cover
Contact Name
Frets Keriapy
Contact Email
fretskeriapy1106@gmail.com
Phone
+6282138755314
Journal Mail Official
jurnaledulead@gmail.com
Editorial Address
RT 09 RW 01, Desa Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang - Jawa Tengah
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership
ISSN : 2722645X     EISSN : 27225658     DOI : 10.47530
Core Subject : Religion, Education,
EDULEAD merupakan wadah publikasi ilmiah hasil penelitian di bidang Pendidikan Agama Kristen, Pendidikan Anak Usia Dini dan Kepemimpinan Kristen, bagi para dosen di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Kristen Terpadu PESAT, Salatiga, dan institusi lain yang memiliki bidang kajian yang serupa. Selanjutnya yang menjadi fokus dan jangkauan dari EDULEAD adalah: Pendidikan Agama Kristen Pendidikan Anak Usia Dini Kepemimpinan Kristen Kepemimpinan Anak. Dalam jurnal EDULEAD yang menjadi fokus dan jangkauan penelitian adalah: 1. Pendidikan Agama Kristen 2. Pendidikan Anak Usia Dini 3. Kepemimpinan Kristen 4. Kepemimpinan Anak
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 101 Documents
Urgensi Peran Orang Tua Membangun Kepemimpinan Anak di Era Disrupsi Teknologi Berdasarkan Ulangan 6: 6-9 Santosa Santosa
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 2, No 1 (2021): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v2i1.61

Abstract

Technological disruption has an impact on fundamental changes in the order of human life. The disruption of technology has a positive and negative impact on human life. Facing the change and the impact of the technological disruption, the role of parents is very important in shaping leadership in children. This research was conducted by studying literature and text analysis of the Book of Deuteronomy 6:6-9. The results of this study aim to describe the urgency of the role of parents in building children's leadership according to Deuteronomy 6:6-9 in an era of technological disruption. The conclusion is the urgency of the role of parents in building children's leadership in an era of technological disruption according to Deuteronomy 6:6-9, among others: 1) To become spiritual educators of children. 2) Become a role model for spiritual discipline. 3) Discipline the spiritual growth of children. 4) Improve the relationship with children. 5) Give children responsibility for their spiritual growth. 6) Become a role model in healthy social media.AbstrakDisrupsi teknologi berdampak terhadap perubahan tatanan kehidupan manusia secara fundamental. Disrupsi teknologi memberi dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Menghadapi perubahan dan dampak akibat disrupsi teknologi, peran orang tua sangat penting dalam membentuk kepemimpinan dalam diri anak. Penelitian ini dilakukan dengan studi literatur dan analisis teks Kitab Ulangan 6: 6-9. Hasil penelitian ini bertujuan mendiskripsikan urgensi peran orang tua membangun kepemimpinan anak menurut Kitab Ulangan 6: 6-9 di era disrupsi teknologi. Diperoleh kesimpulan urgensi peran orang tua membangun kepemimpinan anak di era disrupsi teknologi menurut Ulangan 6: 6-9 antara lain: 1) Menjadi pendidik rohani Anak. 2) Menjadi role model disiplin rohani. 3) Mendisiplin pertumbuhan rohani anak. 4) Meningkatkan relasional dengan anak. 5) Memberi tanggungjawab anak terhadap pertumbuhan rohaninya. 6) Menjadi role model bermedia sosial sehat.
Book Review: Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan Marde Christian Stenly Mawikere
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 1, No 2 (2020): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v1i2.49

Abstract

AbstractThe development of education displayed by the rapid growth in science and technology has become a tremendous blessing and benefit for humans and the universe. However, this is not directly proportional to the attitudes, emotions and dispositions of humans who are held hostage in various evil behaviors that harm fellow humans and the universe. This is realized because there is an imbalance between education which only emphasizes wisdom or controls the human brain, but is not accompanied by the formation of spirituality, character building and life experiences that are consistent with what is learned rationally. Awareness of the significance and urgency of character education in Indonesia, this book was born to revive the importance of the world and nuances of education that touch humans as a whole with the concept of moral, moral attitude, and moral behavior in human self. Thus, it will stimulate the world of education to pay attention to human transformation holistically.AbstrakPerkembangan pendidikan yang ditampilkan dengan pertumbuhan pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi berkat dan manfaat yang dahsyat bagi manusia dan alam semesta. Akan tetapi hal itu tidak berbanding lurus dengan sikap, emosi dan watak manusia yang tersandera dalam berbagai perilaku kejahatan yang merugikan sesama manusia dan alam semesta. Hal ini disadari oleh karena adanya ketimpangan antara pendidikan yang hanya menekankan hikmat atau mengasa otak manusia, namun tidak dibarengi dengan formasi spiritualitas, pembentukan karakter dan pengalaman hidup yang konsisten dengan apa yang dipelajari secara rasional. Kesadaran akan siginifikansi dan urgensi pendidikan karakter di Indonesia, maka buku ini lahir untuk membangkitkan kembali pentingnya dunia dan nuansa pendidikan yang menyentuh manusia secara utuh dengan konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral feeling), dan perilaku moral (moral attitude) dalam diri manusia.  Dengan demikian akan merangsang dunia pendidikan untuk memperhatikan transformasi manusia secara holistik.
Peran Elkana dan Hana terhadap Masa Kecil Samuel: Tahap Awal Mencetak Pemimpin Kristen Wisnu Prabowo
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 1, No 2 (2020): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v1i2.39

Abstract

AbstractChristian leadership is an important thing that must be prepared properly. Christian values must be a value that differentiates them from other leadership values. A Christian leader is not just an ordinary leadership role. Christian leaders must also be able to prepare a leadership successor. In the leadership of Imam Eli, Samuel was the successor to the leadership chosen by God. Samuel was a stranger to Imam Eli, but God prepared Samuel to be the successor of Imam Eli's leadership. This study is a qualitative study using the literature study method. This study examines the attitudes and roles of Elkanah and Hannah as parents in Samuel's childhood life. The results obtained are: First, parents who are obedient and loyal to God have an important role in the early stages of forming a Christian leader. Second, parents must take care and must prepare each child properly in order to be able to serve God and to become a Christian leader. After caring for and preparing a child, parents must also give consent for their child to serve God. Christian leadership is not formed in an instant way, but is formed when prospective Christian leaders are young.AbstrakKepemimpinan kristen adalah hal penting yang harus dipersiapkan dengan baik. Nilai-nilai kekristenan harus menjadi nilai yang membedakan dengan nilai kepemimpinan yang lainnya. Seorang pemimpin kristen bukan hanya sekedar menjalankan peran kepemimpinan yang biasa saja. Pemimpin kristen juga harus mampu menyiapkan seorang penerus kepemimpinan. Di dalam kepemimpinan Imam Eli, Samuel adalah penerus kepemimpinan yang dipilih Tuhan. Samuel adalah orang asing bagi Imam Eli, tetapi Tuhan menyiapkan Samuel untukbisa menjadi penerus kepemimpinan Imam Eli. Kajian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode studi pustaka. Kajian ini meneliti sikap dan peran Elkana dan Hana sebagai orang tua di dalam kehidupan masa kanak-kanak Samuel. Hasil kajian yang diperoleh adalah: Pertama, orang tua yang taat dan setia kepada Tuhan mempunyai peran penting di dalam tahap awal pembentukan seorang pemimpin kristen. Kedua, orang tua harus merawat dan harus mempersiapkan setiap anaknya dengan baik dengan tujuan untuk bisa melayani Tuhan dan untuk menjadi seorang pemimpin kristen. Setelah merawat dan mempersiapkan seorang anak, orang tua juga harus memberi persetujuan kepada anaknya untuk bisa melayani Tuhan. Kepemimpinan kristen tidak dibentuk dengan cara instant, tetapi dibentuk sejak calon pemimpin kristen berusia kanak-kanak.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN YESUS DALAM MATIUS 7:24-29 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMPN 12 KOTA KUPANG Marsi Bombongan Rantesalu; Hesti Arista Dara
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 1, No 1 (2020): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v1i1.22

Abstract

This research examines the learning model used by Jesus when preaching or teaching specifically found in Matthew 7: 24-29. There are several methods that Jesus uses in this section, namely: the lecture method, the method of storytelling and the method of parable. These methods were quite successful in Jesus' teaching as evidenced by the large number of followers who were amazed at him. In this study, we want to find out how the influence of the application of the method Jesus used on student learning outcomes. The method used in this study is a quantitative method with survey techniques. The research population was all of the ninth grade students in SMP Negeri 12 Kota Kupang with a total sample of 30 students. Data analysis was performed using statistical techniques with data analysis processes namely Descriptive Analysis, Test Requirements Analysis and Hypothesis Test. The results showed that the application of the Learning Method used by Jesus in Matthew 7: 24-29 had an effect on student learning outcomes at SMP Negeri 12 Kota Kupang by 40%.
Pendidikan Kristen dalam Gereja Sebagai Dasar dan Sarana Aktualisasi Misi Kristen Paulus Purwoto
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 2, No 1 (2021): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v2i1.62

Abstract

The role of believers and the church in actualizing the mission has a wrong mindset towards the basic concepts of missiology which results in not maximizing the preaching of the good news to others. Some people claim to be Christian but are reluctant to carry out the Great Commission and Paradigm that wrongly denounces the role of believers in evangelizing. For this reason, the church in Christian education is expected to be able to provide understanding to church members to be able to make Christian education the basis and means of evangelism. Using a qualitative descriptive approach, this research can be started by describing the mission and nature of the mission that Christian education must begin with an understanding related to the nature of missiology as the basis and driving force for the mission. Furthermore, the mission in Christian Education must also be a curriculum that is continuously taught to regenerate the Lord's congregation to continue to actualize the mandate of the Great Commission. so that the Church and Mission as a source of actualization can be realized and become the lifestyle of believers as part of the church.AbstrakPeran orang percaya dan gereja dalam mengaktualisasi misi memiliki mindset yang salah terhadap konsep dasar misiologi yang mengakibatkan tidak maksimalnya pemberitaan kabar baik bagi orang lain. Adanya orang yang mengaku Kristen, tetapi enggan untuk melakukan Amanat Agung dan Paradigma yang salah mengakibatkan tidak maksimalnya peran orang percaya dalam menginjil. Untuk itu gereja dalam pendidikan Kristen diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada anggota gereja untuk dapat menjadikan pendidikan Kristen sebagai dasar dan sarana penginjilan. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif penelitian ini dimulai dengan mendeskripsikan misi dan hakikat misi, selanjutnya pendidikan Kristen yang dimulai dengan pengertian yang berkaitan terhadap konsep dasar Misiologi sebagai motivasi atau penggerak dalam melakukan misi. Dan  misi dalam Pendidikan Kristen juga harus menggunakan kurikulum misi yang terus diajarkan untuk meregenerasi jemaat Tuhan untuk terus mengaktualisasi mandat Amanat Agung. sehingga gereja dan misi sebagai sumber Aktualisasi dapat terwujud dan menjadi gaya hidup orang percaya sebagai bagian dari gereja.
Tinjauan Teologis Tentang Pendidikan Kristiani Multikultural Hery Susanto
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 2, No 1 (2021): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v2i1.55

Abstract

Multicultural Christian education is in line with the diversity that exists in Indonesia. Theologically, Christian education contains elements of knowing God which is universal so that it is not only controlled by the Jews. In the Jewish tradition Christian education was intense, but Jesus extended that teaching beyond the boundaries of Jewish culture and tradition. The culture used is the culture of God's kingdom that puts forward the power of God's government in the world and heaven. In every human culture, there is always room for religiosity, and that is what must be taught. The Lord Jesus teaches anyone to be able to know God's Kingdom and His will in human culture. The method used is a literature qualitative research method by comparing various sources of writing related to multicultural Christian education and its implementation in Christian education in Indonesian culture.AbstrakPendidikan kristiani multikultural sangat sesuai dengan keberagaman yang ada di Indonesia. Secara teologis, pendidikan Kristiani mengandung unsur pengenalan akan Tuhan yang universal sehingga bukan hanya dikuasai oleh orang Yahudi saja. Dalam tradisi Yahudi pendidikan kristiani sangan intens, tetapi Yesus mengembangkan pengajaran itu melampaui batasan budaya dan tradisi Yahudi. Budaya yang digunakan adalah budaya kerajaan Allah yang lebih menekankan kuasa pemerintahan Allah di dalam dunia dan di surga. Setiap budaya manusia selalu memberi ruang bagi religiusitas, dan itulah yang harus diajarkan. Tuhan Yesus mengajarkan kepada siapapun untuk dapat mengenal Kerajaan Allah dan kehendak-Nya dalam budaya manusia. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif literature dengan membandingkan berbagai sumber tulisan yang terkait dengan pendidikan kristiani multikultur dan implementasinya dalam pendidikan kristiani dalam budaya masyarakat Indonesia.
Telaah Prinsip Good-Relationship di Dalam Kepemimpinan dan Organisasi Sonny Eli Zaluchu; Mesirawati Waruwu
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 1, No 2 (2020): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v1i2.36

Abstract

AbstractThis research was conducted with a literature study that utilizes concepts, theories, and explanations from primary sources in books, journal papers, and other academic sources. The analysis presented descriptively to explore the principle of "good-relationship," a pattern of relationships created in leadership. The deepening of guides focuses on the efforts that need to be developed by a leader in influencing and functioning optimally for his followers to move together to achieve organizational goals. It can be concluded that transformative leadership is leadership that develops aspects of good-relationship through four main components, namely: leaders who get rid of the practice of fear, leaders who communicate effectively, leaders who are open or transparent, and leaders who are empathetic and listening. All of these components provide strong support for the formation of good-relationship patterns in any organization. Even though it can get affective commitment among followers, it was also found that these four components are an essential part of Christian leadership practice.AbstrakPenelitian ini dilakukan dengan studi literatur yang memanfaatkan konsep, teori dan penjelasan dari sumber-sumber primer berupa buku, paper jurnal dan sumber akademik lainnya. Analisis disajikan secara secara deskriptif untuk mendalami prinsip ‘good-relationship’ sebuah pola hubungan yang tercipta di dalam kepemimpinan. Pendalaman prinsip difokuskan pada usaha yang perlu dikembangkan oleh seorang pemimpin dalam memengaruhi dan berfungsi maksimal terhadap para pengikutnya untuk bergerak bersama-sama mewujudkan tujuan organisasi. Diperoleh kesimpulan bahwa kepemimpinan transformatif adalah kepemimpinan yang mengembangkan aspek good-relationship melalui empat komponen utama yakni: pemimpin yang menyingkirkan psikologi ketakutan, pemimpin yang berkomunikasi efektif, pemimpin yang bersifat terbuka atau transparan dan pemimpin yang bersifat empati dan mendengarkan. Seluruh komponen tersebut ternyata memberikan dukungan kuat bagi terbentuknya pola good-relationship di dalam organisasi manapun. Bahkan melaluinya dapat diperoleh komitmen afektif di kalangan pengikut. Juga ditemukan bahwa keempat komponen ini merupakan bagian penting di dalam praktik kepemimpinan Kristen.
KAJIAN BIBLIKA MENGENAI PENDIDIKAN ANAK DAN HAKIKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Sudiria Hura; Marde Christian Stenly Mawikere
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 1, No 1 (2020): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v1i1.12

Abstract

Abstrak Studi ini merupakan Kajian Biblika Mengenai Pendidikan Anak dan Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini. Pengkajian Alkitab amat penting karena Alkitab menyatakan bahwaanak-anak adalah subyek pelayanan dan masa yang menentukan dalam pengenalan akan Tuhan dan pertumbuhan iman menuju masa dewasa. Pada hakekatnya dalam dunia pendidikan, kategori anak usia dini adalah masa usia emas (golden age) untuk menanamkan nilai-nilai rohani dan pembentukan karakter serta memperkenalkan mereka dengan pengetahuan dan keterampilan dengan sederhana. Adapun penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif yang dibangun dari penelitian literatur, dalam hal ini literature mengenai kajian Alkitab dan kajian teoritis yang berkaitan dengan pendidikan anak usia dini. Hasil studi memperlihatkan bahwa pendekatan proses pembelajaran yang relevan kepada anak usia dini tidak sekedar mengikuti teori-teori pembelajaran sekuler yang cenderung menekankan pengetahuan dan ketrampilans eorang guru/pendidik, kurikulum dan bahan pelajaran atau sarana yang canggih sertafasilitas belajar yang memadai melainkan penting sekaliadanya dasar-dasar FirmanTuhan (Alkitab) yang menjadi pedoman utama. Dengan demikian, satuan PAUD dan para guru dapat mempertimbangkan untuk menggunakan prinsip dan metode yang relevan dengan memberikan penekanan bahwa anak-anak usia dini sebagai subyek pendidikan yang perlu diberikan rangsangan untuk menolong mereka bertumbuh dengan utuh (holistic) baik rohani, karakter, pengetahuan dan keterampilan dalam perspektif Kristen.
Tantangan Mendidik Anak-Anak Pendeta di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) DKI Jakarta Melalui Penerapan Disiplin dan Keteladanan Aby Gayel; Stimson Hutagalung; Rolyana Ferinia
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 2, No 1 (2021): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v2i1.52

Abstract

The purpose of this study is to obtain a description concerning the application of the right discipline influences and the pastor’s role model towards the faithfulness of the pastor’s children to God. This study uses the descriptive method by giving a questionnaire to the pastor’s children whose parents serve as the pastor at the Jakarta Local Conference Seventh Day Adventist Church with 108 samples of pastor’s children aged from 15 years old randomly determined. The results show that most of the pastor’s children had a good perception of the application of the right discipline that must be started early and the role model of the pastors towards the faithfulness of pastor’s children to God. The expected implication is that the pastor and his whole family can be a good example for the church community in particular so as not to be a bad impact on the spiritual growth of the congregation.AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi tentang penerapan disiplin yang benar dan peran keteladanan pendeta terhadap kesetiaan anak-anak pendeta kepada Tuhan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan memberikan angket kepada anak-anak pendeta dimana orang tua mereka melayani di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Konfrens DKI Jakarta dengan sampel 108 orang anak-anak pendeta dengan usia 15 tahun keatas yang ditentukan secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak pendeta memiliki persepsi yang baik mengenai penerapan disiplin yang benar yang harus dimulai sejak dini, dan bahwa pendeta harus menunjukan keteladanan melalui pola hidup bukan hanya melalui pengajaran, sehingga melalui penerapan disiplin yang benar dan peran keteladanan seorang pendeta akan mempengaruhi peningkatan kesetiaan anak-anak pendeta kapada Tuhan. Implikasi yang diharapkan adalah agar pendeta dan seluruh keluarganya dapat menjadi teladan yang baik bagi masyarakat gereja secara khusus agar tidak menjadi dampak buruk bagi pertumbuhan kerohanian jemaat.
Implementasi Model Pembelajaran Beyond Center And Circle Time (BCCT) Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Romini Romini
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 2, No 2 (2021): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan Kristen
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v2i2.66

Abstract

This study aims to improve the quality of education in the integrated Pniel Chiristian Kinderagarten to make it more interesting, child-centred learning, and more creative learning, and more creative learning activities. Through implementation of the Beyond Center and Circle Time (BCCT) learning model, it is hoped that it can improve the quality of education in the integrated Peniel Christian Kindergarten. The research method used was school Action Research (PTS) with teacher six apprentices, an six TOT as the research subjects.  Collecting data through observation, interviews, and documentation in the form of records of child development.  Te study was conducted in three cycles.  The results obtained through interview with 5 Kindergarten teacher of peniel stated that: learning activities are more fun, children are more creative and play according to their interests, and children tend to want to try every variety of play facilitatated by the teacher.  Children are seen to be more independent because they do their own activities and children prefer to play in the center, so that children can develop their creativity.  Teachers are also motivated to facilitate in preparing various games, develop children ‘s intellgence based on multiple intelegences, teachers focus more on center, so that it is more fun.   Paring various games, develop children’s intelligence based on multiple intelligences, teachers focus more on one center, so that it is more fun to accompany children ti learn, can make objects around them as a means of learning while playing. The central learning room is equipped with appropriate and supportive play, facilities.  From the 12 training participants stated: through the implementation of learning with beyond Center and circle Time (BCCT), the quality of education in the integrated Pniel Chritian Kindergarten can be increased, so that the Integrated Pniel Christian Kindergarten is chosen to be a Kindergarten pilot at the PESAT Foundation and become a training ground for PESAT kindergarten teachers.  AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di TK Kristen Pniel Terpadu agar makin menarik, pembelajaran berpusat pada anak, dan kegiatan pembelajaran makin kreatif.   Melalui Implementasi model pembelajaran Beyond Center and Circle Time (BCCT) di harapkan dapat meningkatkan kualitas Pendidikan di TK Kristen Pniel Terpadu. Metode penelitian digunakan dengan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dengan subyek penelitian lima guru, enam peserta magang, dan enam peserta peserta TOT. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi berupa catatan perkembangan anak.  Penelitian dilakukan dengan tiga siklus hasil yang diperoleh melalui wawancara kepada 5 guru TK Pniel menyatakan bahwa: kegiatan pembelajaran semakin menyenangkan, anak lebih kreatif dan bermain sesuai minatnya, dan anak cenderung ingin mencoba setiap ragam main yang difasilitasi guru.  Anak lebih terlihat kemandiriannya karena melakukan kegiatan sendiri dan anak lebih senang bermain di sentra, sehingga anak dapat mengembangkan kreatifitasnya. Guru pun termotivasi untuk memfasilitasi dalam menyiapkan ragam permainan, mengembangkan kecerdasan anak berdasarkan kecerdasan majemuk, guru lebih fokus di satu sentra, sehingga lebih asyik dalam mendampingi anak belajar, dapat menjadikan benda-benda yang ada disekitar sebagai sarana belajar sambil bermain, ruang belajar/sentra diperlengkapi dengan sarana main yang sesuai dan mendukung. Dari 12  orang peserta training  menyatakan: melalui penerapan pembelajaran dengan  Beyond Center and Circle Time (BCCT) maka kualitas pendidikan di TK Kristen Pniel Terpadu dapat meningkat, sehingga TK Kristen Pniel Terpadu dipilih menjadi TK percontohan di Yayasan PESAT dan menjadi tempat pelatihan para-guru TK PESAT.

Page 4 of 11 | Total Record : 101