cover
Contact Name
Frets Keriapy
Contact Email
fretskeriapy1106@gmail.com
Phone
+6282138755314
Journal Mail Official
jurnaledulead@gmail.com
Editorial Address
RT 09 RW 01, Desa Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang - Jawa Tengah
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership
ISSN : 2722645X     EISSN : 27225658     DOI : 10.47530
Core Subject : Religion, Education,
EDULEAD merupakan wadah publikasi ilmiah hasil penelitian di bidang Pendidikan Agama Kristen, Pendidikan Anak Usia Dini dan Kepemimpinan Kristen, bagi para dosen di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Kristen Terpadu PESAT, Salatiga, dan institusi lain yang memiliki bidang kajian yang serupa. Selanjutnya yang menjadi fokus dan jangkauan dari EDULEAD adalah: Pendidikan Agama Kristen Pendidikan Anak Usia Dini Kepemimpinan Kristen Kepemimpinan Anak. Dalam jurnal EDULEAD yang menjadi fokus dan jangkauan penelitian adalah: 1. Pendidikan Agama Kristen 2. Pendidikan Anak Usia Dini 3. Kepemimpinan Kristen 4. Kepemimpinan Anak
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 101 Documents
Book Review: Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan Mawikere, Marde Christian Stenly
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 1, No 2 (2020): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v1i2.49

Abstract

AbstractThe development of education displayed by the rapid growth in science and technology has become a tremendous blessing and benefit for humans and the universe. However, this is not directly proportional to the attitudes, emotions and dispositions of humans who are held hostage in various evil behaviors that harm fellow humans and the universe. This is realized because there is an imbalance between education which only emphasizes wisdom or controls the human brain, but is not accompanied by the formation of spirituality, character building and life experiences that are consistent with what is learned rationally. Awareness of the significance and urgency of character education in Indonesia, this book was born to revive the importance of the world and nuances of education that touch humans as a whole with the concept of moral, moral attitude, and moral behavior in human self. Thus, it will stimulate the world of education to pay attention to human transformation holistically.AbstrakPerkembangan pendidikan yang ditampilkan dengan pertumbuhan pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi berkat dan manfaat yang dahsyat bagi manusia dan alam semesta. Akan tetapi hal itu tidak berbanding lurus dengan sikap, emosi dan watak manusia yang tersandera dalam berbagai perilaku kejahatan yang merugikan sesama manusia dan alam semesta. Hal ini disadari oleh karena adanya ketimpangan antara pendidikan yang hanya menekankan hikmat atau mengasa otak manusia, namun tidak dibarengi dengan formasi spiritualitas, pembentukan karakter dan pengalaman hidup yang konsisten dengan apa yang dipelajari secara rasional. Kesadaran akan siginifikansi dan urgensi pendidikan karakter di Indonesia, maka buku ini lahir untuk membangkitkan kembali pentingnya dunia dan nuansa pendidikan yang menyentuh manusia secara utuh dengan konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral feeling), dan perilaku moral (moral attitude) dalam diri manusia.  Dengan demikian akan merangsang dunia pendidikan untuk memperhatikan transformasi manusia secara holistik.
Peran Elkana dan Hana terhadap Masa Kecil Samuel: Tahap Awal Mencetak Pemimpin Kristen Prabowo, Wisnu
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 1, No 2 (2020): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v1i2.39

Abstract

AbstractChristian leadership is an important thing that must be prepared properly. Christian values must be a value that differentiates them from other leadership values. A Christian leader is not just an ordinary leadership role. Christian leaders must also be able to prepare a leadership successor. In the leadership of Imam Eli, Samuel was the successor to the leadership chosen by God. Samuel was a stranger to Imam Eli, but God prepared Samuel to be the successor of Imam Eli's leadership. This study is a qualitative study using the literature study method. This study examines the attitudes and roles of Elkanah and Hannah as parents in Samuel's childhood life. The results obtained are: First, parents who are obedient and loyal to God have an important role in the early stages of forming a Christian leader. Second, parents must take care and must prepare each child properly in order to be able to serve God and to become a Christian leader. After caring for and preparing a child, parents must also give consent for their child to serve God. Christian leadership is not formed in an instant way, but is formed when prospective Christian leaders are young.AbstrakKepemimpinan kristen adalah hal penting yang harus dipersiapkan dengan baik. Nilai-nilai kekristenan harus menjadi nilai yang membedakan dengan nilai kepemimpinan yang lainnya. Seorang pemimpin kristen bukan hanya sekedar menjalankan peran kepemimpinan yang biasa saja. Pemimpin kristen juga harus mampu menyiapkan seorang penerus kepemimpinan. Di dalam kepemimpinan Imam Eli, Samuel adalah penerus kepemimpinan yang dipilih Tuhan. Samuel adalah orang asing bagi Imam Eli, tetapi Tuhan menyiapkan Samuel untukbisa menjadi penerus kepemimpinan Imam Eli. Kajian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode studi pustaka. Kajian ini meneliti sikap dan peran Elkana dan Hana sebagai orang tua di dalam kehidupan masa kanak-kanak Samuel. Hasil kajian yang diperoleh adalah: Pertama, orang tua yang taat dan setia kepada Tuhan mempunyai peran penting di dalam tahap awal pembentukan seorang pemimpin kristen. Kedua, orang tua harus merawat dan harus mempersiapkan setiap anaknya dengan baik dengan tujuan untuk bisa melayani Tuhan dan untuk menjadi seorang pemimpin kristen. Setelah merawat dan mempersiapkan seorang anak, orang tua juga harus memberi persetujuan kepada anaknya untuk bisa melayani Tuhan. Kepemimpinan kristen tidak dibentuk dengan cara instant, tetapi dibentuk sejak calon pemimpin kristen berusia kanak-kanak.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN YESUS DALAM MATIUS 7:24-29 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMPN 12 KOTA KUPANG Rantesalu, Marsi Bombongan; Dara, Hesti Arista
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 1, No 1 (2020): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v1i1.22

Abstract

This research examines the learning model used by Jesus when preaching or teaching specifically found in Matthew 7: 24-29. There are several methods that Jesus uses in this section, namely: the lecture method, the method of storytelling and the method of parable. These methods were quite successful in Jesus' teaching as evidenced by the large number of followers who were amazed at him. In this study, we want to find out how the influence of the application of the method Jesus used on student learning outcomes. The method used in this study is a quantitative method with survey techniques. The research population was all of the ninth grade students in SMP Negeri 12 Kota Kupang with a total sample of 30 students. Data analysis was performed using statistical techniques with data analysis processes namely Descriptive Analysis, Test Requirements Analysis and Hypothesis Test. The results showed that the application of the Learning Method used by Jesus in Matthew 7: 24-29 had an effect on student learning outcomes at SMP Negeri 12 Kota Kupang by 40%.
Telaah Prinsip Good-Relationship di Dalam Kepemimpinan dan Organisasi Zaluchu, Sonny Eli; Waruwu, Mesirawati
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 1, No 2 (2020): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v1i2.36

Abstract

AbstractThis research was conducted with a literature study that utilizes concepts, theories, and explanations from primary sources in books, journal papers, and other academic sources. The analysis presented descriptively to explore the principle of "good-relationship," a pattern of relationships created in leadership. The deepening of guides focuses on the efforts that need to be developed by a leader in influencing and functioning optimally for his followers to move together to achieve organizational goals. It can be concluded that transformative leadership is leadership that develops aspects of good-relationship through four main components, namely: leaders who get rid of the practice of fear, leaders who communicate effectively, leaders who are open or transparent, and leaders who are empathetic and listening. All of these components provide strong support for the formation of good-relationship patterns in any organization. Even though it can get affective commitment among followers, it was also found that these four components are an essential part of Christian leadership practice.AbstrakPenelitian ini dilakukan dengan studi literatur yang memanfaatkan konsep, teori dan penjelasan dari sumber-sumber primer berupa buku, paper jurnal dan sumber akademik lainnya. Analisis disajikan secara secara deskriptif untuk mendalami prinsip ‘good-relationship’ sebuah pola hubungan yang tercipta di dalam kepemimpinan. Pendalaman prinsip difokuskan pada usaha yang perlu dikembangkan oleh seorang pemimpin dalam memengaruhi dan berfungsi maksimal terhadap para pengikutnya untuk bergerak bersama-sama mewujudkan tujuan organisasi. Diperoleh kesimpulan bahwa kepemimpinan transformatif adalah kepemimpinan yang mengembangkan aspek good-relationship melalui empat komponen utama yakni: pemimpin yang menyingkirkan psikologi ketakutan, pemimpin yang berkomunikasi efektif, pemimpin yang bersifat terbuka atau transparan dan pemimpin yang bersifat empati dan mendengarkan. Seluruh komponen tersebut ternyata memberikan dukungan kuat bagi terbentuknya pola good-relationship di dalam organisasi manapun. Bahkan melaluinya dapat diperoleh komitmen afektif di kalangan pengikut. Juga ditemukan bahwa keempat komponen ini merupakan bagian penting di dalam praktik kepemimpinan Kristen.
KAJIAN BIBLIKA MENGENAI PENDIDIKAN ANAK DAN HAKIKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Hura, Sudiria; Mawikere, Marde Christian Stenly
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 1, No 1 (2020): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v1i1.12

Abstract

Abstrak Studi ini merupakan Kajian Biblika Mengenai Pendidikan Anak dan Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini. Pengkajian Alkitab amat penting karena Alkitab menyatakan bahwaanak-anak adalah subyek pelayanan dan masa yang menentukan dalam pengenalan akan Tuhan dan pertumbuhan iman menuju masa dewasa. Pada hakekatnya dalam dunia pendidikan, kategori anak usia dini adalah masa usia emas (golden age) untuk menanamkan nilai-nilai rohani dan pembentukan karakter serta memperkenalkan mereka dengan pengetahuan dan keterampilan dengan sederhana. Adapun penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif yang dibangun dari penelitian literatur, dalam hal ini literature mengenai kajian Alkitab dan kajian teoritis yang berkaitan dengan pendidikan anak usia dini. Hasil studi memperlihatkan bahwa pendekatan proses pembelajaran yang relevan kepada anak usia dini tidak sekedar mengikuti teori-teori pembelajaran sekuler yang cenderung menekankan pengetahuan dan ketrampilans eorang guru/pendidik, kurikulum dan bahan pelajaran atau sarana yang canggih sertafasilitas belajar yang memadai melainkan penting sekaliadanya dasar-dasar FirmanTuhan (Alkitab) yang menjadi pedoman utama. Dengan demikian, satuan PAUD dan para guru dapat mempertimbangkan untuk menggunakan prinsip dan metode yang relevan dengan memberikan penekanan bahwa anak-anak usia dini sebagai subyek pendidikan yang perlu diberikan rangsangan untuk menolong mereka bertumbuh dengan utuh (holistic) baik rohani, karakter, pengetahuan dan keterampilan dalam perspektif Kristen.
Studi Tentang Perkembangan Kesabaran Anak 4-5 Tahun Melalui Budaya Antre di TK Bina Kasih Terpadu Syukbertien Kariani Lombu; Eny Suprihatin
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 1, No 2 (2020): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v1i2.31

Abstract

AbstractThe research entitled The Study of the Development of Patience of Children 4-5 Years through Queuing Culture at Bina Kasih Terpadu Kindergarten, Rumah Sumbul Village, Sibolangit District, Deli Serdang Regency, North Sumatra Province, aims to explore the results of queuing cultural habituation for Kindergarten A students in terms of development. patience. This type of research is field research (field research) using qualitative descriptive methods, which try to reveal the facts as they are. Qualitative research is an indepth study. Field research steps were carried out using descriptive data in the form of written and spoken words, observations of behavior and phenomena. Qualitative research emphasizes the meaning, reasoning, and definition of certain situations in certain contexts. Researching everyday life. The study was conducted on 9 children. From observations, it appears that children push each other and overtake when getting off the school bus, push friends when shaking hands with the teacher, place shoes carelessly on the shelf when entering class, run while washing their hands and run around on the bus when they come home from school. Therefore it is interesting to study the development of patience for children aged 4-5 years through the habit of queuing. Data were collected through observation, interviews and documentation. The habit of queuing starts at 08:00 WIB when the children get off the bus, at 08:30 WIB when entering class, at 10:30 WIB when washing their hands and at 11:00 WIB when the children take the bus back home. The results showed that through habituation queuing was able to develop patience in Bina Kasih Terpadu Kindergarten children group A. The conclusion was that children's patience could be developed through habituation. In this case it is the cultural habituation of queuing.AbstrakPenelitian dengan judul Studi Tentang Perkembangan Kesabaran Anak 4-5 Tahun Melalui Budaya Antre di TK Bina Kasih Terpadu, Desa Rumah Sumbul, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, bertujuan untuk mendalami hasil pembiasaan budaya antre bagi siswa TK A dalam hal perkembangan kesabaran. Jenis penelitian ini adalah Penelitian lapangan (field research) menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang berusaha mengungkapkan fakta apa adanya. Penelitian kualitatif merupakan penyelidikan mendalam (indepth study). Dilakukan langkah-langkah penelitian lapangan menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan, pengamatan perilaku serta fenomena-fenomena. Penelitian kualitatif memberikan penekanan pada makna, penalaran, definisi situasi tertentu dalam konteks tertentu. Meneliti kehidupan sehari-hari. Penelitian dilakukan pada 9 anak. Dari pengamatan tampak anak saling dorong dan mendahului saat turun dari bus sekolah, mendorong teman saat bersalaman dengan guru, meletakkan sepatu dengan sembarangan di rak ketika masuk kelas, berlari saat mencuci tangan dan berlarian naik bus saat pulang sekolah. Oleh sebab itu menarik untuk diteliti perkembangan kesabaran anak usia 4-5 tahun melalui pembiasaan antre. Data dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Pembiasaan antre dilakukan mulai jam 08:00 WIB saat anak-anak turun dari bus, jam 08:30 WIB saat masuk dalam kelas, jam 10:30 WIB saat mencuci tangan dan jam 11:00 WIB saat anak-anak naik bus pulang ke rumah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pembiasaan antre mampu mengembangkan kesabaran pada anak TK Bina Kasih Terpadu kelompok A. Kesimpulannya adalah bahwa kesabaran anak dapat dikembangkan dengan jalan pembiasaan. Dalam hal ini adalah pembiasaan budaya antre.
Peranan Pendidikan Agama Kristen Menangani Masalah Ekologi Simon Simon
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 2, No 1 (2021): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v2i1.60

Abstract

This article reviews how to base Christian Religious Education on ecological problems. This topic is needed to be discussed because Christianity is often seen as not paying attention to ecological problems. Christianity is considered to be more dominant in paying attention to doctrinal than on ecological issues. Christian religious educators as cognitive and moral stewardship of students are expected to contribute to landing PAK (Christian Education) on the ecological problems that occur. The method used in this paper is descriptive qualitative with a literary approach. The description of this article shows how the role of PAK is seen in ecological problems, of course, PAK teachers teach and develop paradigms of ecological problems among students. PAK teachers teach intermittently about ecological issues with full creativity. The PAK teachers themselves became aware of the actual actions being taken. This issue is important to pay attention to or analyze, so that humans have full awareness in maintaining their environment, so as not to leave a damaged natural heritage in the next generation.AbstrakArtikel ini mengulas bagaimana mendaratkan Pendidikan Agama Kristen pada permasalahan ekologi. Topik ini perlu dibahas karena kekristenan sering dianggap tidak peduli pada masalah-masalah ekologi. Kekristenan dianggap lebih dominan memberi perhatian pada pengajaran dokrinal iman dibandingkan mengenai permasalahan ekologi. Pendidik Agama Kristen sebagai penata kognitif dan penata moralitas nara-didik, diharapkan dapat berkontribusi bagaimana mendaratkan PAK pada permasalahan ekologi yang terjadi. Metode yang digunakan pada tulisan ini tentunya deskriftif kualitatif dengan pendekatan literatur. Uraian dari dari artikel ini bagaimana peran PAK terlihat dalam permasalahan ekologi, tentunya pendidik PAK mengajarkan dan membangun paradigma permasalahan ekologi bagi nara-didik. Pengajar PAK mengajarkan secara berkesinam-bungan mengenai permasalahan ekologi dengan penuh kreativitas. Diri pengajar PAK menjadi teladan dengan adanya tindakan yang nyata diperbuat. Masalah ini penting untuk diperhatikan atau ditelaah, supaya manusia memiliki kesadaran yang penuh dalam menjaga lingkungannya, agar tidak meninggalkan warisan alam yang rusak kepada generasi yang akan datang.
Transisi Kepemimpinan Antar Generasi: Studi Kasus di Gereja Kristen Nazarene di Indonesia Bakhoh Jatmiko
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 1, No 2 (2020): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v1i2.41

Abstract

Abstract The multi-generational workplace is a global phenomenon emerges today. In the various organizations worldwide there will be four to five generations working in the same workfore and at the same time. Nazarene Church in Indonesia is now dealing with this phenomenon. Leadership managment related to inter-generational leadership succession strategy has become an insist issue to elaborate. The objectives of this research are to find data of the diversity of the generation in the denomination and to find strategy to tackle the intergerational leadership succession. This research is conducted by collecting the data from the field and also undergoing literature review to examine the previous theories and reseach foundings related to the topic. The research found that the denomination had clergy from four different generations who are ministering together side by side at the same time. The findings also indicate the urgency of a leadership transition inter generations in this church. Therefore, the author proposes some recomendations as the intergenerational leadership transition strategy, namely: mentoring, strengthened intergenerational leadership, intentional leadership development programs, and intergenerational leadership collaboration. AbstraksiLingkungan kerja multi generasi adalah fenomena global yang muncul dewasa ini. Di berbagai organisasi di seluruh dunia akan terdapat empat hingga lima generasi yang bekerja ditempat dan waktu yang sama. Gereja Kristen Nazarene di Indonesia pada saat ini sedang menghadapi fenomena tersebut. Pengelolaan kepemimpinan yang berkaitan strategi suksesi kepemimpinan lintas generasi menjadi isu mendesak untuk dikaji. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan data tentang keragaman generasi yang ada di gereja dan untuk menemukan strategi untuk mengatasi persoalan suksesi kepemimpinan antar generasi. Penelitian dilakukan dengan menghimpun data dari lapangan dan juga melakukan studi literatur untuk mengkaji teori-teori dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Penelitian yang dilakukan menemukan bahwa transisi kempemimpinan lintas generasi merupakan hal mendesak bagi GKN di Indonesia. Oleh karena itu penulis menyampaikan beberapa rekomendasi sebagai strategi transisi kepemimpinan lintas generasi, yaitu: mentoring, penguatan hubungan lintas generasi, program pengembangan kepemimpinan terencana dan kolaborasi kepemimpinan lintas generasi
PENERAPAN TEKNIK SCAFFOLDING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK KRISTEN KADASITURU TERPADU Eny Suprihatin; Desti Rosita
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 1, No 1 (2020): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v1i1.17

Abstract

Independence is the attitude of life needed for the progress of a nation. An independent human being is able to mature to face the challenges of the times. Independence cannot happen instantly, it needs to be familiarized. The right time for habituation is early age. Research on the application of Scaffolding learning techniques as an effort to increase the learning independence of children aged 5-6 years, using the Classroom Action Research methodology conducted at Kadasituru Integrated Christian Kindergarten. The research model used is the Kurt Lewin model. Four stages are carried out: planning, implementing, observing and reflecting. The result is a significant increase in the improvement of children's learning independence. Initial observation of the level of independence of 17 research subjects the average score was 6.61% in the category of Not Developing (BB). After taking action in four cycles, children's learning independence significantly increased the average score of 98.52% to meet the criteria of Very Good Development (BSB).
Transformasi Pendidikan Kristen dalam Konteks Kebangsaan Indonesia Yornan Masinambow
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 2, No 1 (2021): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v2i1.59

Abstract

Pendidikan merupakan bagian penting dalam setiap kehidupan dalam hal ini memajukan suatu peradaban manusia. Begitupun di Indonesia dengan kemajemukannya, pendidikan menjadi hal yang penting bagi kemajuan bangsa. Namun, pendidikan di Indonesia masih berpatokan pada corak pendidikan barat. Hal tersebut juga merambah pada Pendidikan agama dalam hal ini Pendidikan Kristen yang secara historis kekristenan berkembang pada waktu zaman penjajahan. Pendidikan Kristen yang hadir berwawasan barat serta bercorak esklusif dalam masyarakat Indonesia yang plural. Oleh karena itu, Pendidikan Kristen perlu untuk mengalami transformasi agar sesuai dengan konteks kebangsaan Indonesia yang majemuk. Artikel ini menggunakan penelitian studi kepustakaan, melalui pengkajian serta perumusan konsep pendidikan kristen yang ditransformasi dalam konteks kebangsaan Indonesia. Melalui paparan dalam pembahasan dapat dikatakan bahwa transformasi Pendidikan Kristen konteks kebangsaan Indonesia bersifat inklusif, dialogis, serta menghargai, menghormati berbagai macam latar belakang budaya lokal, agama di Indonesia. Melalui transformasi, identitas pendidikan kristen menjadi orisinil Indonesia yang menghargai kemajemukan serta tidak lagi terkukung oleh corak doktrinal esklusif barat. Transformasi pendidikan kristen dalam konteks Indonesia juga menekankan nilai Pancasila sebagai identitas bersama dan juga kerukunan sebagai dasar pembelajaran, serta secara teologis menghadirkan cinta kasih bagi sesama dalam pemberitaan Injil.

Page 2 of 11 | Total Record : 101