cover
Contact Name
Andreliano Yosua Rompis
Contact Email
andrelianoyosua@gmail.com
Phone
+6281382719085
Journal Mail Official
essentialredaksi@gmail.com
Editorial Address
Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali - Indonesia
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Essential: Essence of Scientific Medical Journal
Published by Universitas Udayana
ISSN : 19790147     EISSN : 26556472     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Essence of Scientific Medical Journal (ESSENTIAL) merupakan salah satu media publikasi ilmiah yang dimiliki oleh Kelompok Ilmiah Hippocrates FK Unud. Jurnal Essential menerima karya ilmiah berupa penelitian dan tinjauan pustaka dari seluruh mahasiswa kesehatan di Indonesia. Essential (Essence scientific Medical Journal) menerima dan mempublikasikan artikel penelitian dan tinjauan pustaka dalam ruang lingkup ilmu kesehatan atau bidang kedokteran meliputi ilmu dasar kedokteran, ilmu klinis dan kesehatan komunitas, ataupun penelitian eksperimental hewan atau manusia.
Articles 103 Documents
POTENSI PRANAYAMA DALAM MEDITASI RAJA YOGA SEBAGAI MODALITAS PENCEGAHAN SERTA TERAPI KOMPLEMENTER PADA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS (PPOK) Agung Bagus Sista Satryasa; Sang Ayu Arta Suryantari; Gede Made Cahya Trisna Pratama; I G. N. Rai Mulya Hartawan; I Made Muliarta
Essence of Scientific Medical Journal Vol 16 No 1 (2018): Volume 16 No. 1 (Januari-Juni) : Essence Of Scientific Medical Journal
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2018.v16.i01.p05

Abstract

Latar Belakang: Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan penyakit paru kronis dengan angka morbiditas dan mortalitas ke empat di Dunia berdasarkan data WHO. Berdasarkan Ayurveda: pranayama dalam Meditasi Raja Yoga dapat menjadi salah satu modalitas pencegahan dan terapi komplementer pada PPOK. Tujuan:Untuk mendeskripsikan potensi pranayama dalam Meditasi Raja Yoga sebagai modalitas pencegahan serta terapi komplementer pada PPOK. Metode: Metode yang digunakan yaitu studi kepustakaan dengan memasukkan kata kunci pada www.nature.com, www.pubmed.com dan scholar.google.com. Dari 57 jurnal yang ditelaah, 42 jurnal dinilai sesuai dengan topik bahasan, sehingga digunakan sebagai referensi karya. Pembahasan: Pranayama dalam Meditasi Raja Yoga memiliki potensi pencegahan serta terapi terhadap PPOK. Berdasarkan hasil penelitian, pranayama dapat mencegah serangan eksaserbasi dan sesak napas dengan meningkatkan fungsi kerja paru, RMS, FEV1/FVC serta kapasistas paru. Selain itu, pranayama juga efektif mengurangi tingkat cemas, depresi, inflamasi, produksi mukus, meningkatkan imunitas tubuh, serta meningkatkan kualitas hidup pasien, sehingga dapat menjadi terapi komplementer pada pasien PPOK. Pranayama dalam Meditasi Raja Yoga berpotensi sebagai modalitas pencegahan serta terapi komplementer pada PPOK. Simpulan: Belum terdapat penelitian mengenai modalitas ini. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui justifikasi dan efek klinis secara pasti dari Meditasi Raja Yoga terhadap PPOK.
NERVE AND TENDON GLIDING EXERCISE SEBAGAI INTERVENSI NONMEDIKAMENTOSA PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME Pertiwi Permata Putri
Essence of Scientific Medical Journal Vol 17 No 2 (2020): Volume 17 No. 2 (Juli-Desember 2019) Essential: Essence of Scientific Medical Jo
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2020.v17.i02.p05

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan : Carpal tunnel syndrome (CTS) merupakan penyakit yang sering dijumpai di kalangan pekerja. Prevalensi CTS pada populasi umum sebesar 1-5%, sementara pada populasi pekerja sebesar 5-21%. Penatalaksanaan CTS dapat berupa konservatif, meliputi medikamentosa dan nonmedikamentosa, dan dapat berupa operatif. Intervensi konservatif dapat menjadi pilihan karena pertimbangan biaya yang lebih murah dan mudah dilakukan. Nerve and tendon gliding exercise menjadi salah satu intervensi yang banyak digunakan dalam penanganan CTS secara konservatif. Pembahasan : CTS merupakan kumpulan gejala seperti nyeri, kesemutan, dan baal yang dirasakan khususnya pada daerah yang dipersarafi nervus medianus pada tangan dan pergelangan tangan. Kejadian tersebut diduga akibat kompresi, iritasi, atau terperangkapnya nervus medianus saat melewati terowongan karpal di pergelangan tangan. Beberapa kepustakaan terkini menyatakan nerve and tendon gliding exercise sebagai intervensi alternatif dalam penanganan CTS secara konservatif. Nerve and tendon gliding exercise adalah program latihan mobilisasi sendi dan tendon yang dapat diterapkan dengan melakukan beberapa gerakan pada tangan dan pergelangan tangan. Program latihan ini berlangsung 3-4 minggu atau dapat berubah sesuai hasil perbaikan gejala. Latihan ini bertujuan mengurangi tekanan pada nervus medianus di pergelangan tangan dengan mengembalikan struktur anatomis tersebut ke posisi semula sehingga adhesi kompresi di dalam terowongan berkurang dan gejala CTS berangsur hilang. Simpulan: Nerve and tendon gliding exercise dapat menjadi alternatif intervensi konservatif pada CTS dengan pertimbangan biaya yang lebih murah dan mudah diterapkan. Kata kunci: Carpal tunnel syndrome, nerve and tendon gliding exercise, intervensi nonmedikamentosa
KOMBINASI IPSC-DNSC BERBASIS ?CPP 3D-PRINTED BIOMIMETIC SCAFFOLDS DAN ANTI-HMGB1 MAB: INOVASI TERAPI REGENERATIF TERBARU BAGI PARA PENDERITA SPINAL CORD INJURY Glenardi Glenardi; Ghea Mangkuliguna; Caroline Tanadi
Essence of Scientific Medical Journal Vol 17 No 1 (2019): Volume 17 No. 1 (Januari-Juni 2019) ESSENTIAL: Essence Of Scientific Medical Jou
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2019.v17.i01.p02

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Spinal cord injury (SCI) atau cedera tulang belakang merupakan sebuah kondisi patologis yang disebabkan akibat terjadinya kerusakan pada medula spinalis. Kondisi ini telah menjadi salah satu permasalahan kesehatan global yang paling kompleks karena tidak hanya menyebabkan kelainan neurologis, tetapi juga menimbulkan beban psikis dan sosial yang berat bagi para penderitanya. Baru-baru ini, sebuah terapi berbasis sel punca telah berhasil dikembangkan dan dapat menjadi solusi bagi permasalahan kesehatan yang satu ini. Sebuah sel punca berjenis iPSC-dNSC telah terbukti tidak hanya efektif dalam menginisiasi regenerasi sel neuron pada lokasi lesi SCI, tetapi juga dapat meredakan kondisi inflamasi yang terjadi pasca-trauma. Selanjutnya, untuk dapat menjaga kestabilan dan efek regeneratif dari iPSC-dNSCs, peneliti kemudian menggunakan sebuah media yang bernama ?CPP 3D-printed biomimetic scaffolds untuk menjadi wadah bagi sel punca tersebut. Sedangkan, untuk dapat meningkatkan efektifitas dari iPSC-dNSCs agar lebih poten lagi, peneliti mengkombinasikan terapi ini dengan sebuah terapi neuroprotektif terbaru bernama anti-HMGB1 mAb. Pembahasan: Studi literatur ini menunjukan bahwa terapi kombinasi iPSC-dNSC berbasis ?CPP 3D-printed biomimetic scaffolds dan anti-HMGB1 mAb telah terbukti mampu mengembalikan fungsi lokomotor hingga mendekati normal kembali, dengan didapatkannya nilai skor ~7 pada pemeriksaan dengan teknik skoring Basso Mouse Scale (BMS). Simpulan: Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terapi kombinasi iPSC-dNSC berbasis ?CPP 3D-printed biomimetic scaffolds dengan anti-HMGB1 mAb memiliki potensi yang menjanjikan untuk menjadi terapi utama bagi para penderita SCI diseluruh dunia Kata Kunci: Anti-HMGB1 mAb, iPSC-dNSC, NSC, SCI, ?CPP
i-LEPRA: POTENSI MIKROSFER KOMBINASI FUKOIDAN DAN MIP SPESIFIK ANTIGEN ML0405 SEBAGAI INOVASI VAKSIN Mycobacterium leprae Agung Bagus Sista Satyarsa; Haikal Hamas Putra Iqra; Gede Made Cahya Trisna Pratama; Prima Sudarsa; Luh Made Mas Rusyati; I Made Swastika
Essence of Scientific Medical Journal Vol 16 No 2 (2018): Volume 16 No. 2 (Juli-Desember) : Essence Of Scientific Medical Journal
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2018.v16.i02.p01

Abstract

Introduction: Leprosy is a chronic infectious disease that caused by M. leprae, which has predilections to skin and peripheral nerve. WHO predicts that there are aproximately 12 million people world-wide suffered from leprosy, and almost 80% come from tropical countries. Nowadays, leprosy becomes main problem from medical and social views. Prevention of leprosy appears to be a promising strategy in order to eradicate leprosy. In this case, vaccination is the most suitable strategy. Unfortunately, these day vaccines only have protective efficacy less than 70%. More proactive strategies are necessary in order to develop specific vaccine which enhance immune system against M. leprae.Method: This study used literature reviews, using database from www.pubmed.com and scholar.google.com that met the inclusion criteria. From 108 journals, we obtained 78 journals.Discussion: MIP is well-known to be an effective vaccine that has been through clinical trial test phase III. MIP has shown some cross-reactive component antigen which can enhance T cell response to M. leprae. Furthermore, the combination with fucoidan microsphere and antigen specific ML0405 which has predilection for machrophage and as immunomodulator, can maximize the ability of MIP as vaccine to prevent leprosy. Product of combination MIP specific antigen ML0405 and fucoidan microsphere called i-LEPRA. Conclusion: However, further research is needed to identify i-LEPRA efficacy and efficiency. Therefore, i-LEPRA is expected to be effective and efficient as an innovative vaccine against M. leprae in the future.
NEUROGENIC PULMONARY EDEMA: KOMPLIKASI YANG MENGANCAM JIWA AKIBAT KERUSAKAN BERAT SISTEM SARAF PUSAT M. Panji Bintang Gumantara
Essence of Scientific Medical Journal Vol 18 No 1 (2020): Volume 18 No. 1 (Januari - Juni 2020) Essential: Essence of Scientific Medical J
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2020.v18.i01.p02

Abstract

ABSTRAK Neurogenic Pulmonary Edema (NPE) adalah salah satu komplikasi akibat kerusakan berat sistem saraf pusat (SSP). Angka kejadiannya di dunia sekitar 2-8% dan masih jarang dilaporkan. Neurogenic pulmonary edema (NPE) biasa ditemukan pada kasus-kasus perdarahan intrakranial seperti SDH, SAH, dan ICH, pada kondisi epilepsi dan kejang berulang yang tidak terkontrol, serta pada beberapa kasus trauma medula spinalis. Patogenesis terjadinya Neurogenic Pulmonary Edema (NPE) belum dapat dipahami seutuhnya, tetapi terdapat 2 teori terjadinya Neurogenic Pulmonary Edema (NPE), yakni teori perubahan hemodinamik dan NPE trigger zone yang melibatkan pusat pengendalian otonom otak dan sistem kardiovaskular. Neurogenic Pulmonary Edema (NPE) memiliki onset akut dan kronik, yang ditandai dengan gejala menyerupai ARDS seperti dispnea, takipnea, takikardia, sputum bewarna kemerahan, ronki pada auskultasi, serta gambaran radiologi berupa gambaran diffuse alveolar infiltrat bilateral. Pengenalan tanda dan gejala Neurogenic Pulmonary Edema (NPE) sejak dini dapat memperbaiki keluaran pasien tersebut. Penanganan awal pada kondisi ini menggunakan 2 prinsip penatalaksanaan, yakni mengatasi kondisi underlying disease dan terapi suportif, seperti ventilator mekanik, ECMO. dan transpulmonary thermodilution, penggunaan diuretik, dan pengontrolan terapi cairan.
PEMIKIRAN PROF. IDA BAGUS MANTRA DI BIDANG KESEHATAN Nyoman Adiputra
Essence of Scientific Medical Journal Vol 16 No 1 (2018): Volume 16 No. 1 (Januari-Juni) : Essence Of Scientific Medical Journal
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2018.v16.i01.p01

Abstract

Prof. Mantra sebagai orang Bali, mungkin yang pertama mempunyai gelar Pendidikan formal doktor. Beliaumemulai karyanya di UI tetapi beliau rela kembali ke Bali membangun Fakultas Sastra dan mengembangkannyamenjadi sebuah universitas. Dalam kurun waktu tersebut ide Prof. Mantra dapat dikemukakan, sebagai berikut :1) sumber daya manusia sebagai modal utama pembangunan hendaknya mempunyai derajat kesehatan yangoptimal yang meliputi kesehatan fisik dan mental; 2) kualitas SDM ditentukan oleh tingkat pendidikannya,makanya beliau sebagai konseptor dan sekaligus pelaksana, aktif dalam proses pendirian Pendidikan tinggi dibidang kedokteran; 3) beliau berkeliling universitas di Jawa bernegosiasi dengan putra/i Bali yang sedang belajarilmu kedokteran untuk nantinya bersedia kembali ke Denpasar menjadi staf pengajar di FK yang dirancang waktuitu; 4) keberadaan lontar hendaknya banyak dikaji sehingga berkontribusi dalam upaya pembinaan kesehatanmasyarakat; 5) budaya lawar menjadikan penciri budaya Bali semestinya dikaji sehingga menjadi kuliner Baliyang sejajar dengan subetnis/etnis lainnya; 6) aspek kesehatan dalam berupacara adat dan agama perludidukung oleh kajian ilmiah sehingga dapat mengakomodir kebutuhan manusia Bali di masa depan, tanpakehilangan salah satu unsur budaya pencirinya. Salah satu ciri beliau yang patut diteladani ialah kesungguhandan konsistensi dalam berkarya, mewujudkan cita-cita beliau.
Diagnosis dan Tatalaksana Sindrom Treacher Collins Bertha Kawilarang
Essence of Scientific Medical Journal Vol 17 No 2 (2020): Volume 17 No. 2 (Juli-Desember 2019) Essential: Essence of Scientific Medical Jo
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2020.v17.i02.p02

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Sindrom Treacher Collins adalah penyakit genetik langka yang menyebabkan berbagai malformasi kongenital dengan manifestasi klinis terutama di bagian kraniofasial. Pembahasan: Diagnosis dapat dilakukan sejak periode prenatal atau postnatal, namun analisa genetik merupakan diagnosis definitif untuk menentukan adanya mutasi gen. Tatalaksana pasien membutuhkan tim multidisiplin dengan perencanaan tindakan operatif maupun non-operatif yang dilakukan sejak lahir sampai usia dewasa. Kesimpulan: Diagnosis dan penanganan Sindrom Treacher Collins masih merupakan tantangan karena aspek fungsional dan estetik pasien harus dipertimbangkan. Pasien yang telah didiagnosis harus segera dirujuk ke pusat khusus dengan tim kraniofasial yang melibatkan tim multidisipilin. Kata kunci: Diagnosis, malformasi kraniofasial, Sindrom Treacher Collins, tatalaksana ABSTRACT Introduction: Treacher Collins syndrome is a rare genetic disease which causes various congenital malformation with clinical manifestation mainly in the craniofacial region. Discussion: Diagnosis can be made since prenatal or postnatal period, however genetic analysis remains as definitive diagnosis to determine gene mutation. Management of patient requires a multidisciplinary team, with planning of operative or non-operative approaches since birth to adult. Conclusion: Diagnosis and management of Treacher Collins syndrome is still a challenge due to patient’s functional and esthetic aspect that must be fully considered. Patient who has been diagnosed must promptly be referred to specialized center with craniofacial team involving multidisciplinary team. Keywords: Diagnosis, craniofacial malformation, Treacher Collins syndrome, management
CAPSAICIN LOADED NANOLIPOSOME AGONIS TRPV1 : POTENSI TERAPI DALAM PENATALAKSANAAN ATEROSKLEROSIS I Gede Gita Sastrawan
Essence of Scientific Medical Journal Vol 16 No 2 (2018): Volume 16 No. 2 (Juli-Desember) : Essence Of Scientific Medical Journal
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2018.v16.i02.p06

Abstract

Introduction: Atherosclerosis known as the cause most of cardiovascular disease. Atherosclerosis is a complex pathological process that occurs in the blood vessel. This disease can be triggered by lipid modification, which cause chronic inflammation, eventually lead to thrombosis or stenosis.Result and Discussion: Capsaicin loaded nanoliposome was constructed by extracting capsaicin from chili (Capsicum frutescens L.) using Microwave Assisted Extraction (MAE) method. Then the capsaicin extraction results were constructed with nanoliposome using a thin film hydration method. Capsaicin has LD50 in male Swiss albino mice at 190 mg/kg per oral. Once administered orally, hydrophobic capsaicin will pass through the plasma membrane of endothelial cells and lead to the receptor side of the intracellular vanilloid-binding site reseptor TRPV1 (Transient Receptor Potential Vanilloid 1). The activated TRPV1 is capable of increasing the calcium ion influx which affect the increased expression of ATP-binding cassette transporter A1 (ABCA1) and the decreased expression of LRP1 (low-density lipoprotein protective protein 1). Due to increased Ca2+ influx, endothelial TRPV1 activation also increases PKA phosporilation (protein kinase A) which implies increased UCP2 expression resulting in decreased ROS formation and foam cell formation in atherosclerosis.Conclusion: Capsaicin loaded nanoliposome has potential in the management of atherosclerosis.
ASSOCIATION BETWEEN KNOWLEDGE AND BEHAVIOR IN MAINTAINING ORAL HYGIENE WITH DENTAL CARIES AMONG CHILDREN IN GIANYAR Heidar Rauf Winarno; Vivien Aulia Hadi Nasution; Rizky Mega Chandra; Ni Ketut Sri Adiningsih; Ni Made Yuliana Anggaraeni; Steffano Aditya Handoko; Wayan Citra Wulan Sucipta Putri
Essence of Scientific Medical Journal Vol 16 No 1 (2018): Volume 16 No. 1 (Januari-Juni) : Essence Of Scientific Medical Journal
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2018.v16.i01.p07

Abstract

Background: The prevalence of dental caries among children in South East Asia, Indonesia, and Bali was 95%, 72%, and 22.5%, respectively. Dental caries in children can lead to another serious comorbidity of systemic problem such as diabetes and cardiovascular disease. The development of dental caries among children is influenced by their knowledge and behavior in maintaining oral hygiene. Purpose: The purpose of this study was to determine the association of knowledge and behavior in maintaining oral hygiene with dental caries status among children in Gianyar, Bali. Method: A Cross-sectional analytic study design was used to determine the association between the variables. The sample size of this study was 70 and consist of 7-8 years old state elementary school children. Bivariate and multivariate statistical analysis was performed in this study. Results: This study showed that 94.3% of the participant had dental caries. There is no significant association between knowledge in maintaining oral hygiene and dental caries (P=0.743). However, there is a significant association between behavior in maintaining oral hygiene and dental caries (P=0.011). Conclusion: Poor behavior and knowledge in maintaining oral hygiene among children are not associated with the presence of dental caries. However, education and practice lesson in maintaining oral hygiene should be directed to the lower categories of each group.
PEMERIKSAAN ANTIGEN NON STRUKTURAL-1 SEBAGAI DETEKSI DINI INFEKSI AKUT VIRUS DENGUE Siti Maimunah
Essence of Scientific Medical Journal Vol 17 No 2 (2020): Volume 17 No. 2 (Juli-Desember 2019) Essential: Essence of Scientific Medical Jo
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2020.v17.i02.p06

Abstract

Pendahuluan: Penegakan diagnosis infeksi dengue sejak dini penting dilakukan agar penanganan infeksi dapat segera dilakukan. Terdapat berbagai pemeriksaan yang dapat menunjang diagnosis infeksi virus dengue diantaranya pemeriksaan trombosit, IgM, dan IgG. Namun, umumnya pemeriksaan tersebut baru menampakkan hasil bermakna setelah hari keempat demam. deteksi antigen virus dengue dengan teknik RT-PCR juga masih dinilai sulit dilakukan. Saat ini telah dikembangkan suatu pemeriksaan terhadap Ag NS1 yang dapat mendeteksi infeksi dengue sejak hari pertama demam. Pembahasan: NS1 merupakan glikoprotein non struktural yang dihasilkan oleh semua jenis flavivirus, glikoprotein ini berperan dalam replikasi dan viabilitas virus. Penelitian terbaru menyebutkan bahwa titer Ag NS1 terdeteksi tinggi serum pasien selama pada fase akut infeksi. Antigen ini dapat dideteksi baik pada infeksi primer maupun infeksi sekunder, titer antigen pada infeksi primer lebih tinggi dibanding infeksi sekunder. Ag NS1 dapat dideteksi dalam darah mulai dari hari pertama hingga 9 setelah onset demam. Pada fase tersebut sensitivitas pemeriksaan Ag NS1 lebih baik dibandingkan pemeriksaan antibodi IgM. Simpulan: Pemeriksaan Ag NS1 dapat dijadikan sebagai alternatif dalam mendeteksi infeksi akut virus dengue.

Page 3 of 11 | Total Record : 103