cover
Contact Name
Cecep Romli
Contact Email
cecep.romli@uinjkt.ac.id
Phone
+6281210424703
Journal Mail Official
jurnal.dakwah@uinjkt.ac.id
Editorial Address
Gedung Faklutas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta Jl. Ir. H. Juanda no 95 Ciputat Tangerang Selatan
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan
ISSN : 14112779     EISSN : 26861283     DOI : https://10.15408/dakwah
DAKWAH: Jurnal Dakwah dan Kemasyarakatan is a journal that publishes original research and current issues on dawah and communication studies in Indonesian and Asean society. The focus study of DAKWAH: Jurnal Dakwah dan Kemasyarakatan are Dakwah Management Islamic Guidance and Counseling Study Communication and Broadcasting of Islam Journalistic Social Welfare. Development of Islamic Society.
Articles 83 Documents
Radio Rodja: Kontestasi Ideologi Salafi di Ranah Siaran Tasman Tasman
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 22, No 2 (2018): Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v22i2.12066

Abstract

Sejalan dengan era keterbukaan, dalam dua dekade terakhir, kita menyaksikan kemunculan radio dakwah secara signifikan yang dikelolah oleh kelompok Salafi, dengan radio Rodja di Cileungsih sebagai pionernya. Berbeda dari radio bernuansa religi sebelumnya, radio ini sepenuhnya menyiarkan agama sesuai dengan manhaj Salaf. Munculnya radio dakwah Salafi di beberapa kota memunculkan ketegangan, terutama antara kelompok muslim tradisionalis dan salafi. Salah satu sebab utama dari ketegangan ini adalah kritik salafi terhadap praktek-praktek keagamaan yang dilakukan oleh kelompok muslim tradisionalis yang dianggap sebagai bid‘ah. Akibatnya, ketegangan yang mengarah ke konflik social terjadi di beberapa kota di tanah air. Sebagai media dakwah, radio dipandang sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh seorang da‘i. Pesan yang disampaikan sangat tergantung kepada misi pendirian radio, corak keberagamaan dan sikap politik atau idelogi yang dianut oleh seorang da‘i. Penelitian ini diarahkan untuk menelisik nilai-nilai islamisme yang terkandung dalam dakwah di radio.
Peran Penyuluh Agama Dalam Meningkatkan Perilaku Prososial Masyarakat Organik Kebayoran Lama Jakarta Selatan Sahrul Iman; Tasman Tasman
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 24, No 2 (2020): Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v24i2.18340

Abstract

AbstractReligious conflicts often occur due to the unfair implementation of religious preaching which tend to obtrude. This form of preaching clearly contradicts the nature of religion which demands peace, coexistence and respect for human rights. This research explores in depth the extent to which the da'i provide enlightenment to the community so that they can live side by side and in harmony with followers of other religions. Islam is a religion that carries out the mission of rahmatan lil 'alamin, so it must be an inspiration and a carriage in bringing a tolerant life for the universe. Therefore, in preaching, preachers must prioritize preaching that is tolerant and wise, so that Islam can be accepted in the midst of a plural society. This research uses descriptive method with qualitative data analysis. Abstrak Konflik keagamaan seringkali terjadi akibat pelaksanaan penyiaran agama yang tidak fair dan cenderung memaksakan kehendak dalam beragama. Bentuk dakwah ini, jelas bertentangan dengan fitrah agama yang menghendaki kedamaian, hidup berdampingan, mendapatkan penghormatan atas hak-hak asasi manusia. Penelitian ini menggali secara lebih mendalam tentang sejauhmana para da’i memberikan pencerahan kepada masyarakat agar dapat hidup berdampingan dan harmonis dengan penganut agama lain. Islam adalah agama yang mengemban misi dakwah rahmatan lil ‘alamin, sehingga harus menjadi inspirasi dan gerbong dalam menyongsong kehidupan yang toleran bagi semesta alam. Karena itu, di dalam berdakwah, da’i harus mengedepankan dakwah yang toleran dan  bijaksana, sehingga Islam dapat diterima di tengah-tengah masyarakat yang plural. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan analisis data kualitatif.
Media Sosial, Sumber keberagamaan Alternatif Anak Milenial Fenomena Cyberreligion Siswa SMA Negeri 6 Depok Jawa Barat M Hatta
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 22, No 1 (2018): Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v22i1.12044

Abstract

Kegiatan keagamaan di dunia maya marak dilakukan siswa Muslim di Indonesia. Mereka mempelajari Islam di Internet yang menyediakan materi yang melimpah. Siswa bebas memilih materi yang mereka sukai, dan mendengarkan tausiyah dari ustad idola  mereka. Ada kecenderungan, mereka menjadikan media sosial sebagai sumber agama alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya fenomena cyberreligion pada siswa SMA Negeri 6 Depok, Jawa Barat. Ada dua pendekatan analisis yang penulis gunakan pada penelitian ini. Pertama adalah tradisi pemikiran fenomenologis Alferd Schutz terkait aktifitas cyberreligion sebagai sebuah fenomena sosial. Dan kedua, Teori Ketergantungan Media Sandra Ball-Rokeach dan Melvin L. DeFluer (1976) dalam mengungkap aspek ketergantungan siswa pada media sosial dan dampak yang ditimbulkannya. Penelitian ini menggunakan Mixed Methods Research, yakni sebuah metode penelitian gabungan kuantitatif dan kualitatif yang digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian untuk mendapatkan data yang lebih komprehensif, valid, reliabel dan objektif. Beberapa temuan menarik dari penelitian ini mengungkap adanya ketergantungan siswa dalam penggunaan smartphone. Dalam satu hari, siswa minimal menghabiskan waktu 4 jam lebih untuk berselancar di media sosial. Umumnya siswa menyukai tausiyah dari para ustad atau ulama yang dikaguminya. Antusiasme siswa belajar agama dari para ustad pilihannya di media sosial  ini, terkadang juga dilandasi oleh kekaguman yang berlebihan dan bahkan cenderung pada kultus individu.
Harmoni dalam Perbedaan: Komunikasi Antarbudaya pada Masyarakat Transmigran di Kampung Bali Kabupaten Musi Rawas Rama Wijaya Kesuma Wardani
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 24, No 1 (2020): Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v24i1.15485

Abstract

AbstractThe people of South Sumatra are very diverse in terms of culture, language, and religion. This article is aimed to explore the portrait of religious harmony between Hindus who are mostly Balinese and Muslims who are actually indigenous people (of Musi Rawas) and Javanese in Kampung Bali, Musi Rawas, South Sumatra. The method of this research is qualitative, and this type of research is phenomenology. One of the research findings is a variety of factors that support the realization of harmony among religious people in Kampung Bali: first, cultural factors; second, social interaction and dialogue between religious leaders of Hinduism and Islam; third, figures who engage in the social environment; fourth, the bond of a religious collaboration to meet the needs of life. AbstrakMasyarakat Sumatera Selatan sangat beragam dalam hal budaya, bahasa, dan agama. Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi potret kerukunan umat beragama antara umat Hindu yang sebagian besar orang Bali dan Muslim yang merupakan masyarakat asli (Musi Rawas) dan Jawa di Kampung Bali, Musi Rawas, Sumatera Selatan. Metode penelitian ini adalah kualitatif, dan jenis penelitiannya adalah fenomenologi. Salah satu temuan penelitiannya adalah berbagai faktor yang mendukung terwujudnya kerukunan umat beragama di Kampung Bali: pertama, faktor budaya; kedua, interaksi sosial dan dialog antara pemuka agama Hindu dan Islam; ketiga, tokoh yang terlibat dalam lingkungan sosial; keempat, ikatan kolaborasi agama untuk memenuhi kebutuhan hidup.
KOMUNIKASI KOMUNITAS VIRTUAL DAN GAYA HIDUP GLOBAL KAUM REMAJA GAY DI MEDIA SOSIAL Fita Fathurokhmah
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 23, No 1 (2019): Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v23i1.13924

Abstract

AbstractThis study will examine how the virtual community communication is carried out by gay teenagers on Grindr social media. Why is the youth gay community using the Grindr app as a communication tool? What social effects arise from the Grindr application's virtual community communication? This article used Lori Kendall's theory of community and the Internet, that discuss the emergence of social relationships that are mediated by communication via the internet. The findings of this study explain that the characteristics of virtual community communication rise a community that is speech, discourse and practice in nature. These three forms of gay virtual community communication among adolescents cannot be separated because each form has characteristics and is a stage in forming a community.  AbstrakPenelitian ini akan mencermati bagaimana komunikasi komunitas virtual dilakukan kaum gay remaja di media sosial Grindr. Mengapa komunitas gay remaja menggunakan aplikasi Grindr sebagai alat komunikasi? Efek sosial seperti apa yang muncul dari komunikasi komunitas virtual aplikasi Grindr? Artikel ini menggunakan teori community dan internet dari Lori Kendall, yang membahas mengenai munculnya hubungan sosial yang dimediasi oleh komunikasi melalui internet. Temuan kajian ini menjelaskan bahwa karakteristik komunikasi komunitas virtual tersebut memunculkan suatu komunitas yang sifatnya speech, discourse dan practice. Ketiga bentuk komunikasi komunitas virtual Gay di kalangan remaja ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena masing-masing mempunyai karakteristik dan merupakan tahapan dalam membentuk komunitas.  
KONSEP DAKWAH PERSPEKTIF ULAMA BETAWI Zakaria Zakaria
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 22, No 1 (2018): Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v22i1.12047

Abstract

Abstraks: Dakwah yang dikembangkan ulama Betawi melalui tiga bentuk, yaitu bi al-lisan, bi al-qolam dan bi al-hal. Jaringan intelektual ulama Betawi terkoneksi dengan jaringan enam guru utama ulama Betawi yaitu Guru Marzuqi, Guru Mansyur, Guru Mugni, Guru Madjid, Guru Romli dan Guru Kholid. Melalui jalur keenam guru utama ini, ulama Betawi sanad keilmuannya terkoneksi dengan ulama di Timur Tengah. Konsep dakwah yang dirumuskan ulama Betawi adalah dakwah yang berlandaskan akidah ahlu al-sunah wa al-jamaah, bertasawuf al-Ghazali dan bermazhab Imam Syafii.Fokus analisis penelitian ini berdasarkan tiga hal, yaitu bagaimana konsep dakwah perspektif ulama Betawi, Apakah jaringan inteletual ulama betawi memiliki sanad keilmuan dengan ulama Timur Tengah?, Apa Konsep dakwah yang diterapkan oleh ulama Betawi?. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis deskriptif melalui tiga tahap pengumpulan data, yaitu wawancara, dokumentasi dan observasi. Subyek penelitiannya adalah KH. Abdullah Syafii di Perguruan Asy Syafiiyah Jakarta dan KH. Abdurrahman Nawi di Depok. Sebagai pisau analisis adalah teori jaringan ulama azyumardi Azra dan sistem dakwah Amrullah Achmad.Kata kunci: Jaringan Intelektual, Ulama Betawi, Konsep Dakwah.
KONSEP DAKWAH NIR-RADIKALISME PERSPEKTIF SYAIKH ALI MAHFUDZ Muhamad Agus Mushodiq; Muhammad Sulthon
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 24, No 2 (2020): Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v24i2.15583

Abstract

AbstractThis article aims to explore the concept of non-radicalism dakwah initiated by Ali Mahfudz. In analyzing the data, the researcher used the non-radicalism da'wah indicator formulated by Yusuf al-Qaradawi. The results of this study are: (1) the concept of preaching non-radicalism is manifested through three major conceptions, namely mauidzah (tadzkir and qissah), isryad, and khitabah; (2) a preacher must balance the use of revelation and reason; (3) in khilafiyah matters, Ali Mahfudz only explains it, without forcing readers to become fanatical about one understanding; (4) permits the use of israiliyyat as material for preaching; (5) the dynamism in his preaching is thought to have been caused by the transformation of his religious experience from the syafi'i school to the Hanafi school. AbstrakArtikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsep dakwah non radikalisme yang digagas oleh Ali Mahfudz. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan indikator dakwah non radikalisme yang dirumuskan oleh Yusuf al-Qaradawi. Hasil penelitian ini adalah: (1) konsep dakwah non radikalisme diwujudkan melalui tiga konsepsi besar, yaitu mauidzah (tadzkir dan qissah), isryad, dan khitabah; (2) seorang da'i harus menyeimbangkan penggunaan wahyu dan akal; (3) dalam hal-hal yang bersifat khilafiyah, Ali Mahfudz hanya menjelaskan saja, tanpa memaksa pembaca menjadi fanatik terhadap satu pemahaman; (4) mengizinkan penggunaan israiliyyat sebagai bahan dakwah; (5) dinamisme dalam dakwahnya diduga disebabkan oleh transformasi pengalaman religiusnya dari mazhab Syafi'i ke mazhab Hanafi.
DAKWAH MEDIASI : PERSPEKTIF SEJARAH ISLAM HM Yakub
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 21, No 1 (2017): Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v21i1.11811

Abstract

Dakwah merupakan jalan yang di tempuh untuk menyebarluaskan ajaran Islam, dengan dakwah Islam dapat disebarkan sampai kepenjuru dunia. Namun dalam proses dakwah terkadang sering menemui benturan dan hambatan, salah satunya dalam menangani konflik horizontal maupun konflik vertikal di tengah masyarakat, dari masalah ideologi, pemahaman dan bahkan pemikiran yang saling berbeda. Di sinilah dibutuhkannya mediasi dalam dunia dakwah. Perlu kita pahami bahwa mediasi menengahi atau penyelesaian sengketa melalui penengah yang disebut sebagai mediator. Untuk itu sistem mediasi, mencari penyelesaian masalah melalui mediator. Penjelasan mengenai mediasi merupakan salah satu alternatif penyelesaian konflik sebagai terobosan atas cara-cara penyelesaian tradisional melalui litigation.Kata kunci : Dakwah, Perspektif, dan Sejarah Islam
Difusi Inovasi Penggunaan Aplikasi Dakwah: Studi Fenomenologi pada Pengguna Aplikasi Yaumi di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat nida arafat; muhamad zen
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 23, No 2 (2019): Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v23i2.13936

Abstract

AbstractThis study wants to find out how the diffusion of innovation occurs in Islamic boarding schools Sabilussalam, how these pesantren students decide to jointly use the Yaumi application. An application that provides Islamic features to support the improvement of a Muslim's worship. This study uses a phenomenological research method. Phenomenological research tries to explain the meaning of a concept or phenomenon in experience which is based on the consciousness of several individuals. In the innovation diffusion theory there are two main points, namely the diffusion elements of innovation and the diffusion decision process of innovation. The results of this study indicate that the process of acceptance and use of the Yaumi application by Sabilussalam students has passed the stages mentioned in the innovation diffusion theory. AbstrakPenelitian ini ingin mengetahui bagaimana difusi inovasi terjadi di pesantren sabilussalam, bagaimana santri-santri pesantren ini memutuskan untuk bersama-sama menggunakan aplikasi Yaumi. Sebuah aplikasi yang menyajikan fitur-fitur Islami untuk mendukung peningkatan ibadah seorang muslim.  Penelitian ini menggunakan metode penelitian fenomenologi. Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan makna konsep atau fenomena dalam pengalaman yang didasari oleh kesadaran  beberapa individu. Dalam teori difusi inovasi terdapat dua poin utama, yaitu elemen difusi inovasi dan proses putusan difusi inovasi. Hasil penelitian ini menunjukkan proses penerimaan dan penggunaan aplikasi Yaumi oleh santri Sabilussalam telah melewati tahap-tahap yang disebutkan dalam teori difusi inovasi.
Sejarah Sosial Intelektual Islam Zainal Arifin Abbas (1912-1979 M) “Perspektif Sosio-Kultural” M Yakub
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 22, No 1 (2018): Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v22i1.12048

Abstract

Artikel ini membahas seputar Sejarah Sosial Intelektual Islam H. Zainal Arifin Abbas dengan melihat dari perspektif Sosio-Kulturalnya. H. Zainal Arifin Abbas dalam perjalanan hidupnya telah menunjukkan dirinya sebagai seorang intelektual Islam yang memiliki niat dan kemauan yang tinggi dalam hal ilmu pengetahuan. Dalam penulisan karya-karya intelektual beliau tidak bisa dianggap remeh, karya masterpiece beliau Peri Hidup Muhammad (Tarikh Muhammad Saw)[1] menurut Hamka dan juga Abdul Kadir Thalib menandingi karya Muhammad Husain Haikal dan Abbas Mahmud Al-Aqqad. Zainal Arifin Abbas juga memiliki karya Perkembangan Pemikiran Terhadap Agama,[1] yang pernah ditetapkan menjadi buku wajib skala nasional bagi jurusan PGA (Pendidikan Agama Islam) karena pentingnya isi buku tersebut. Beliau pernah memimpin divisi melawan penjajahan Belanda, selain bidang militer beliau juga aktif bergerak di bidang  politik.Kata Kunci : Intelektual, Sosio-Kultural, Islam, Sejarah Intelektual.