cover
Contact Name
Sugeng Setia Nugroho
Contact Email
jorpres.fik@gmail.com
Phone
+628562977629
Journal Mail Official
jorpres.fik@gmail.com
Editorial Address
Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta 55281
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi)
ISSN : 02164493     EISSN : 25976109     DOI : 10.21831
Jurnal Olahraga Prestasi diterbitkan dua kali dalam setahun oleh program studi Ilmu Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal ini memuat hasil penelitian, gagasan ilmiah ataupun review sistematis bidang ilmu keolahragaan (sports science) terutama topik olahraga prestasi, seperti : ilmu kepelatihan (sports coaching), kondisi fisik (strength and conditioning), biomekanika (biomechanics), kedokteran olahraga (sports medicine), gizi olahraga (sports nutrition), teknologi olahraga & ergonomi (sports technology & ergonomy), olahraga kecabangan (sports specifics) dan bidang lain yang mendukung olahraga prestasi.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 225 Documents
Perbandingan pengaruh antara latihan bowling jarak sesungguhnya dengan latihan bowling jarak dekat ke jarak sesungguhnya terhadap ketepatan dan kecepatan bowling cricket pada siswa putra ekstrakulikuler cricket Slamet Sudarsono
Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi) Vol 16, No 1 (2020)
Publisher : Departement of Sports Coaching, Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.344 KB) | DOI: 10.21831/jorpres.v16i1.29990

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan Pengaruh Antara Latihan Bowling Jarak Sesungguhnya Dengan Latihan Jarak Dekat Ke Jarak Sesungguhnya Terhadap Ketepatan dan Kecepatan Bowling Cricket, (2) Perbedaan Pengaruh Lebih Baik Mana Antara Latihan Jarak Sesungguhnya dengan Latihan Bowling Jarak Dekat ke Jarak Sesungguhnya Terhadap Ketepatan dan Kecepatan Bowling Cricket. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah ekstrakulikuler cricket di SMA Negeri 6 Surakarta yang berjumlah 30 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah Total Sampling, besaran sampel yang digunakan adalah sebanyak 30 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes dan pengukuan dalam olahraga menggunakan petunjuk tes bowling. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis statistik menggunakan uji t pada taraf 5%, untuk memenuhi asumsi hasil penelitian dilakukan uji persyaratan analisis yaitu dengan uji normalitas dan uji homogenitas, uji perbedaan dan persentase peningkatan. Berdasarkan hasil analisis data, maka penelitian ini menghasilkan simpulan sebagai berikut: (1) Ada pengaruh yang signifikan antara latihan bowling jarak sesungguhnya dengan latihan jarak dekat ke jarak sesungguhnya terhadap ketepatan dan kecepatan Bowling Cricket pada siswa putra peserta kegiatan ekstrakulikuler SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2018/2019. Hal ini dibuktikan dari hasil penghitungan tes akhir masing-masing kelompok yaitu thitung = 6.9855 lebih besar dari pada ttabel = 2.145 dengan taraf signifikasi 5%. (2) Latihan bowling jarak sesungguhnya lebih baik pengaruhnya dari pada latihan bowling jarak dekat ke jarak sesungguhnya terhadap ketepatan dan kecepatan Bowling Cricket pada siswa putra peserta kegiatan ekstrakulikuler SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2018/2019. Berdasarkan persentase peningkatan Bowling Cricket menunjukkan bahwa kelompok 1 (kelompok yang mendapat perlakuan dengan latihan bowling jarak sesungguhnya) adalah 157.692% kelompok 2 (kelompok yang mendapat perlakuan latihan bowling jarak dekat ke jarak sesungguhnya) adalah 107.547%. A comparison of the effect of the actual distance bowling exercises and close to actual distance bowling exercises on the accuracy and speed of bowling cricket on the cricket extracurricular male students AbstractThe purpose of this study was to determine: (1) The Difference between the Effect of Real Distance Bowling Exercise and Near Distance Reality Exercise against the Accuracy and Speed of Bowling Cricket, (2) The Difference between the Better Effect between Real Distance Exercise and Near Distance Bowling Exercise Truly the accuracy and speed of Bowling Cricket. This study uses an experimental method with pretest-posttest design. The population in this study is cricket extracurricular at SMA Negeri 6 Surakarta of 30 students. The sampling technique used was Total Sampling, the sample size used was 30 students. Data collection techniques performed by tests and bookkeeping in sports using bowling test instructions. The data analysis technique was carried out by statistical analysis using the t test at the level of 5%, to meet the assumptions of the results of the study the analysis requirements were tested using the normality test and homogeneity test, the difference test and the percentage increase. Based on the results of data analysis, this study produces the following conclusions: (1) There is a significant influence between bowling training with real distance training with close to real distance training on the accuracy and speed of Bowling Cricket on male students participating in extracurricular activities. SMA Negeri 6 Surakarta Academic Year 2018/2019. This is evidenced from the results of the final test count of each group, namely tcount = 6.9855, greater than ttable = 2.145 with a significance level of 5%. (2) Bowling training is actually better than bowling training to the actual distance to the accuracy and speed of Bowling Cricket on male students participating in extracurricular activities SMA Negeri 6 Surakarta Academic Year 2018/2019. Based on the percentage increase in Bowling Cricket shows that group 1 (the group that received treatment with actual distance bowling exercises) was 157,692% group 2 (the group that received the treatment of bowling training at close range to the real distance) was 107,547%.
KONTRIBUSI ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN BANTINGAN PINGGANG OLAHRAGA GULAT ATLET PGSI PROVINSI BENGKULU Martiani Martiani
Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi) Vol 14, No 2 (2018)
Publisher : Departement of Sports Coaching, Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.039 KB) | DOI: 10.21831/jorpres.v14i2.23822

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kontribusi kekuatan otot tungkai dan kekuatan otot punggung terhadap kemampuan bantingan pinggang secara ilmiah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah berapa besar kontribusi kekuatan otot tungkai dan kekuatan otot punggung secara bersama-sama terhadap kemampuan bantingan pinggang dalam olahraga gulat? Penelitian ini dilakukan di sasana gulat PGSI Provinsi Bengkulu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasi product moment dan korelasi ganda, sampel penelitian berjumlah 30 atlet gulat PGSI Provinsi Bengkulu yang diambil dengan teknik total sampling. Adapun hasil data Rhitung = 0,91 Rtabel = 0,361 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2 secara bersama-sama dengan Y. Kontribusi kekuatan otot lengan dan kekuatan otot punggung terhadap kemampuan bantingan pinggang yaitu K = r2 x 100% = 82,81%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya kontribusi positif antara kekuatan otot tungkai dan kekuatan otot punggung terhadap kemampuan bantingan pinggang sebesar 82,81%.AbstractThis study was conducted to determine the contribution of leg muscle strength and back muscle strength to the ability of the waist beating scientifically. The formulation of the problem in this research is how much contribution of leg muscle strength and back muscle strength together to the ability of waist beating in wrestling? This research was conducted in wrestling sasana PGSI of Bengkulu Province. The research method used is correlation method with product moment and double correlation, the samples are research 30 wrestling atlets of PGSI Bengkulu Province taken with total sampling technique. The result of data Rcount = 0.91 Rtable = 0.361 then Ho is rejected and Ha is accepted, it means that there is a meaningful relationship between X1 and X2 together with Y. Contribution of arm muscle strength and back muscle strength to the ability of waist beating that is K = r2 x 100% = 82.81%. So it can be concluded that there is a positive contribution between leg muscle strength and back muscle strength to the ability of waist beating by 82.81%.Keywords: leg muscle strength, back muscle strength, waist beating ability.
Pengembangan model latihan teknik dasar sepakbola bagi anak usia 10-12 tahun di sekolah sepakbola Kafung Mikail; Suharjan Suharjana
Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi) Vol 15, No 1 (2019)
Publisher : Departement of Sports Coaching, Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.976 KB) | DOI: 10.21831/jorpres.v15i1.26023

Abstract

Penelitian ini bertujuan menghasilkan model latihan teknik dasar sepakbola bagi anak usia  10-12 tahun di sekolah sepakbola (SSB) yang layak digunakan. Penelitian pengembangan ini dilakukan dengan mengadaptasi 10 langkah- langkah  penelitian  pengembangan  sebagai berikut: (1) pengumpulan informasi di lapangan dan analisis terhadap informasi yang telah dikumpulkan, (2) mengembangkan produk awal (draf model), (3) validasi ahli dan revisi, (4) ujicoba lapangan skala kecil dan revisi, (5) ujicoba lapangan skala besar dan revisi, dan (6) pembuatan produk final. Uji coba skala kecil dilakukan terhadap 15 siswa SSB usia 10-12 tahun pada SSB Tunas Wijaya  Yogyakarta.  Uji coba skala besar dilakukan terhadap  30 siswa SSB usia 10 -12 tahun pada SSB Bharata. Instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu: (1) pedoman wawancara, (2) skala nilai, (3) pedoman observasi model, (4) pedoman observasi keefektifan model, dan (5) kuesioner untuk siswa. Teknik analisis data yang  digunakan  yaitu  analisis  deskriptif  kuantitatif  dan  analisis  deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini berupa model latihan sepakbola bagi anak usia 10-12 tahun di sekolah sepakbola (SSB) yang berisikan empat model latihan,  yaitu: (1) latihan ball passing, (2) latihan ball controll, (3) latihan ball feeling, (4) latihan cordinationt. Developing footbal training basic technique models for children 10-12 years old in football school AbstractThe purpose of this research is to invent useful football training models for children 10-12 years old in football School (SSB). This development research is carried out by adapting 10 steps  of development research from Borg Gall (1983: 775) and make it into 6 steps as follows: (1) Collecting information on the field and analyzing  the collected information, (2) developing the early product (draft model), (3) expert validation and revision, (4) small scale field trial, (5) big scale field trial and revision, and (6) final product making. The small scale trial was done toward 15 SSB trainees 10-12 years old at SSB Tunas Wijaya Yogyakarta. A Big scale trial was done to 30 SSB trainees 10-12 years old at SSB Bhantara. The data collecting instrument used are: (1) interview guide, (2) value scale, (3) model observation guide, (4) model effectiveness observation guide, and (5) questionnaires for students. Data Analysis technique that was used is quantitative descriptive and qualitative descriptive. The result of this research is a football training model for children 10-12 years old in football school (SSB) that consists of four training models, they are: (1) passing ball training, (2) ball control training, (3) ball feeling training, and (4) coordination training.
MENGENAL MAKNA LAMBANG 3 ANGGOTA PERGURUAN HISTORIS YANG BERPUSAT DI YOGYAKARTA Siswantoyo Siswantoyo
Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi) Vol 1, No 2 (2005): Juli
Publisher : Departement of Sports Coaching, Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.374 KB) | DOI: 10.21831/jorpres.v1i2.6871

Abstract

Yogyakarta di sebut sebagai kota budaya memang sangat tepat. Dari salah satu budaya tradisional yaitu pencak silat, munculnya 3 perguruan silat yang tergabung dalam perguruan historis. Historis ini memiliki makna perguruan yang turut membangun dan mengembangkan pencak silat. Perguruan historis menyimpan sejarah yang sangat panjang, yang terdiri dari 10 perguruan, dan yang lahir di yogyakarta terdapat tiga perguruan yaitu Perguruan Pencak Indonesia (PerPI) Harimurti, PS Phashadja Mataram, PS Tapak Suci. PerPi Harimurti yang lahir dari pendopo Tedjokusuman Ngayogyakarta hadiningrat yang diasuh oleh RM Rio Harimurti, dalam perkembangannya menggunakan lambang perguruan yang berprinsip pada sumber kehidupan, dengan menggunakan unsur air, api, tanah, angin, dimana hal tersebut merupakan ciptaan Tuhan dan digunakan dalam kehidupan manusia. Phashadja Mataram menggunakan bahasa sansekerta Pha: puasa-laku, Sha: Senjata-Kemampuan (lahir-batin), Dja: Jumedhul-kelakone, yang memiliki makna ilmu iku biso kelakone kanthi laku. Pada PS Tapak Suci, dari keseluruhan lambang tersimpul dengan nama TAPAK SUCI yang mengandung arti Bertekad bulat mengagungkan asma Alloh Subhanahu wataala, kekal dan abadi. Dengan keberanian menyerbakan keharuman dengan sempurna, dengan kesucian menunaikan rukun islam dan rukun iman, mengutamakan keeratan dan kejujuran dengan rendah hati. Makna filosofis dari lambang perguruan silat kebanyakan mendasarkan pada, ke Tuhan-an dan kehidupan, yang diwujudkan dengan berbagai makna dari warna, makna bunga, anggota badan, tatasurya, senjata tradisional seperti keris, tombak, trisula, toya dan lainnya. Diantara titik-titik kecil perbedaan makna yang ada, namun masih terdapat sebuah kesamaan garis yang lebih tebal tentang tujuan yang diharapkan, yang antara lain turut serta dalam membangun generasi muda yang bermoral tinggi, Taqwa, Tanggap, Tanggon, Tangguh, Trengginas dan disiplin serta bertanggung jawab. Dari makna lambang ini dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengungkap perguruan silat yang lahir di yogyakarta dan mendapat julukan sebagai perguruan Historis yang akhirnya julukan tersebut diubah menjadi Perguruan Khusus.
PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN MAHASISWA PKO 2010 KULIAH TAHUN PERTAMA Endang Rini Sukamti
Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi) Vol 11, No 1 (2015): Januari
Publisher : Departement of Sports Coaching, Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.578 KB) | DOI: 10.21831/jorpres.v11i1.10255

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi siswa setelah satu tahun kuliah dan mengetahui aktivitas dan serapan praktek kuliah yang telah dilakukan.Penelitian yang studi penelitian deskriptif kuantitatif mata pelajaran kekuatan Prodi PKO FIK UNY 2010 sebanyak 74 orang, yang terdiri dari 57 siswa dan 17 siswa perempuan. Bentuk instrumen penelitian survei bertingkat yg uji coba. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas distribusi frekuensi dengan chi-squared (Sutrisno Hadi, 1983: 350), uji homogenitas dengan saya avenne-test, uji t, analisis Kovarian dan aturan untuk menerima dan menolak tingkat signifikansi 5% .Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas tingkat kebugaran mahasiswa PKO FIK UNY Prodi pada tahun 2010 di tahun pertama kategori sedang (57,9%), sedangkan siswa adalah dalam kategori cukup 58,8%). Mayoritas tingkat kebugaran mahasiswa PKO FIK UNY Prodi pada 2010 setelah kuliah dalam kategori praktik yang baik (43,9%) sedangkan siswa adalah dalam kategori cukup (58,8%). Ada pengaruh positif yang signifikan pada peningkatan lapangan latihan kebugaran fisik (V02 max) dari siswa Prodi PKO FIK UNY. Ada tingkat perbedaan yang signifikan dari kebugaran fisik (V02 max) dari siswa Prodi PKO FIK UNY. Tingkat kebugaran fisik siswa lebih baik dari siswa. Kata kunci: Tingkat kebugaran, Mahasiswa PKO
THE INFLUENCE OF AN EXERCISE AND COORDINATION TOWARD THE DRIVE TECHNIQUE FOR BEGINNER TENNIS ATHLETE Awan Hariono
Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi) Vol 6, No 1 (2010): Januari
Publisher : Departement of Sports Coaching, Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.082 KB) | DOI: 10.21831/jorpres.v6i1.10325

Abstract

The aims of this research are to find out: (1) the influence of the difference between the direct practice methods and indirect exercise methods toward the drive technique for beginner tennis athlete; (2) the difference of the influence of high and low coordination skills toward the drive technique of beginner tennis athlete; and (3) the interaction between the exercise method and coordination toward the drive technique of beginner tennis athlete.The research sample was 40 students of Coaching Education Department of Sport Science Faculty of Yogyakarta State University who take field tennis lesson. The technique for taking the sample was done by purposive sampling. There were two variables in this research: (1) manipulative variable which consist of direct exercise methods and indirect exercise methods and (2) attributive variable which consist of sample group who have high and low coordination skill. The dependent variable was tennis field drive skill. The data collected were (1) drive technique data, and (2) eye-arm coordination data. The technique of data analysis was used Variant Analysis (ANA VA) in the level of significance 0.05 and continued by Tukkey test.The result were as follows: (1) there is no difference influence between the direct exercise methods and indirect exercise methods toward the drive technique for new tennis othlete F0  : 0.091 F1 0.05: 4.08; (2) there was a difference of the influence between the group sample who has a high and low coordination skill toward the drive technique for new tennis athlete, Fa: 67.354 Fw.as: 4.08; (3) there was an interaction between coaching and coordinating methods toward the drive technique for new tennis athlete, Fa: 10.030 F1 0.05: 4.08; (3.a) drive technique of the group sample who have high coordination skill by using indirect practice methods gave better influence than by using direct practice methods, qa: 5.1 q1 : 3.9698; (3.b) drive technique of the group sample who have low coordination skill by using direct exercise methods gave better influence that by using indirect exercise methods, q0 : 4.2 q1 o.as: 3.9698. Keywords: exercise methods, coordination, drive technique, and beginner tennis athlete
PRINSIP UMUM PENATALAKSANAAN CEDERA OLAHRAGA HEAT STROKE Saharun Iso, Ade Tobing
Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi) Vol 12, No 2 (2016)
Publisher : Departement of Sports Coaching, Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3455.141 KB) | DOI: 10.21831/jorpres.v12i2.11873

Abstract

ABSTRACTExercises that are conducted in an extreme heat environment can cause heat injury. Heatinjury is associated with disturbance to temperature regulation and cardiovascular systems. Heatstroke is the most severe type of heat injury. Heat stroke is associated with high morbidity andmortality numbers, particularly if therapy treatment is delayed. In general, heat stroke is caused bytwo things, namely increase in heat production and decrease in heat loss.Heat stroke signs include: (1) rectal temperature above 40.5°C; (2) hypotension,tachycardia, tachypnea; (3) changes in mental status (e.g. irritability, ataxia, confusion,disorientation, syncope, hysteria, and coma); (4) reduced ability to lower body temperature (e.g.stop sweating and skin becoming hot); (5) signs of a life-threatening: disseminated intravascularcoagulant or DIC (e.g. epistaxis, bleeding from intravenous line, bruises, and pulmonary edema)and signs of Acute Renal Failure or ARF (e.g. peripheral edema). Symptoms of heat stroke includefatigue, headache, nausea, and vomiting.Management of heat stroke injuries is by continuously performing cooling down as quicklyas possible while resuscitating patient. Intensive care must be carefully considered to the respiratorytract, reducing body temperature, limiting the production of heat, optimizing air circulation andmonitoring and treating complications. Quick decrease in body temperature is the most importantthings in treatment.Keywords: Heat injury, heat strokeABSTRAKLatihan yang dilakukan di lingkungan panas yang ekstrim dapat menyebabkan terjadinyacedera panas. Cedera panas berhubungan dengan gangguan terhadap sistem pengaturan suhu dansistem kardiovaskuler. Heat stroke merupakan bentuk yang paling parah dari cedera panas. Heatstroke berhubungan dengan angka morbidilitas dan mortalitas yang tinggi terutama jika penangananterapinya terlambat. Penyebab heat stroke secara umum diakibatkan oleh dua hal, yaitu:peningkatan produksi panas, dan penurunan kehilangan panas.Tanda- tanda Heat stroke meliputi: (1) Suhu dubur di atas 40.5°C; (2) Hipotensi,tachycardia, tachypnea;(3) Perubahan status mental (irritability, ataxia, confusion, disorientasi,syncope, hysteria, dan koma); (4) Berkurangnya kemampuan untuk menurunkan suhu tubuh(berhenti bekeringat, kulit menjadi panas); (5) Tanda-tanda yang mengancam jiwa: disseminatedintravascular coagulant (DIC), termasuk epistaxis, pendarahan dari saluran intra vena ,luka memar,dan edema paru, tanda dari Acute Renal Failure (ARF), termasuk edema periperal. Gejala heatstroke meliputi: kelelahan, pusing, mual, dan muntah.Penatalaksanaan cedera heat stroke yaitu dengan melakukan pendinginan secepat mungkindan terus menerus sambil pasien disadarkan. Perawatan intensif harus diperhatikan dengan cermatuntuk saluran pernapasan, mengurangi suhu tubuh, membatasi produksi panas, mengoptimalkansirkulasi udara dan memonitor serta mengobati komplikasi. Penurunan suhu tubuh dengan cepatmerupakan hal yang terpenting dalam perawatan.Kata kunci: Cedera panas, heat stroke
Pengembangan Modul Ajar Mata Kuliah Pertumbuhan Dan Perkembangan Motorik Berbasis Pembelajaran Inklusi Fitriana Puspa Hidasari; Lidya Natalia; Yoga Pramana
Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi) Vol 14, No 1 (2018)
Publisher : Departement of Sports Coaching, Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (909.056 KB) | DOI: 10.21831/jorpres.v14i1.19979

Abstract

Penelitian bertujuan mengembangkan modul ajar untuk mata kuliah pertumbuhan dan perkembangan motorik. Urgensi penelitian didasarkan pada analisis kebutuhan mata kuliah yang memerlukan panduan berupa modul ajar yang belum tersedia agar dapat membantu optimalnya proses pembelajaran.  Penelitian dilakukan menggunakan metode penelitian dan pengembangan (RD) yang terbagi dalam dua tahapan yaitu tahap pra-pengembangan dan tahap pengembangan. Tahap pra pengembangan terdiri dari studi pendahuluan, penyusunan draf produk dan validasi draf produk. Tahap pengembangan terdiri dari revisi draft produk, ujicoba skala terbatas dan ujicoba skala meluas. Validasi ahli dilakukan melibatkan satu orang ahli dengan menggunakan teknik focus group discussion (FGD).Pada uji skala terbatas dan luas dilakukan untuk melihat aspek subtansi isi dan dan format modul ajar  secara kualitatif diterima dengan baik oleh mahasiswa dan modul ajar telah layak digunakan pada proses perkuliahan mata kuliah pertumbuhan dan perkembangan motorik dengan subjek coba 34 mahasiswa. Pada uji operasional menggunakan metode eksperimen dengan subjek coba 34 mahasiswa. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada tahap pra-pengembangan menggunakan catatan lapangan, lembar validasi, dan lembar uji keberterimaan, sedangkan pada tahap pengembangan menggunakan angket mengukur tingkat kebermanfaatan modul ajar. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif (statistik). Hasil dari pengembangan modul ajar terdiri dari enam materi didalamnya dengan sebagai berikut: (1) cover, (2) kata pengantar, (3) daftar isi, (4) tujuan modul ajar, (5) isi modul ajar, (6) rangkumam bab dan (7) soal-soal formatif. Berdasarkan penilaian dari validator terhadap substansi isi materi 92% termasuk dalam kategori sangat baik dan format penulisan modul ajar dinilai 92% termasuk kategori sangat baik. Secara keseluruhan penilaian dari para ahli diperoleh nilai 92% termasuk dalam kategori sangat baik. Tahapan selanjutnya adalah uji keberterimaan yang dinilai dengan hasil 87% mahasiswa menerima adanya modul ajar mata kuliah. Hasil ujicoba skala terbatas menunjukan secara aspek substantif dikategorikan baik dan format penulisan dikategorikan baik sedangkan pada ujicoba skala luas menunjukan secara aspek substantif dikategori baik dan format penulisan di kategori baik. hasil penelitian menyatakan modul ajar layak digunakan. Hasil uji skala meluas menunjukan modul ajar yang dikembangkan dapat diterima dan layak diunakan yang ditunjukkan degan pebedaan nilai mean pretest 62 dan posttest 75.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan modul ajar dapat diterima dan layak digunakan pada mata kuliah Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik.ABSTRACT The study aims to develop teaching modules for Growth and Motor Development subject. Research urgency is based on the needs analysis of subject that required guidance in the form of teaching madules that are not yet available in order to help optimally the learning process. The research was conducted using R D method which is divided into two stage, there are pre-development stage and development stage. The pre-development stage consists of preliminary studies, products drafting, and validating product drafts. The development stage consists of revisions to product drafts, limited-scale test and large-scale test. Expert validation involves one expert used focus group discussion techniques. In the limited-scale and large-scale test conducted to see the content aspect and the format of the teaching module qualitatively well received by the students and teaching module has been feasible to be used in the lectures of growth and motor development with 34 students as subjects research. In operational tes used experimental method with 34 students. The instruments used in data collection at the pre-development stage use field notes, validation sheets, and acceptance test sheets, while in the development stage using a questionnaire measure the usefulness of the teaching module. Data analysis techniques used are qualitative descriptive and qualitative analysis techniques. The result of the teaching module development consists of six materials, there are: (1) cover, (2) introduction, (3) table of contents, (4) the purpose of teaching module, (5) the content of the teaching module, (6) chapter summary, and (7) formative questions. Based on the assessment of the validator on the substance of the content 92% is included in the very well category and the writing format is 92% considered very well category. Overall assessment of the esperts obtained 92% value include in the very well category. The next stage is the acceptance test that is assessed by the results of 87% of students receive the existence of the teaching module. The results of a limited scale test showed that the substantive aspects are categorised well and the writing format is categorized well whereas in large-scale it shows the substantive aspect and writing format categorized well. The result of the study states that the teaching module is worth using. The large-scale test results show that the developed teaching module is acceptable and feasible using the difference between the mean value of pretest 62 and posttest 75. Based on the research result, it can be concluded that the teaching module is acceptable and feasible to be used in Growth and Motor Development lectures.
PENGARUH PENEMPATAN JARAK TITIK LAMPU DAN KOMBINASI WARNA TERHADAP PERUBAHAN KONDISI LINGKUNGAN LAPANGAN INDOOR BULUTANGKIS Edi Irwanto; Moh Agung Setiabudi
Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi) Vol 13, No 2 (2017)
Publisher : Departement of Sports Coaching, Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.299 KB) | DOI: 10.21831/jorpres.v13i2.25106

Abstract

This research aims to measure whether there is effect of placement of the point of lights and color combinations to changes in the environmental conditions of indoor badminton court. The design of the research was experimented research. The color of light used was white, yellow and combination of both. Modified layout and placement distance is done with a combination of parallel and zig-zag, and 7, 7.5, 8, 8.5, and 9 m lamp height. Measurements using Thermometer, Hygrometer, and Luxmeter. The research was also conducted by field survey using questionnaire method to 5 athletes. The results of data collection will be analyzed based on the SNI 16-7063-2004 working climate criteria as well as the criteria for grouping existing data. The results showed that the placement of the point of light and color combinations affect the environmental conditions of indoor badminton field. The athlete's comfort lies in the placement of standard lighting points with one color at a height of 8 meters.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengaruh penempatan jarak titik lampu dan kombinasi warna terhadap perubahan kondisi lingkungan lapangan indoor bulutangkis. Penelitian dilakukan dengan eksperimen, enis warna cahaya lampu yang digunakan adalah putih, kuning dan kombinasi keduanya. Modifikasi tata letak dan jarak penempatan dilakukan dengan kombinasi sejajar dan zig-zag, dan ketinggian lampu 7, 7.5, 8, 8.5, dan 9 m. Pengukuran menggunakan Thermometer, Hygrometer, dan Luxmeter. Penelitian juga dilakukan dengan cara survei lapangan menggunakan metode kuesioner terhadap 5 atlet. Hasil pengambilan data akan dianalisis berdasarkan nilai ambang batas iklim kerja SNI 16-7063-2004 serta kriteria pengelompokkan data yang ada. Hasil penelitian menunjukan bahwa penempatan jarak titik lampu dan kombinasi warna berpengaruh terhadap kondisi lingkungan lapangan indoor bulutangkis. Kenyamanan atlet terletak pada penempatan titik lampu standart dengan satu warna pada ketinggian lampu 8 meter.
MELATIH SIKAP DAN GERAK DASAR PENCAK SILATBAGI PESILAT PEMULA Agung Nugroho, A.M.
Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi) Vol 1, No 2 (2005): Juli
Publisher : Departement of Sports Coaching, Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.668 KB) | DOI: 10.21831/jorpres.v1i2.6859

Abstract

Ajaran dalam pencak silat meliputi empat aspek, yaitu aspek mental spiritual, aspek seni, aspek beladiri, dan aspek olahraga. Setiap aspek memiliki penekanan teknik yang berbeda. Untuk itu diperlukan kemampuan pelatih dalam menguasai teknik dasar sehingga proses berlatih melatih dapat efektif dan efisien.Bagi pesilat yang baru belajar pencak silat sering mengalami kesulitan bila langsung diajarkan teknik pukulan, tendangan, maupun jatuhan tanpa diberikan sikap dan gerak dasar terlebih dahulu. Hal ini dikarena teknik pukulan, tendangan, maupun jatuhan memerlukan koordinasi yang tinggi. Disamping itu pesilat pemula belum siap otot-otot lengan, tangan, tungkai kaki, dan panggul. Sehingga sering mengakibatkan pesilat cedera pada persendian pergelangan tangan, tungkai kaki, maupun pinggul. Oleh karena itu perlu pemberian materi yang tepat bagi pesilat pemula sebelum mereka latihan pukulan, tendangan, dan jatuhan.Materi latihan yang baik bagi pesilat pemula adalah sikap dan gerak dasar yang akan mempengaruhi bentuk-bentuk serangan dan pembelaan. Sikap dasar adalah: sikap berdiri tegak, sikap kuda-kuda, sikap duduk, dan sikap pasang. Sikap gerak dasar meliputi: arah delapan penjuru mata angin, langkah, dan pola langkah.Kata Kunci: kuda-kuda, pasangan, dan pola langkah

Page 2 of 23 | Total Record : 225