Kompyang Selamet
Program Studi S1 Pendidikan IPA Universitas Pendidikan Ganesha

Published : 42 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASISSTED INDIVIDUALIZATION DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH IPA SISWA KELAS VIII SMP Arningsih, N. P. Wahyu Dewi; Suardana, I Nyoman; Selamet, Kompyang
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.418 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan kemampuan pemecahan masalah IPA antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization dan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Singaraja tahun ajaran 2017/2018 yang terdiri atas 125 siswa dan tersebar ke dalam 5 kelas. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA dan kelas VIIID yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Siswa kelas VIIIA belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan kelas VIIID belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Objek penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah IPA siswa. Data kemampuan pemecahan masalah IPA siswa dikumpulkan dengan metode tes dan dianalisis menggunakan uji statistik ANCOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah IPA yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki kemampuan pemecahan masalah IPA yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai rata-rata posttest masing-masing kelas secara berturut-turut sebesar 70,10 dan 63,34.Kata Kunci: Kemampuan pemecahan masalah IPA, model pembelajaran kooperatif tipe TAI, model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH IPA SISWA KELAS VIII SMP Sumiantari, N L. Eka; Suardana, I Nyoman; Selamet, Kompyang
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.34 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh model problem based learning (PBL) dengan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD) terhadap kemampuan pemecahan masalah IPA siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan nonequivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Singaraja tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 126 siswa. Sampel penelitian berjumlah 50 siswa yang diambil dengan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas yaitu siswa kelas VIII B sebagai kelas eksperimen diterapkan model PBL dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol diterapkan model kooperatif tipe STAD. Objek penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah IPA siswa. Data penelitian ini dikumpulkan menggunakan metode tes uraian dan dianalisis menggunakan uji ANCOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan model PBL memiliki kemampuan pemecahan masalah lebih baik dari model kooperatif tipe STAD. Hal tersebut ditunjukkan oleh skor rata-rata posttest kelompok yang dibelajarkan dengan model PBL yaitu sebesar 74,50 yang tergolong pada kategori cukup sedangkan kelompok yang dibelajarkan dengan model STAD yaitu sebesar 45,94 yang tergolong pada kategori sangat rendah.
STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPA SISWA Purnamayanti, Dewa Ayu Dewi; Suardana, I Nyoman; Selamet, Kompyang
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.805 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan desain non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 357 siswa. Sampel penelitian berjumlah 57 siswa yang diambil dengan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas yaitu siswa kelas VIII A2 sebagai kelas eksperimen I yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan siswa kelas VIII B10 sebagai kelas eksperimen II yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Data hasil belajar IPA dikumpulkan dengan instrumen soal pilihan ganda. Data hasil belajar IPA siswa dianalisis secara deskriptif dan menggunakan uji ANCOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik dibandingkan model kooperatif tipe STAD. Hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II secara beturut-turut yaitu sebesar 81 dan 52,7.Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe TGT, model pembelajaran kooperatif tipe STAD, hasil belajar.
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA TERPADU SMP BERPENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN TEMA KULINER Kompyang Selamet
Wahana Matematika dan Sains: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya Vol. 12 No. 2 (2018): OKTOBER 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.641 KB) | DOI: 10.23887/wms.v12i2.15458

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menganalisis kelayakan modul pembelajaran IPA terpadu yang dirancang berpendekatan saintifik dan bertema kuliner untuk siswa SMP. Jenis penelitian yang digunakan adalah R & D (research and development) model 4D dengan tahapan define (pendefinisian), design (perencanaan), development (pengembangan) dan disseminate (penyebaran). Dalam penelitian ini, tahap disseminate hanya terbatas pada implementasi atau uji coba skala kecil serta setiap tahap validasi selalui diikuti dengan proses revisi produk. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini meliputi daftar isian, pedoman wawancara, lembar validasi modul pembelajaran IPA terpadu dan angket respon bagi siswa. Data-data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil yang diperoleh adalah dari segi isi, dan aspek pembelajaran, modul pembelajaran IPA tergolong dalam kriteria sangat baik dan memperoleh respon yang positif dari siswa. Kesimpulannya modul pembelajaran IPA terpadu berpendekatan saintifik dengan tema kuliner layak untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA SMP.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ETNOSAINS BALI BAGI CALON GURU IPA Putri Sarini; Kompyang Selamet
Wahana Matematika dan Sains: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya Vol. 13 No. 1 (2019): April, 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.462 KB) | DOI: 10.23887/wms.v13i1.17146

Abstract

Bahan ajar merupakan salah satu sumber belajar yang berperan penting dalam proses pembelajaran. Belum tersedianya bahan ajar yang memadai berdampak pada rendahnya capaian kompetensi mahasiswa pada Mata Kuliah Etnosains. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R&D) dengan mengadaptasi model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar Etnosains Bali yang layak digunakan sebagai salah satu sumber belajar pada perkuliahan Etnosains. Kelayakan bahan ajar Etnosains Bali yang dikembangan ditinjau dari kelayakan teoritis dan kelayakan empiris. Kelayakan teoritis melalui validasi ahli dan praktisi dan kelayakan empiris melalui uji keterbacaan terhadap bahan ajar. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar validasi ahli materi, ahli media, praktisi dan angket respon mahasiswa. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa komponen kelayakan materi sebesar 90% dengan kategori sangat valid, komponen kelayakan penyajian sebesar 95% dengan kategori sangat valid, komponen kepraktisan sebesar 96% dengan kategori sangat valid, dan komponen keterbacaan sebesar 86,5% dengan kategori sangat valid. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar Etnosains Bali yang telah dikembangkan layak digunakan secara teoritis dan empirisĀ  dalam proses perkuliahan Etnosains.
KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASISSTED INDIVIDUALIZATION DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH IPA SISWA KELAS VIII SMP N. P. Wahyu Dewi Arningsih; I Nyoman Suardana; Kompyang Selamet
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 1 No. 2 (2018): JPPSI, Oktober 2018
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v1i2.17217

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan kemampuan pemecahan masalah IPA antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization dan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Singaraja tahun ajaran 2017/2018 yang terdiri atas 125 siswa dan tersebar ke dalam 5 kelas. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA dan kelas VIIID yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Siswa kelas VIIIA belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan kelas VIIID belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Objek penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah IPA siswa. Data kemampuan pemecahan masalah IPA siswa dikumpulkan dengan metode tes dan dianalisis menggunakan uji statistik ANCOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah IPA yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki kemampuan pemecahan masalah IPA yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai rata-rata posttest masing-masing kelas secara berturut-turut sebesar 70,10 dan 63,34.
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH IPA SISWA KELAS VIII SMP N L. Eka Sumiantari; I Nyoman Suardana; Kompyang Selamet
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 2 No. 1 (2019): JPPSI, April 2019
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v2i1.17219

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh model problem based learning (PBL) dengan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD) terhadap kemampuan pemecahan masalah IPA siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan nonequivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Singaraja tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 126 siswa. Sampel penelitian berjumlah 50 siswa yang diambil dengan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas yaitu siswa kelas VIII B sebagai kelas eksperimen diterapkan model PBL dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol diterapkan model kooperatif tipe STAD. Objek penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah IPA siswa. Data penelitian ini dikumpulkan menggunakan metode tes uraian dan dianalisis menggunakan uji ANCOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan model PBL memiliki kemampuan pemecahan masalah lebih baik dari model kooperatif tipe STAD. Hal tersebut ditunjukkan oleh skor rata-rata posttest kelompok yang dibelajarkan dengan model PBL yaitu sebesar 74,50 yang tergolong pada kategori cukup sedangkan kelompok yang dibelajarkan dengan model STAD yaitu sebesar 45,94 yang tergolong pada kategori sangat rendah.
STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPA SISWA Dewa Ayu Dewi Purnamayanti; I Nyoman Suardana; Kompyang Selamet
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 2 No. 1 (2019): JPPSI, April 2019
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v2i1.17221

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan desain non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 357 siswa. Sampel penelitian berjumlah 57 siswa yang diambil dengan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas yaitu siswa kelas VIII A2 sebagai kelas eksperimen I yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan siswa kelas VIII B10 sebagai kelas eksperimen II yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Data hasil belajar IPA dikumpulkan dengan instrumen soal pilihan ganda. Data hasil belajar IPA siswa dianalisis secara deskriptif dan menggunakan uji ANCOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik dibandingkan model kooperatif tipe STAD. Hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II secara beturut-turut yaitu sebesar 81 dan 52,7.
KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DAN FREE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Ni Luh Yanti Onikarini; I Nyoman Suardana; Kompyang Selamet
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 2 No. 2 (2019): JPPSI, Oktober 2019
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v2i2.19376

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran guided discovery dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran free discovery. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan rancangan non-equivalent pretest-posttest control grup design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bebandem tahun pelajaran 2018/2019 yang terdiri atas 122 siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII C dan siswa kelas VIII D yang diperoleh dengan teknik cluster random sampling. Siswa kelas VIII C belajar dengan model pembelajaran guided discovery dan siswa kelas VIII D belajar dengan model pembelajaran free discovery. Data hasil belajar dikumpulkan dengan metode tes dan dianalisis menggunakan uji statistik Ancova satu jalur pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran guided discovery dan siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran free discovery. Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran guided discovery memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran free discovery. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai rata-rata posttest secara berturut-turut yaitu sebesar 78,29 dan 70,85.
PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM IPA BERBASIS MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII Kadek Mega Indriyana; Ni Made Pujani; Kompyang Selamet
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 2 No. 2 (2019): JPPSI, Oktober 2019
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v2i2.19379

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengembangkan petunjuk praktikum IPA berbasis model inkuiri terbimbing untuk siswa SMP/MTs kelas VIII pada materi tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang valid serta praktis digunakan dalam pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (R&D) dengan metode pengembangan four-D yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate. Pengembangan pada penelitian ini dibatasi sampai tahap develop (uji kepraktisan) karena keterbatasan waktu, biaya serta kemampuan peneliti. Pengujian desain, isi dan bahasa pada petunjuk praktikum IPA berbasis model inkuiri terbimbing dilakukan oleh dua orang ahli kependidikan IPA. Produk penelitian ini diuji secara terbatas dengan responden sebanyak dua belas orang siswa dan dua orang guru. Data validasi serta kepraktisan di analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) petunjuk praktikum IPA hasil pengembangan memiliki karakteristik yaitu setiap tahapan dalam kegiatan praktikum sesuai dengan fese-fese dalam model inkuiri terbimbing, (2) nilai validasi desain, isi dan bahasa petunjuk praktikum IPA oleh para ahli adalah 3,52 yang termasuk dalam kategori sangat valid, (3) hasil uji keterbacaan diperoleh hasil sebesar 3,63 yang termasuk dalam kategori sangat paham, (4) hasil respon siswa dan guru terhadap keterlaksanaan diperoleh skor rata-rata sebesar 94% dan 3,69 dalam kategori sangat terlaksana. Berdasarkan hasil analisis data uji keterbacaan dan uji keterlaksanaan dapat disimpulkan bahwa petunjuk praktikum IPA hasil pengembangan dikategorikan praktis.