cover
Contact Name
Frets Keriapy
Contact Email
fretskeriapy1106@gmail.com
Phone
+6282138755314
Journal Mail Official
jurnaledulead@gmail.com
Editorial Address
RT 09 RW 01, Desa Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang - Jawa Tengah
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership
ISSN : 2722645X     EISSN : 27225658     DOI : 10.47530
Core Subject : Religion, Education,
EDULEAD merupakan wadah publikasi ilmiah hasil penelitian di bidang Pendidikan Agama Kristen, Pendidikan Anak Usia Dini dan Kepemimpinan Kristen, bagi para dosen di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Kristen Terpadu PESAT, Salatiga, dan institusi lain yang memiliki bidang kajian yang serupa. Selanjutnya yang menjadi fokus dan jangkauan dari EDULEAD adalah: Pendidikan Agama Kristen Pendidikan Anak Usia Dini Kepemimpinan Kristen Kepemimpinan Anak. Dalam jurnal EDULEAD yang menjadi fokus dan jangkauan penelitian adalah: 1. Pendidikan Agama Kristen 2. Pendidikan Anak Usia Dini 3. Kepemimpinan Kristen 4. Kepemimpinan Anak
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 101 Documents
Strategi Pelayanan Guru Sekolah Minggu Bagi Pertumbuhan Rohani Anak Mikha Agus Widiyanto; Nostry Nostry
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 2, No 2 (2021): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan Kristen
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v2i2.83

Abstract

Sunday school teachers have an important role in the children's spiritual formation. Through the right ministry strategy, children could be guided to grow in their spiritual life. This study aimed to examine the effective Sunday school teacher service strategies in increasing the children's spiritual growth. The method used in this research was correlational. The research was conducted at the Indonesian Gospel Kemah Church, Kombeng District and Telen District, East Kutai District. The results showed that the Sunday school teacher service strategy had a significant effect on children's spiritual growth. Through child-centered learning and teaching creatively the Word of God have an impact on children's spiritual growth and improvement
Tinjuan Teologi Kepemimpinan Berhati Hamba Menurut Filipi 2:1-11 Bagi Pembentukan Karakter Jemaat Paulus Kunto Baskoro
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 2, No 2 (2021): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan Kristen
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v2i2.68

Abstract

Leadership is very important. Leadership will grealty affect all aspects of the movement in God’s church. Good leadership will produce an extraornidary movement, but if leadership is not good, it will bring decline in a church. God gives trust to church leaders to bring every church to be more advanced and fruitful for the Kingdom of God. Leadership also affects the character of the congreation. God longs for every congregation in God’s church to have a Christ-like character. But the problem that arises in a leadership is when someone gets trusted to lead in a church, tends to be authoritarian and arbitratry. Do not base leadership with a servant’s heart. The context of this discussion is focused on the example of Jesus in Philippians 2:1-11 who truly has the character of a servant’s heart ministry in the world. This research uses a descriptive literature method, which is to learn about the Theological Review of Servant Leadership According to Philippians 2:1-11 For Congregational Character Building from the point of view of the truth of God’s Word, because the Bible is the standard of life for believers. The aim is that trough this writing, First, servant-hearted leadership becomes the lifestyle of every Christian leader. Second, Christian leaders can impart a good example to every believer according to the example of Jesus. Third, the character of the congregation is getting better. Fourth, God’s church grows to the maximum and can produce futher spiritual leaders who have a servant’s heart.AbstrakKepemimpinan adalah hal yang sangat penting. Kepemimpinan akan sangat mempengaruhi seluruh aspek kegerakan dalam gereja Tuhan. Kepemimpinan yang baik akan menghasilkan sebuah gerakan yang luar biasa, namun jika kepemimpinan tidak baik, maka akan membawa kemunduran dalam sebuah gereja. Tuhan memberikan kepercayaan kepada para pemimpin gereja untuk membawa setiap gereja menjadi makin lebih maju dan berbuah bagi Kerajaan Allah. Kepemimpinan juga memengaruhi karakter jemaat. Tuhan merindukan setiap jemaat yang ada dalam gereja Tuhan memiliki karakter yang seperti Kristus. Namun problem yang muncul dalam dalam sebuah kepemimpinan adalah ketika seseorang mendapat kepercayaan memimpin dalam sebuah gereja, cenderung otoriter dan semena-mena. Tidak mendasarkan kepemimpinan dengan hati hamba. Konteks pembahasan ini difokuskan kepada teladan Yesus dalam Filipi 2:1-11 yang sungguh memiliki karakter hati hamba dalam pelayanan di dunia. Penelitian ini menggunakan metode diskritif literatur, yaitu mempelajari tentang pribadi Tinjauan Teologis Kepemimpinan Berhati Hamba Menurut Filipi 2:1-11 Bagi Pembentukan Karakter Jemaat dari sudut pandang kebenaran Firman Tuhan, sebab Alkitab adalah standart kehidupan orang percaya. Tujuannya supaya lewat penulisan ini yaitu Pertama, kepemimpinan berhati hamba menjadi gaya hidup setiap pemimpin Kristen. Kedua, pemimpin Kristen dapat mengimpartasikan teladan yang baik bagi setiap orang percaya sesuai dengan teladan Yesus. Ketiga, karakter jemaat menjadi lebih baik. Keempat, gereja Tuhan bertumbuh dengan maksimal dan bisa memunculkan pemimpin-pemimpin rohani selanjutnya yang memiliki hati hamba.
Pendidikan Agama Kristen dan Tuntutan Kualitas SDM Menghadapi Persaingan Masyarakat Global Ahmad Tabrani; Ida Destariana Harefa
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 2, No 2 (2021): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan Kristen
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v2i2.82

Abstract

This research was conducted with a literature review that fully searches for literary sources such as book, research journals related to research topics and several articles and news sources. The analysis is presented descriptively to discuss the condition of Indonesia’s human resources in the midst of changing times and how Christian education can contribute to build innovative human resources. The conclusion is that Christian education not only emphasizes Christian dogmas, but must be able to bring students to understand their vocation and role in society. Christian education not only shapes the character of students, but must develop the potential in students. This can be done if educators see and treat students as individuals who have large amount of potential to be discovered, grateful for and developed. The learning process that is indoctrination must begin to be abandoned and replaced with a learning process that helps students to search and find knowledge. Christian education that applies an empowering learning process by training high-level thinking patterns where the thinking process is analytical, evaluative and creative thinking. Thus students are prepared to have the ability to innovate.
Kepemimpinan Kaum Minoritas: Analisis Teks Keluaran 1-2 Panca Parulian S.
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 2, No 2 (2021): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan Kristen
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v2i2.80

Abstract

Leadership always looks at three main aspects: the leader, the follower, and the situation. These three aspects also make leadership theory always tested in new contexts so that experts continue to seek which leadership theory is most effective in specific contexts. This has the consequence of the dominance of research related to leadership in the organizational context, which is also seen in Christian leadership studies in constructing Christian leadership. Analysis of Christian leadership usually focuses on God and one particular character. This article explains that at least three main aspects are needed to examine Christian leadership: theological, leadership process, and reflective. This article offers to read the text in its entirety and pay attention to each of the roles involved. Reading the text of Exodus 1-2 finds the leadership of the minority against the rulers, namely the midwives and Moses: creative disobedience and the death of a vision. Thorough leadership analysis is needed in building Christian leadership. Abstrak Kepemimpinan selalu melihat tiga aspek utama: pemimpin, pengikut, dan situasi. Tiga aspek itu juga yang membuat teori kepemimpinan selalu diuji dalam konteks yang selalu baru, sehingga para ahli terus mengupayakan teori kepemimpinan mana yang paling efektif dalam konteks tertentu. Hal itu memberikan konsekuensi dominasi penelitian terkait kepemimpinan dalam konteks organisasi terlihat juga dalam penelitian-penelitian kepemimpinan Kristen dalam mengonstruksi kepemimpinan Kristen. Analisis kepemimpinan Kristen biasanya terfokus pada Allah dan satu tokoh tertentu saja. Artikel ini memberikan pemahaman setidaknya diperlukan tiga aspek utama untuk mengkaji kepemimpinan Kristen: teologis, proses kepemimpinan, dan reflektif. Artikel ini menawarkan untuk membaca teks secara menyeluruh dan memerhatikan setiap peran yang terlibat. Pembacaan teks Keluaran 1-2 menemukan kepemimpinan dari kaum minoritas terhadap penguasa, yakni para bidan-bidan dan Musa: creative disobedience dan the death of vision. Analisis kepemimpinan yang menyeluruh diperlukan dalam membangun kepemimpinan Kristen.
Dari Spiritualitas Kepada Moralitas: Pelajaran Kepemimpinan Dari Kehidupan Yusuf Fredy Simanjuntak; Irfan Feriando Simanjuntak; Fransiskus Irwan Widjaja; Yudhy Sanjaya; Johannes Tarigan
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 2, No 2 (2021): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan Kristen
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v2i2.79

Abstract

In the History of Ancient leadership, the Old Testament is a collection of books containing narratives with the largest collection of leadership case studies ever written. The author observes the significance of biblical leadership found throughout scripture because it is rooted in the way God chose to work with mankind. However, the role of leadership is undeniably determining the welfare and glory of those they lead. In this study, the author tries to specifically examine Yusuf's leadership. A leadership pattern that is widely discussed because it is full of spiritual and moral dimensions. The purpose of this study is to provide a historical analysis of (1) Spirituality and morality in Yusuf's leadership. (2) Application of Joseph's Leadership Experience to the Church Today? The method used is descriptive analysis in the book of Genesis 37-50. The result of this research is that Yusuf's leadership can be a model as a good lesson not only for individuals in leadership positions but for all those who want to improve their character.AbstrakDalam Sejarah kepemimpinan Kuno, kitab Perjanjian Lama merupakan kumpulan kitab yang berisi narasi dengan berbagai kumpulan studi kasus kepemimpinan terbesar yang pernah ditulis. Penulis mengamati signifikansi kepemimpinan alkitabiah ditemukan di seluruh kitab suci karena berakar pada cara Allah memilih untuk bekerja dengan umat manusia. Bagaimanapun peranan kepemimpinan tidak terbantahkan menentukan perihal kesejahteraan maupun kejayaan mereka yang dipimpin. Dalam Penelitian ini penulis mencoba untuk mengkaji secara khusus kepemimpinan Yusuf. Suatu pola kepemimpinan yang banyak dibicarakan karena sarat akan dimensi spiritual dan moralnya. Tujuan penelitian ini untuk memberikan analisis historis mengenai (1) Spiritualitas dan moralitas dalam kepemimpinan Yusuf. (2) Aplikasi dari Pengalaman Kepemimpinan Yusuf Bagi Gereja Di Masa Kini. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif pada kitab Kejadian 37-50. Hasil penelitian ini adalah kepemimpinan Yusuf menjadi model berharga sebagai pelajaran yang baik bukan hanya bagi individu dalam posisi kepemimpinan tetapi semua orang yang ingin meningkatkan karakter mereka.
Upaya Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Pembentukan Karakter Remaja Di Masa Pandemi Covid-19 Astrid Maryam Yvonny Nainupu; I Putu Ayub Darmawan
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 2, No 2 (2021): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan Kristen
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v2i2.75

Abstract

The Covid-19 Pandemic period hit Indonesia and affected the learning system in schools. Schools should run distance education. This makes it difficult for teachers in schools, including Christian Religious Education Teachers, to educate children so that their character is formed. The focus of this paper is the efforts of Christian Religious Education Teachers to shape the character of teenagers during the Covid-19 pandemic. The writing uses library research methods and Bible interpretation to provide ideas about efforts to build the character of teenagers during the pandemic. These efforts include making a teaching curriculum based on Bible teaching both doctrinally and practically, which focuses explicitly on the fruit of the Spirit in this discussion. Then apply creative learning methods based on information technology. Teachers can also take an enthusiastic approach to teenagers and become trusted friends simultaneously and guide them based on the truth of God's Word. Teachers also establish communication and provide parenting classes for parents so that parents also have the provision to shape the character of Christ in their children.AbstrakMasa Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan memengaruhi  sistem pembelajaran di sekolah. Sekolah harus menjalankan pendidikan jarak jauh. Hal ini menyulitkan para guru di sekolah, termasuk guru Pendidikan Agama Kristen yang tugasnya mendidik anak-anak agar karakter mereka dibentuk. Fokus dari penulisan ini adalah usaha guru Pendidikan Agama Kristen untuk membentuk karakter anak remaja di masa pandemi Covid-19. Penulisan menggunakan metode penelitian pustaka sehingga dapat memberikan gagasan tentang upaya pembentukan karakter anak remaja tetap dapat dilakukan di masa pandemi. Usaha itu antara lain membuat kurikulum pengajaran yang berdasarkan pada pengajaran Alkitab baik secara doktrinal dan praktika yang secara khusus dalam pembahasan penulisan ini berfokus pada buah Roh. Kemudian menerapkan metode pembelajaran yang kreatif yang berbasis teknologi informasi. Guru juga dapat melakukan pendekatan secara intens kepada anak remaja dan menjadi sahabat yang dapat dipercaya sekaligus serta dapat membimbing mereka berdasarkan kebenaran Firman Tuhan. Guru juga menjalin komunikasi dan menyediakan kelas-kelas parenting bagi para orang tua sehingga orang tua juga memiliki bekal untuk membentuk karakter Kristus dalam diri anak mereka.
Strategi Pembelajaran Berbasis Motivasi Nelly Nelly
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 2, No 2 (2021): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan Kristen
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v2i2.63

Abstract

One of the teacher's duties is teaching. In order for learning to be carried out well and achieve the expected results, serious and thorough planning is required. Therefore, teachers must master various kinds of learning strategies that are able to create a conducive, effective and efficient learning atmosphere in achieving learning objectives. Learning strategies need to be supported by the motivation of students. The teacher needs to provide a stimulus so that it can generate intrinsic motivation (from within students) and extrinsic (from outside students) so that students want to continue learning, want to excel and want to know the next lesson. Students who are motivated will be able to learn with or without a teacher, are also able to study anywhere and anytime with diligent behavior and hard work to realize their expectations.AbstrakSalah satu tugas guru adalah mengajar. Agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan mencapai hasil yang diharapkan, dibutuhkan perencanaan yang serius dan matang. Oleh karenanya, guru harus menguasai berbagai macam strategi pembelajaran yang mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif, efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran perlu didukung oleh motivasi peserta didik. Guru perlu memberikan stimulus agar dapat memunculkan motivasi intrinsik (dari dalam diri peserta didik) maupun ekstrinsik (dari luar peserta didik) sehingga siswa ingin terus belajar, ingin berprestasi dan ingin mengetahui pelajaran berikutnya. Peserta didik yang memiliki motivasi akan mampu belajar dengan atau tanpa guru, juga mampu belajar di mana saja dan kapan saja dengan perilaku yang tekun dan kerja keras untuk mewujudkan harapan mereka.
Politik Perang Literasi: Sejarah Pendidikan Kristen Elia Tambunan
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 2, No 2 (2021): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan Kristen
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v2i2.81

Abstract

Innocently, there are scholars of Christian education who see Christian history as clean of political interests an sich. The impact is bad. They have no political analysis competence. In fact, the praxis of education is intertwined with politics. With historical data around the early centuries of Roman Christianity (90-500 A.D), and with historiographical research, it was found that Christian educators also played literacy politics. Paul’s writings in New Testament theology, the works of the Bishops, Presbyters, and Deacons, particularly the Roman West and Byzantine East regions under the persecution of several emperors had political tones. The literacy war is the determinant of success in penetrating teachings into the palace circle. Christianity succeeded in overthrowing the ideology of Romanism. Caesar is the guarantee of the freedom of believers in Christ, saving lives from massacre. This paper proposes that learning of political competence and educational literacy are very important at the level of Christian religious higher education and society.AbstrakDengan polos, ada saja sarjana Pendidikan Kristen yang melihat sejarah agama Kristen bersih dari kepentingan politik secara an sich. Akibatnya buruk. Mereka tidak punya kecakapan analisis politik. Padahal, praksis pendidikan saling menganyam dengan politik. Dengan data sejarah di seputar abad awal kekristenan Romawi (tahun 90-500), dan dengan penelitian historiografi, ditemukan bahwa pendidik Kristen juga memainkan politik literasi. Tulisan Paulus dalam teologi Perjanjian Baru, karya Para Bishop, Presbiter, dan Diaken khususnya wilayah Barat Romawi dan wilayah Timur Bizantium di bawah persekusi beberapa emperor bertonasi politik. Perang literasi menjadi penentu sukses dalam melakukan penetrasi ajaran ke dalam lingkaran istana. Kekristenan sukses menumbangkan ideologi Romanisme. Kaisar adalah jaminan kebebasan orang beriman kepada Kristus, meluputkan nyawa dari pembantaian. Tulisan ini mengusulkan pembelajaran kecakapan politik dan literasi pendidikan sangat penting di aras pendidikan tinggi keagamaan Kristen dan masyarakat.
Masa Muda Masa Indah; Menghadapi Tantangan Bersama Tuhan Hasahatan Hutahaean
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 2, No 2 (2021): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan Kristen
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v2i2.69

Abstract

Coaching for young people is an investment in the future for a nation, religion, church, and also the future of the world of education. Neglect for the formation of youth means sowing the seeds of destruction in the future. On the one hand, although giving attention and coaching to young people regularly if the content of the coaching material is not based on essence truth and based on Bible truth, this will also result in a misguided future in the nation, religion, church as well as in the world of education. The consequences of that mistake would have to be paid dearly in the future. Therefore it can be said that errors in understanding result in errors in practice. This book gives serious attention to this field by presenting Bible facts ranging from ethics, Christian education to the use of internet media among young people. Understanding the contents of this book will provide true insight on how to give attention and guidance to young people for a bright futureAbstrakGereja memberikan perhatian pada pendidikan anak dan diwujudkan dalam bentuk pembinaan kategorial anak, pra-remaja, remaja dan dewasa. Hal ini bertujuan agar anak bertumbuh dalam kerohanian yang baik dan benar dan lebih takut pada Tuhan daripada takut pada sesama maupun falsafah hidup dunia yang tidak sesuai dengan pengajaran Alkitab. Buku ini memberikan panduan yang praktis dan mudah dimengerti bagi siapa saja yang terlibat dalam pembinaan kaum muda baik di Gereja maupun komunitas-komunitas dengan basis kaum muda. Penulis Buku biasanya menulis dengan memakai banyak contoh kasus yang telah ada, kemudian menggali Alkitab yang sesuai dengan topik sedang dibahas (studi kasus biasanya sampai 5 kasus), kemudian memberikan pengajaran yang menjadi pokok perhatian penulis. Ada enam belas topik yang dipaparkan penulis dalam buku ini dimana semuanya sangat penting dalam pendidikan agama kristen untuk kategorial anak hingga dewasa. Buku ini cocok untuk pemimpin yang memberikan perhatian dan upayanya untuk membentuk anak menjadi pemimpin masa depan yang tangguh.
Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak Generasi Alfa dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Canny Christine; Karnawati Karnawati; Debora Nugrahenny C
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 2, No 2 (2021): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan Kristen
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v2i2.77

Abstract

Generation Alfa is the generation born in 2010 to 2025 where technological developments have advanced so that everything can be obtained easily. However, children's enjoyment of gadgets causes children to become more self-centered, anti-social and less confident, making it difficult to get along directly and difficult to be sensitive to other people's feelings and withdraw from social groups. In this case, the family has the task of laying the foundation for children's education, including providing basic social education. This study aims to determine the description of children's social skills and parenting patterns of Generation Alpha children (aged 7-10 years) at the Banyumanik Indonesian Baptist Church. This study uses a qualitative design as an approach that fits the existing problems. Based on the results of the study, it was found that most of the children had social skills towards themselves, others, and academic success. Meanwhile, social skills towards the home environment are still minimal. In terms of parenting, most parents apply democratic parenting which includes love, discipline, teaching, and role models. Abstrak Generasi Alfa adalah generasi yang lahir pada tahun 2010 hingga tahun 2025 di mana perkembangan teknologi sudah maju sehingga segala sesuatu dapat diperoleh dengan mudah. Akan tetapi kesenangan anak dengan gawai menyebabkan anak menjadi pribadi yang lebih mementingkan diri sendiri, anti-sosial dan kurang percaya diri sehingga sulit untuk bergaul secara langsung serta sulit untuk peka terhadap perasaan orang lain serta menarik diri dari kelompok sosial. Dalam hal ini, keluarga memiliki tugas sebagai peletak dasar bagi pendidikan anak termasuk memberikan pendidikan dasar sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keterampilan sosial anak dan pola asuh orang tua anak Generasi Alfa (usia 7-10 tahun) di Gereja Baptis Indonesia Banyumanik. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif sebagai pendekatan yang sesuai dengan permasalahan yang ada. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa sebagian besar anak telah memiliki keterampilan sosial terhadap diri sendiri, orang lain, dan keberhasilan akademik. Sedangkan keterampilan sosial terhadap lingkungan rumah masih minim. Dari segi pola asuh, sebagian besar orang tua menerapkan pola asuh demokratis yang di dalamnya meliputi kasih, disiplin, pengajaran, dan teladan.

Page 5 of 11 | Total Record : 101