cover
Contact Name
Soni Akhmad Nulhaqim
Contact Email
jkrk.fisip@gmail.com
Phone
+6281322312268
Journal Mail Official
jkrk.fisip@gmail.com
Editorial Address
Pusat Studi Konfilk dan Resolusi Konflik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran Gedung A FISIP-UNPAD Lt. 2 Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor, Sumedang
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
ISSN : 26558823     EISSN : 26561786     DOI : https://doi.org/10.24198/jkrk.v1i1
Fokus dan Ruang Lingkup Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik yakni memuat hasil-hasil penelitian lapangan dan dan atau kajian pustaka mengenai isu-isu konflik dan resolusi konflik di tingkat nasional, regional dan internasional.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik" : 8 Documents clear
MENYOAL RESOLUSI KONFLIK BERDASARKAN PERSPEKTIF TEORI KRITIS Santoso, Meilanny Budiarti
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i2.50919

Abstract

Penyelesaian konflik adalah bidang pluralistik dengan beragam orientasi teoritis, karena dipengaruhi oleh konteks praktik dan tujuan spesifiknya. Penelitian ini bertujuan memahami konsepsi resolusi konflik dengan menggunakan perspektif teori kritis sebagai upaya penyelesaian konflik, sehingga netralitas yang dijanjikan dalam setiap praktik resolusi konflik dapat diklarifikasi dalam praktik. Metode deskripsif dan pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini, dengan teknik pengumpulan data menggunakan studi literatur dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teori kritis berperan penting dalam menginformasikan operasi pemeliharaan perdamaian dengan menunjukkan bahwa menciptakan perdamaian yang berkelanjutan melibatkan praktisi yang tidak hanya menunjukkan netralitas dari praktisi resolusi konflik ataupun menenangkan pihak-pihak yang bertikai. Resolusi konflik apa pun yang diusahakan oleh praktisi resolusi konflik harus menjamin hak asasi manusia, keadilan sosial dan hak ekonomi pihak-pihak yang berkonflik.
UNI AFRIKA: MEMBANGUN JEMBATAN PERDAMAIAN DALAM KONFLIK PEMERINTAH ETHIOPIA DAN TIGRAY Wijayanti, Destivia Tri; Aini, Silvi Nur
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i2.48017

Abstract

Konflik antara pemerintah Ethiopia dan otoritas regional Tigray telah menciptakan ketegangan dan kerusuhan yang signifikan di wilayah tersebut. Dalam konteks ini, peran Uni Afrika (UA) sebagai organisasi regional yang berdedikasi untuk memajukan persatuan dan solidaritas di Afrika memiliki potensi untuk menjadi kekuatan pemersatu dan penengah yang penting. Artikel ini bertujuan untuk menyelidiki peran UA dalam membangun jembatan perdamaian dalam konflik antara pemerintah Ethiopia dan Tigray. Dalam penelitian ini, akan dianalisis upaya UA dalam mediasi, diplomasi, dan penyelesaian konflik di Tigray. Selain itu, akan dilihat juga apakah UA telah melibatkan diri dalam penyediaan bantuan kemanusiaan dan pemantauan situasi di wilayah tersebut. Dengan mengkaji peran dan tindakan UA, artikel ini berharap dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang upaya organisasi ini dalam mengatasi konflik yang kompleks dan bermasalah ini, serta menjalin perdamaian yang berkelanjutan di antara pemerintah Ethiopia dan Tigray. The conflict between the Ethiopian government and Tigray regional authorities has created significant tensions and unrest in the region. In this context, the role of the African Union (AU) as a regional organization dedicated to advancing unity and solidarity in Africa has the potential to be an important unifying and mediating force. This article aims to investigate the AU's role in building peace bridges in the conflict between the governments of Ethiopia and Tigray. In this research, AU efforts in mediation, diplomacy and conflict resolution in Tigray will be analyzed. Apart from that, it will also be seen whether the AU has involved itself in providing humanitarian assistance and monitoring the situation in the region. By examining the AU's role and actions, this article hopes to provide better insight into the organization's efforts to address this complex and problematic conflict and forge sustainable peace between the governments of Ethiopia and Tigray.
PERANAN PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL UNTUK MEMINIMALISASI KONFLIK ISU SARA DI INDONESIA Najib, Muhammad; Maftuh, Bunyamin; Malihah, Elly
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i2.51017

Abstract

Isu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) telah menjadi persoalan kritis yang tidak hanya memicu sentimen dan ketegangan, tetapi juga memicu konflik hingga berujung pada perpecahan masyrakat. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat, khususnya di era digital. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi peranan penggunaan media sosial untuk meminimalisasi konflik isu SARA di Indonesia. Artikel ini disusun berdasarkan kajian literatur dari berbagai sumber, antara lain jurnal akademik, buku dan artikel online. Tinjauan literatur ini akan mengeksplorasi berbagai perspektif tentang peran media sosial dalam merawat kebhinekaan, faktor-faktor disintegrasi bangsa di media sosial, dan strategi penggunaan media sosial dalam merawat kesatuan bangsa. Hasil yang didapatkan menyoroti bahwa media sosial memiliki peran yang sangat besar dalam merawat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Namun di sisi lain, media sosial dapat menyebabkan disintegrasi bangsa melalui hoaks dan ujaran kebencian. Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh pengguna media sosial dalam merawat persatuan dan kesatuan bangsa yaitu 5D2C. The issue of ethnicity, religion, race and inter-group (SARA) has become a critical issue that not only triggers sentiment and tension, but also triggers conflict that leads to societal divisions. The rapid development of information and communication technology has had a significant impact on society, especially in the digital era. This article aims to explore the role of using social media to minimize conflict over SARA issues in Indonesia. This article was prepared based on a literature review from various sources, including academic journals, books and online articles. This literature review will explore various perspectives on the role of social media in maintaining diversity, factors of national disintegration on social media, and strategies for using social media in maintaining national unity. The results obtained highlight that social media has a very big role in maintaining the unity and integrity of the Indonesian nation within the framework of Bhinneka Tunggal Ika. But on the other hand, social media can cause disintegration of the nation through hoaxes and hate speech. There are several strategies that social media users can use to maintain national unity and unity, namely 5D2C.
UPAYA RESOLUSI KONFLIK PERANG SAUDARA SOMALIA Santi, Wahyu Nindar Diah Permata; Octavia, Aisyah Mawar
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i2.48119

Abstract

Tulisan ini menggunakan metode library research untuk menjelaskan konflik perang saudara di Somalia. Hasilnya mengidentifikasi faktor-faktor konflik, seperti perpecahan etnis, pergolakan politik, persaingan kekuasaan, persaingan sumber daya, ketidaksetaraan akses, lemahnya institusi negara, dan campur tangan aktor eksternal. Dalam upaya resolusi, negosiasi, mediasi, dan pemantauan berkelanjutan memiliki peran penting. Dialog dan negosiasi perlu didorong dengan dukungan internasional, termasuk PBB. Diplomasi yang kuat dan mediasi independen membantu mencapai kesepakatan damai melibatkan pemerintah, kelompok bersenjata, kelompok etnis, dan agama. Pemantauan konflik dan pelanggaran hak asasi manusia penting untuk merumuskan strategi resolusi yang tepat. Meskipun kompleks, diharapkan dengan upaya tersebut, perdamaian dan stabilitas jangka panjang dapat tercapai di Somalia. This paper uses the library research method to explain the civil war conflict in Somalia. The results identify conflict factors, such as ethnic divisions, political upheaval, power competition, resource competition, inequality of access, weak state institutions, and interference from external actors. In resolution efforts, negotiation, mediation and ongoing monitoring have an important role. Dialogue and negotiations need to be encouraged with international support, including the UN. Strong diplomacy and independent mediation helped reach a peace agreement involving the government, armed groups, ethnic and religious groups. Monitoring conflicts and human rights violations is important for formulating appropriate resolution strategies. Although complex, it is hoped that with these efforts, long-term peace and stability can be achieved in Somalia.
MEMAHAMI HUBUNGAN ANTARA FENOMENA CANCEL CULTURE DAN PEMBENTUKKAN KETERAMPILAN RESOLUSI KONFLIK DALAM PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (MEDIA SOSIAL SEBAGAI ARENA KONFLIK) Khairunniza, Liza Dwi Eftiza; Maftuh, Bunyamin; Setiadi, Elly Malihah
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i2.51349

Abstract

Penelitian ini menginvestigasi hubungan antara fenomena Cancel Culture dan pembentukan keterampilan resolusi konflik pada pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di era digital. Fokusnya adalah memahami fenomena Cancel Culture di media sosial pada lingkup pendidikan serta upaya integrasi konsep ini dalam kurikulum IPS untuk membentuk keterampilan resolusi konflik secara konstruktif. Metode studi literatur dilakukan menggunakan kata kunci terkait di platform riset seperti Scimago Journal & Country Rank (SJR) dan Science and Technology Index (SINTA). Data terpilih disaring dari 15 September 2023 hingga 10 November 2023 dari jurnal-jurnal terkait pendidikan, ilmu sosial, dan komunikasi. Temuan menunjukkan bahwa adanya hubungan antra fenomena Cancel Culture, pembatasan ekspresi dan penilaian berbeda dalam lingkungan daring, serta potensi penyebab dampak emosional seperti kecemasan dan penurunan harga diri peserta didik. Integrasi konsep Cancel Culture dalam kurikulum IPS dapat memberikan landasan bagi peserta didik untuk memahami, menganalisis, dan menangani konflik di media sosial dengan cara yang lebih bijaksana. Rekomendasi studi ini menyoroti perlunya pendekatan holistik dalam pendidikan IPS yang responsif terhadap dinamika media sosial yang melibatkan peran guru, orang tua, dan pendekatan interdisipliner untuk membentuk keterampilan resolusi konflik. Kurikulum juga perlu mengadaptasi model peran serta dan diskusi terbuka tentang etika online guna menghadapi Cancel Culture dengan kecerdasan dan empati yang lebih besar. Hal ini akan membekali peserta didik untuk berdialog sehat, memahami keberagaman pendapat, dan menangani konflik dengan cara yang lebih konstruktif dalam era media sosial yang kompleks. This research investigates the relationship between the Cancel Culture phenomenon and the formation of conflict resolution skills in Social Sciences (IPS) education in the digital era. The focus is on understanding the phenomenon of Cancel Culture on social media in the educational sphere as well as efforts to integrate this concept in the Social Sciences curriculum to build constructive conflict resolution skills. The literature study method was carried out using related keywords on research platforms such as Scimago Journal & Country Rank (SJR) and Science and Technology Index (SINTA). Selected data was filtered from September 15, 2023 to November 10, 2023 from journals related to education, social sciences, and communication. The findings show that there is a relationship between the Cancel Culture phenomenon, restrictions on expression and different judgments in the online environment, as well as potential causes of emotional impacts such as anxiety and reduced self-esteem in students. The integration of the concept of Cancel Culture in the Social Sciences curriculum can provide a foundation for students to understand, analyze and handle conflicts on social media in a wiser way. The recommendations of this study highlight the need for a holistic approach in social studies education that is responsive to the dynamics of social media involving the roles of teachers, parents, and an interdisciplinary approach to forming conflict resolution skills. The curriculum also needs to adapt models of participation and open discussions about online ethics to face Cancel Culture with greater intelligence and empathy. This will equip students to have healthy dialogue, understand diversity of opinion, and handle conflict in a more constructive way in the complex era of social media.
RESOLUSI KONFLIK AGRARIA DI PULAU TIMOR Lazuardi, Erlangga Arifananda; Raditya, Raqin Rafa
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i2.48124

Abstract

Konflik agraria menjadi isu yang kompleks dan sering kali memunculkan ketegangan di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di Pulau Timor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis resolusi konflik agraria yang terjadi di wilayah Desa Linamnutu, Kabupaten Timor Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan melakukan pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen terkait. Untuk meresolusi konflik agraria di Desa Linamnutu, berbagai langkah dapat dilakukan. Pertama, perlu adanya dialog dan negosiasi antara masyarakat adat dan pihak eksternal untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Kedua, perlindungan hukum terhadap hak-hak masyarakat adat perlu diperkuat melalui implementasi kebijakan agraria yang berpihak pada mereka. Selain itu, perlu juga penguatan lembaga adat sebagai mediator dalam penyelesaian konflik agraria. Selain itu, perlu juga peran aktif dari pemerintah dalam menyediakan mekanisme penyelesaian sengketa agraria yang transparan dan adil. Pemberian pemahaman yang lebih baik mengenai hak-hak masyarakat adat dan pentingnya konservasi lingkungan juga penting untuk menghindari konflik agraria di masa depan. Resolusi konflik agraria di Desa Linamnutu akan memberikan dampak positif pada kehidupan masyarakat setempat, konservasi lingkungan, dan stabilitas sosial di Pulau Timor secara keseluruhan. Agrarian conflict is a complex issue and often raises tensions in various regions in Indonesia, including on the island of Timor. This research aims to analyze the resolution of agrarian conflicts that occurred in the Linamnutu Village area, Central Timor Regency. The research method used is a qualitative approach by collecting data through in-depth interviews, observation and analysis of related documents. To resolve the agrarian conflict in Linamnutu Village, various steps can be taken. First, there needs to be dialogue and negotiation between indigenous peoples and external parties to reach mutually beneficial agreements. Second, legal protection for the rights of indigenous peoples needs to be strengthened through the implementation of agrarian policies that support them. Apart from that, it is also necessary to strengthen traditional institutions as mediators in resolving agrarian conflicts. Apart from that, the government also needs an active role in providing a transparent and fair agrarian dispute resolution mechanism. Providing a better understanding of the rights of indigenous peoples and the importance of environmental conservation is also important to avoid agrarian conflicts in the future. Resolution of the agrarian conflict in Linamnutu Village will have a positive impact on the lives of local communities, environmental conservation and social stability on the island of Timor as a whole.
BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU PENGANIAYAAN DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA) KLS II BANDUNG. Meilany, Lenny
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i2.49139

Abstract

Bimbingan sosial adalah proses pemberian bantuan kepada individu secara terus menerus supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri dan lingkungan sekitar, memberikan bantuan secara psikis dan mental kepada para anak korban tindak penganiayaan anak yang bermasalah pada saat bersosialisasi dengan masyarakat atau karena anak korban tindak penganiayaan anak mengalami masalah-masalah pribadi yang membutuhkan bimbingan agar anak korban tindak penganiayaan ini dapat memecahkan masalahnya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran bimbingan sosial terhadap anak sebagai pelaku penganiayaan. Penganiayaan yang melibatkan anak sebagai pelaku menjadi isu kritis dalam bidang bimbingan sosial, karena menyangkut upaya pencegahan, intervensi, dan rehabilitasi perilaku negatif. penelitian ini menunjukkan bahwa bimbingan sosial memiliki peran kunci dalam mengatasi masalah perilaku anak sebagai pelaku penganiayaan. Pendekatan yang dilakukan meliputi identifikasi masalah, pengenalan emosi, pengembangan keterampilan sosial, dan pemahaman konsekuensi dari tindakan mereka. Melalui bimbingan sosial, anak-anak pelaku diberdayakan untuk mengatasi konflik, mengelola emosi dengan lebih baik, dan membangun hubungan sosial yang lebih positif. Social guidance is the process of providing assistance to individuals on an ongoing basis so that the individual can understand himself and the surrounding environment, providing psychological and mental assistance to child victims of child abuse who have problems when interacting with society or because child victims of child violence experience problems. -Personal problems that require guidance so that child victims of this crime can solve their problems. This study aims to describe the role of social guidance on children as perpetrators of crime. Abuse involving children as perpetrators is a critical issue in the field of social guidance, because it involves efforts to prevent, intervene, and rehabilitate negative behavior. This study shows that social guidance has a key role in overcoming child behavior problems as perpetrators of abuse. The approach taken includes recognizing problems, recognizing emotions, developing social skills, and understanding the consequences of their actions. Through social guidance, offenders' children are empowered to deal with conflict, manage emotions better, and build more positive social relationships.
TRADISI PENANAMAN POHON BAGI PENGANTIN DI DESA PASUNG SEBAGAI RESOLUSI KONFLIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL Widiawati, Riesti
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i2.47128

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji pola penyelesaian konflik berbasis kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat Desa Pasung Klaten. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah desain penelitian kualitatif. Kearifan lokal dikaji sebagai basis dalam penelitian ini, khususnya dalam upaya penyelesaian konflik atau sebagai resolusi konflik pada masyarakat Desa Pasung. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui wawancara mendalam dengan beberapa narasumber, studi literatur, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, kearifan lokal yang ada pada masyarakat Desa Pasung dalam pemanfaatan lahan di sekitar persawahan maupun perkebunan berupa penanaman pohon buah nangka maupun pohon munggur menjadi resolusi konflik dalam menyelesaikan sengketa antara pemilik tanah dengan pemerintahan Desa.  Sebab kini masyarakat telah merasakan dampak positif dari adanya kegiatan tersebut yang mengangkat perekonomian masyarakat setempat dan mengubah Desa Pasung dari Desa miskin ekstrem menjadi desa agrowisata yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Kemudian munculnya tradisi mewajibkan masyarakat Desa Pasung yang akan menikah untuk menanam pohon sebanyak dua buah menjadi kearifan lokal yang hingga saat ini masih dijaga dan memberikan manfaat bagi perekonomian masyarakat. This study aims to identify and examine patterns of conflict resolution based on local wisdom in the life of the people of Pasung Klaten Village. The method used in this research is a qualitative research design. Local wisdom is studied as a basis in this research, especially in efforts to resolve conflicts or as conflict resolution in the Pasung Village community. The data collection technique used in this study was through in-depth interviews with several sources, literature studies, observation, and documentation. The results of this study indicate that the local wisdom that exists in the Pasung Village community in the use of land around rice fields and plantations in the form of planting jackfruit and mulberry trees is a conflict resolution in resolving disputes between landowners and the village government. Because now the community has felt the positive impact of this activity which has lifted the local community's economy and changed Pasung Village from an extreme poor village to an agro-tourism village that has high economic value. Then the emergence of a tradition obliging the people of Pasung Village who are getting married to plant two trees has become local wisdom which is still maintained today and provides benefits to the community's economy.

Page 1 of 1 | Total Record : 8