 2018
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v1i2.17172

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan profil keterampilan berpikir kritis siswa serta mendeskripsikan perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa antara siswa yang belajar dengan model learning cycle 7E dan model pembelajaran direct instruction. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu dengan rancangan Nonequivalen Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Sukasada yang berjumlah 250 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik class random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 64 siswa yang tersebar di dalam 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes uraian keterampilan berpikir kritis. Tes uraian digunakan agar lebih mudah dalam mengamati keterampilan berpikir kritis siswa. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan uji-t dua ekor. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh simpulan sebagai berikut: 1) Keterampilan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model learning cyce 7E berkualifikasi sedang (N-Gain = 0,64). Ketercapaian dimensi merumuskan masalah, memberikan argument, melakukan induksi, melakukan deduksi, melakukan evaluasi berkualifikasi sedang dan dimensi memutuskan dan melaksanakannya berkualifikasi tinggi 2) Terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa antara siswa yang belajar dengan model learning cycle 7E dan model pembelajaran direct instruction. Keterampilan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari siswa yang belajar dengan model learning cycle 7E lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran direct instruction.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP NEGERI 3 SUKASADA Lya Fransiska; I Wayan Subagia; Putri Sarini
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 1 No. 2 (2018): JPPSI, Oktober 2018
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v1i2.17214

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan pengaruh model pembelajaran guided discovery terhadap keterampilan proses sains siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sukasada tahun ajaran 2017/2018. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-equivalent pretest-posttest control group desaign. Data keterampilan proses sains siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes keterampilan proses sains. Data dianalisis dengan menggunakan uji ANCOVA satu jalur yang dilakukan terhadap angka signifikansi nilai statistik F varian dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka signifikansi nilai statistik F varian adalah 0,000 yang berarti bahwa H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan proses sains antara siswa yang diberi pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery dan siswa yang diberi pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian, penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran guided discovery memberikan pengaruh positif terhadap keterampilan proses sains siswa. 
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA I. B. P. Angga Putra; N. M. Pujani; P. Prima Juniartina
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 1 No. 2 (2018): JPPSI, Oktober 2018
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v1i2.17215

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil pemahaman konsep IPA siswa dan menganalisis perbedaan pemahaman konsep IPA antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaran langsung. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu dengan rancangan Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP N 1 Sukasada pada semester genap tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 236 siswa. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik class random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 59 siswa yang tersebar dalam 2 kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data pemahaman konsep diperoleh melalui tes pemahaman konsep IPA. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan Anakova satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pemahaman konsep IPA siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berkualifikasi tinggi (N-gain = 0,74). Ketercapaian indikator menafsirkan, mencontohkan, merangkum, menyimpulkan, dan menjelaskan berkualifikasi tinggi. Ketercapaian indikator mengklasifikasikan dan membandingkan berkualifikasi sedang. (2) Terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaran langsung (F = 18,063, p < 0,05). Siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw secara signifikan memiliki pemahaman konsep IPA yang lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran langsung (|μ1−μ2| > LSD). Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa aktif berdiskusi dalam kelompok asal dan kelompok ahli, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran.Kata kunci: jigsaw, pembelajaran langsung, pemahaman konsep
KARAKTERISTIK MULTIMEDIA INTERAKTIF MATA PELAJARAN IPA SMP I. P. Hendra Eka Geminiawan; I Wayan Redhana; P. Prima Juniartina
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 1 No. 2 (2018): JPPSI, Oktober 2018
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v1i2.17216

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan karakteristik multimedia interaktif pada mata pelajaran cahaya dan alat optik IPA SMP. Berbagai hasil survei nasional maupun internasional menunjukkan bahwa pencapaian prestasi belajar Indonesia berada di bawah negara-negara tetangga. Faktor utama yang menyebabkan rendahnya capaian prestasi belajar Indonesia adalah kurangnya keterampilan tenaga pendidik dalam pengelolaan pembelajaran. Pemilihan media ICT yang tepat dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan membantu siswa untuk memahami konsep IPA yang diajarkan, sehingga prestasi belajar siswa dapat menigkat. Kualitas pembelajaran memerlukan berbagai upaya untuk mewujudkannya. Upaya tersebut dengan berbagai komponen yang terlibat didalam pembelajaran, salah satu di antaranya adalah dengan pemanfaatan media pembelajaran. Penelitian ini menghasilkan produk multimedia interaktif mata pelajaran cahaya dan alat optik. Karakteristik dari multimedia interaktif yang dihasilkan adalah (1) media menyajikan aspek mikroskopis, makroskopis, dan simbolis, (2) merupakan media pembelajaran interaktif dengan simulasi dua arah, (3) topik yang dimuat adalah cahaya dan alat optik kelas VIII SMP semester 2, (4) multimedia interaktif berisikan dubbing yang dapat memandu siswa ketika mandiri belajar, (5) menyajikan simulasi menjodohkan yang dapat membangun rasa ingin tahu siswa, dan (6) memiliki dua jenis kuis, kuis langsung dan kuis khusus untuk evaluasi.
KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASISSTED INDIVIDUALIZATION DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH IPA SISWA KELAS VIII SMP N. P. Wahyu Dewi Arningsih; I Nyoman Suardana; Kompyang Selamet
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 1 No. 2 (2018): JPPSI, Oktober 2018
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v1i2.17217

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan kemampuan pemecahan masalah IPA antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization dan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Singaraja tahun ajaran 2017/2018 yang terdiri atas 125 siswa dan tersebar ke dalam 5 kelas. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA dan kelas VIIID yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Siswa kelas VIIIA belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan kelas VIIID belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Objek penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah IPA siswa. Data kemampuan pemecahan masalah IPA siswa dikumpulkan dengan metode tes dan dianalisis menggunakan uji statistik ANCOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah IPA yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki kemampuan pemecahan masalah IPA yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai rata-rata posttest masing-masing kelas secara berturut-turut sebesar 70,10 dan 63,34.
PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA K. Arma Ayu Indrayani; N. M. Pujani; N. L. Pande Latria Devi
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 2 No. 1 (2019): JPPSI, April 2019
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v2i1.17218

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil hasil belajar IPA siswa di SMP Negeri 4 Singarajadan menganalisis perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti model Quantum Learningdengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional di SMP Negeri 4 Singaraja. Penelitianini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan non-equivalent pre test-post test control groupdesign. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII berjumlah 348 orang. Sampel penelitian dipilih2 kelas yaitu kelas VII SMP Negeri 4 Singaraja. Sebanyak 62 siswa yang ditentukan dengan teknikrandom sampling. Penelitian ini melibatkan 3 variabel yaitu 1) variabel bebas adalah modelpembelajaran, 2) variabel terikat adalah hasil belajar kognitif IPA, dan 3) variabel kovariat adalahpengetahuan awal siswa. Pengumpulan data menggunakan instrumen tes objektif diperluas. Untukmengetahui adanya perbedaan hasil belajar IPA siswa antara kelompok eksperimen dengan kelompokkontrol digunakan uji ANAKOVA dengan taraf sig.< 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasilbelajar IPA siswa SMP Negeri 4 Singaraja yang belajar dengan MQL berkualifikasi tinggi (x̅=84),sedangkan yang belajar dengan MPK nilai rata-rata juga berkualifikasi tinggi (x̅=71). Terdapat perbedaanyang signifikan hasil belajar antara siswa yang belajar model Quantum Learning dan siswa yang belajardengan model pembelajaran konvensional (F= 0,000 sig.< 0,05). Hasil belajar IPA siswa dengan modelQuantum Learning lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional μ μ 2,58 1 2  .
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH IPA SISWA KELAS VIII SMP N L. Eka Sumiantari; I Nyoman Suardana; Kompyang Selamet
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 2 No. 1 (2019): JPPSI, April 2019
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v2i1.17219

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh model problem based learning (PBL) dengan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD) terhadap kemampuan pemecahan masalah IPA siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan nonequivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Singaraja tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 126 siswa. Sampel penelitian berjumlah 50 siswa yang diambil dengan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas yaitu siswa kelas VIII B sebagai kelas eksperimen diterapkan model PBL dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol diterapkan model kooperatif tipe STAD. Objek penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah IPA siswa. Data penelitian ini dikumpulkan menggunakan metode tes uraian dan dianalisis menggunakan uji ANCOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan model PBL memiliki kemampuan pemecahan masalah lebih baik dari model kooperatif tipe STAD. Hal tersebut ditunjukkan oleh skor rata-rata posttest kelompok yang dibelajarkan dengan model PBL yaitu sebesar 74,50 yang tergolong pada kategori cukup sedangkan kelompok yang dibelajarkan dengan model STAD yaitu sebesar 45,94 yang tergolong pada kategori sangat rendah.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBANTUAN MEDIA VIRTUAL LABORATORY TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA Nur Halimah; Ketut Suma; Putri Sarini
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 2 No. 1 (2019): JPPSI, April 2019
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v2i1.17220

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation berbantuan media virtual laboratory dan model pembelajaran Direct Instruction. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Buleleng tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 80 siswa yang tersebar ke dalam 4 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling untuk memperoleh 2 kelas sebagai kelas eksperimen dan 2 kelas sebagai kelas kontrol. Data hasil belajar dikumpulkan melalui tes pilihan ganda diperluas sebanyak 20 item, dengan reliabilitas sebesar 0,883. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan Anakova satu jalur dengan taraf signifikansi 5%, kemudian dilakukan uji lanjut yaitu uji signifikansi skor rata-rata antar kelompok yang menggunakan Least Significant Difference (LSD). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Group Investigation berbantuan media virtual laboratory dan model pembelajaran Direct Instruction. Rata-rata skor hasil belajar IPA antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran Group Investigation berbantuan media virtual laboratory lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata skor hasil belajar IPA yang belajar dengan model pembelajaran Direct Instruction.

Page 8 of 19 | Total Record : 188