cover
Contact Name
Soni Akhmad Nulhaqim
Contact Email
jkrk.fisip@gmail.com
Phone
+6281322312268
Journal Mail Official
jkrk.fisip@gmail.com
Editorial Address
Pusat Studi Konfilk dan Resolusi Konflik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran Gedung A FISIP-UNPAD Lt. 2 Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor, Sumedang
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
ISSN : 26558823     EISSN : 26561786     DOI : https://doi.org/10.24198/jkrk.v1i1
Fokus dan Ruang Lingkup Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik yakni memuat hasil-hasil penelitian lapangan dan dan atau kajian pustaka mengenai isu-isu konflik dan resolusi konflik di tingkat nasional, regional dan internasional.
Articles 129 Documents
ANALISIS KONFLIK WARGA KUTA MANDALIKA DAN INDONESIA TOURISM DEVELOPMENT CORPORATION (ITDC) DALAM PROSES PEMBANGUNAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS MANDALIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU ANALISIS KONFLIK URUTAN KEJADIAN DAN ANALOGI PILAR Mutiara Jasmisari
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 4, No 2 (2022): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v4i2.40012

Abstract

Pembangunan infrastruktur banyak dilakukan di Indonesia saat ini untuk meningkatkan produktivitas masyarakat. Salah satunya pembangunan yang dilakukan adalah pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Namun,  dalam proses pembangunannya menyisakan banyak sengketa lahan dan intimidasi terhadap warga sekitar sehingga menimbulkan konflik antara warga warga kuta mandalika dan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).  Artikel ini bertujuan menjelaskan bagaimana konflik tersebut bisa terjadi dengan menggunakan alat bantu analisis konflik urutan kejadian serta analogi pilar. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskripif dengan teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga pilar yang menyebabkan konflik terjadi. Pilar tersebut antara lain kurangnya komunikasi yang baik, tempat relokasi warga yg tidak layak, dan penetapan harga kompensasi finansial yang sepihak.
KONFLIK PEMBANGUNAN RUMAH DERET TAMANSARI DI KOTA BANDUNG Ulfah Karimah Yamani
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 4, No 2 (2022): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v4i2.40005

Abstract

Penelitian ini membahas tentang konflik yang terjadi antara pemilik lahan dan pemerintah kota bandung dalam proses pembangunan rumah deret sebagai wujud program kota tanpa kumuh (KOTAKU) di Kota Bandung. Penelitian ini dijelaksan melalui urut kejadian konflik yang terjadi dan melalui tahapan resolusi konflik dan menggunakan teori konflik Randall Collins yang mengelompokan bentuk konflik menjadi kelas, prestise dan kekuasaan yang dipandang sebagai kekayaan, status dan senjata. Disisi lain penelitian ini dapat mengetahui perpecahan warganya yang terjadi di tamansari RW 11 yang mana sebagian besar warganya menerima penertiban tersebut dan mulai berpindah sebagian kecil bertahan. Metode yang digunakan adalah studi pustaka yang bersumber dari google scholar, reseach gate dan sumber-sumber ilmiah lainnya. Hasil penelitian ini adalah ketidaksepakatan antara beberapa pihak terhadap ganti rugi dan relokasi sementara. Konflik ketidaksepahaman  kemudian diupayakan untuk diselesaikan secara jalur litigasi melalui pengadilan tata usaha dan jalur non litigasi mediasi konsolidasi dan konsoliasi yang terus dilakukan antara warga dan pemerintah. warga yang menolak menyayangkan perihal hak ganti rugi yang tidak menjamin mereka hidup sementara dalam waktu yang cukup lama yang bisa saja lambat laut akan terlantar, relokasi yang tidak jelas prosedurnya. Pada akhirnya kekerasan terjadi akibat dari kelas, prestise dan kekuasaan yang tidak berjalan dengan baik.
INONG BALEE DAN PEMULIHAN PASCAKONFLIK DI ACEH: ANALISIS TEORI KEKERASAN JOHAN GALTUNG Mutiah Nabilla Ulfah; Muhammad Fedryansyah; Soni Akhmad Nulhaqim
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 4, No 2 (2022): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v4i2.39989

Abstract

juga memiliki andil besar dalam gerakan separatis masyarakat Aceh. Jika dilihat dalam konteks pergerakan perempuan, perempuan anggota inong balee memiliki peran dan posisi yang sentral bagi masyarakat. Mereka bahkan terlibat dalam penyusunan strategi dan negoisasi dengan berbagai pihak. Namun dengan adanya berbagai kepentingan politik dan diskriminasi yang mengabaikan perjuangan mereka, perempuan mantan anggota inong balee justru menjadi kelompok yang harus menanggung risiko berkepanjangan dalam proses pemulihan pascakonflik yang tidak sepenuhnya melibatkan dan mengutamakan posisi mereka saat menjalani integrasi ke dalam masyarakat secara umum. Berkaitan dengan isu tersebut, kajian dalam artikel ini disusun untuk mengkaji konteks sejarah terbentuknya inong balee. Artikel ini juga disusun untuk menganalisis proses pemulihan pascakonflik yang dilakukan bagi para perempuan mantan anggota inong balee. Berdasarkan tujuan tersebut, maka artikel ini disusun dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari data sekunder melalui teknik pengumpulan data berupa studi dokumentasi. Analisis data menggunakan tahapan reduksi data, analisis data dan penarikan kesimpulan. Kajian dalam pemulihan pascakonflik bagi para perempuan mantan anggota inong balee dalam artikel ini mengacu pada teori kekerasan yang dikembangkan oleh Johan Galtung. Teori kekerasan tersebut akan menjadi dasar kajian sosiologis yang dapat menjelaskan proses terjadinya pertentangan antarkelompok yang berakar pada adanya sikap dan pertentangan. Sikap dan pertentangan dalam teori kekerasan Galtung tersebut kemudian dapat termanifestasi menjadi sebuah konflik. Analisis mengenai pemulihan pascakonflik yang dilalui oleh para perempuan mantan anggota inong balee dalam artikel ini juga akan mengacu pada berbagai kajian terdahulu yang fokus membahas isu konflik dan gender. Hasil kajian dalam artikel ini menjelaskan bahwa adanya ketidakadilan gender dan peminggiran isu mengenai inong balee menjadi tantangan utama dalam proses pemulihan pascakonflik bagi para perempuan mantan anggota inong balee di Aceh.
PEMETAAN KONFLIK PANJANG ARAB SAUDI DAN IRAN Humairah Arsyad
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 4, No 2 (2022): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v4i2.37265

Abstract

Perkembangan rivalitas Arab Saudi dan Iran di regional Timur Tengah dipicu oleh perbedaan paham keagamaan (sektarianisme) Sunni dan Syi’ah. Selain itu, ada yang berpendapat bahwa konflik dipicu oleh usaha Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk dapat menguasai dan mengendalikan Timur Tengah secara politik dan ekonomi. Untuk melihat konflik antara Arab Saudi dan Iran, penulis akan menggunakan teori pemetaan konflik dari Paul Wehr. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari data sekunder melalui teknik pengumpulan data berupa studi dokumentasi. Analisis data menggunakan tahapan reduksi data, analisis data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis ini dapat memberikan gambaran tentang konflik Arab Saudi dan Iran mulai dari bagaimana awal konflik yang terjadi, siapa yang berkonflik, siapa yang bersekutu, dan lain-lain.
ANALISIS SEGITIGA SPK PADA KEKERASAN LANGSUNG ANTAR ORGANISASI KEMASYARAKATAN (ORMAS) FORUM BETAWI REMPUG (FBR) DAN PEMUDA PANCASILA (PP) Dina Elina Saragih; Soni Akhmad Nulhaqim; Muhammad Fedryansyah
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 4, No 2 (2022): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v4i2.40000

Abstract

Di Indonesia, ormas mulai bermunculan ketika terjadi perubahan sosial ekonomi pada masa kolonial, khususnya saat kapitalis merkantilis diperkenalkan oleh Belanda. Menurut data Kementerian Dalam Negeri jumlah ormas di Indonesia sampai tahun 2019 telah mencapai 431.465. Akhir-akhir ini keberadaan ormas yang seharusnya diharapkan dapat mendukung terwujudnya kesejahteraan masyarakat malah sebaliknya menjadi hal yang meresahkan. Tulisan ini akan membahas tentang salah satu ormas terbesar di Indonesia yaitu Pemuda Pancasila (PP) yang belakangan ini terlibat konflik dengan ormas Forum Betawi Rembug (FBR). Kedua ormas ini dalam berita media tercatat mengalami konflik yang berlangsung berulang-ulang bahkan berujung kepada kekerasan. Tulisan ini mencoba untuk mengeksplorasi kekerasan langsung dalam kejadian-kejadian konflik yang terjadi diantara kedua ormas ini. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah studi literatur. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menyunting, merangkum hasil atau temuan sebelumnya yang telah dikelompokkan, kemudian dibantu dengan analisis segitiga SPK Galtung. Dengan analisis Segitiga ABC ditemukan aspek attitude, behaviour dan Contradiction pada konflik yang terjadi di antara kedua ormas ini. Diharapkan dengan temuan aspek tersebut pemerintah maupun ormas yang terlibat semakin dapat menemukan solusi yang ideal untuk adanya terwujudnya resolusi konflik. In Indonesia, mass organizations began to emerge when socio-economic changes occurred during the colonial period, especially when mercantilist capitalists were introduced by the Dutch. According to data from the Ministry of Home Affairs, the number of mass organizations in Indonesia until 2019 has reached 431,465. Lately, the existence of mass organizations that should be expected to support the realization of social welfare has instead become a disturbing thing. This article will discuss one of the largest mass organizations in Indonesia, namely Pancasila Youth (PP), which has recently been involved in a conflict with the Betawi Rembug Forum (FBR) mass organization. The media reported that these two mass organizations experienced repeated conflicts that even led to violence. This paper tries to explore direct violence in conflict incidents that occurred between these two mass organizations. The method used in writing this article is a literature study. Data analysis in this study was carried out by editing, summarizing the results or previous findings that had been grouped, then assisted by an analysis of the Galtung SPK triangle. With the ABC Triangle analysis, attitude, behavior and contradiction aspects were found in the conflicts that occurred between the two mass organizations. And it is hoped that with the findings of these aspects, the government and the mass organizations involved will increasingly be able to find ideal solutions for the realization of conflict resolution.
KONFLIK AGRARIA: PERAMPASAN TANAH RAKYAT OLEH PTPN II ATAS LAHAN ADAT MASYARAKAT (STUDI KASUS DESA LAUNCH, SIMALINGKAR A, KECAMATAN PANCUR BATU, LANGKAT) Mhd Ade Putra Ritonga; Muhammad Fedryansyah; Soni Akhmad Nulhakim
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 4, No 2 (2022): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v4i2.39993

Abstract

Riset ini  dilakukan di Desa Launch, Simalingkar A, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Langkat   konflik perebutan lahan Hak Guna Usaha (HGU) antara masyarakat desa dengan pihak PTPN II. Terjadinya aksi dan klaim satu sama lain antara masyarakat Desa dan pihak perusahaan PTPN II terhadap tanah HGU bekas VOC Belanda yang berujung pada terjadinya konflik yang berkepanjangan.  Masyarakat mengeluhkan bahwa perusahaan PTPN II telah merampas lahan mereka, yang pada dasarnya lahan bekas garapan VOC itu merupakan lahan adat masyarakat setempat. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan  deskriptif  melalui  observasi,  wawancara dan library riset, dengan menggunakan analisis Marx  kelas social. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa konflik ini terjadi diawali pada tahun 2017 disebabkan karena peralihan hak guna lahan yang awalnya di miliki oleh masyarakat, kini diambil alih hak guna lahan oleh pihak PTPN II. Peralihan hak guna lahan ini menyebabkan konflik disebabkan karena pada awalnya tanah adat milik masyarakat itu dimiliki oleh masyarakat Desa Launch. Akan tetapi ketika zaman kolonial Belanda, diambil alih oleh pihak VOC. Lalu pada 27 Februari 1942, ketika Belanda diusir oleh Jepang maka hak guna lahan aset milik VOC seharusnya kembali menjadi milik masyarakat Desa Launch. Akan tetapi, malah sebaliknya. Aset tersebut malah menjadi milik pemerintah sehingga menyebabkan kerancuan akan hak guna lahan. This research was conducted in Launch Village, Simalingkar A, Pancur Batu Subdistrict, Langkat Regency, the conflict over land use rights (HGU) between the village community and PTPN II. The occurrence of actions and claims to each other between the village community and the PTPN II company against the HGU land of the former Dutch VOC which led to a prolonged conflict. The community complained that the PTPN II company had confiscated their land, which was basically the former VOC land which was customary land of the local community. This research method uses a qualitative method with a descriptive approach through observation, interviews and library research, using Marx's analysis of social class. From the results of the study, it was found that this conflict occurred starting in 2017 due to the transfer of land use rights which were originally owned by the community, now the land use rights were taken over by PTPN II. This transfer of land use rights caused conflict because at first the customary land owned by the community was owned by the Launch Village community. However, during the Dutch colonial era, it was taken over by the VOC. Then on February 27, 1942, when the Dutch were expelled by the Japanese, the land use rights belonging to the VOC should be returned to the community of Launch Village. However, quite the opposite. These assets even belong to the government, causing confusion over land use rights.
UPAYA ORGANISASI INTERNASIONAL DALAM MENANGANI KRISIS KEMANUSIAAN DI YAMAN Vini Oktaviani; Nadila Auludya Rahma Putri; Soni Akhmad Nulhaqim
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 4, No 2 (2022): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v4i2.40248

Abstract

Sejak tahun 1992 sebelum terjadinya krisis Arab Spring, terlebih dahulu Yaman telah mengalami krisis ekonomi yang memicu terjadinya konflik diantara presiden Yaman utara dan Yaman selatan. Kemudian keadaan ini semakin diperparah dengan munculnya kelompok Al-Houthi yang mencoba untuk memisahkan diri dan menjadi negara merdeka. Pertentangan yang terjadi di Yaman mengakibatkan banyak sekali dampak buruk bagi semua masyrakat Yaman. Kondisi ini mengakibatkan Yaman mengalami krisis kemanusiaan karena kekurangan pangan, banyaknya kasus malnutrisi, dan lain sebagainya. Kondisi Yaman di perparah dengan adanya konflik Ukraina-Rusia, karena sebagian besar gandum di impor dari dua negara tersebut yang mengakibatkan Yaman kesulitan untuk memperoleh gandum sebagai bahan pokok. Adanya krisis kemanusiaan di Yaman sudah sewajarnya menjadi perhatian internasional. Metode penelitian yang digunakan ialah melalui pendekatan studi kepustakaan dengan teknik mengumpulkan data melalui buku, jurnal, internet, atau literatur tertulis lainnya sebagai landasan kepenulisan. Saat ini sudah banyak organisasi-organisasi internasional yang ikut andil dalam menangani krisis kemanusiaan di Yaman. FAO, WFP, dan UNICEF menjadi salah satu dari organisasi internasional yang ikut andil dalam membantu Yaman. Kehadirannya banyak memberikan dampak baik, namun masih tetap diperlukan kontribusi lebih dari berbagai pihak.Kata Kunci : Yaman, Krisis Kemanusiaan, Organisasi Internasional
DETERMINASI PASAR BEBAS DALAM MENCIPTAKAN KETIDAKAMANAN EKONOMI NEGARA BERKEMBANG Yusuf Fadillah Tirta K; Arfin Sudirman; Deasy Silvya Sari
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 4, No 2 (2022): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v4i2.42760

Abstract

Globalisasi merupakan salah satu peristiwa yang baru dan inheren bersama dengan konsep liberalisasi pasar dan keterbukaan setiap negara. Demikian pula keterkaitan ini tidak lepas dari cara pandang dan logika dari kapitalisme yang haus akan ekspansi akan tanah bernilai rendah. Hal ini terjadi terhadap negara berkembang sebagai entitas global yang berkecimpung dalam integrasi pasar global dengan mengharapkan kompetisi yang setara terhadap negara lain demi terciptanya keamanan ekonomi serta terjaminnya perdamaian. Tujuan dari pembuatan paper ini yaitu memberikan pemahaman sekaligus menjelaskan mekanisme modernisasi serta dampaknya terhadap negara negara berkembang. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pengambilan sumber data berupa studi pustaka seperti menggunakan buku, jurnal, dan laporan sebagai dasar argumentasi sehingga data yang dikeluarkan kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa negara berkembang yang masuk dalam integrasi ekonomi global malah menciptakan ketidakamanan ekonomi karena faktor eksternal, berupa tekanan dari rejim internasional dan negara maju untuk terus mengekspor hasil ekstraksi bahan primer dan menciptakan barang sekunder di negara berkembang. Kesimpulan yang didapat ialah adanya integrasi ekonomi global, negara berkembang tidak bisa meningkatkan dan menciptakan poros dan pondasi ekonomi dalam negeri karena sudah ketergantungan dengan hasil ekstraksi dan ekspor komoditi untuk dibawa ke negara maju.
MEMBANGUN KARAKTER UNTUK MENGATASI KENAKALAN REMAJA MELALUI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN TEORI EKOLOGI BRONFENBRENNER Aliim, Tahrizi Fathul; Darwis, Rudi Saprudin
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 6, No 1 (2024): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v6i1.53285

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai proses penerapan implementasi pendidikan karakter di lingkungan dengan fokus pada dampaknya terhadap kenakalan remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan beberapa temuan yang dapat memberikan kontribusi pada pemahaman lebih lanjut terkait topik ini. Pertama, ditemukan bahwa kenakalan remaja dapat disebabkan oleh lingkungan tempat remaja tersebut tumbuh. Faktor-faktor dalam lingkungan seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat dapat memengaruhi perilaku remaja. Oleh karena itu, implementasi pendidikan karakter di lingkungan menjadi krusial untuk membentuk nilai-nilai positif dan moral yang dapat menanggulangi kenakalan remaja. Kedua, teori ekologi perkembangan Bronfenbrenner  memberikan gambaran yang komprehensif terhadap seluruh sistem dan interaksi yang ada dalam kehidupan remaja. Penelitian ini menyoroti pentingnya memahami konteks ekologis remaja dalam merancang program pendidikan karakter yang efektif. Pendekatan ini memungkinkan penerapan pendidikan karakter yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik lingkungan tempat remaja berada. Ketiga, temuan utama penelitian ini adalah bahwa pendidikan karakter dapat diterapkan dalam sistem-sistem ekologi perkembangan, seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dengan memasukkan nilai-nilai karakter dalam setiap aspek kehidupan remaja, diharapkan dapat meningkatkan kualitas moral dan perilaku mereka. Dengan demikian, penelitian ini memberikan dasar pemikiran bagi pengembangan strategi dan program pendidikan karakter yang lebih efektif dalam mengatasi masalah kenakalan remaja. This research aims to delve deeper into the process of implementing character education in the environment with a focus on its impact on adolescent delinquency. The method used in this study is a literature review with a descriptive qualitative approach. The findings of the research reveal several insights that can contribute to a better understanding of this topic. First, it is found that adolescent delinquency can be caused by the environment in which adolescents grow. Factors in the environment such as family, school, and society can influence adolescent behavior. Therefore, the implementation of character education in the environment is crucial in shaping positive values and morals that can address adolescent delinquency. Second, Bronfenbrenner's ecological development theory provides a comprehensive overview of the entire system and interactions in the lives of adolescents. This research highlights the importance of understanding the ecological context of adolescents in designing effective character education programs. This approach allows the implementation of character education that aligns with the needs and characteristics of the adolescent's environment. Third, the main finding of this research is that character education can be applied in developmental ecological systems, such as family, school, and society. By incorporating character values into every aspect of adolescent life, it is expected to enhance their moral quality and behavior. Thus, this research provides a conceptual basis for the development of more effective strategies and character education programs in addressing adolescent delinquency issues.
MENYOAL RESOLUSI KONFLIK BERDASARKAN PERSPEKTIF TEORI KRITIS Santoso, Meilanny Budiarti
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i2.50919

Abstract

Penyelesaian konflik adalah bidang pluralistik dengan beragam orientasi teoritis, karena dipengaruhi oleh konteks praktik dan tujuan spesifiknya. Penelitian ini bertujuan memahami konsepsi resolusi konflik dengan menggunakan perspektif teori kritis sebagai upaya penyelesaian konflik, sehingga netralitas yang dijanjikan dalam setiap praktik resolusi konflik dapat diklarifikasi dalam praktik. Metode deskripsif dan pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini, dengan teknik pengumpulan data menggunakan studi literatur dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teori kritis berperan penting dalam menginformasikan operasi pemeliharaan perdamaian dengan menunjukkan bahwa menciptakan perdamaian yang berkelanjutan melibatkan praktisi yang tidak hanya menunjukkan netralitas dari praktisi resolusi konflik ataupun menenangkan pihak-pihak yang bertikai. Resolusi konflik apa pun yang diusahakan oleh praktisi resolusi konflik harus menjamin hak asasi manusia, keadilan sosial dan hak ekonomi pihak-pihak yang berkonflik.

Page 8 of 13 | Total Record : 129