cover
Contact Name
Prima Nanda Fauziah
Contact Email
ojslppmumht@gmail.com
Phone
+6281295820542
Journal Mail Official
ojslppmumht@gmail.com
Editorial Address
Kampus A Universitas Mohammad Husni Thamrin Jl. Raya Pondok Gede No 23-25 Kramatjati, Jakarta Timur
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
ISSN : 20885687     EISSN : 27456099     DOI : 10.37012/anakes
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan merupakan jurnal yang berisi tentang artikel ilmiah dalam bidang ilmu analis kesehatan yang dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa serta para peneliti.
Articles 205 Documents
Studi Literatur Hasil Pemeriksaan Tcm (Tes Cepat Molekuler), Mikroskopik Bta Dan Kultur Pada Suspek Tb (Tuberkulosis) Zuraida Zuraida; Imas Latifah; Zipo Indri Atikasari
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 7, No 1 (2021): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v7i1.517

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang mudah menular melalui udara. Angka kejadian di Indonesia pada tahun 2017 adalah 842.000 atau 319 per 100.000 penduduk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan parameter TCM, mikroskopis BTA dan kultur dalam mendiagnosis. Karya tulis ilmiah ini disusun berdasarkan studi literatur dengan hasil analisis pasien TB mencurigakan yang memeriksakan TCM, BTA mikroskopis dan kultur TB dengan 3 jurnal periode 2016 - 2018. Hasil yang diperoleh dari ketiga jurnal tersebut didapatkan bahwa kemampuan TCM lebih baik. dari kemampuan mikroskopis BTA. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sensitivitas yang lebih baik pada metode TCM begitu pula dengan spesifisitas dibandingkan dengan metode mikroskopis BTA. Kata kunci: TCM, Mikroskopis BTA, Kultur
Kuantifikasi Gen VDR pada Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Metode Real-Time Polymerase Chain Reaction Fini Ainun Qolbi Wasdili; Sitti Romlah; Shintia Novianty
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 7, No 1 (2021): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v7i1.452

Abstract

Diabetes melitus (DM) tipe 2 adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia akibat resistensi tubuh terhadap efek insulin yang diproduksi oleh sel beta pankreas. Pada lansia terjadi proses menua yang menyebabkan banyak perubahan, Defisiensi vitamin D dapat terjadi pada penderita DM tipe 2 dan mempercepat resistensi insulin. Vitamin D berperan pada imunomodulator yang melindungi terhadap kejadian DM melalui gen Vitamin D Receptor (VDR) yang diekspresikan pada sel penyaji antigen, sel T aktivasi dan sel β pankreas. Jumlah VDR yang ada di dalam tubuh tergantung pada gen VDR yang diekspresikan di dalam sel. Kuantifikasi peningkatan gen VDR pada lansia DM tipe 2 dengan metode Real-Time PCR. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif laboratorik. Spesimen terdiri dari darah lansia yang menderita DM tipe 2 dan darah lansia dengan kadar glukosa normal. Ekstraksi DNA dari spesimen darah dengan metode spin kolom kemudian dilakukan amplifikasi menggunakan Real-Time PCR. Hasil Real-Time PCR dianalisis dengan menggunakan perhitungan rasio. Hasil penelitian nilai Ct normal adalah 21, sedangkan pada lansia penderita DM sangat bervariasi dengan nilai Ct paling kecil 15,22 dan nilai Ct paling tinggi 21,61. Disimpulkan terdapat variasi jumlah peningkatan gen VDR pada lansia penderita DM tipe 2.
Perbedaan Kadar Hemoglobin Pada Darah Simpan Suhu 20oC – 25oC dan 4oC– 8oC Selama 6 Jam Istiqomaria Istiqomaria; Bastian Bastian
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 7, No 2 (2021): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v7i2.590

Abstract

Hemoglobin merupakan molekul protein yang berada dalam sel darah merah yang fungsinya sebagai alat transportasi oksigen (O2) dari paru-paru ke jaringan di seluruh tubuh dan mengambil karbondioksida (CO2) dari jaringan tersebut di bawah ke paru-paru untuk dilepaskan ke udara bebas. Spesimen darah yang disimpan pada suhu ruang lebih baik pemeriksaannya segera dilakukan setelah pengambilan sampel dan secepat mungkin setelah pengumpulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan darah segera diperiksa, darah simpan suhu 20oC – 25oC dan 4oC– 8oC selama 6 jam terhadap kadar hemoglobin. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Laboratoriumdengan desain pretest  dan post test control Design. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Hematologi Institut ilmu kesehatan dan teknologi Muhammadiyah Palembangyang dilaksanakan pada bulan april 2021 dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Hasil penelitian kadar hemoglobin pada darah segera dengan nilai rata – rata 12.94, pada suhu ruang memiliki nilai rata – rata 12.96, pada suhu kulkas memiliki nilai rata – rata 12.5 dan uji friedman di dapatakan nilai p = 0.004. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan darah segera diperiksa, darah simpan suhu 20oC – 25oC dan 4oC– 8oC  selama 6 jam terhadap kadar hemoglobin.Kata kunci: PemeriksaanSegera,Penundaan6 jam, Hemoglobin
Hubungan Cystatin C dan Mikroalbumin Urin Kuantitatif Pada Penderita Diabetes Melitus Sebagai Faktor Risiko Gagal Ginjal Kronik Ellis Susanti; Imas Latifah
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 7, No 2 (2021): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v7i2.533

Abstract

Penderita Diabetes Melitus (DM) pada dekade terakhir semakin meningkat, khususnya di negara berkembang. Jika epidemi ini tidak segera ditangani akan terjadi peningkatan prevalensi  150%.  Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi DM Nasional sebesar 8,5% atau sekitar 20,4 juta orang dan mengalami peningkatan setiap  tahun. Penderita DM sering mengalami komplikasi akut dan kronik, diantaranya gangguan fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran dan hubungan Cystatin C dan MikroAlbumin Urin (MAU) kuantitatif pada penderita DM tidak terkontrol sebagai faktor risiko gagal ginjal kronik (GGK). Metode penelitian adalah desain cross sectional. Hasil penelitian pada 151 penderita DM tidak terkontrol didapat terbanyak pada laki-laki sebanyak 78% dan kelompok usia ≥ 50 tahun sebanyak 85%. Rerata hasil Cystatin 1,09 mg/L (rentang 0,59-1,92 mg/L), persentase abnormal sebesar 40%. Rerata hasil MAU kuantitatif  143 mg/G (rentang 1,21-5210 mg/G), persentase abnormal 30%. Hasil uji korelasi didapat ada  hubungan antara kadar Cystatin dan MAU kuantitatif  pada penderita DM tidak terkontrol (r= 0,35). Berdasarkan hasil penelitian ini maka parameter pemeriksaan laboratorium Cystatin C dan MAU Kuantitatif dapat digunakan untuk memastikan faktor risiko dan penanda awal gagal ginjal kronik pada penderita DM tidak terkontrol yang dicurigai mengalami gangguan fungsi ginjal. Kata kunci: DM, GGK, Cystatin C, MAU
Gambaran Mikroskopis Mycobacterium tuberculosis pada Pasien Tuberkulosis di Puskesmas Kota Kaler Sumedang Imas Latifah; Yunia Qonitatin Al Masyani; Prima Nanda Fauziah
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 7, No 1 (2021): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v7i1.518

Abstract

Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama kesehatan dunia yang bertanggung jawab terhadap kesehatan yang buruk bagi jutaan orang setiap tahunnya. Pada tahun 2018, jumlah kasus TB Indonesia berada di urutan ketiga terbesar dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mikroskopik Mycobacterium tuberculosis (Mtb) pada pasien yang sedang mengkonsumsi Obat Anti Tuberkulosis (OAT).            Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden atau penderita TB positif yang melakukan pemeriksaan dengan hasil +1 sebanyak 19 orang (63, 3%), sedangkan terendah scanty (1–9) dan negatif (-) tidak ada.  Pasien TB yang telah melakukan pengobatan bulan ke II menunjukan sebagian besar pasien sudah negatif (-) sebanyak 26 pasien (86,7%) sedangkan 4 pasien lainnya masih menunjukan hasil positif. Pasien TB yang telah melakukan pengobatan bulan ke V menunjukan semua pasien sudah negatif (-) sebanyak 30 pasien (100%). Pasien TB yang telah melakukan pengobatan bulan ke VI menunjukan semua pasien sudah negatif (-) sebanyak 30 pasien (100%).             Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa sebelum melakukan pengobatan dari ke 30 pasien positif TB menjadi negatif setelah melakukan pengobatan  selama enam bulan. Oleh karena itu, diharapkan khususnya kepada pemerintah dan instansi yang terkait untuk lebih memperhatikan tugasnya dalam menunjang kepatuhan minum obat pada penderita TB.  Kata kunci       :Mikroskopis,Mtb, tuberkulosis
Gambaran Netrofil Pada Pasien Covid-19 Di Rumah Sakit Siloam Bogor Atna Permana; Heru Purwanto Nugroho; Maharani Ratna Kusuma Dewi
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 7, No 2 (2021): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v7i2.695

Abstract

SARS-CoV-2 adalah virus baru yang muncul pertama kali di Wuhan pada 31Desember 2019. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberi nama penyakit yang disebabkan virus tersebut, COVID-19. Virus ini menimbulkan wabah diberbagai negara termasuk Indonesia. Dilakukan pemeriksaan skrining untuk pasien COVID-19 salah satunya yaitu pemeriksaan kadar neutrofil pada darah. Neutrofil adalah sel darah putih pertama yang direkrut ke tempat peradangan akut. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui gambaran neutrofil pada pasien COVID-19. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Juni 2021 di RS Siloam Bogor pada pasien dengan diagnosa COVID-19.Penelitian diambil dari data sekunder sebanyak 113 data yang diolah dan disusun dalam bentuk tabel. Hasil penelitian yang berasal dari 113 data didapatkanhasil pasien wanita lebih tinggi daripada laki-laki, hasil neutrofil cenderung meningkat pada wanita dan laki-laki. Pasien didominasi oleh wanita usia 41-50 tahun. Didapatkan hasil pasien COVID-19 di RS Siloam Bogor BulanOktober - Desember 2020 paling banyak adalah perempuan dengan rentang usia41-50 tahun dengan penyakit penyerta yang mengalami peningkatan nilai neutrofil, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan mengenai pemeriksaan neutrofil pada pasien COVID-19.Kata kunci         : Neutrofil, COVID-19, SARS-COV-2
Identifikasi Jamur Candida Sp Dan Aspergillus Sp Pada Sputum Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur Dengan Metode HVC Pada Suhu 40oc Dan Suhu Kamar Rawina Winita; Lenggo Geni; Vita Amalia
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 6, No 1 (2020): Anakes :Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v6i1.353

Abstract

Mikosis adalah infeksi jamur yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh lingkungan dan kondisi fisiologis. Lansia pada panti jompo merupakan salah satu kelompok yang rentan terinfeksi jamur dikarenakan rendahnya sistem imun atau bahkan pengaruh dari kualitas lingkungan sekitarnya. penelitian ini untuk mengetahui jenis jamur pada sputum lansia yang mengalami batuk dan tidak batuk di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur dengan sampel 50 berupa sputum lansia yang mengalami batuk sebanyak 25 dan tidak mengalami batuk sebanyak 25, pemeriksaan ini  menggunakan metode HCV pada suhu 40OC dan suhu kamar. Dari hasil kepadatan jamur Aspergillus spdan beberapa jenis jamur lainnya lebih banyak didapatkan pada suhu kamar dibandingkan dengan suhu 40oC Sedangkan pada jamur Candida splebih banyak didapatkan pada suhu 40oC dibandingan dengan suhu kamar.Kepadatan jamurCandida sppositif-1 lebih banyak didapatkan pada suhu 40oC (60%) dibandingkan pada suhu kamar yaitu 17 (50%) sedangkan pada kepadatan Candida sppositif-2 lebih banyak didapatkan pada suhu kamar yaitu 17 (50%) dibandingkan dengan suhu 40oC 8 (40%).JamurAspergillus fumigatuspada suhu 40oC lebih banyak didapatrkan pada lansia yang tiak mengalami batuk dibandingkan dengan lansia yang mengalami batuk.Dapat disimpulkan bahwa lansia yang mengalami batuk maupun tidak batuk pada Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 kemungkinan terinfeksi oleh jamur pada sputumnya. Kata kunci            :      Sputum, Batuk dan Tidak Batuk, Lansia, Aspergillus sp, Candida sp, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur.
Gambaran D-Dimer Pada Pasien Terkonfirmasi Covid-19 di Rumah Sakit dr. Abdul Radjak Salemba Jakarta Atna Permana; Sumiati Bedah; M Krisnadi Wibowo
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 8, No 1 (2022): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v8i1.882

Abstract

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) disebabkan oleh turunan corona virus baru yang bernama Sars-Cov-2. Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Pasien COVID-19 sering mengalami peningkatan D-dimer yang signifikan, dikarenakan terjadinya trombosis yang berakibat pada kelainan koagulasi yang dapat dilihat dari pemeriksaan D-dimer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar pemeriksaan D-dimer pada pasien terkonfirmasi COVID-19 di Rumah Sakit dr.Abdul Radjak Salemba. Peneliti menggunakan metode deskriptif analitik dengan data laboratorium pada bulan Februari 2021 pada seluruh pasien rawat  inap yang terkonfirmasi COVID-19 di RS dr.Abdul Radjak Salemba, didapatkan hasil dari 58 pasien terkonfirmasi COVID-19 lebih banyak diderita pada jenis kelamin Perempuan dengan rentangusia 30-39 tahun, yaitu sebanyak 15 orang dengan persentase nilai D-dimer normal sebesar 1.72% dan abnormal sebesar 24.13% sedangkan COVID-19 lebih sedikit diderita pada jenis kelamin laki-laki dengan rentang usia 20-29,yaitu sebanyak 4 orang dengan persentase nilai D-dimer normal 3.44% dan abnormal sebesar 3.44%. Pasien COVID-19 yang melakukan pemeriksaan D-dimer didapat hasil rerata yaitu 3,6413 mg/L. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pasien terkonfirmasi COVID-19 dapat mengalami trombosis dan perlu dilakukan pemeriksaan D-dimer untuk pemantauan efektivitas pengobatan. Kata Kunci: COVID-19, D-dimer 
Angka Infeksi Nematoda Usus Yang Ditularkan Melalui Tanah Dan Hubungannya Dengan Higiene Perorangan Pada Anak-Anak Di Bawah 15 Tahun Di Rw 003, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten Sahat Ompusunggu; Maria Fransiska Oktomalia Habu Karangora
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 5, No 2 (2019): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v5i2.344

Abstract

Kecacingan yang sering berdampak sangat merugikan adalah infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah atau disebut “Soil Transmitted Helminthes” (STH). STH merupakan penyebab kecacingan terbanyak di dunia, terutama spesies cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris Trichiura) dan cacing tambang (Necator americanusdan Ancylostoma duodenale). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya angka infeksi STH dan hubungannya dengan kebiasaan higiene perorangan pada anak-anak di bawah 15 tahun di RW 003, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten. Bahan pemeriksaannya adalah feses anak-anak usia di bawah 15 tahun yang berjumlah 76 spesimen. Pemeriksaan feses dilakukan secara mikroskopis dengan gabungan metode langsung dan metode sedimentasi.Disimpulkan bahwa angka infeksi nematoda usus yang ditularkan melalui tanah pada anak-anak di bawah 15 tahun di RW 003, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten adalah 23,7% (18/76). Jenis cacing yang menginfeksi adalah infeksi tunggal oleh Ascaris lumbricoides 16,7% (3/18)dan infeksi tunggal oleh Trichuris trichiura 83,3% (15/18). Ada hubungan antara kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dengan sabun, mencuci tangan sesudah BAB dengan sabun, defekasi di sembarang tempat dan jenis jamban untuk BAB dengan infeksi nematoda usus yang ditularkan melalui tanah (masing-masing P0,05), sedangkan kebiasaan memakai alas kaki dan kebiasaan memotong kuku tidak berhubungan dengan infeksi nematoda usus yang ditularkan melalui tanah (masing-masing P0,05). Disarankan agar orang tua lebih memperhatikan kebersihan diri anak-anaknya. Kata Kunci : infeksi cacing, STH, Nematoda usus
Gambaran Hasil Pemeriksaan BTA dan Genexpert Pada Pasien Suspek Tuberkulosis Di RSUD Budhi Asih Jakarta Timur Catu Umirestu Nurdiani; Yuli Kristianingsih; Aqilah Qisthi Zahrawani
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 8, No 1 (2022): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v8i1.873

Abstract

Tuberkulosis adalah suatu penyakit kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis melalui udara.TB menduduki urutan kedua penyebab kematian dari seluruh penyakit infeksi di dunia. Indonesia menempati urutan ketiga di dunia dengan penduduk penderita TB sebanyak 888.904 atau 8% dari penderita global yang dilaporkan di tahun 2017. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan BTA dan GeneXpert pada pasien suspek tuberkulosis di RSUD Budhi Asih. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam bentuk persentase dengan mengambil data sekunder di laboratorium RSUD Budhi Asih sebanyak 145 data pada Januari-Juni 2020.Hasil pemeriksaan BTA metode Ziehl Neelsen pasien suspek TB didapatkan 61% negatif dan 39% positif. Pada pemeriksaan metode GeneXpert didapatkan 58% positif dan 42% negatif. Hasil pemeriksaan BTA berdasarkan usia15-24 tahun didapatkan 8% positif, 25-34 tahun 10% positif, 35-44 tahun 7% positif , 45-54 tahun 7% positif dan 55 tahun 8% positif. Sedangkan hasil pemeiksaan GeneXpert pada usia 15-24 tahun didapatkan 8% positif, 25-34 tahun 12% positif, 35-44 tahun 7% positif , 45-54 tahun 7% positif dan 55 tahun 7% positif. Berdasarkan jenis kelamin, laki–laki didapatkan 20% positifdan perempuan 18% positif pemeriksaan BTA dan pada hasil pemeriksaan GeneXpert laki-laki didapatkan 23% dan perempuan 18% Kesimpulan pada penelitian ini adalah dari 145 data pemeriksaan BTA 39% positif dan GeneXpert 42% positif. GeneXpert memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mendiagnosis Mycobacterium tuberculosis sedangkan pemeriksaan mikroskopis BTA ditujukan untuk pemeriksaan Bakteri Tahan Asam golongan Mycobacterium sehingga tidak spesifik untuk pemeriksaan Mycobacterium tuberculosis.Kata Kunci : Tuberkulosis, BTA, GeneXpert.

Page 4 of 21 | Total Record : 205