cover
Contact Name
Livana PH
Contact Email
livana.ph@gmail.com
Phone
+6289667888978
Journal Mail Official
livana.ph@gmail.com
Editorial Address
Jl. Subali Raya No. 12, Krapyak SEMARANG, Jawa Tengah
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ners Widya Husada
ISSN : 23563060     EISSN : 27219860     DOI : https://doi.org/10.33666/jners
Core Subject : Health, Education,
Jurnal ini berisi naskah ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Widya Husada Semarang, pada frekwensi 3 kali dalam setahun
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2017): Juli" : 5 Documents clear
Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Penyakit Ginjal Kronik Prihatiningtias, Kymas Janu; Arifianto, Arifianto
Jurnal Ners Widya Husada Vol 4, No 2 (2017): Juli
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.912 KB) | DOI: 10.33666/jners.v4i2.314

Abstract

Pasien dengan penyakit ginjal kronik belum mengetahui faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan gagal ginjal. Sedangkan keluarga pasien memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler,  hipertensi,  dan diabetes mellitus. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor risiko terbanyak terjadinya penyakit ginjal kronik pada pasien diruang Hemodialisa RSUD Dr. Adhyatma,MPh Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,deskriptif korelatif dengan pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diruang hemodialisa berjumlah 89 responden. Pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling menggunakan rumus Slovin. Didapatkan sampel sebanyak 46 responden.Intrumen yang digunakan adalah kuesioner dan catatan rekam medic pasien. Berdasarkan hasil penelitian dari 46 responden, menggunakan product moment ( r hitung  ≥ r table) dengan taraf signifikasi 0,05(5%) dan Cronbah’s Alpha ≥ konstanta0,6. Responden dengan factor diabetes mellitus 19 (41,3%),   paling banyak responden dengan faktor hipertensi sebanyak 33(71,7%), responden dengan faktor riwayat penyakit kardiovaskuler 1(2,2%), responden dengan factor riwayat keluarga 1 (2,2%), responden dengan faktor  riwayat minum jamu sebanyak 28 (60,9%), dan responden dengan faktor riwayat usia lanjut sebanyak 27(58,7). Hipertensi merupakan faktor paling banyak yang menyebabkan terjadinya penyakit ginjal kronik pada pasien di ruang Hemodialisa RSUD Dr. Adhyatma, MPh Semarang.Kata kunci: penyakit ginjal kronik, faktor-faktor risikoRISK FACTORS OF CHRONIC KIDNEY DISEASEABSTRACTPatients with chronic kidney disease do not yet know the risk factors that can cause kidney failure. While the patient's family has a history of cardiovascular disease, hypertension, and diabetes mellitus. The purpose of this study was to determine the most risk factors for chronic kidney disease in patients in the Hemodialysis Room of RSUD Dr. Adhyatma, MPh Semarang. This research is a quantitative, correlative descriptive study with a cross-sectional approach. The population in this study were patients in the hemodialysis room totaling 89 respondents. Sampling with accidental sampling technique using Slovin formula. A sample of 46 respondents was obtained. The instruments used were questionnaires and medical record records of patients. Based on research results from 46 respondents, using product moment (r count h r table) with a significance level of 0.05 (5%) and Cronbah’s Alpha ≥ constant0.6. Respondents with diabetes mellitus factor 19 (41.3%), the most respondents with hypertension factors were 33 (71.7%), respondents with a history of cardiovascular disease 1 (2.2%), respondents with a family history factor 1 (2 , 2%), respondents with a history of taking herbal medicine were 28 (60.9%), and respondents with a history of aging were 27 (58.7). Hypertension is the most common factor that causes chronic kidney disease in patients in the Hemodialysis Room of RSUD Dr. Adhyatma, MPh Semarang.Keywords: chronic kidney disease, risk factors
Hubungan Kekuatan Otot dan Tingkat Stres dengan Risiko Jatuh pada Lansia Asti, Ni Putu Intan Parama; Yanti, Ni Luh Putu Eva; Astuti, Ika Widi
Jurnal Ners Widya Husada Vol 4, No 2 (2017): Juli
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.261 KB) | DOI: 10.33666/jners.v4i2.301

Abstract

Jatuh adalah masalah umum pada orang tua. Faktor risiko jatuh pada lansia perlu diidentifikasi karena dapat berguna dalam mencegah jatuh. Faktor internal, seperti kekuatan otot dan tingkat stres adalah dua jenis faktor yang harus dipertimbangkan dalam mencegah jatuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot dan tingkat stres dengan risiko jatuh pada lansia. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan metode pengumpulan data cross-sectional, melibatkan sampel 50 lansia berusia 60 tahun atau lebih. Data diperoleh dengan menggunakan tes timed up and go (TUG) untuk penilaian risiko jatuh, penilaian kekuatan otot dengan alat dynamometer kaki, dan kuesioner tingkat stres (DASS 42). Berdasarkan tes menggunakan Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kekuatan otot dan risiko jatuh, dengan nilai p = 0,002 (p <0,05). Namun, tidak ada korelasi antara tingkat stres dan risiko jatuh pada lansia, dengan nilai p = 1.000 (p> 0,05). Berdasarkan temuan di atas, perawat atau petugas kesehatan lainnya disarankan untuk memotivasi lansia untuk menjaga program senam lansia yang diselenggarakan oleh Pusat Kesehatan. Aktivitas senam lansia dapat berfungsi sebagai intervensi pencegahan jatuh dan juga baik untuk mengurangi tingkat stres pada lansia. Kata kunci: lansia, risiko jatuh, kekuatan otot, tingkat stres RELATIONSHIP OF MUSCLE STRENGTH AND STRESS LEVEL WITH FALL RISK IN ELDERLY ABSTRACTFalls are a common problem in the elderly. Risk factors of falls in the elderly need to be identified as they can be useful in preventing falls. Internal factors, such as muscle strength and stress levels are two types of factors that should be considered in preventing falls. This study aimed to determine the relationship between muscle strength and stress levels with the risk of falls in the elderly. The type of this study was observational analytic with cross-sectional data collection method, involving sample of 50 elderly people aged 60 years or more. The data were obtained by using timed up and go (TUG) tests for fall risk assessment, muscle strength assessment with leg dynamometer tool, and stress level questionnaire (DASS 42). Based on the test using Chi-Square with 95% confidence level (α=0.05) it could be concluded that there was a relationship between muscle strength and risk of falls, with p value = 0.002 (p<0.05). However, there was no correlation between stress level and risk of falls in elderly, with p value = 1.000 (p>0.05). Based on the findings above, nurses or other health workers were advised to motivate the elderly to keep the elderly gymnastic program organized by the Health Centers. The elderly gymnastics activity could serve as a fall prevention intervention and is also good for decreasing stress levels in the elderly. Keywords: elderly, fall risk, muscle strength, stress level 
Efektifitas Terapi Musik pada Nyeri Persalinan Kala I Fase Laten PH, Livana; Handayani, Tri Nur; Mubin, Mohammad Fatkhul; Ar Ruhimat, Imroati Istibsyaroh
Jurnal Ners Widya Husada Vol 4, No 2 (2017): Juli
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.934 KB) | DOI: 10.33666/jners.v4i2.302

Abstract

Kematian saat melahirkan menjadi penyebab utama mortalitas perempuan pada masa puncak produktivitasnya. Persalinan merupakan suatu proses membuka dan menipisnya serviks serta terjadi kontraksi uterus sehingga menyebabkan nyeri pada proses persalinan. Salah satu inovasi dari teknik relaksasi yang bermanfaat untuk mengatasi nyeri persalinan diantaranya terapi musik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas terapi musik dalam menurunkan intensitas nyeri persalinan kala I fase laten sebelum dan setelah intervensi. Penelitian ini menggunakan quasy eksperimental design jenis pretest – postest. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah 30 responden dengan metode pengambilan sampel total sampling. Analisa data yang digunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian diperoleh intensitas nyeri responden sebelum dilakukan intervensi rata-ratanya adalah 3,20 dengan standar deviasi 0,610. Sedangkan rata-rata intensitas nyeri responden setelah dilakukan intervensi adalah 2,47 dengan standar deviasi 0,507. Dari uji statistik dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara intensitas nyeri sebelum dilakukan intervensi dan setelah dilakukan intervensi (p value = 0,000<0,05). Dari hasil penelitian ini diketahui terapi musik efektif dalam menurunkan intensitas nyeri pada persalinan kala I fase laten.Kata kunci: terapi musik, intensitas nyeriTHE EFFECTIVENESS OF MUSIC THERAPY ON THE PAIN DURING THE FIRST STAGE LABOR PAIN OFLATENT PHASEABSTRACTDeath during labor is a major cause of women mortality at the peak of their productivity. Labor is a process of opening and thinning the cervix as well as when the uterine contractions occurs, causing pain in labor. One of the innovations of relaxation techniques that are useful for dealing with labor pain is music therapy. The objective of this study was to determine the effectiveness of music therapy in reducing the intensity of labor pain on the first stage of the latent phase before and after the intervention. This research used quasy experimental design with the type of pretest - posttest. The number of samples that met the inclusion criteria in this study were 30 respondents selected through total sampling method. The analysis of the data used Wilcoxon test. The results obtained that the respondents' mean pain intensity before the intervention was 3.20 with a standard deviation of 0.610. Meanwhile, the meanintensity of respondents’ pain after the intervention was 2.47 with a standard deviation of 0.507. From the statistical test, it can be concluded that there was a significant effect on pain intensity between before and after the intervention (p value = 0.000 <0.05). From the results of this study, it was acknowledged that music therapy is effective in reducing the intensity of pain on the first laborstage of latent phase.Keywords: music therapy, pain intensity
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Upaya Penanganan Nyeri Sendi pada Lansia Waskita, I Gede Bagus Satria; Yanti, Ni Luh Putu Eva; Krisnawati, Komang Menik Sri
Jurnal Ners Widya Husada Vol 4, No 2 (2017): Juli
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.268 KB) | DOI: 10.33666/jners.v4i2.317

Abstract

Lansia terkadang mengalami degradasi, salah satunya adalah masalah muskuloskeletal, terutama nyeri sendi. Pengobatan nyeri sendi adalah memeriksa keluhan nyeri sendi ke fasilitas perawatan kesehatan untuk diagnosis dan melakukan dua strategi, farmakologis dan non-farmakologis. Peran dukungan keluarga sangat penting dalam menyelesaikan nyeri sendi pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan upaya pengobatan nyeri sendi pada lansia di desa Batubulan. Penelitian ini menggunakan cross sectional yang dilakukan pada 96 sampel yang dipilih secara purposive sampling. Data dikumpulkan dengan memberikan kuesioner. Hasil uji Chi Square adalah p value = 0,000 (α <0,05), artinya ada hubungan antara dukungan keluarga dengan upaya pengobatan nyeri sendi pada lansia di desa Batubulan. Berdasarkan hasil direkomendasikan untuk keluarga lanjut usia untuk meningkatkan emosional, penghargaan dan dukungan informasi untuk pengobatan nyeri sendi untuk meningkatkan tingkat kesehatan lansia.Kata kunci: lansia, dukungan keluarga, nyeri sendiTHE RELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORT WITH THE EFFORT OF JOINING PAIN IN ELDERLYABSTRACTElderly sometimes have some degradation, one of which is musculoskeletal problem, especially joint pain. Treatment of joint pain is examine complaints of joint pain to health care facilities to diagnosis and doing two strategies, pharmacological and non-pharmacological. The role of family support is very important in to resolve joint pain in elderly. This study aims to determine the relationship of family support with effort to treatment joint pain in the elderly in the Batubulan village. This study using cross sectional performed on 96 samples were selected by purposive sampling. Data is collected by giving questionnaires. The result of Chi Square test is p value = 0.000 (α <0.05), meaning that there is a relationship between family support with efforts to treatment joint pain in elderly in Batubulan village. Based on the result  is recommended for elderly families to improving emotional, appreciation and informational support to treatment joint pain to increased health level of elderly.Keywords: elderly, family support, joint pain
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Lansia yang Mengalami Diabetes Melitus Afifah, Yustiani Nur; Rokayah, Cucu; Erlina Fazriana, Erlina
Jurnal Ners Widya Husada Vol 4, No 2 (2017): Juli
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (41.011 KB) | DOI: 10.33666/jners.v4i2.313

Abstract

Prevalensi penderita Diabetes Melitus di Indonesia yaitu 12 juta orang dan prevalensi tertinggi terdapat pada usia 55-64 tahun. Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga. Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman dan gelisah disertai dengan respon otonom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan lansia yang mengalami diabtes melitus di Kelurahan Babakansari Wilayah Kerja Puskesmas Babakansari. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif korelasional, menggunakan teknik random sampling dan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian berjumlah 112 dengan sampel 87 lansia. Penelitian ini menggunakan kuisioner dukungan keluarga dan kuisioner HARS. Variabel independen yang diteliti yaitu dukungan keluarga dan variabel dependen yaitu tingkat kecemasan. Analisa data univariat menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan lansia yang mempunyai dukungan keluarga cukup sebanyak 37 responden (42,5%), dan yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 28 responden (32,2%). Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan lansia yang mengalami diabetes melitus p-value = 0,001.Kata kunci: diabetes melitus, dukungan keluarga, lansia, tingkat kecemasanRELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT AND ANXIETY LEVEL IN ELDERLY PEOPLE WITH DIABETES MELLITUSABSTRACTPrevalence of Diabetes Mellitus in Indonesia is 12 million people and the prevalence highest at age 55-64. Family support is a form of interpersonal relationship that includes attitudes, actions, and acceptance of other family members. Anxiety is an uncomfortable feeling and agitated accompanied by autonomic response. This research aims to determine if there is a correlation between family supports with anxiety level elderly who have diabetes mellitus in babakansari village work area of babakansari health center. This research used a quantitative method with a type of descriptive correlational, using random sampling technique and cross sectional approach. The research population amounted is 112 with a sample of 87 elderly. This research used a family support questionnaire and a HARS questionnaire. The independent variables studied were family support and the dependent variable was anxiety level. Analysis of univariate data using frequency distribution and bivariate using chi-square. The results showed that the elderly have enough family support as many as 37 respondents (42.5%), and the anxiety was as much as 28 respondents (32.2%). There is a significant relationship between family support with anxiety level elderly who have diabetes mellitus, p-value = 0.001.Keywords: anxiety level, diabetes mellitus, elderly, family support

Page 1 of 1 | Total Record : 5