cover
Contact Name
Zainuddin Nasution
Contact Email
zainuddin.nasution@kemdikbud.go.id
Phone
+6287877488487
Journal Mail Official
zainuddin.nasution@kemdikbud.go.id
Editorial Address
Pusdatin, Kemendikbud. Jl. R.E. Martadinata, Ciputat, Tangerang Selatan, Telepon (021) 7418808; Faksimilie (7401727; Tromol Pos 7/CPA Ciputat 15411
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Jurnal Teknodik
ISSN : 20883978     EISSN : 25794833     DOI : 10.32550
Core Subject : Science, Education,
Scope: The scope of TEKNODIK Journal is about Educational Technology (Learning), as a discipline, subject material, or profession. The process of activities includes Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation (ADDIE). The scope of TEKNODIK Journal is not only in the form of study, research, or development, but also book review on education technology. Focus: 1. Distant and Open Learning; 2. Information and Communication Technology (ICT) for Education; 3. Learning Strategy; 4. Learning Media; 5. Innovative Learning System or Model; 6. Development of Digital Learning Content; 7. Utilization of ICT and other media for Education (Learning)
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Jurnal Teknodik Vol.18 No. 2 Agustus 2014" : 11 Documents clear
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK PENDIDIKAN SAINS DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT Mohamad Miftah
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.18 No. 2 Agustus 2014
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.892 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.122

Abstract

Abstrak:Perkembangan ilmu dan teknologi informasi memicu perubahan-perubahan sosial yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat Indonesia dari pola interaksi masyarakat, gaya hidup sampai pola berpikirnya. Dalam hal demikian, instrumen-instrumen pendidikan mengalami perubahan fungsi menjadi sumber informasi. Tulisan ini bertujuan untuk: 1) mengkaji peran dan dampak TIK dalam bidang pendidikan sains dan kehidupan masyarakat; dan 2) mengkaji keuntungan dan kekurangan peran dan dampak TIK dalam bidang pendidikan sains dan kehidupan masyarakat. Berdasarkan hasil kajian diketahui bahwa peran TIK dalam berbagai pendidikan sains; sebagai sumber bahan belajar yang up to date, rujukan data dan media pembelajaran, dapat membantu penelusuran artikel jurnal hasil penelitian yang berkualitas, pengaksesan bank data dan simulasi maya suatu fenomena alam. Dampak TIK bagi kehidupan masyarakat terdapat sejumlah faktor yang menimbulkan kesenjangan pemerataan informasi di kehidupan masyarakat Indonesia. Solusi dampak dari TIK adalah kita harus membangun kemampun untuk merubah diri. Kesimpulan yang dapat ditarik dari peran TIK bagi kehidupan masyarakat yaitu masyarakat menjadi semakin kritis, cerdas dan berani.Kata kunci: Peran, dampak, Teknologi Informasi dan Komunikasi, pendidikan sains. Abstract:The development of science and information technology has triggered social changes of Indonesian public life from community interaction patterns, lifestyle until a pattern of thinking. In such cases, the instruments of education has changed as the source of information. This paper aims to: 1) examine the role and impact of ICT in science education and community life; and 2) assess the advantages and disadvantages of the role and impact of ICT in science education and community life. Based on the results of the study note that the role of ICTs in science education; as a source of up to date learning materials, reference data and instructional media, assisting to find qualified research in journal articles, accessing a data bank and a virtual simulation of natural phenomena. One of the impacts of ICT to people’s lives is creating inequity gap in the distribution of information. This way, we must build a capacity to change ourselves. In conclusion, ICT has enabled society to become smarter, more critical and more courageous.Key words: Role, impact, Information and Communication Technology, science education.
PENGARUH PEMANFAATAN TIK PEMBELAJARAN TERHADAP NILAI UJIAN AKHIR DI DAERAH PERBATASAN Waldopo Waldopo
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.18 No. 2 Agustus 2014
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.528 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.118

Abstract

Abstrak:Hasil penelitian awal menunjukkan bahwa respon masyarakat di daerah perbatasan terhadap pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran cukup positif. Pertanyaan berikutnya adalah adakah pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi tersebut terhadap peningkatan nilai ujian akhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran terhadap peningkatan nilai ujian akhir siswa SDN 05 dan SMPN 04 Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Utara. Kedua sekolah tersebut berada di daerah perbatasan RI-Malaysia. Pengumpulan data dilakukan dengan melihat data sekunder yaitu berupa nilai ujian akhir antara sebelum sekolah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dibandingkan dengan nilai ujian akhir setelah sekolah memanfaatkannya untuk kegiatan pembelajaran. Data dianalisis dengan membandingkan perbedaan rerata dari kedua periode tersebut kemudian dilakukan uji-t dengan taraf signifikansi 0,05. Untuk keperluan analisis data digunakan software aplikasi SPSS 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran (baik di SD maupun di SMP) memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan nilai ujian akhir. Pada SD ditemukan nilai signifikansi 0.032 dan pada SMP ditemukan nilai signifikansi 0.001. Artinya baik di SD maupun di SMP pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran memberikan pengaruh yang positif dalam meningkatkan nilai ujian akhir siswa. Oleh karenanya disarankan agar bantuan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran berikut pelatihan pemanfaatannya diperluas ke sekolah-sekolah lain yang ada di daerah perbatasan.Kata Kunci: Nilai ujian akhir, Daerah perbatasan, dan TIK untuk pembelajaran. Abstract:The result from the previous studies showed that community responses from border area to utilize information and communication technologies (ICT) for learning were positive. The next question to answer would be: was there any influence on the utilization of information and communication technology (ICT) to increase the value of the final exam. This study aims to determine the effect of the utilization of information and communication technology for learning activities to increase scores in student’s final exam in SDN 05 and SMP 04 in Central Sebatik, Nunukan, North Kalimantan. Both schools are located in the border area between Indonesia and Malaysia. Data collection was done by examining the secondary data in the form of test scores before and after the utilization of ICT for learning activities to increase scores in student’s final exam. Data were analyzed by comparing the mean-difference from the two time intervals and then performed by t-test with a significance on 0.05 level. For this purposes, data was analysed by SPSS 17 software applications. Results showed that the utilization of ICT in learning activities (both in primary and secondary schools) have a positive influence on the improvement of final exam scores. In elementary school level, the value was 0.032 while in secondary school level (SMP), the value was 0.001. This means that both primary and secondary school’s utilization of ICT for learning has given positive impact in improving student’s final exam scores. Therefore, it is suggested to ministry of education and culture that the utilization of ICT for learning and training shall be extended to other schools in the border area.Key words: Final examination scores, Borders area, and ICT for learning
SUARA EDUKASI: MEDIA PEMBELAJARAN YANG MENCERDASKAN, MERAKYAT DAN BERSAHABAT Mohamad Adning; Yessi Aprilia Raisal
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.18 No. 2 Agustus 2014
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.334 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.123

Abstract

Abstrak:Motto Suara Edukasi “Akrab dan Mencerdaskan” membuat Suara Edukasi berjuang optimal untuk menjadi media pembelajaran yang mencerdaskan, merakyat dan bersahabat. Berbagai terobosan pengembangan dilakukan untuk mencapai motto tersebut. Upaya yang dilakukan antara lain adalah pengembangan aplikasi streaming pada tahun 2012 yang memungkinkan Suara Edukasi dapat diakses di perangkat TIK yang terkoneksi dengan internet. Pengembangan program acara berbasis komunitas, seperti program Aksi, Baca Al-Quran, Kartunet, dan Internet Sehat diperuntukkan untuk lebih mendekatkan dan mengakrabkan Suara Edukasi ke pendengarnya. Demikian juga dengan berbagai upaya lain yang dilakukan, seperti: peningkatan perangkat penyiaran dan kerjasama antarstasiun radio melalui berbagai upaya yang dilakukan Suara Edukasi telah berhasil meningkatkan pendengarnya yang berbasis IP sebanyak 119.621 IP pada tahun 2013 dan 12.157 IP sebagai pendengar setia dari streaming Suara Edukasi.Kata kunci: radio, suara edukasi, pustekkom Abstract:The motto of Suara Edukasi’s (educational radio streaming program) that is “Very Friendly and Educating” has enabled it to become a very educative, pro community, and friendly instructional media. Several initiatives have been made; among others, the development of streaming applications in 2012 that allows Suara Edukasi to be accessed in variety of internet-based devices. The development of communitybased programs such as Aksi (Action), Baca Quran (Reading Quran), Kartunet, and Internet Sehat (Safe- Wise-Responsible Internet) are intended to bring listeners closer and more familiar with Suara Edukasi. In addition, other efforts have been conducted, such as improving co-operation between broadcasters and radio stations. These efforts have succeeded to improve the IP-based listeners’ quota into 119.621 in 2013. The loyal listeners of Suara Edukasi who are listening to Suara Edukasi via streaming program have now reached 12.157 IP.Key words: radio, educational program, suara edukasi, ICT Center for Education
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR IPA Zulfa Nadia; Syamsul Hadi
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.18 No. 2 Agustus 2014
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.557 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.119

Abstract

Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran melalui model guided inquiry dengan pembelajaran secara konvensional. Penelitian ini dilakukan di SDN 04 Karang Satria Bekasi tahun pelajaran 2013 - 2014. Metode yang digunakan adalah metode quasi eksperimen. Sample diambil sebanyak 30 siswa dengan menggunakan teknik simple random sampling dan dibagi menjadi dua kelompok, siswa kelas V B sebagai kelompok eksperimen dengan menggunakan model guided inquiry dan siswa kelas V C sebagai kelompok kontrol dengan menggunakan sistem konvensional. Instrumen berupa tes objektif tipe pilihan ganda (multiple coice) dengan empat pilihan (option) yang digunakan untuk mengukur pengaruh hasil belajar IPA siswa pada materi perubahan wujud. Data dianalisis dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa model guided inquiry berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada perubahan wujud benda. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 4,946 dan ttabel diperoleh sebesar 2,02. Ini menunjukan thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan akhir yang dimiliki antara siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan yang signifikan setelah diberi perlakuan melalui model pembelajaran yang berbeda. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil analisis gain, rata-rata gain eksperimen sebesar 0,50 (tinggi) dan rata-rata gain kontrol sebesar 0,19 (rendah).Kata kunci: model guided inquiry, hasil belajar siswa Abstract:This research aims to determine the differences in learning outcomes between students who take the guided inquiry learning models with conventional learning. This study was conducted in SDN 04 Karang Satria Bekasi the academic year of 2013 - 2014. The method used was a quasi-experimental method. In this study, samples of 30 students was taken by using simple random sampling technique and it was divided into two groups; graders in class V B as experimental group using guided inquiry models and graders in class V C as a control group using conventional. An objective test of four-optional type of multiple choice were used as the instruments in this research to measure the influence of science student learning outcomes in the form of material changes. Data were analyzed using t-test. The results of this study concluded that the model of guided inquiry effect on student learning outcomes in the form of the object changes. It can be seen from the calculation results obtained t of 4,946 and ttable obtained by 2.02. It shows thitung> ttable. This suggests the differences in the end level of capability between the experimental group students and the control group were significant after implementing different learning models. It can also be seen from the results of the analysis of the gain that the average gain of the experiment is 0.50 (high) and the average gain control is 0.19 (low).Key words: guided inquiry model, student learning outcomes
PERAN PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 Bambang Warsita
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.18 No. 2 Agustus 2014
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.613 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.124

Abstract

Abstrak:Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran profesi pengembang teknologi pembelajaran di sekolah dalam mensukseskan pelaksanaan kurikulum 2013. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa untuk menyukseskan pelaksanaan kurikulum 2013, maka perlu peran profesi atau jabatan fungsional pengembang teknologi pembelajaran untuk mengembangkan berbagai sistem atau model pembelajaran yang inovatif berbasis TIK. Selain itu, hasil kajian ini menunjukkan profesi pengembang teknologi pembelajaran dapat mengembangkan berbagai media dan sumber belajar berbasis TIK. Jadi untuk menyukseskan pelaksanaan kurikulum 2013 guru sangat memerlukan berbagai sistem atau model pembelajaran yang inovatif dan berbagai media dan sumber belajar berbasis TIK. Oleh karena itu, tugas dan peran profesi guru saling berkaitan dengan tugas dan peran profesi atau pejabat fungsional pengembang teknologi pembelajaran.Kata kunci: profesi, pembelajaran, pengembang teknologi pembelajaran, kurikulum 2013. Abstract:This paper aims to describe the role of professional development in instructional technology in the school curriculum of 2013, successful execution results of this study indicate that for the successful implementation of the curriculum in 2013, it is necessary functional role of the profession or occupation of instructional technology developers to develop a variety of systems or models of innovative ICT-based learning. In addition, the results of this study indicate the profession of instructional technology developers can develop a variety of media and learning resources ICT-based. So for the successful implementation of the 2013 curriculum teachers are in need of a variety of systems or models of innovative learning and a variety of media and learning resources ICT-based. Therefore, the task and the role of the teaching profession are related to the duties and role of the profession or functional official developer instructional technology.Key words: profession, learning, instructional technology developers, curriculum 2013.
PERANAN TIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 Jaka Warsihna
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.18 No. 2 Agustus 2014
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.209 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.120

Abstract

Abstrak:Di dalam kurikulum 2013 pelajaran TIK mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dihilangkan. Menurut pemerintah, TIK harus terintegrasi dalam semua pelajaran. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, semua guru harus belajar menggunakan TIK dan dapat menggunakan TIK untuk belajar. Model pemanfaatan TIK di sekolah harus disesuaikan dengan kondisi sekolah. Apabila saran TIK terbatas, maka TIK sebagai sarana pembelajaran. Apabila setiap anak memiliki satu perangkat, maka anak diberikan kebebasan untuk belajarnya. Dalam kondisi ini anak akan melakukan kegiatan belajar yang sesuai dengan kondisi kemampuan individualnya sehingga anak yang lambat atau cepat akan memperoleh pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya. Untuk mencapai tujuan tersebut, sebaiknya guru sudah mengintegrasikan materi pembelajaran dengan sumber-sumber belajar yang berbasis TIK. Di samping itu kegiatan pembelajaran di SD mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup dapat dilakukan oleh guru dengan memanfaatkan TIK. Khusus di dalam kegiatan inti dalam pembelajaran di SD sesuai kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik yaitu dari mengamati, menanya, menggali informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan dapat dibantu oleh TIK.Kata Kunci: peranan, TIK, pembelajaran, kurikulum 2013, dan sekolah dasar Abstract :In the 2013 curriculum, ICT lessons from elementary School to Senior High School has been eliminated . According to the government, ICT should be integrated in all subjects. To meet this demand, all teachers must learn to use ICT and to use ICT for learning. The use of ICT in schools should be adapted based on the school condition and situation. If the ICT infrastructure is limited, then the use of ICT is only limited as a tool for learning. Whereas if every child has one device, then the child is given the freedom to learn. In this condition the child will learn to perform activities in accordance with the conditions of their individual abilities so that sooner or later the child will receive services suitable to his learning. To achieve these objectives, the teacher should have integrated learning material to the sources of ICT-based learning. In addition, the beginning, the core, and the final learning activities in elementary school can be carried out by a teacher cover the use of ICT. The use of ICT can be influential to assist the the 2013 school curriculumcore activities of learning in primary school, especially by the scientific approach of observing, asking, digging up information, associating, and communicating.Key words: ICT, learning, curriculum 2013, and elementary school
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INGGRIS BERBASIS KOMPETENSI UNTUK MAHASISWA AKUNTANSI POLITEKNIK (Tahap Analisis Kebutuhan) I Nyoman Sukra
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.18 No. 2 Agustus 2014
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.784 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.125

Abstract

Abstrak:Tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan sebuah buku ajar berbasis kompetensi yang mampu meningkatkan kompetensi mahasiswa. Penelitian dilaksanakan pada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali. Pengembangan bahan ajar menggunakan pendekatan model Dick & Carey dengan 2 tahapan waktu pelaksanaan. Tahapan I bertujuan menghasilkan draf buku ajar dan tahun II menghasilkan buku ajar. Tujuan tahun I direalisasikan dengan melakukan analisis kebutuhan. Data documenter dan hasil quessioner berupa informasi selanjutnya dianalisis scara deskriptif. Dari analisis ini ditemukan 12 standar kompetensi yang dapat dikembangkan menjadi 44 kompetensi dasar serta indikator pencapaiannya. Umur mahasiswa ada pada kisaran 18-19 tahun. Mereka rata-rata lulusan SMK dan SMU. Mahasiswa belum mamiliki motivasi belajar yang tinggi serta konsep Bahasa Inggris yang baik. Penilaian mereka terhadap pembelajaran Bahasa Inggris kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan para dosen sering menggunakan metode pembelajaran konvensional serta jarang melakukan orientasi dalam pembelajaran. Buku Bahasa Inggris pegangan mahasiswa belum memenuhi kriteria sebuah buku ajar. Dengan mengacu pada hasil analisis kebutuhan dan kriteria dari sebuah buku ajar maka tersusunlah draf buku ajar berbasis kompetensi dengan materi pokok listening, speaking, reading dan writing. Pembelajarannya berorientasi pada pendekatan konstruktivisme dengan metode Student Center Learning (SCL). Tahapan pembelajarannya terdiri dari: pendahuluan yang meliputi orientasi, penggalian ide dan pengetauan awal; pembelajaran inti meliputi rekonstruksi dan aplikasi ide; dan penutup meliputi tanya jawab, penarikan kesimpulan dan evalusi dengan menggunakan formatif tes yang dikemas dalam tes uji kompetensi.Kata kunci: pengembangan, Bahan Ajar Bahasa Inggris, kompetensi Abstract:The aim of this research is to provide an instructional book, which can improve the English communicative competence of the students. This research and development was conducted at the Accounting Department of Bali State Politeknik in the year 2014. This research applied the research and development by Dick & Carey and was planned for 2 years. In the first year, the needs analysis was done in order to result in the prototype of the instructional material. In the second year, the research will be continued to provide the instructional book. The documenter data and the result of questioner in form of information then analyzed descriptively. The result of the analysis identified 12 standards of competences and 44 basic competences. The average age of the first semester students of the Accounting Department were 18-19 years. They graduated from SMK and SMU. However, they did not have high motivation and good English concept yet. Their evaluation to the English instructional was less fulfilled as the lecturers often applied a conventional teaching method and seldom did instructional orientation. The books used by the students did not meet the criteria of an instructional book yet. Based on the result of the need analysis and the characteristics of a instructional book, the prototype of the instructional book, as the final product of this first year reseach, was develoved with a reference to standards of competences and basic competences and the indicators of the achievement. The basic material of this book are listening, speaking, reading and writing with constructivis approach and Student Center Learing oriented. The steps of the instructional activity consist of introduction, which envelops orientation, eliciting idea, and prior knowledge; main activity envelops reconsruction and applicaton of ideas; and closing envelops questioning and answering, conclusion, and evaluation by using formatif test of competence.Key words: development, English Instructional Material, competence.
Kumpulan Abstrak Redaksi Teknodik
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.18 No. 2 Agustus 2014
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.71 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.116

Abstract

MAKSIMALISASI TUJUAN PEDAGOGIS DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASIBambang IndriyantoPusat Penelitian Kebijakan, Balitbang Kemdikbud Komplek Kemdikbud, Gedung E lantai 19.E-mail: bambang.indriyanto14@gmail.com Abstrak:Kebutuhan teknologi pada saat ini untuk mendukung proses pedagogis untuk mencapai hasil pendidikan yang maksimum tidak bisa dihindari. Namun keberadaan TIK tidak boleh menggantikan tujuan pedagogis. Keberadaaan TIK adalah sarana yang memfasilitasi pencaaian tujuan pendidikan secara maksimal. Berdasarkan pada argumentasi itu, tujuan tulisan ini untuk mengidentifikasi keselarasann antara peran TIK dalam proses pedagogis untuk mencapai hasil pendidikan secara maksimum. Untuk menjawab tujuan tersebut, pembahasan ada tulisan ini akan terdiri dari dua bagian. Bagian Pertama mengetengahkan tentang sifat dari ranah pedagogis, dan bagian kedua tentang peran TIK.Kata kunci: pedagogi, Teknologi Informasi dan Komunikasi, utilitas, kurikulum Abstract:Nowadays, the needs for Information and Communication Technology (ICT) to support pedagogical process to achieve maximum education outcomes is inevitable. Nevertheless, the existence of ICT should not fully replace pedagogical objectives. On the contrary, it should play a role as a “facilitator” to support the achievement of maximum education outcomes. Based on those arguments, the objective of this article is to identify a complementary role of ICT to achieve maximum education outcomes. In doing so, this article consists of two parts; the first part discusses the nature of pedagogical domains while the second, discusses specifically about the roles of ICT.Key words: pedagogy, Information and Communication Technology, utility, curriculum
KOMPETENSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI GURU DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN Rahmi Rivalina
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.18 No. 2 Agustus 2014
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.522 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.121

Abstract

Abstrak:Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji berbagai solusi untuk peningkatan kompetensi TIK guru sehingga dapat merancang dan memanfaatkan TIK secara terpadu di dalam kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan proses dan hasil pembelajaran. Masalah yang akan jadi fokus pembahasan adalah berbagai upaya yang kemungkinan dapat meningkatkan kompetensi TIK guru. Hasil kajian mengungkapkan bahwa upaya peningkatan kompetensi TIK guru menuntut dukungan: kebijakan pemerintah pusat dan daerah di bidang pemanfaatan TIK dan pelatihan guru di bidang pemanfaatan TIK, kesadaran guru untuk meningkatkan potensi diri mereka di bidang pemanfaatan TIK,organisasi profesi guru mewadahi penyelenggaraan seminar atau lokakarya, dan menerbitkan jurnal ilmiah, swasta/dunia usaha diharapkan optimal di bidang pemanfaatan TIK untuk pembelajaran melalui tanggung jawab sosial di bidang pendidikan (corporate social responsibility atau csr),kebijakan kepala sekolah untuk penugasan guru mengikuti pelatihan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran, dan kepedulian orang tua/masyarakat untuk peningkatan kemampuan TIK guru dapat berupa bantuan peralatan TIK atau motivasi kepada siswa, guru dan sekolah.Kata Kunci: Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru, Kompetensi Guru, Teknologi Informasi dan Komunikasi Abstract:Along with the development of information communication and technology (ICT) and also its potential to support the activities of learning process, the writer had been inspired to conduct a study about teacher’s ICT competency. To do so, the writer had studied various facts and documents about the teacher’s ICT competency and the factors that contribute to it. The focused problems on this writing is variety of efforts to improve teacher’s ICT competency. The findings of the study revealed that those variety of efforts to improve the teacher’s ICT competency demanding support as in the following: (1) the policy of the central and local government and conducting teacher’s training in ICT utilization, (2) awareness of teachers to improve their capacity building in ICT utilization, (3) teacher’s professional organization encouraging for active involvement in seminars or workshops and publish scientific journal), (4) private businesses and their support in the utilization of ICT in learning process through corporate social responsibility (CSR), (5)The head master’s policies to ask teachers following the training in ICT utilization, and (6) Concern from parents / the community to increase teacher’s ICT by procuring the ICT facilities or creating motivation to students, teachers and schools.Key words: Information and Communication Technology (ICT), Teacher, Competency
PARTISIPASI STASIUN RADIO DALAM MENYIARKAN KONTEN PENDIDIKAN Innayah Innayah
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.18 No. 2 Agustus 2014
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.784 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.126

Abstract

Abstrak:Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui partisipasi stasiun radio dalam menyiarkan konten pendidikan. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan. Pada tanggal 17 Maret sampai 30 Juni 2014 di Yogyakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Timur dan Papua. Metode yang digunakan adalah metode survey dan teknik dokumen terhadap 19 radio mitra yang peduli dalam siaran pendidikan. Populasi dari penelitian ini adalah stasiun radio mitra yang berjumlah 52, sampel 19 stasiun radio mitra yang aktif menyiarkan konten pendidikan yang dikembangkan oleh Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan (BPMRP). Hasil penelitian diketahui bahwa partisipasi 19 radio mitra dalam menyiarkan konten pendidikan masih tergolong partisipasi rendah (nonparticipation) yaitu dikatakan sebagai bukan peran serta, masyarakat atau radio hanya dijadikan sebagai obyek suatu kegiatan. Untuk mengatasi hal tersebut dalam mengembangkan konten siar pendidikan diharapkan lebih mengutamakan penggunaan kata-kata yang umum dan lazim dipakai, tidak melanggar kesopanan, mengesankan, pengulangan kata-kata yang penting dan susunan kalimat yang logis.Kata kunci: partisipasi, radio pendidikan, penyiaran radio Abstract:The purpose of this research is to determine the participation of radio station to broadcast educational content. This research had been conducted in four months. Started on March 17 until June 30, 2014 and it was located in Yogyakarta (Central Java), East Kalimantan and Papua. Survey and documentary methods from 19 radio partners in educational programs were used for this research. The population of this research were 52 radio stations where 19 of those samples are still active to broadcast educational content developed by Provincial Development Unit for Educational Radio (Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan/ BPMRP).The results reveals that the participation of 19 partner stations in broadcasting educational content are still relatively low (nonparticipation). In other words, the participation is only limited to an object of program or an activity, not as an active participation in broadcasting the educational content. To overcome such problem in developing educational broadcasting content, it is expected to prioritize the use of common words that do not violate decency and portraying more impression, especially for repetition of the important words logical sentences.Key words: participation, educational radio, radio broadcasting

Page 1 of 2 | Total Record : 11


Filter by Year

2015 2015


Filter By Issues
All Issue Jurnal Teknodik Vol. 29 No. 1, Juni 2025 Jurnal Teknodik Vol. 28 No. 2, Desember 2024 Jurnal Teknodik Vol. 28 No. 1, Juni 2024 Jurnal Teknodik Vol. 27 No. 2, Desember 2023 Jurnal Teknodik Vol. 27 No. 1, Juni 2023 Jurnal Teknodik Vol. 26 No. 2, Desember 2022 Jurnal Teknodik Vol. 26 No. 1, Juni 2022 Jurnal Teknodik Vol.XVI No.4 Desember 2012 Jurnal Teknodik Vol.XVI No.3 September 2012 Jurnal Teknodik Vol. 25 No. 2, Desember 2021 Jurnal Teknodik Vol. 25 No. 1, Juni 2021 Jurnal Teknodik Vol. 24 No. 2, Desember 2020 Jurnal Teknodik Vol. 24 No. 1, Juni 2020 Jurnal Teknodik Vol. 23 No. 2, Desember 2019 Jurnal Teknodik Vol. 23 No. 1, Juni 2019 Jurnal Teknodik Vol. 10 No. 18, Juni 2006 Jurnal Teknodik Vol. 09 No. 16, Juni 2005 Jurnal Teknodik Vol. 8 No. 14, Juni 2004 Jurnal Teknodik Vol. 17 No. 4, Desember 2013 Jurnal Teknodik Vol,17 No. 3, September 2013 Jurnal Teknodik Vol. 12 No. 2, Desember 2008 Jurnal Teknodik Vol. 10 No. 19, Desember 2006 Jurnal Teknodik Vol. 8 No. 15, Desember 2004 Jurnal Teknodik Vol. 22 No. 2, Desember 2018 Jurnal Teknodik Vol. 22 No. 1, Juni 2018 Jurnal Teknodik Vol. 14 No. 1, Juni 2010 Jurnal Teknodik Vol. 13 No. 1, Juni 2009 Jurnal Teknodik Vol. 12 No. 1, Juni 2008 Jurnal Teknodik Vol. 11 No. 3, Agustus 2007 Jurnal Teknodik Vol. 21 No. 2, Desember 2017 Jurnal Teknodik Vol. 20 No. 2, Desember 2016 Juni Jurnal Teknodik Vol. 20 No. 1 Juni 2016 Jurnal Teknodik Vol.19 No. 2 Agustus 2015 Jurnal Teknodik Vol.19 No. 1 April 2015 Jurnal Teknodik Vol.18 No. 3 Desember 2014 Jurnal Teknodik Vol.18 No. 2 Agustus 2014 Jurnal Teknodik Vol.18 No.1 April 2014 Jurnal Teknodik Jurnal Teknodik Vol.XVII No.2 Juni 2013 Jurnal Teknodik Vol.XVII No.1 Maret 2013 Jurnal Teknodik Vol.XVI No.2 Juni 2012 Jurnal Teknodik Vol. XV No.2 Desember 2011 Jurnal Teknodik Vol.XVI No.1 Maret 2012 Jurnal Teknodik Vol.XV No.1 Juli 2011 More Issue