cover
Contact Name
Jurnal Teknik Lingkungan ITB
Contact Email
jurnaltlitb@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaltlitb@gmail.com
Editorial Address
http://journals.itb.ac.id/index.php/jtl/about/editorialTeam
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknik Lingkungan
ISSN : 08549796     EISSN : 27146715     DOI : -
Core Subject : Social, Engineering,
Jurnal Teknik Lingkungan ITB merupakan jurnal resmi yang dipublikasikan oleh Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Jurnal ini mencakup seluruh aspek ilmu Teknik Lingkungan sebagai berikut (namun tidak terbatas pada): pengelolaan dan pengolahan air bersih, pengelolaan dan pengolahan air limbah, pengelolaan dan pengolahan persampahan, teknologi pengelolaan lingkungan, pengelolaan dan pengolahan udara, kebijakan air, serta kesehatan dan keselamatan kerja.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 23 No. 1 (2017)" : 10 Documents clear
IDENTIFIKASI DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN SUNGAI CITARUM HILIR DI KARAWANG DENGAN WASP Fanti Nur Laili; Asep Sofyan
Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 23 No. 1 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.1.1

Abstract

Abstrak: Sungai Citarum merupakan sungai terbesar di wilayah Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas DAS 6.614 km2 dengan panjang 300 km. Bagian hulu Sungai Citarum berada di Kabupaten Cianjur dan bagian hilirnya di Kabupaten Karawang. Sungai Citarum hilir memiliki peranan penting bagi Kabupaten Karawang untuk aktivitas domestik, pertanian dan industri. Saat ini Sungai Citarum telah menjadi isu nasional sebagai sungai yang mengalami pencemaran berat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pencemaran dan kondisi eksisting sungai Citarum hilir berdasarkan parameter kimia secara umum. Mengidentifikasi beban pencemaran organik berupa BOD dari Non Point Source dan Point Source di sungai Citarum hilir sepanjang 17,7 km. Daya Tampung Beban Pencemaran (DTBP) sungai dihitung dengan bantuan WASP (Water Analisys Simulation Program). Indeks pencemaran menunjukkan sungai Citarum hilir (Bendungan Walahar - Jl. Rumah Sakit) sudah tercemar dengan status cemar ringan sampai berat. Hasil kalibrasi BOD memperlihatkan hasil  RSME adalah 1,47 mg/L dan RE 21,8%. Hasil modeling WASP pada variasi debit andalan (Q70%) menunjukkan bahwa peningkatan debit di sungai sangat berpengaruh terhadap nilai BOD, penurunan nilai BOD pada musim hujan (maksimum) mencapai 91,8 % dari musim kemarau (minimum). Pada kondisi debit andalan minimum (1,6 m3/s) sungai Citarum Hilir tidak dapat memenuhi kualitas sungai I, II, III dan IV di sepanjang 17,7 km. Pada debit maksimum (42,5 m3/detik) lokasi sungai Citarum hilir yang memenuhi sungai kelas III meningkat 32,39 % dengan DTBP sebesar 2.816,06 Kg/hari dan 2799,90 kg/hari sepanjang 5,734 km.  Kata kunci: Sungai Citarum, pencemaran, DO, BOD, WASP, DTBP Abstract: The Citarum River is the largest river in the region of West Java province which has an area of 6,614 km2 watershed with a length of 300 Km. The upstream Citarum located in Cianjur and the downstream in Karawang. The downstream of Citarum river has an important role for the Karawang regency for domestic activities, agriculture and industry. Currently, the Citarum River into a national issue as the river is heavily polluted. This study aims to determine the level of pollution and the existing condition of Citarum river downstream based chemical parameters. Identified organic pollution load of BOD from Non Point Source (NPS) and Point Source (PS) in the Citarum river downstream Along the 17.7 km. Total Maximum Daily Load of BOD is determined by WASP (Water Analisys Simulation Program). Pollution Index shows the downsteream of Citarum river (Walahar Dam "“Jl. Rumah Sakit) polluted, from slightly to heavily polluted. BOD calibration results show the results RSME is 1.47 mg /L and RE 21.8%. WASP modeling results in the variation of dependable flow (Q70%) indicate that the increase in river discharge influence on the value of BOD,  impairment of BOD in the rainy season (maximum) reaches 91.8% of the dry season (minimum). The downstream Citarum river at minimum flow (1,6 m3/s) can not meet 1th, 2th, 3th and 4th of quality standards along 17,7 Km. At the maximum flow (42,5m3/s) location of Citarum river meet 4th of class of quality standard increased 32.39% with TDML 2816,06 kg/ day and 2799,90 kg /day along 5,734 km. Keywords: Citarum River, polluted, DO, BOD, WASP, TDML 
PENGARUH PLAT GRAFIT DAN TEMBAGA TERHADAP KINERJA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK YANG MENGANDUNG LOGAM ZN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS Robby Hermawan; Mindriany Syafila
Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 23 No. 1 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.1.2

Abstract

Abstrak: Batik merupakan salah satu budaya warisan dunia yang telah ditetapkan UNESCO. Semenjak saat itu permintaan produksi batik meningkat. Limbah cair batik telah banyak diolah dengan berbagai macam proses biologi. Namun pada penelitian ini akan mengolah limbah cair batik dengan pengolahan secara fisika-kimia. Elektrolisis akan memecah molekul air limbah dengan aliran arus listrik searah dan bantuan senyawa elektrolit seperti NaCl sehingga dihasilkan reaksi redoks. Limbah cair berasal dari industri batik rumahan yang terletak di kawasan lembang. Limbah cair diolah menggunakan dua macam variasi elektrolisis yaitu, tegangan dan jenis elektroda. Variasi pertama elektroda yang digunakan adalah grafit pada anoda maupun katoda dan akan dialirkan tegangan yang bervariasi mulai dari 5 volt, 15 volt dan terakhir 48 volt. Variasi yang kedua adalah penggunaan grafit pada anoda dan tembaga pada katoda dengan tegangan yang dialirkan sebesar 5 volt, 15 volt dan 48 volt. Berdasarkan uji karakteristik awal limbah ditemukan bahwa Zn sebesar 340,76 mg/l. Dengan pengolahan elektrolisis variasi pertama menggunakan elektroda grafit-grafit dihasilkan penyisihan Zn optimum pada tegangan 48 volt selama 8 jam sebesar 89,74% dan variasi dengan grafit-tembaga optimum pada tegangan 48 volt selama 48 jam sebesar 90,26%. Variasi menggunakan pH dan NaCl pada elektroda grafit-grafit dihasilkan 92,73% penyisihan pada pH 10 dan NaCl 0 gr/l. pada elektroda grafit-tembaga penyisihan sebesar 94,7% dengan pH 10 dan NaCl 5 gr/l. Kata kunci: elektrolisis, anoda, katoda, grafit, tembaga Abstract: Batik is one of the world's cultural heritage that has been designated by UNESCO. Since that time the demand for batik production increases. Batik wastewater has been treated with a variety of biological processes. In this study, Batik wastewater will treat with physico-chemical process. Electrolysis will break down the wastewater molecules to flow electric current direction and assistance electrolyte compounds such as NaCl so that the resulting redox reactions. Home industrial wastewater which located in the lembang. Wastewater is processed using two kinds of electrolysis variations, those are voltage and type of electrodes. First variation electrode used is graphite on the anode or cathode and will be streamed voltages ranging from 5 volts, 15 volt and 48 volt. The second variation is the use of graphite in the anode and copper cathode supplied with the voltage of 5 volts, 15 volts and 48 volts. Based on preliminary detected metal is Zn amounted to 340,76 mg/L. With the first variation electrolysis process using graphite-graphite electrodes most optimum Zn removal at 8 th hour with 48 volt is 89,74% and using graphite-copper electrodes most optimum zn removal at 48 th hour and 48 volt is 90,26%. Variation using pH and NaCl with graphite-graphite electrodes resulted 92,73% zn removal at pH 10 and NaCl 0 gr/l.Using graphite-copper electrodes resulted 94,7% zn removal at pH 10 and NaCl 5 gr/l. Keywords: electrolysis, anode, catode, graphite, copper
PEMILIHAN METODE IDENTIFIKASI BAHAYA DAN ANALISIS RESIKO SERTA PENERAPANNYA MENGGUNAKAN AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) DI INDUSTRI MANUFAKTUR Lamtua Purba; Indah Rachmatiah Siti Salami; Benno Rahardyan
Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 23 No. 1 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.1.3

Abstract

 Abstrak: PT X merupakan salah satu industri manufaktur di kota Bandung dengan produksi utamanya adalah komponen dirgantara dan komponen mekanis. Dalam aktivitas produksinya seperti penggunaan material, peralatan, mesin, dan lain sebagainya dapat menghasilkan bahaya-bahaya tertentu, namun saat ini belum dilakukan kegiatan identifikasi bahaya di perusahaan tersebut. Terdapat beberapa jenis metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahaya seperti JHA, FMEA, dan What-if, tetapi metode-metode tersebut tentunya memiliki kelebihan, kekurangan, serta perbedaan dalam prosedur implementasinya. AHP (Analitycal Hierarchy Process) dipergunakan untuk pengambilan keputusan dalam menentukan metode identifikasi bahaya yang sesuai diterapkan pada PT X. Responden ahli yang terlibat dalam kuesioner AHP berasal dari internal maupun eksternal PT X, dimana para responden adalah orang-orang yang bekerja di bidang K3, pernah mendapatkan pelatihan atau sertfikasi K3, serta memahami mengenai identifikasi bahaya dan analisis risiko. Berdasarkan hasil penilaian AHP untuk reponden eksternal PT X, metode JHA adalah prioritas utama yang dapat diterapkan di PT X dengan bobot 0,378, dimana subkriteria ketelitian merupakan keunggulan dari metode JHA. Hasil penilaian AHP untuk responden internal PT X menunjukkan bahwa What-if adalah prioritas utama sebagai metode identifikasi bahaya yang dapat diterapkan di PT X dengan bobot 0,380. Hasil penilaian AHP berdasarkan responden internal dan eksternal digabungkan, dan dihitung total bobot keseluruhan masing-masing alternatif dan diperoleh hasil bahwa What-if memiliki bobot terbesar yaitu 0,378. Keunggulan dari metode What-if  adalah biaya yang dikeluarkan paling murah, waktu analisis paling cepat, jumlah personil tim dan dokumentasi yang dibutuhkan paling sedikit, dan keahlian tim yang diperlukan paling minim dibandingkan dengan metode JHA dan FMEA. What-if kemudian menjadi metode yang terpilih untuk diterapkan pada PT X. Kata kunci: Identifikasi bahaya, JHA, What-If, FMEA, AHP Abstract: Company X is one of the manufacturing industries in Bandung, this company produces aerospace components and mechanical components. In its production activities such as the use of materials, equipment, machinery can produce certain hazards, currently no hazard identification activity implemented in this company. There are several of methods can be used to identify hazards such as JHA, FMEA, and what-if, but they have advantages, disadvantages, and differences in the implementation procedure. AHP (Analytical Hierarchy Process) is used for decision making in determining the appropriate hazard identification method applied to company X. Expert respondents involved in AHP questionnaires come from internal and external company X, where the respondents are those who work in the field of safety, understand of hazard identification and risk analysis and had received training or certification of safety. Based on the results of the AHP for external respondents of company X, JHA is the main priority to be applied in company X with weight 0.378, where sub criteria of accuracy is the advantage of JHA. The result of AHP for internal respondent of company X shows that what-if is the main priority with weight 0,380. The results of the AHP based on the combined internal and external respondents, what-if is the main priority to be applied in company X with weight 0.378. The advantages of what-if method are the least costly expenses, the fastest analysis time, the minimum number of team personnel and documentation required, and the team's minimum required skills compared to JHA and FMEA methods. What-if is the selected method to be applied in company X. Keywords: Hazard Identification, JHA, what-If, FMEA, AHP
ANALISIS PENGARUH LEADERSHIP STYLE DAN SAFETY CLIMATE TERHADAP DATA KECELAKAAN KERJA DI INDUSTRI MANUFAKTUR Pancasila Putri; Dwina Roosmini
Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 23 No. 1 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.1.4

Abstract

Abstrak: Masalah K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di Indonesia secara umum masih terabaikan, terlihat dari meningkatnya data kecelakaan kerja yang dikeluarkan oleh BPJS dari tahun 2013 hingga 2015. Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Tucker et al (2016) dan Brown et al (2017), salah satu cara untuk memecahkan masalah ini adalah dengan mengevaluasi leadership style dan safety climate. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana leadership style dan safety climate yang ada pada perusahaan dapat mempengaruhi data kecelakaan kerja. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan observasi, wawancara dan kuesioner. Kuesioner NOSACQ-50 dan MLQ yang digunakan terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil pengukuran menggunakan kuesioner tersebut dianalisa menggunakan regresi logistik. Berdasarkan hasil dan pembahasan didapatkan kesimpulan bahwa iklim keselamatan kerja berdasarkan kuesioner NOSACQ-50 berkorelasi negatif terhadap data kecelakaan kerja dengan nilai Nagelkerke R Square atau kemampuan safety climate dalam menjelaskan data kecelakaan kerja adalah sebesar 21%. Leadership style yakni transformasional dan transaksional berkorelasi negatif, sedangkan tipe laissez-fair berkorelasi positif terhadap data kecelakaan kerja. Kelloway et al (2006) menyatakan bahwa transformasional dan laissez-fair berkorelasi terhadap kecelakaan kerja masing- masing positif dan negatif dengan R square sebesar 44%. Pada penelitian ini nilai Nagelkerke R Square atau kontribusi leadership style dalam menjelaskan data kecelakaan kerja adalah 47,7%. Kata kunci: leadership style, safety climate, data kecelakaan kerja, MLQ, NOSACQ-50 Abstract: Occupational Health and Safety problems in Indonesia are generally still neglected, as evidenced by the increasing work accident data released by BPJS from 2013 to 2015. Manufacturing industry activities such as PT Z, occupy the third position of fatal workplace accident statistics. PT Z itself has a working procedure, but in its application is still often the case of work accidents. Based on previous research by Tucker et al (2016) and Brown et al (2017), one way to solve this problem is to evaluate leadership style and safety climate. This study aims to analyze how the leadership style and safety climate that exist in the company can affect work accident data. This research was conducted by observation, interview and questionnaire. The NOSACQ-50 and MLQ questionnaires used were first tested for their validity and reliability. The results of the measurement using the questionnaire were analyzed using logistic regression. Based on the result and discussion, it can be concluded that safety climate is negatively correlated with the work accident data with the value of Nagelkerke R Square or the safety clarity ability in explaining the accident data is 21%. Leadership style ie transformational and transactional types are negatively correlated, whereas laissez-fair type is positively correlated with work accident data. Kelloway et al (2006) stated that transformational and laissez-fair correlates to occupational accidents of each positive and negative with R square of 44%. In this study the value of Nagelkerke R Square or leadership style ability in explaining work accident data is 47.7%. Keywords: leadership style, safety climate, accident, MLQ, NOSACQ-50 
Kajian Pencemaran Air Tanah Dangkal Akibat Lindi Di Sekitar Tpa Supit Urang Malang Listari Husna Fitri; Emenda Sembiring
Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 23 No. 1 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.1.5

Abstract

 Abstrak: Lindi merupakan salah satu masalah yang diakibatkan pengurugan sampah ke TPA. Lindi adalah limbah cair dari dekomposisi sampah di TPA yang dapat merembes ke dalam tanah sehingga dapat mencemari air tanah dangkal dan memberikan dampak bagi masyarakat yang menggunakan air tersebut. Penelitian ini dilakukan di TPA Supit Urang dan RW 5 Kelurahan Mulyorejo, Malang dengan tujuan untuk mengidentifikasi parameter klorida dan COD yang terkandung di dalam lindi dan air sumur penduduk serta untuk menguji model Domenico dan Robbins (1985) dan Domenico (1987) dalam memprediksi penyebaran kontaminan di dalam air tanah di Kelurahan Mulyorejo. Dengan menggunakan model Domenico dan Robbins (1985) dan Domenico (1987) yang dikembangkan menggunakan MATLAB, konsentrasi prediksi model didapatkan. Dari analisis yang dilakukan, konsentrasi BOD (405,003 mg/L), COD (782 mg/L) dan TKN (391,51 mg/L) pada lindi sudah melebihi baku mutu yang berlaku. Nilai COD yang terukur pada air tanah dari sumur warga dan sumur pantau juga sudah melebihi baku mutu yang berlaku, sedang konsentrasi klorida di dalam air tanah masih berada pada baku mutu yang berlaku. Simulasi model 1 dan 2 dimensi klorida memberikan hasil bahwa model kurang bisa memprediksi persebaran kontaminan sedangkan model 1 dan 2 dimensi COD memberikan hasil bahwa model dapat memprediksi persebaran kontaminan di daerah RW 5 Mulyorejo. Kata kunci: TPA Supit Urang, lindi, air tanah, domenico, robbins Abstract: Leachate is one of the problems caused by waste dumping to landfill. Leachate as liquid from decomposition of waste in landfill will infiltrate to soil so it can contaminate ground water and will make an impact for people who use the ground water. This study was conducted at Supit Urang Landfill and RW 5 Kelurahan Mulyorejo, Malang, with aim to identify the chloride and COD contained in leachate and groundwater and to test Domenico and Robbins (1985) and Domenico (1987) model in predicting contaminant spreading in groundwater. Using Domenico and Robbins (1985) and Domenico (1987) models were developed using MATLAB, concentration of model predictions was obtained. From the analysis, BOD concentrations (405,003 mg/L), COD (782 mg/L) and TKN (391,51 mg/L) in leachate have exceeded the standard. The COD concentration in groundwater from wells and monitoring wells have also exceeded the quality standards, while the concentration of chloride in groundwater is still in the quality standard. 1 and 2 dimensional chloride and COD models simulations give results that models can not predict the spread of contaminant in RW 5 Mulyorejo. Keywords: Supit Urang Landfill, leachate, ground water, domenico, robbins
UPAYA PENINGKATAN KINERJA PDAM BERDASARKAN JALUR HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT INDIKATOR KINERJA Inna Rubhasy; Rofiq Iqbal
Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 23 No. 1 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.1.6

Abstract

Abstrak: Peningkatan kinerja PDAM merupakan salah satu cara untuk mencapai target akses aman air minum 100% di tahun 2019. Pencapaian akses aman air minum 100% dilihat dari jumlah penduduk yang terlayani air minum yang merupakan salah satu indikator kinerja yang dibuat BPPSPAM  (Badan  Peningkatan  Penyelenggaraan  Sistem Penyediaan  Air  Minum)  di Indonesia.  Tujuan penelitian ini adalah  untuk  mengidentifikasi  jalur  hubungan  sebab-akibat antar  indikator  kinerja  dalam  peta  strategi  BSC  yang  dapat  digunakan  untuk  PDAM  Way Agung di masa depan. Dalam studi ini menggunakan dua metode, yaitu FAHP dan penelitian eksperimental.  Metode  FAHP  untuk  menghitung  bobot  indikator  sebagai  penentu  indikator penyebab dan akibat, sedangkan metode penelitian eksperimental untuk mengetahui indikator yang memiliki hubungan. Setelah mencari subvariabel yang sama dalam 18 indikator kinerja BPPSPAM, indikator-indikator kinerja ini terindikasi memiliki 19 hubungan sebab-akibat. 19 hubungan sebab-akibat tersebut kemudian diaplikasikan ke dalam peta strategi BSC sehingga terdapat 16 jalur sebab-akibat. Kata kunci: BSC strategy map, Fuzzy-AHP, jalur sebab-akibat Abstract: Performance  improvement  of  water  utilities  (PDAM)  is  one  way  to  achieve  the target of 100% safe access of drinking water in 2019 in Indonesia. Achievement 100% safe access  of  drinking  water  seen from  total population  served  drinking  water  which is  one  of performance indicators set by BPPSPAM, a board formed to improve water supply systems in Indonesia. The aim of this study is to identify causal paths between performance indicators of This study is using two methods, which is FAHP and experimental research. FAHP method is to calculate weight of performance indicator as a judgment of causes and effects indicators, while experimental research is to identify indicators which have a relationship. After search the similar subvariables in the 18 performance indicators of BPPSPAM, these performance indicators  identified  have  19 cause-effect relationships.  Then these  relationships applied in BSC strategy map so there are 16 causal paths Keywords: BSC strategy map, Fuzzy-AHP, a causal path
OPTIMASI STRATEGI PENGENDALIAN KERENTANAN AIR TANAH DENGAN METODE ANALITYCAL HEIRARCHY PROSESS (STUDI KASUS :KOTA CIMAHI) Gilang Garnadi Suryadi; Suprihanto Notodarmojo
Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 23 No. 1 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.1.7

Abstract

Abstrak: Penyusunan model optimasi kinerja strategi pengendalian kerentanan air tanah merupakan studi eksploratif yang berorientasi pada penggalian fakta lapangan dan multi kriteria dalam memilih model atau strategi alternatif untuk mengoptimalkan kinerja strategi kerentanan air tanah. Sebagai kajian terapan, terlebih dahulu dilakukan mempelajari teori dan penelitian terdahulu kemudian dilakukan survey yaitu pengisian kuisoner untuk mengumpulkan data sampel pada suatu waktu tertentu dari beberapa responden ahli. Metode yang digunakan yaitu Analitycal Heirarchy Prosess(AHP) dan menggunakan software Expert Choice. Penghitungan secara global akhirnya didapat untuk penyusun model optimasi kinerja pengendalian air tanah adalah : (1) Pembatasan debit (16%) (2) peraturan kerapatan lokasi (9,7%)  (3) penentuan zona pengambilan (8,3%) (4) membuat peta bahaya (7,8%) (5) Penerapan amdal (7,4%). Kata kunci: kerentanan air tanah, strategi, AHP, Kota Cimahi Abstract: The preparation of performance optimization model of groundwater vulnerability control strategy is an explorative study that is oriented on field fact digging and multi criteria in choosing alternative model or strategy to optimize performance of groundwater susceptibility strategy. As an applied study, firstly studied the theory and previous research and then conducted a survey that is charging questionnaires to collect sample data at a certain time from some expert respondents. The method used is Analitycal Heirarchy Prosess(AHP) and using Expert Choice software. The global calculations finally obtained for the compilers of the optimization model of groundwater control performance are: (1) Limit debit (16%) (2) density regulation (9,7%) (3) determination of retrieval zone (8,3%) (4) make hazard map (7,8%) (5) Implementation of AMDAL (7.4%) Keywords: groundwater vulnerability, strategy, AHP, Cimahi City
FENOMENA DEGRADASI SAMPAH ORGANIK TERHADAP STABILITAS TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) Fildzah Raudina Mujaddidah; Benno Rahardyan; Enri Damanhuri; Febrian Hadinata
Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 23 No. 1 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.1.8

Abstract

Abstrak: Sampah merupakan permasalahan utama di Indonesia dengan persentase pengolahan sampah sebesar 10.09% dan sisanya langsung ditimbun di TPA tanpa ada pengolahan. Sekitar 50%-70% komposisi sampah di Indonesia terdiri dari sampah organik yang mengalami degradasi seiring berjalannya waktu, dimana proses degradasi tersebut mempengaruhi kesetimbangan karbon di sampah yang merupakan unsur utama dalam sampah organik. Proses degradasi sampah sendiri dapat membentuk lindi, gas (CH4 dan CO2), atau tetap dalam sampah sendiri. Degradasi sampah akan merubah densitas sampah pada timbulan, sehingga mempengaruhi faktor keselamatan dari timbulan. Degradasi sampah secara anaerobik tidak menghasilkan gas, sehingga kemungkinan besar gas CO2 yang seharunya terbentuk cenderung berubah menjadi asam yang terdapat pada lindi karena pH lindi bersifat asam dengan rentang pH 2,02 -4,56 dan nilai DHL yang terus meningkat 2,505 "“ 30,6 mS/cm.  Semakin kecil void ratio dan tekanan pori sampah, maka semakin besar kontak mikroorganisme di sampah yang dapat mempercepat proses degradasi sampah, dimana proses degradasi ini penurunan karakteristik fisik ini dipengaruhi oleh sirkulasi lindi. Faktor keamaan sampah tanpa kompaksi memiliki rentan antara 1,43 "“ 1,91 dengan rata-rata faktor keamaanan 1,685, Faktor keamaan terkompaksi memiliki rentan faktor keamaan 1,26 - 1,93 dengan rata-rata faktor keamanan 1,535, kedua perlakuan secara rata-rata faktor keamanan sampah terkompaksi melewati standar TPA sementara dan permanen. Kata kunci: densitas, faktor keselamatan, kesetimbangan massa karbon, sampah organik Abstract: Solid waste is one of the major problems in Indonesia. The percentage of processed waste is only 10,09, and the rest of it is dumped in the landfill without any treatment. Approximately 50%-70 %  of waste composition in Indonesia is organic waste that can be degraded easily over time. The degradation process affects the carbon mass balance. Organic waste degradation can form leachate, biogas(CH4 and CO2), and solid. Degradation process will change its density and it affects landfill stability, especially its safety factor. The anaerobic organic waste degradation in this study does not produce gas, the CO2 gas that is supposed to be formed tends to turn into acid contained in leachate. It is this that causes acidic pH leach with a pH range of 2,02 to 4,56 and an increasing EC value of 2,505 "“ 30,6 mS / cm. Organic waste degradation affects the its physical changes by changes in decreasing void ratios and pore pressures, as well as increasing density. The smaller the void ratio and higher the pore pressure, the greater the contact of microorganisms in the waste surcafe that can accelerate the process of degradation declined in physical characteristics influenced by leachate circulation. It also affect it SF. The uncompacted waste SF is between 1,43-1,91 and its average is 1, 685. Uncompacted waste SF  is  safe in the temporary and permanent landfill. The compacted waste SF is between  1,26 - 1,93 and its average is 1,535, although some points are below the standard for the temporary landfill and 5 points below the permanent lanfill standard. However, on average, compacted waste SF is safe for temporary and permanent landfill standards. Keywords: density, carbon mass balance, organic waste, safety factor 
OPTIMIZATION AND KINETICS STUDY OF BIOETHANOL PRODUCTION FROM PALM OIL MILL EFFLUENT UNDER ANAEROBIC PROCESS Eng Diamant; Marisa Handajani
Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 23 No. 1 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.1.9

Abstract

Abstrak: Various factors has influenced to the products during the anaerobic fermentation process pathway including pH as the main factors. This research study on kinetics of the bioethanol production at different pH conditions (5.5, 6.5-7.5 and 8.5) with artificial palm oil mill effluent with various concentrations of COD (10 g/L, 15 g/L, and 20 g/L) as a substrate. The optimum condition of pH value which provided the maximum bioethanol production under fermentation process from artificial wastewater will be re-implemented and adjusted the pH of palm oil mill effluent (POME) according to the characteristic of COD. Batch reactor will be used in this research study to preserve the microbial activity for converting substrate into bioethanol production within 72 hours. Nitrogen purged for the first 24 hours will be conducted to remove any residual oxygen from the reactor then internal gas in headspace of the reactor circulation system will be replaced as a mixing system. Microorganisms are taken from cow rumen mixed with palm oil mill effluent sludge. The kinetic studies will be determined such as product formation as bioethanol using Modified Gompertz model and substrate consumption using first-order kinetic. Bioethanol and acids yield and production rate will be determined as well. The result of ethanol production from the experiment was shown that the optimum pH condition from initial COD concentration of 10 g/L was in neutral condition and from 15 and 20 g/L were in acidic condition with the concentration of 12.36 g/L, 10.42 g/L, and 20.91 g/L, respectively. According to characteristic of POME wastewater, the concentration of COD was about 15 g/L then pH condition was operated into acidic condition (pH 5.5). From the experiment of the POME wastewater, the ethanol production obtained the maximum in 72 hours of 3.73 g/L. Ethanol yield and production rate from POME were 1.93 g/g and 51.87 mg/L/hr, respectively. Total volatile fatty acids yield and production rate from POME were 2.34 g/g and 62.95 mg/L/hr, respectively.secara rata-rata faktor keamanan sampah terkompaksi melewati standar TPA sementara dan permanen. Kata kunci: pH, kinetic, fermentation, ethanol production, palm oil mill effluent (POME) Abstract: Beberapa factor dapat mempengaruhi produk selama proses anaerobic fermentasi termasuk pH sebagai faktor utama. Penelitian ini mengkaji kinetika produksi bioetanol pada kondisi pH yang berbeda (5,5, 6,5-7,5 dan 8,5) menggunakan limbah pabrik kelapa sawit artifisial dengan berbagai konsentrasi COD (10 g/L, 15 g/L, dan 20 g/L) sebagai substrat. Kondisi optimum nilai pH yang menghasilkan produksi bioetanol maksimum dalam proses fermentasi dari limbah artifisial akan diimplementasikan kembali dan disesuaikan pH limbah pabrik kelapa sawit (POME) sesuai karakteristik COD. Reaktor batch akan digunakan dalam penelitian ini untuk mempertahankan aktivitas mikroba dalam mengubah substrat menjadi bioetanol dalam waktu 72 jam. Nitrogen yang dimurnikan selama 24 jam pertama akan dilakukan untuk menghilangkan sisa oksigen dari reaktor maka gas internal di ruang kepala sistem sirkulasi reaktor akan diganti sebagai sistem pencampuran. Mikroorganisme yang digunakan diambil dari rumen sapi yang dicampur dengan lumpur buangan pabrik kelapa sawit. Studi kinetik akan ditentukan seperti pembentukan produk bioetanol dengan menggunakan model modifikasi Gompertz dan konsumsi substrat menggunakan kinetika orde satu . Nilai Yield dari bioetanol dan asam, serta laju produksi dari bioethanol dan asam juga akan ditentukan. Hasil produksi etanol dari percobaan menunjukkan bahwa kondisi pH optimum dari konsentrasi COD awal 10 g/L berada dalam  kondisi netral dan dari 15 dan 20 g/L berada dalam kondisi asam dengan konsentrasi masing-masing 12,36 g/L, 10,42 g/L, dan 20,91 g/L. Menurut karakteristik air limbah POME, konsentrasi COD sekitar 15 g/L kemudian kondisi pH dioperasikan ke dalam kondisi asam (pH 5.5). Dari percobaan limbah cair POME, produksi etanol diperoleh maksimum dalam 72 jam adalah 3,73 g/L. Hasil etanol dan laju produksi POME adalah 1,93 g/g dan 51,87 mg/L /jam. Total hasil asam lemak volatil dan laju produksi dari POME masing-masing adalah 2,34g/g dan 62,95 mg/L/jam. Keywords: pH, kinetik, fermentasi, produksi etanol, limbah pabrik kelapa sawit (POME)
EVALUASI SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM TIRTA KERTA RAHARJA CABANG TELUKNAGA KABUPATEN TANGERANG Iftikar Rizkia Nugraha; Mohammad Rangga Sururi; Lina Apriyanti Sulistiowati
Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 23 No. 1 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.1.10

Abstract

Abstrak: Cabang Teluknaga merupakan bagian wilayah dari pelayanan air minum PDAM Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang. Cakupan wilayah pelayanan Cabang Teluknaga yaitu Kecamatan Teluknaga dan Kecamatan Kosambi, dengan jumlah penduduk pada tahun 2017 adalah 325.417 jiwa. Permasalahan sistem distribusi di wilayah ini adalah kurangnya sisa tekan pada jam puncak. Perencanaan ini bermaksud untuk mengevaluasi jaringan distribusi dengan simulasi menggunakan EPANET 2.0 pada jaringan distribusi. Hasil evaluasi jaringan distribusi eksisting menunjukan bahwa sisa tekan pada daerah pelayanan terjauh kurang dari 10 m dan diamater pipa yang terlalu besar sehingga kecepatan air kurang dari 0,3 m/detik. Oleh karena itu, dibutuhkan penyesuaian diamater pipa dan pemerataan tekanan untuk mencapai kondisi optimal. Direncanakan dua alternatif untuk menentukan kondisi optimal yaitu pemasangan booster pump dan menara air. Melalui analisa menggunakan WRT (Weight Ranking Method) terpilih sistem distribusi dengan pemasangan booster pump. Kata kunci: evaluasi, air minum, sistem distribusi, EPANET 2.0, Teluknaga Abstract: Teluknaga Branch is part of PDAM Tirta Kerta Raharja Tangerang District. The coverage of drinking water area in Teluknaga Branch is Teluknaga and Kosambi Subdistricts, with the population in 2017 is 325.417 people. The problem of distribution system in this region is lack of residual head at peak hour. This plan to evaluate by simulation using EPANET 2.0. The results the evaluation of existing distribution network show that residual head on the farthest service less than 10 m and pipes have a diameter that's too large so the velocity in pipe less than 0.3 m/sec. Under these conditions, adjustable of diameter pipe is necessary and equalization of pressure to achieve optimal conditions. Planned two alternatives to determine the most optimal conditions that is using the booster pump and water tower. The alternative selection method uses WRT, so that the chosen alternative is the alternative one, namely the distribution system using a booster pump. Keywords: evaluation, drinking water, distribution system, EPANET 2.0, Teluknaga 

Page 1 of 1 | Total Record : 10