cover
Contact Name
Meiana Maulida Hikmawati
Contact Email
lppm@stipram.ac.id
Phone
+62274-485650
Journal Mail Official
jurnalkepariwisataan@stipram.ac.id
Editorial Address
Jalan Ahmad Yani No. 52B, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kode Pos 55198
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
ISSN : 19079389     EISSN : 27162664     DOI : -
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah merupakan jurnal ilmiah yang memuat artikel atau naskah yang berorientasi pada bidang kepariwisataan, dimana naskah atau artikel tersebut belum pernah dipublikasikan di media lain atau sedang dikirim ke penerbit lain. Artikel atau naskah yang dipublikasikan adalah hasil penelitian atau pendampingan/ konseptual atau studi pustaka namun bersifat obyektif dan sistematis yang ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang standar dan baku (bisa dipahami). Artikel atau naskah diterbitkan dalam bentuk cetak dan online. Untuk versi online, Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah sudah terindeks Google Schoolar dan Garuda. Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah pertama kali terbit pada bulan Januari 2007 dan diterbitkan dalam 3 (tiga) edisi setiap tahunnya, yaitu diterbitkan setiap bulan Januari, Mei dan September.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 19, No 3 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah" : 10 Documents clear
ANALISIS KUALITAS PELAYANAN BERBASIS OMOTENASHI PADA RESTORAN JEPANG DI YOGYAKARTA: PERSPEKTIF KEPUASAN PENGUNJUNG Salindri, Yerika Ayu; Atiqah, Annisaa Nurul
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 3 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i2.791

Abstract

AbstractTourism is closely linked to service, and restaurants, as tourism stakeholders, strive to offer unique and authentic experiences to attract visitors. Japanese restaurants in Yogyakarta adopt the Japanese omotenashi service standard as a key attraction. This study aims to (1) assess visitor satisfaction with the service and (2) describe variables influencing satisfaction with Japanese style food and beverage services in Yogyakarta’s Japanese restaurants. The research employs qualitative and quantitative methods, with the population being customers of these restaurants. The sample size was adjusted due to the uncertain population size. Primary data were collected through observations and interviews, while secondary data came from omotenashi related literature. Data collection occurred naturally, with the researcher as the key instrument, using observation, interviews, and questionnaires. The analysis shows that omotenashi implementation positively impacts visitor satisfaction. Visitors are satisfied with the unique experience and excellent service. However, among the 5S elements (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsukei), seiton (tidiness) and seiso (cleanliness) do not significantly affect satisfaction. Yogyakarta’s community tends to overlook tidiness and cleanliness, despite restaurants maintaining well-kept spaces, prompt service, and attentive staff. Thus, efficient, diligent, and responsive service is more valued, while tidiness and cleanliness are not primary factors for satisfaction.Keywords:       Quality; Service; Customer Satisfaction; Omotenashi AbstrakPariwisata sangat terkait dengan pelayanan, dan restoran sebagai pelaku pariwisata berlomba menyediakan pengalaman unik untuk menarik wisatawan. Restoran Jepang di Yogyakarta mengadopsi standar omotenashi Jepang untuk meningkatkan daya tarik layanan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tingkat kepuasan pengunjung terhadap layanan dan (2) mendeskripsikan variabel yang memengaruhi kepuasan terhadap layanan makanan dan minuman ala Jepang. Penelitian menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan populasi pelanggan restoran Jepang di Yogyakarta. Sampel disesuaikan karena jumlah populasi belum pasti. Data primer diperoleh dari observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder dari literatur omotenashi. Pengumpulan data dilakukan secara alami, dengan peneliti sebagai instrumen kunci, menggunakan teknik observasi, wawancara, dan kuesioner. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan omotenashi berpengaruh positif terhadap kepuasan pengunjung. Pengunjung merasa puas dengan pengalaman unik dan pelayanan terbaik. Namun, dari unsur 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsukei), aspek seiton (kerapian) dan seiso (kebersihan) tidak signifikan memengaruhi kepuasan. Masyarakat Yogyakarta cenderung tidak memprioritaskan kerapian dan kebersihan, meskipun restoran menunjukkan tempat terawat, pelayanan cepat, dan pelayan tanggap. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan yang ringkas, tekun, dan responsif lebih dihargai, meskipun kerapian dan kebersihan bukan faktor utama kepuasan.Kata Kunci:    Kualitas; Pelayanan; Kepuasan Pelanggan; Omotenashi
TINJAUAN GEOGRAFIS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA COKRO KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN Maharani, Najwa Putri
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 3 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i3.844

Abstract

This research aims to identify geographical factors, assess the level of feasibility, and analyze development strategies for Cokro Tourism Village. This research used a quantitative approach with a survey method. The data used consisted of primary data obtained through field observations and interviews, and secondary data sourced from institutions, journals, books and village profiles. The analysis techniques used included geographical analysis, analysis of the Supportability of Tourism Objects and Attractions (ADO-ODTWA) using the scoring method, descriptive percentage analysis, and IFE, EFE, and SWOT matrix analysis. The results showed that influential geographical factors include landform, rock, air temperature, and slope. Based on the ADO-ODTWA assessment, attractions, infrastructure, and activities are classified as very potential, accessibility is classified as potential, while accommodation is classified as less potential. The descriptive analysis assessment also shows that attractions and activities are in the high potential category, while accessibility, accommodation, and infrastructure are in the potential category. Based on SWOT analysis, Cokro Tourism Village is in quadrant I with an X value of 0.83 and Y value of 1.62, which indicates a progressive strategy.
PEMANFAATAN DESIGN THINKING UNTUK PROMOSI EKOWISATA MELALUI TIKTOK DI BUDIDAYA LEBAH MADU PASUNDAN MARGAWINDU Rahmah, Tasya Laila; Saputra, Yudha Munajat; Sukirman, Oman
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 3 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i3.876

Abstract

AbstractThis study aims to design ecotourism promotional content for Budidaya Lebah Madu Pasundan Margawindu in Sumedang using the TikTok platform. A qualitative descriptive approach was applied, utilizing the five stages of design thinking: empathize, define, ideate, prototype, and test. Data were collected through interviews with the destination owner and a TikTok content creator, as well as an online survey of 100 millennial and Gen Z TikTok users. The findings revealed that voice-over, cinematic, talking head, and photo slide were the most preferred content types. Four videos were created and uploaded to the destination’s official TikTok account, and analyzed using TikTok insights. The voice-over video gained the highest views, while talking head and photo slide formats generated the most interactions. This research highlights TikTok's potential as a strategic tool for promoting ecotourism in an engaging and accessible manner. The limitations of this study include the short data collection period and the regional scope of the sample. Future research is recommended to expand the sample size and monitoring period.Keywords: TikTok; Ecotourism; Promotional Content; Design ThinkingAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk merancang konten promosi ekowisata menggunakan platform TikTok pada destinasi Budidaya Lebah Madu Pasundan Margawindu di Sumedang. Metode deskriptif kualitatif diterapkan dengan lima tahapan design thinking: empathize, define, ideate, prototype, dan test. Data diperoleh melalui wawancara dengan pemilik destinasi, kreator konten TikTok, dan survei daring terhadap 100 pengguna TikTok dari generasi milenial dan Z. Hasil menunjukkan bahwa jenis konten yang disukai adalah voice over, cinematic, talking head, dan photo slide. Empat video dirancang dan diunggah ke akun TikTok resmi destinasi, dianalisis menggunakan TikTok Insights. Video voice over memperoleh tayangan tertinggi, sementara talking head dan photo slide menghasilkan interaksi lebih tinggi. Penelitian ini menegaskan bahwa TikTok efektif sebagai media promosi ekowisata. Keterbatasan penelitian ini adalah durasi pengumpulan data yang terbatas dan sampel yang terbatas wilayah. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas sampel dan periode pemantauan.Kata Kunci : Tiktok; Ekowisata; Konten Promosi; Design Thinking
PENGARUH WORK LIFE BALANCE DAN DAYA TARIK ORGANISASI TERHADAP NIAT MELAMAR DI INDUSTRI PARIWISATA SUMATERA BARAT Emely, Bamy; Putra, Hery Pratama; Naldi, Riko; Januar, Rezky; Adhitya, Lucky
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 3 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i3.878

Abstract

AbstractTourism in West Sumatra has grown rapidly in recent years, creating stronger competition for young talent, particularly Generation Z. Unlike previous generations, Gen Z places greater emphasis on Work–Life Balance (WLB) and Organizational Attractiveness (OA) when evaluating career opportunities. This study investigates how WLB and OA shape Intention to Apply (IA), with Person–Organization Fit (P–O Fit) as a mediating factor. Data were collected from 100 tourism students and graduates in West Sumatra and analyzed using Structural Equation Modeling–Partial Least Squares (SEM–PLS), which is suitable for complex models with relatively small samples. The findings reveal that WLB has a positive effect on OA, P–O Fit, and IA. OA also enhances both P–O Fit and IA, while P–O Fit not only predicts IA directly but also mediates the impact of WLB and OA on IA. Moreover, OA partially mediates the link between WLB and IA, highlighting its role in translating organizational policies into applicants’ intentions. The study suggests that tourism organizations should promote WLB practices and strengthen OA to attract Gen Z talent more effectively. Future research could involve larger samples and cross-industry settings to broaden the generalizability of the results.Keywords: Work Life Balance; Organizational Attractiveness; Person Organization Fit; Intention to Apply; Generation ZAbstrakPariwisata di Sumatera Barat berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, sehingga persaingan untuk menarik talenta muda semakin ketat, khususnya Generasi Z. Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Z lebih menekankan pentingnya Work Life Balance (WLB) dan Daya Tarik Organisasi (Organizational Attractiveness/OA) dalam memilih karier. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh WLB dan OA terhadap Niat Melamar (Intention to Apply/IA) dengan Kesesuaian Individu Organisasi (Person Organization Fit/PO Fit) sebagai variabel mediasi. Data diperoleh dari 100 responden yang merupakan mahasiswa dan lulusan pariwisata di Sumatera Barat, kemudian dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling Partial Least Squares (SEM–PLS), yang sesuai untuk model kompleks dengan sampel relatif kecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Work Life Balance berpengaruh positif terhadap Organizational Attractiveness, Person Organization Fit, dan Intention to Apply. Organizational Attractiveness juga meningkatkan Person Organization Fit Fit dan IA, sedangkan P–O Fit tidak hanya memengaruhi IA secara langsung, tetapi juga memediasi pengaruh WLB dan OA terhadap IA. Selain itu, OA terbukti memediasi hubungan antara WLB dan IA, menegaskan perannya dalam menerjemahkan kebijakan organisasi ke dalam niat melamar. Penelitian ini merekomendasikan agar organisasi pariwisata memperkuat praktik WLB dan citra organisasi untuk menarik Gen Z secara lebih efektif. Penelitian selanjutnya disarankan melibatkan sampel lebih besar dan perbandingan lintas industri guna memperluas generalisasi.Kata Kunci: Work Life Balance; Daya Tarik Organisasi; Kesesuaian Individu Organisasi; Niat Melamar; Generasi Z
AGROWISATA ANGGUR BRAZIL GENTAR: INOVASI WISATA EDUKASI UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI LOKAL DESA TEJA, MAJALENGKA Yolanda, Sheila; Mistriani, Nina
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 3 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i3.786

Abstract

AbstrakPengembangan Agrowisata Anggur Brazil Gentar di Desa Teja, Kabupaten Majalengka, merupakan inovasi wisata edukasi berbasis komoditas langka yang berpotensi memperkuat ekonomi masyarakat. Melalui pendekatan kualitatif, data diperoleh dari wawancara, observasi langsung, dan analisis dokumen, dengan melibatkan pengelola, petani, pemerintah desa, serta tokoh masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan tiga poin utama. Pertama, anggur Brazil (Plinia cauliflora) dengan keunikan buah yang tumbuh langsung di batang pohon menjadi daya tarik edukasi yang khas dan jarang ditemui di Indonesia. Kedua, pengembangan agrowisata ini masih menghadapi berbagai hambatan, seperti pengaruh iklim, serangan hama, keterbatasan sumber daya manusia, kondisi lahan sewaan, serta infrastruktur yang belum memadai. Ketiga, strategi optimalisasi menekankan perlunya kolaborasi antara masyarakat, pengelola, pemerintah, dan sektor swasta melalui pelatihan, promosi digital, pengolahan produk lokal, serta integrasi dengan destinasi wisata lain. Temuan ini menegaskan bahwa keberhasilan pengembangan agrowisata tidak hanya bertumpu pada keunikan komoditas, tetapi juga pada partisipasi masyarakat dan dukungan kelembagaan. Dengan langkah yang terarah, Agrowisata Anggur Brazil Gentar berpotensi menjadi model wisata edukasi yang inklusif sekaligus penggerak ekonomi lokal. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meninjau dampak jangka panjang agrowisata ini terhadap ketahanan ekonomi masyarakat dan konservasi lingkungan.Kata Kunci: Agrowisata; Anggur Brazil; Wisata Edukasi; Ekonomi LokalAbstractThis research explores the development of Agrowisata Anggur Brazil Gentar in Teja Village, Majalengka, as an educational tourism innovation based on a rare commodity with strong potential for local economic empowerment. Using a qualitative approach, data were gathered through interviews, field observations, and document analysis involving managers, farmers, village officials, and community leaders. The findings highlight three main aspects. First, Brazilian grape, with its unique cauliflory characteristic where fruits grow directly on the tree trunk, serves as a distinctive attraction rarely found in Indonesia. Second, several challenges remain, including climatic factors, pest disturbances, limited human resources, land tenure issues, and inadequate infrastructure. Third, optimization strategies call for collaboration among communities, managers, government, and private sectors through training, digital promotion, local product diversification, and integration with nearby destinations. These results indicate that the success of agritourism development relies not only on the uniqueness of the commodity but also on community participation and institutional support. With appropriate strategies, the Brazilian Grape Agritourism has the potential to become a sustainable model of educational tourism that contributes to inclusive local economic growth. Future studies are recommended to examine its longterm impact on community economic resilience and environmental conservation.Keywords: Agrotourism; Brazilian Grape; Educational Tourism; Local Economy
IDENTIFYING COMMUNITY BASED TOURISM POTENTIAL IN SAPIT VILLAGE THROUGH SWOT ANALYSIS Junaidi, Muhammad Adi; Amrullah, Amrullah; Rochmi, Evilia
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 3 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i3.865

Abstract

AbstractThis study aims to identify the potential for developing Sapit Village as a community-based tourism village through a SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) analysis. Sapit Village, located in Lombok Timur Regency, West Nusa Tenggara Province, offers diverse natural and cultural attractions such as mountain nous landscapes, traditional weaving, and authentic agricultural practices, yet these assets remain suboptimally managed within a sustainable tourism framework. Employing a qualitative case study approach, data were gathered via participatory observation, in-depth interviews with community leaders, tourism practitioners, and policymakers, and documentation review of village development plans and tourism regulations. Internal (strengths and weaknesses) and external (opportunities and threats) factors were mapped to formulate locally relevant development strategies. Findings indicate that Sapit Village’s primary strengths include its natural endowments, cultural heritage, active community engagement, and creative-economic potential (e.g., weaving and agritourism). Key challenges involve inadequate infrastructure, limited human-resource capacity, and non-professional institutional management. Opportunities arise from supportive tourism policies, experiential-tourism trends, digital-technology advances, and strategic partnership prospects. External threats encompass environmental degradation, cultural erosion, digital-access disparities, and natural-disaster risks. The study concludes that an integrative, participatory development approach balancing social, economic, cultural, and environmental dimensions, is essential. These insights provide strategic guidance for regional authorities, local communities, and stakeholders in designing inclusive, sustainable tourism-village development. Future research should further explore quantitative assessments of visitor preferences, longitudinal studies on community capacity building, and comparative analyses with other emerging tourism villages to enrich the strategic framework and ensure broader applicability.Keywords: Tourism Village; SWOT; Empowerment; Sustainable Tourism; Strategy
MEMBANGUN PARIWISATA KOLABORATIF: PERAN AKTOR PENTAHELIX DI NAGARI GANGGO MUDIAK Anugrah, Bella Yulia; Erwin, Erwin; Syahrizal, Syahrizal
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 3 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i3.867

Abstract

The development of tourism based on the Pentahelix model requires effective collaboration among five key actors: government, academics, business, community, and media. This study explores how these actors contribute to the tourism development of Nagari Ganggo Mudiak, a village in West Sumatra known for its historical and geographical significance, particularly the Equator Monument area. Using a qualitative approach with a case study method, data were collected through observation, in-depth interviews, and documentation. The findings show that while the government plays a dominant role in infrastructure development, the involvement of other actors remains limited and fragmented. Academics are present through research but lack implementation roles. Local businesses operate independently without structured partnerships, and community participation has declined due to the absence of inclusive decision-making mechanisms. The media's role is also sporadic and uncoordinated. This study concludes that the Pentahelix collaboration in Ganggo Mudiak is still symbolic rather than integrative. Strengthening coordination, participatory mechanisms, and contextualizing development within local cultural values are crucial for achieving sustainable and inclusive tourism.
Pengembangan Atraksi Wisata Religi Taman Bintang Samudra, Bangka Belitung Mokodongan, Trisagia; Masjhoer, Jussac Maulana
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 3 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i3.869

Abstract

Wisata religi adalah jenis wisata yang tidak akan pernah surut karena setiap umat beragama membutuhkan ruang untuk memperkaya pengalaman spiritual mereka. Indonesia adalah negara yang religius. Indonesia memiliki enam agama yang diakui dengan berbagai bangunan dan situs bersejarah yang memiliki makna khusus bagi suatu agama. Taman Bintang Samudra (TBS) telah resmi dibuka sebagai daya tarik wisata religi di Bangka Belitung. Kerangka kerja produk pariwisata harus dianalisis untuk menentukan konsep wisata religi yang ditawarkan oleh TBS. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini meneliti komponen produk pariwisata, yang terdiri dari sesuatu untuk dilihat, sesuatu untuk dilakukan, dan sesuatu untuk dibeli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TBS memiliki lanskap perbukitan dengan arsitektur yang unik, empat belas patung jalan salib Yesus karya seniman, petilasan, dan kolam Bunda Maria, dan berbagai infrastruktur dengan desain yang modern. Wisatawan Katolik dapat melakukan kegiatan spiritual keagamaan untuk merayakan hari raya Katolik. Wisatawan non-Katolik dapat memperkaya pengalaman perjalanan berwisata melalui estetika patung-patung unik dan desain lanskap area ini, serta keindahan bukit-bukitnya, baik saat mereka mengikuti kegiatan tamasya maupun berswafoto. TBS tidak menawarkan produk khas yang dapat digunakan wisatawan sebagai oleh-oleh. Namun demikian, TBS menjual makanan dan minuman di kafe untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Konsep pengembangan wisata religi di TBS menggunakan pendekatan berbasis produk dan mendefinisikan dengan jelas pangsa pasarnya: Umat Katolik. Penelitian di masa depan harus mengukur kinerja manajemen, strategi pemasaran, karakteristik wisatawan, dan dampak pengembangan wisata religi.
IDENTIFIKASI TOURIST MOVEMENT PATTERNS UNTUK MENDUKUNG EKOWISATA BAHARI DI PULAU HARAPAN, KEPULAUAN SERIBU Asril, Silvia
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 3 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i3.872

Abstract

Pulau Harapan di Taman Nasional Kepulauan Seribu memiliki potensi besar sebagai destinasi ekowisata bahari. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pola pergerakan wisatawan di kawasan tersebut guna mendukung pengelolaan pariwisata berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah mix method dengan pendekatan triangulasi konkuren, menggabungkan data kualitatif dan kuantitatif dari observasi, wawancara, dan kuesioner kepada 100 responden. Hasil menunjukkan lima pola pergerakan wisatawan, dengan pola Base Site sebagai yang paling dominan (81%), diikuti chaining loop, Stopover dan Single Point. Pola ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia, jenis wisata, jenis akomodasi, wisatawan repeater, lama tinggal dan motivasi kunjungan,  Sementara itu, jenis kelamin dan domisili asal tidak menunjukkan pengaruh signifikan. Temuan ini menegaskan pentingnya pemahaman terhadap mobilitas wisatawan untuk mendukung perencanaan destinasi, mitigasi dampak lingkungan, dan peningkatan kualitas pengalaman wisata secara berkelanjutan di Pulau Harapan.
PERAN MEDIA SOSIAL DAN KREDIBILITAS MICRO-INFLUENCER TERHADAP NIAT BERKUNJUNG WISATAWAN KE DESTINASI NAPABHALE Rianse, Muhammad Suriyadarman
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 3 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i3.792

Abstract

This study examines the influence of social media and micro-influencer credibility on tourist visit intention to the Napabhale tourism destination, with destination awareness as a mediating variable. As digital platforms increasingly shape travel decisions, understanding how content and influencer trustworthiness affect tourist behavior is essential. This quantitative research employs Structural Equation Modeling-Partial Least Squares (SEM-PLS) to analyze data collected from 150 respondents through online questionnaires. The findings reveal that both social media and micro-influencer credibility significantly impact destination awareness and tourist visit intention. Furthermore, destination awareness partially mediates the relationship between the independent variables and revisit intention. These results suggest that enhancing social media content and engaging credible micro-influencers can effectively increase tourism interest in emerging destinations like Napabhale.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2025 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 19, No 3 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 2 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 1 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 18, No 3 (2024): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 18, No 2 (2024): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 18, No 1 (2024): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 3 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 2 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 1 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 16, No 3 (2022): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 16, No 2 (2022): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 16, No 1 (2022): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 15 No. 01 (2021): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 15, No 3 (2021): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 15, No 2 (2021): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 15, No 1 (2021): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 14 No. 03 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 14 No. 02 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 14 No. 01 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 14, No 3 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 14, No 2 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 14, No 1 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 13 No. 03 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 13 No. 02 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 13 No. 01 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 13, No 3 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 13, No 2 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 13, No 1 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 12 No. 03 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 12 No. 02 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 12 No. 01 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 12, No 3 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 12, No 2 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 12, No 1 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 11 No. 03 (2017): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 11 No. 02 (2017): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 11 No. 01 (2017): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 11, No 3 (2017): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 10 No. 03 (2016): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 10 No. 02 (2016): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 10 No. 01 (2016): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 9 No. 03 (2015): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 9, No 3 (2015): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah More Issue