cover
Contact Name
Soni Akhmad Nulhaqim
Contact Email
jkrk.fisip@gmail.com
Phone
+6281322312268
Journal Mail Official
jkrk.fisip@gmail.com
Editorial Address
Pusat Studi Konfilk dan Resolusi Konflik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran Gedung A FISIP-UNPAD Lt. 2 Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor, Sumedang
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
ISSN : 26558823     EISSN : 26561786     DOI : https://doi.org/10.24198/jkrk.v1i1
Fokus dan Ruang Lingkup Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik yakni memuat hasil-hasil penelitian lapangan dan dan atau kajian pustaka mengenai isu-isu konflik dan resolusi konflik di tingkat nasional, regional dan internasional.
Articles 129 Documents
ANALISIS KONFLIK KERUSUHAN ETNIS LAMPUNG DAN BALI BERDASARKAN KONSEP PENAHAPAN KONFLIK Azzahra, Farrelia; Faijah, Anisa Safaatul; Adiansah, Wandi
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i1.44114

Abstract

Keberagaman menjadi ciri dari kekayaan negeri. Keberagaman tersebut tentu saja menjadi kekuatan, namun tidak bisa dipungkiri, kekayaan juga muncul sebagai ancaman perpecahan. Perpecahan tersebut seringkali dipicu oleh konflik-konflik yang terjadi karena berbagai perbedaan di dalam masyarakat. Konflik tidak bisa dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat oleh karena itu, perlu adanya alat untuk membantu mengurangi dampak buruk dari konflik itu sendiri. Kabupaten Lampung Selatan adalah salah satu kabupaten multikultural. Yang mana di daerah tersebut terdapat keanekaragaman suku dan budaya. Ada beberapa suku yang mendiami kabupaten tersebut seperti suku Lampung, Jawa, Sunda, Bali dan ada beberapa suku Batak oleh karena itu Lampung Selatan sering disebut sebagai kabupaten multikultural. Terdapat beberapa alat yang digunakan untuk menganalisis konflik, salah satunya penahapan konflik yang dikemukakan oleh Nulhaqim. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui penggunaan penahapan konflik sebagai alat untuk melakukan analisis konflik etnis Lampung dan Bali Provinsi Lampung yang berada di bagian selatan pulau Sumatera. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan metode pengumpulan data yang digunakan dalam yakni studi literatur. Hasil penelitian ini adalah terdapat pemicu serta penyebab dari konflik Lampung dan Bali, akibat dari konflik tersebut menyebabkan beberapa kerugian sebagai dampak dari terjadinya konflik. Dalam penanganan kasus konflik Bali dan Lampung ini, terdapat beberapa upaya resolusi konflik yang dilakukan oleh berbagai pihak. Diversity is a characteristic of the country's wealth. This diversity is of course a strength, but it cannot be denied that wealth also appears as a threat to division. These divisions are often triggered by conflicts that occur due to various differences in society. Conflict cannot be separated from social life, therefore, there is a need for tools to help reduce the negative impacts of conflict itself. South Lampung Regency is a multicultural district. In this area there is ethnic and cultural diversity. Several tribes inhabit the district, such as the Lampung, Javanese, Sundanese, Balinese and there are several Batak tribes, therefore South Lampung is often referred to as a multicultural district. There are several tools used to analyze conflict, one of which is conflict phasing proposed by Nulhaqim. The purpose of writing this article is to determine the use of conflict staging as a tool for analyzing the ethnic conflict in Lampung and Bali, Lampung Province, which is in the southern part of the island of Sumatra. This research uses a descriptive qualitative approach. The data used in this research is secondary data with the data collection method used in namely literature study. The results of this research are that there are triggers and causes of the Lampung and Bali conflicts, the consequences of these conflicts cause several losses as a result of the conflict. In handling the Bali and Lampung conflict cases, there were several conflict resolution efforts carried out by various parties.
ANALISIS KONFLIK AGRARIA PADA PROYEK STRATEGIS NASIONAL REMPANG ECO CITY DI PULAU REMPANG BATAM Nulhaqim, Soni Akhmad; Apsari, Nurliana Cipta; Santoso, Meilanny Budiarti; Putri, Nadila Auludya Rahma
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 6, No 2 (2024): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v6i2.55131

Abstract

Konflik agraria merupakan salah satu konflik yang kerap kali terjadi di Indonesia dan terjadi di berbagai sektor yang berkaitan dengan perkebunan-agribisnis, bisnis properti, tambang dan proyek infrastruktur. Proyek infrastruktur yang dikemas dalam Proyek Strategis Nasional menjadi salah satu sektor yang menyumbang terjadinya konflik agraria. Pembangunan Rempang Eco City di Pulau Rempang Batam menimbulkan konflik agraria diantara mayarakat adat Pulau Rempang dengan BP Batam terkait hak atas kepemilikan lahan. Penelitian ini ditujukan guna mendeskripsikan dan menjelaskan analisis konflik menurut Nulhaqim, et al (2017) meliputi peristiwa konflik, pemicu konflik, penyebab konflik, dampak serta resolusi konflik. Metode penilitian ini menggunakan studi kepustakaan dengan memanfaatkan berbagi sumber literatur baik melalui jurnal ilmiah maupun laman berita yang berkaitan dengan topik penelitian. Hasil penilitian menunjukan bahwa peristiwa konflik terjadi pada 07 September 2023 antara masyarakat adat Pulau Rempang dengan BP Batam dan aparat gabungan. Adapun pemicu dari konflik ini yaitu saat akan dilakukan pengukuran lahan oleh pihak BP Batam dan aparat gabungan. Penyebab dari konflik ini dikarenakan adanya ketidaksesuaian hak atas lahan yang berdampak pada lingkungan fisik dan non fisik. Berbagai upaya resolusi konflik dilakukan oleh berbagai pihak salah satunya dengan pemberian kompensasi yang menguntungkan bagi masyarakat.
PERAN ORAANG TUA DALAM MEMINIMALISIR DAMPAK CYBERBULLYING TERHADAP KESEHATAN MENTAL ANAK Agustin, Sonia; Deliana, Nurfarida; Bara, Juliana Batu
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 6, No 1 (2024): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v6i1.53281

Abstract

Perkembangan teknologi informasi saat ini memberikan dampak terhadap perubahan pola pikir dan perilaku manusia dalam interaksi sosial dan komunikasi. Salah satu dampak negatifnya adalah terjadinya pembulian di media sosial atau Cyberbullying. Cyberbullying telah menjadi ancaman yang signifikan terhadap kesehatan mental anak-anak di era digital ini. Korban sering kali merasa malu atau merasa buruk tentang diri mereka sendiri, yang dapat memperburuk masalah kesehatan mental mereka. Cyberbullying merupakan perilaku agresif dan merendahkan yang dilakukan melalui penggunaan media sosial. Perilaku ini memiliki potensi besar untuk mempengaruhi kesehatan mental anak. Anak yang menjadi korban Cyberbullying memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan makan. Selain itu, mereka juga dapat mengalami penurunan prestasi akademik dan mengalami isolasi sosial. Artikel ini mengeksplorasi peran krusial orang tua dalam mengurangi dan mencegah dampak negatif yang ditimbulkan oleh Cyberbullying terhadap kesehatan mental anak-anak. Melalui tinjauan literatur yang komprehensif, artikel ini menggambarkan bagaimana orang tua dapat bertindak sebagai garda terdepan dalam membimbing, mendukung, dan melindungi anak-anak mereka dari pengalaman traumatis akibat Cyberbullying.Penelitian ini bertujuan untuk mencegah dampak negatif Cyberbullying terhadap kesehatan mental anak dengan melihat peran orang tua. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan pendekatan literature (library research). Artikel ini menekankan pentingnya peran aktif orang tua dalam membentengi anak-anak dari dampak buruk Cyberbullying terhadap kesehatan mental mereka. Dengan pendekatan yang terinformasi dan penuh perhatian, orang tua dapat menjadi agen perubahan yang kuat dalam melindungi anak-anak dari risiko Cyberbullying serta membantu mereka tumbuh sebagai individu yang tangguh secara mental dalam dunia digital yang terus berkembang. The development of information technology today has an impact on changes in human mindset and behaviour in social interaction and communication. One of the negative impacts is the occurrence of bullying on social media or Cyberbullying. Cyberbullying has become a significant threat to children's mental health in this digital age. Victims are often embarrassed or feel bad about themselves, which can exacerbate their mental health problems. Cyberbullying is aggressive and demeaning behaviour perpetrated through the use of social media. This behaviour has great potential to affect children's mental health. Children who are victims of Cyberbullying have a higher risk of developing mental health problems, such as depression, anxiety, and eating disorders. In addition, they may also experience reduced academic performance and social isolation. This article illustrates how parents can act as the frontline in guiding, supporting, and protecting their children from the traumatic experience of Cyberbullying. This study aims to prevent the negative impact of Cyberbullying on children's mental health by looking at the role of parents. This research is a literature research with a literature approach (library research). This article emphasises the importance of parents' active role in fortifying children from the adverse effects of Cyberbullying on their mental health. With an informed and caring approach, parents can be powerful agents of change in protecting children from the risks of Cyberbullying and helping them grow as mentally resilient individuals in an ever-evolving digital world.
UNI AFRIKA: MEMBANGUN JEMBATAN PERDAMAIAN DALAM KONFLIK PEMERINTAH ETHIOPIA DAN TIGRAY Wijayanti, Destivia Tri; Aini, Silvi Nur
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i2.48017

Abstract

Konflik antara pemerintah Ethiopia dan otoritas regional Tigray telah menciptakan ketegangan dan kerusuhan yang signifikan di wilayah tersebut. Dalam konteks ini, peran Uni Afrika (UA) sebagai organisasi regional yang berdedikasi untuk memajukan persatuan dan solidaritas di Afrika memiliki potensi untuk menjadi kekuatan pemersatu dan penengah yang penting. Artikel ini bertujuan untuk menyelidiki peran UA dalam membangun jembatan perdamaian dalam konflik antara pemerintah Ethiopia dan Tigray. Dalam penelitian ini, akan dianalisis upaya UA dalam mediasi, diplomasi, dan penyelesaian konflik di Tigray. Selain itu, akan dilihat juga apakah UA telah melibatkan diri dalam penyediaan bantuan kemanusiaan dan pemantauan situasi di wilayah tersebut. Dengan mengkaji peran dan tindakan UA, artikel ini berharap dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang upaya organisasi ini dalam mengatasi konflik yang kompleks dan bermasalah ini, serta menjalin perdamaian yang berkelanjutan di antara pemerintah Ethiopia dan Tigray. The conflict between the Ethiopian government and Tigray regional authorities has created significant tensions and unrest in the region. In this context, the role of the African Union (AU) as a regional organization dedicated to advancing unity and solidarity in Africa has the potential to be an important unifying and mediating force. This article aims to investigate the AU's role in building peace bridges in the conflict between the governments of Ethiopia and Tigray. In this research, AU efforts in mediation, diplomacy and conflict resolution in Tigray will be analyzed. Apart from that, it will also be seen whether the AU has involved itself in providing humanitarian assistance and monitoring the situation in the region. By examining the AU's role and actions, this article hopes to provide better insight into the organization's efforts to address this complex and problematic conflict and forge sustainable peace between the governments of Ethiopia and Tigray.
LOMPAT BATU NIAS SEBAGAI IKON PEMERSATU MASYARAKAT NIAS DESA BAWOMATALUO MENURUT PERSPEKTIF RELASIONALITAS ARMADA RIYANTO Giawa, Agus Man
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i1.43518

Abstract

Tradisi Lompat Batu Nias menjadi ciri khas dari masyarakat Nias. Lompat Batu tidak dapat dipisahkan dalam acara-acara besar masyarakat Nias. Para pemuda yang berhasil melompati batu dianggap dewasa dan bisa bergabung sebagai prajurit perang.  Pertunjukan Lompat Batu Nias dapat disaksikan dalam acara besar masyarakat Nias dan hari besar Nasional NKRI. Kajian ini bertujuan untuk menggali nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam tradisi Lompat Batu Nias sebagai ikon pemersatu masyarakat pulau Nias, Sumatera Utara, Indonesia. Masyarakat Nias yang dulunya menjadikan Lompat Batu sebagai latihan untuk perang sekarang menjadi ikon pemersatu serta mempererat tali persaudaraan di tengah perkembangan zaman yang semakin maju. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan studi pustaka. Hasil dari penelitian adalah lompat Batu tidak hanya dipandang lagi sebagai tolak ukur kedewasaan, ketangkasan, kemandirian dan keberanian sebagai pemuda Nias. Peneliti menemukan bahwa Lompat Batu sebagai ikon pemersatu masyarakat Nias. Di samping itu, penelitian ini untuk mempromosikan Lompat Batu Nias sebagai ikon pemersatu masyarakat Nias. The tradition of the Nias Stone jump became a characteristic feature of the Nias community. The Rock jump cannot be separated in the major occasions of the Nias community. The young me who managed to jump the stones for adults and can join as war soldiers. The development of the Nias Stone Lompat can be witnessed in a large event of the Nias community and the NKRI National Big Day. This review aims to dig into the philosophical values contained in the tradition of the Nias Stone Lompat as the icon of the Nias island community, in North Sumatra, Indonesia. The Nias community used to make a Rock Lompat as a workout for war now become a unity icon as well as strengthening the fraternal cord in the middle of the progress of the advanced times. The method of research used is qualitative and library studies. The result of the research is the Stone jump is not only seen again as a benchmark of deity, dexterity, independence, and courage as Nias youth. Researchers found that the Stone Jump is the icon of Nias community uniter. In addition, this research promotes the Nias Stone jump as the icon of Nias community uniter.
PENERAPAN INTEGRATED FARMING KETAPANG SEBAGAI INOVASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT PERTAMINA PATRA NIAGA IT TANJUNG WANGI Nursyamsi, Fajar; Riyanti, Chika; Rahina, Angelica Kintani Sekar
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 6, No 2 (2024): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v6i2.57863

Abstract

Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) telah menjadi bagian dari strategi bisnis perusahaan dalam berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan. PT Pertamina Patra Niaga IT Tanjung Wangi mengembangkan program inovatif melalui penerapan integrated farming di Ketapang. Konsep integrated farming atau pertanian terpadu ini menggabungkan berbagai sektor pertanian seperti perikanan, peternakan, dan pertanian dalam satu sistem yang saling berkesinambungan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dengan memberikan pelatihan, fasilitas, dan pendampingan dalam pengelolaan pertanian terpadu. Melalui pendekatan ini, masyarakat lokal tidak hanya memperoleh manfaat ekonomi yang lebih stabil, tetapi juga berkontribusi terhadap ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program ini telah berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat, memperkuat keterampilan lokal, dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Implementasi ini menjadi model inovatif yang dapat direplikasi oleh perusahaan lain dalam pengembangan program CSR yang berkelanjutan dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. Corporate Social Responsibility (CSR) programs have become an integral part of business strategy in contributing to sustainable development. PT Pertamina Patra Niaga IT Tanjung Wangi has developed an innovative program through the implementation of integrated farming in Ketapang. The concept of integrated farming combines various agricultural sectors such as fisheries, livestock, and agriculture into one interconnected system. This program aims to improve the welfare of the local community by providing training, facilities, and assistance in managing integrated farming. Through this approach, the local community not only gains more stable economic benefits but also contributes to food security and environmental preservation. This study employs a qualitative descriptive method. The research results show that the program has successfully increased community income, strengthened local skills, and supported environmental sustainability. This implementation serves as an innovative model that can be replicated by other companies in developing sustainable CSR programs focused on community empowerment. 
AKUNTABILITAS KINERJA SATUAN LALU LINTAS POLRESTABES MEDAN DALAM MENANGANI PELANGGARAN LALU LINTAS DI KOTA MEDAN Solin, Syerli Elviani; Rangkuti, Zoraya Alfathin
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 6, No 1 (2024): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v6i1.53286

Abstract

Meningkatnya jumlah transportasi berbanding lurus dengan meningkatnya pelanggaran lalu lintas, terkait kinerja kopolisian Satuan Lalu Lintas (SATLANTAS), ditemukan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh kepolisian SATLANTAS masih kurang, karena hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu dan masih adanya ditemukan kepolisian yang menerima suap. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana akuntabilitas kinerja SATLANTAS Polrestabes Medan dalam menangani pelanggaran lalu lintas di Kota Medan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian berdasarkan pada teori akuntabilits koppel (2004) menunjukkan bahwa transparancy oleh pihak SATLANTAS masih kurang, hal ini dikarenakan ada beberapa inforrmasi yang tidak di informasikan kepada masyarakat karena dirasa bersifat rahasia, seperti informasi keuangan dan laporan pertanggung jawaban kinerja. Kemudian pada indikator liability terdapat pemberian reward dan punishment terhadap kinerja SATLANTAS. Pemberian reward berupa sertifikat penghargaan bahkan kenaikan pangkat bagi kepolisian yang bekerja sesuai target serta, punishment diberikan dengan teguran, mutasi jabatan bahkan sampai pemecatan. Indikator ketiga adalah controllability yang dilakukan dengan turun kejalan secara langsung dan menggunakan pemantauan melalui ATCS. Responsibility dalam menjalankan kinerja SATLANTAS berpegang pada undang-undang No 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas jalan dan angkutan umum, undang-undang No 2 tahun 2022 tentang kepolisian, standar oprasional proseure (SOP) dan kode etik. Indikator terakhir adalah responsiveness, kepolisian memberikan upaya penanganan terhadap keluhan masyarakat, saran  dan masalah yang diteukan dilapangan. Namun, dalam akuntabilitas kinerja SATLANTAS diperlukan perbaikan dan peningkatan khususnya dalam hal transparancy kepada masyarakat, peningkatan pengawasan yang lebih baik lagi dan respon yang lebih cepat dan efektive khususnya dalam menindak pelanggaran lalu lintas. The increase in the number of transportation is directly proportional to the increase in traffic violations. Regarding the performance of the Traffic Police Unit (SATLANTAS), it was found that supervision carried out by the SATLANTAS police was still lacking, because it was only carried out at certain times and police were still found accepting bribes. This research aims to see how accountable the performance of SATLANTAS Polrestabes Medan is in handling traffic violations in Medan City. The research method used in this research is descriptive research with a qualitative approach. The results of research based on Koppel's accountability theory (2004) show that transparency by SATLANTAS is still lacking, this is because there is some information that is not shared with the public because it is felt to be confidential, such as financial information and performance accountability reports. Then in the liability indicator there are rewards and punishments for SATLANTAS performance. Rewards are given in the form of certificates of appreciation and even promotions for police officers who work according to targets, and punishment is given in the form of reprimands, job transfers and even dismissal. The third indicator is controllability which is carried out by taking to the streets directly and using monitoring via ATCS. Responsibility in carrying out SATLANTAS performance adheres to Law No. 22 of 2009 concerning road traffic and public transportation, Law No. 2 of 2022 concerning the police, standard operational procedures (SOP) and code of ethics. The final indicator is responsiveness, the police provide efforts to handle public complaints, suggestions and problems discovered in the field. However, accountability for SATLANTAS performance requires improvements and enhancements, especially in terms of transparency to the public, improved supervision and a quicker and more effective response, especially in taking action against traffic violations.
PERANAN PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL UNTUK MEMINIMALISASI KONFLIK ISU SARA DI INDONESIA Najib, Muhammad; Maftuh, Bunyamin; Malihah, Elly
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i2.51017

Abstract

Isu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) telah menjadi persoalan kritis yang tidak hanya memicu sentimen dan ketegangan, tetapi juga memicu konflik hingga berujung pada perpecahan masyrakat. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat, khususnya di era digital. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi peranan penggunaan media sosial untuk meminimalisasi konflik isu SARA di Indonesia. Artikel ini disusun berdasarkan kajian literatur dari berbagai sumber, antara lain jurnal akademik, buku dan artikel online. Tinjauan literatur ini akan mengeksplorasi berbagai perspektif tentang peran media sosial dalam merawat kebhinekaan, faktor-faktor disintegrasi bangsa di media sosial, dan strategi penggunaan media sosial dalam merawat kesatuan bangsa. Hasil yang didapatkan menyoroti bahwa media sosial memiliki peran yang sangat besar dalam merawat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Namun di sisi lain, media sosial dapat menyebabkan disintegrasi bangsa melalui hoaks dan ujaran kebencian. Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh pengguna media sosial dalam merawat persatuan dan kesatuan bangsa yaitu 5D2C. The issue of ethnicity, religion, race and inter-group (SARA) has become a critical issue that not only triggers sentiment and tension, but also triggers conflict that leads to societal divisions. The rapid development of information and communication technology has had a significant impact on society, especially in the digital era. This article aims to explore the role of using social media to minimize conflict over SARA issues in Indonesia. This article was prepared based on a literature review from various sources, including academic journals, books and online articles. This literature review will explore various perspectives on the role of social media in maintaining diversity, factors of national disintegration on social media, and strategies for using social media in maintaining national unity. The results obtained highlight that social media has a very big role in maintaining the unity and integrity of the Indonesian nation within the framework of Bhinneka Tunggal Ika. But on the other hand, social media can cause disintegration of the nation through hoaxes and hate speech. There are several strategies that social media users can use to maintain national unity and unity, namely 5D2C.
ANALISIS KONFLIK SERTA RESOLUSI KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA DI ACEH SINGKIL Supriatna, Usup; Abimayu, Ragil
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i1.44117

Abstract

Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang sebelumnya pernah ditulis dan dianalisis kembali berdasarkan beberapa aspek, yaitu peristiwa dari konflik, pemicu terjadinya konflik, penyebab dari konflik, dampak dari konflik, dan juga upaya resolusi konflik keagamaan Aceh Singkil. Metode yang digunakan dalam analisis tulisan ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Data yang diperlukan dikumpulkan dengan menggunakan studi pustaka, dengan melakukan  pengamatan terlibat dan studi dokumentasi. Tujuan dari analisis terhadap tulisan ini adalah untuk mengetahui akar masalah konflik, dengan cara menelusuri budaya masyarakat, hubungan antara umat Muslim dan Kristen, benturan budaya dan kepentingan,serta kronologi konflik. Selanjutnya peneliti menawarkan resolusi konflik melalui pendekatan yang dilakukan terhadap tulisan sebelumnya. This paper is the result of research that was previously written and re-analyzed based on several aspects, namely: the events of the conflict, the triggers for the conflict, the causes of the conflict, the impact of the conflict, and also efforts to resolve the Aceh Singkil religious conflict. The method used in the analysis of this paper uses case studies with a qualitative approach. The necessary data is collected using literature study, by conducting involved observations and documentation studies. The purpose of the analysis of this paper is to find out the root causes of the conflict, by tracing the culture of society, the relationship between Muslims and Christians, clashes of cultures and interests, and the chronology of the conflict. Furthermore, the researcher offers conflict resolution through the approach taken from previous writings. 
ARBITRASE ADAT SEBAGAI PENYELESAIAN SENGKETA SUMBER DAYA ALAM ALTERNATIF Imamulhadi, Imamulhadi; Hidayat, Eva Nuriyah
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 6, No 2 (2024): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v6i2.57070

Abstract

Penyelesaian sengketa terkait sumber daya alam di Indonesia yang diselesaikan secara alternatif di luar pengadilan berdasarkan UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif. Namun terdapat beberapa kondisi tidak ideal bagi masyarakat adat apabila model penyelesaian sengketa arbitrase, mediasi, negosiasi, dan konsiliasi dipaksakan berlakunya kepada mereka. Penelitian ini menggunakan metode penelitian desktipftif dengan pendekatan yuridis sosiologis untuk menjelaskan arbitrase adat  sebagai penyelesaian sengketa sumber daya alam alternatif. Kearifan masyarakat adat yang mengimplementasikan  falsafah adat dan prinsip-prinsip sebagai turunannya dalam peradilan adat, merupakan landasan kuat alasan diterimanya peradilan adat sebagai bagian dari penyelesaian sengketa sumber daya alam di luar pengadilan. Settlement of disputes related to natural resources in Indonesia which are resolved alternatively outside of court based on Law no. 30 of 1999 concerning Arbitration and Alternatives. However, there are several conditions that are not ideal for indigenous peoples if the dispute resolution model of arbitration, mediation, negotiation and conciliation is imposed on them. This research uses a descriptive research method with a sociological juridical approach to explain customary arbitration as an alternative natural resource dispute resolution. The wisdom of indigenous peoples who implement customary philosophy and its derivative principles in customary justice is a strong basis for accepting customary justice as part of resolving natural resource disputes outside of court.

Page 9 of 13 | Total Record : 129