cover
Contact Name
Andreliano Yosua Rompis
Contact Email
andrelianoyosua@gmail.com
Phone
+6281382719085
Journal Mail Official
essentialredaksi@gmail.com
Editorial Address
Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali - Indonesia
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Essential: Essence of Scientific Medical Journal
Published by Universitas Udayana
ISSN : 19790147     EISSN : 26556472     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Essence of Scientific Medical Journal (ESSENTIAL) merupakan salah satu media publikasi ilmiah yang dimiliki oleh Kelompok Ilmiah Hippocrates FK Unud. Jurnal Essential menerima karya ilmiah berupa penelitian dan tinjauan pustaka dari seluruh mahasiswa kesehatan di Indonesia. Essential (Essence scientific Medical Journal) menerima dan mempublikasikan artikel penelitian dan tinjauan pustaka dalam ruang lingkup ilmu kesehatan atau bidang kedokteran meliputi ilmu dasar kedokteran, ilmu klinis dan kesehatan komunitas, ataupun penelitian eksperimental hewan atau manusia.
Articles 103 Documents
PENGGUNAAN CRISPR-CAS SYSTEM SEBAGAI SOLUSI MENGHADAPI RESISTENSI ANTIMIKROBA PADA BAKTERI Robby Soetedjo; Leonardo Alexander; Nikolaus Tobian
Essence of Scientific Medical Journal Vol 18 No 2 (2020): Volume 18 No. 2 (Juli - Desember 2020) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2020.v18.i02.p05

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Resistensi antimikroba merupakan masalah global akibat pemakaian antibiotik yang berlebihan dan tidak rasional sehingga mengeliminasi kuman patogen dan flora normal dalam tubuh. Hal ini memicu terbentuknya bakteri yang multiresisten terhadap berbagai antibiotik. WHO memperkirakan angka kematian global akibat resistensi antimikroba telah mencapai 700.000/tahun dan biaya yang harus dikeluarkan agar fasilitas kesehatan bisa mengatasi resistensi antimikroba diperkirakan sekitar 1,5 miliar dollar/tahun. Selain antibiotik, banyak terapi inovatif yang dapat diterapkan dalam menghadapi bakteri AMR (Antimicrobial Resistance) contohnya adalah CRISPR (Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats) yang telah terbukti dapat digunakan untuk menarget gen-gen dari bakteri patogen seperti mengkode formasi biofilm, faktor virulensi, atau khususnya resistensi antimikroba. Target yang dituju ini juga spesifik tanpa mempengaruhi flora normal lainnya sehingga bisa menjadi pilihan utama dalam mengobati penyakit akibat resistensi antimikroba. Pembahasan: Studi literatur menunjukkan bahwa terapi CRISPR disertai dengan CRISPR associated protein 9 (Cas9) terbukti mampu melakukan genome editing dengan memotong gen-gen yang berperan dalam faktor virulensi, metabolisme, dan enzim resistensi antimikroba seperti gen bla, sul2, dan mcr-1 secara in vivo maupun in vitro sehingga bakteri resisten seperti Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Shewanella algae dapat tereliminasi atau menjadi sensitif kembali terhadap antibiotik yang awalnya diberikan sebelum terapi CRISPR dilakukan. CRISPR-Cas9 juga bisa berfungsi sebagai pengendali ekspresi gen dengan cara mengaktivasi atau menghambat ekspresi gen tersebut menggunakan memodifikasi Cas9 menjadi dCas9 serta dapat dijadikan aplikasi dalam metode FLASH untuk mendeteksi sequence dengan jumlah sampel yang sedikit. Simpulan: Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terapi CRISPR berbasis Cas9 berpotensi menjadi andalan untuk terapi resistensi antimikroba.
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya Linn.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI TESTIS PADA MENCIT (Mus musculus) JANTAN Anak Agung Gede Fandhiananta Widyanjaya; Agung Bagus Sista Satyarsa; Ni Luh Gede Ayu Candranita Dharmadi; Maura Marda Mayang Sari; Xena Laveda; Bagus Komang Satriyasa
Essence of Scientific Medical Journal Vol 18 No 2 (2020): Volume 18 No. 2 (Juli - Desember 2020) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2020.v18.i02.p07

Abstract

Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang hampir semua bagiannya dapat digunakan untuk keperluan manusia. Salah satunya adalah biji pepaya yang telah diuji memiliki efek antifertilitas. Kriteria kontrasepsi yang baik yakni mudah digunakan, efektif, efisien, tidak ada efek samping dan bersifat refersibel yang dapat digunakan dalam jangka waktu panjang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak biji pepaya terhadap gambaran histologi testis. Penelitian eksperimental ini menggunakan sebanyak dua puluh tujuh ekor mencit jantan fertil. Kelompok kontrol (P0) diberikan akuabides per oral sebanyak 0,5 ml selama 36 hari. Kelompok perlakuan 1 (P1) diberikan ekstrak biji pepaya muda per oral dengan dosis 20 mg/mencit/hari sebanyak 0,5 ml selama 36 hari. Kelompok perlakuan 2 (P2) diberikan ekstrak biji pepaya muda per oral dengan dosis 50 mg/mencit/hari sebanyak 0,5 ml selama 36 hari. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak biji pepaya pada dosis 20 mg dan 50 mg selama 36 hari pada mencit jantan berpengaruh terhadap kerusakan struktur histologi testis. Maka dari itu, biji pepaya dapat menyebabkan infertilitas sehingga dapat dikembangan sebagai bahan kontrasepsi alami pada pria.
PENTHOXYFILLINE SEBAGAI TERAPI KOMPLEMENTER CHRONIC KIDNEY DISEASE I Made Widianantara; Ni Nyoman Gita Kharisma Dewi; Ni Made Ari Purwaningrum
Essence of Scientific Medical Journal Vol 19 No 1 (2021): Volume 19 No. 1 (Januari - Juni 2021) Essential: Essence of Scientific Medical J
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2021.v19.i01.p05

Abstract

Chronic kidney disease (CKD) merupakan penyebab kematian paling umum ke-18 setiap tahunnya, yang sering dikaitkan dengan usia tua, diabetes, hipertensi, obesitas, serta penyakit kardiovaskular. Pengobatan CKD yang ada sekarang dirasa kurang efektif karena hanya sebatas memperlambat progresivitasnya. Pentoxyfilline (PTX) merupakan salah satu terapi yang dapat dijadikan terapi komplementer pada CKD. PTX dapat memberikan efek renoprotektif. PTX juga dapat mengatasi proteinuria pada penderita diabetic nephropathy. Maka dari itu PTX dapat digunakan sebagai terapi komplementer pada penderita CKD.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK Indy Larasati Wardhana; Agus Dwi Susanto
Essence of Scientific Medical Journal Vol 18 No 2 (2020): Volume 18 No. 2 (Juli - Desember 2020) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2020.v18.i02.p06

Abstract

Latar Belakang: Terdapat 35,5% mahasiswa di Indonesia perokok aktif. Mahasiswa harusnya memiliki tingkat pendidikan yang baik. Tingkat pengetahuan merupakan aspek penting yang mampu memengaruhi kebiasaan merokok. Tujuan penelitian ini melihat hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) terhadap bahaya rokok dan kebiasaan merokok. Metode: Metode penelitian ini adalah studi potong lintang yang dilaksanakan di UI pada bulan Agustus 2018-Desember 2019. Peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrumen untuk disebarkan kepada 94 responden yang dipilih menggunakan teknik pengambilan acak. Uji yang dilakukan untuk menganalisis data adalah uji fisher. Hasil: Terdapat 9,6% mahasiswa UI yang merupakan perokok aktif dengan mayoritas berjenis kelamin laki-laki (88,9%), berasal dari fakultas hukum (44,4%), menggunakan rokok putih (66,7%), usia awal merokok 17 tahun (33,3%), mengonsumsi 5-10 batang rokok sehari (55,5%), hanya menggunakan rokok konvensional (89%), dan derajat adiksi terhadap nikotinnya ringan. Mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan bahaya rokok yang tinggi (69,1%). Diskusi: Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kebiasaan merokok maupun derajat adiksi nikotin. Pengetahuan yang tinggi tidak membuat mahasiswa berhenti merokok karena perokok cenderung menyepelekan bahaya dari merokok terhadap diri sendiri atau sekitarnya. Derajat adiksi nikotin pada mahasiswa UI cenderung ringan. Hal ini menunjukkan bahwa alasan mahasiswa UI merokok bukan disebabkan oleh kecanduan.
the KEEFEKTIVITASAN REMDESIVIR UNTUK TERAPI SARS-COV-2 Mohammad Ridho Devantoro; Wilson Saputra Wijaya; Hayu Ari Anggriani
Essence of Scientific Medical Journal Vol 19 No 1 (2021): Volume 19 No. 1 (Januari - Juni 2021) Essential: Essence of Scientific Medical J
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2021.v19.i01.p01

Abstract

Pendahuluan : SARS-CoV 2 termasuk dalam famili coronaviridae dan genus ?-CoV yang memiliki rantai RNA tunggal positif dengan memiliki protein struktural utama. yaitu Spike (S) yang akan berikatan dengan reseptornya, yaitu Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2). SARS-CoV2 telah menjadi pandemi dengan total jumlah kasus diseluruh dunia mencapai 1.777.666 jiwa. Terapi yang digunakan saat ini adalah Hidrocloroquin dan makrolid. keduanya bekerja sebagai imunomodulator. namun hidrocloroquin memiliki resistensi. oleh karena itu diperlukan terapi yang mempunyai mekanisme target molekul virus RNA lainnya. Metode : Penulisan dibuat berdasarkan tinjauan jurnal yang relevan dengan topik yang akan dibahas, jurnal yang digunakan adalah jurnal dalam 5 tahun terakhir. Berdasarkan jurnal yang telah dikumpulkan dan dilakukan analisa serta komparasi antar jurnal, digunakan 22 jurnal dari total 30 jurnal . kata kunci yang digunakan adalah ‘SARS-CoV-2, Hydroxychloroquine, azitromisin, dan Remdesivir. Pembahasan: SARS-CoV-2 adalah ?-coronavirus (CoV) yang merupakan famili coronaviridae, subfamili Orthocoronavirinae memiliki RNA rantai tunggal positif. Seperti halnya SARS-CoV, virus ini membutuhkan Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2) sebagai reseptor untuk memasuki sel, yang ditemukan pada saluran pernapasan bawah manusia. Virus memasuki sel, antigen akan dipresentasikan pada Antigen Presenting Cells (APC), menyebabkan terjadi badai sitokin, memicu ARDS dan kegagalan organ yang pada akhirnya menyebabkan kematian. Untuk melawan SARS-CoV-2, pengobatan masih berdasarkan penelitian coronavirus lainnya, SARS dan MERS. Dari penelitian-penelitian sebelumnya, kombinasi hydroxychloroquine dan azitromisin menjadi pilihan utama. Kombinasi kedua obat ini dapat menurunkan replikasi dan viral load, dan dalam suatu penelitian dapat menyembuhkan 100% penderita SARS-CoV-2. Namun mekanisme kerja yang belum terbukti, maka penelitian masih dilakukan untuk menemukan anti-SARS-CoV-2 yang poten dan mekanisme kerja pada RNA virus. Dalam literatur ini, kami memfokuskan terapi SARS-CoV-2 yang menjanjikan seperti Remdesivir, sebagai alternatif hydroxychloroquine dan azitromisin. Kesimpulan: Remdesivir memiliki aktivitas antivirus in vitro dan in vivo terhadap beragam virus RNA yang tidak dapat dilakukan oleh chloroquine.
POTENSI LUMBROKINASE DENGAN CARRIER N,N,N-TRIMETIL KITOSAN KLORIDA (TMC) MENGGUNAKAN LIGAND C-RGD SEBAGAI AGEN FIBRINOLITIK DAN ANTI-PLATELET TERBARUKAN Naufal Nandita Firsty; Muhammad Furqan; Ilman Arif Aritonang
Essence of Scientific Medical Journal Vol 19 No 1 (2021): Volume 19 No. 1 (Januari - Juni 2021) Essential: Essence of Scientific Medical J
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2021.v19.i01.p06

Abstract

Pendahuluan: Trombosis vena merupakan penyakit kardiovaskular nomor 3 terbanyak di dunia. Pemberian agen fibrinolitik seperti streptokinase merupakan terapi pilihan pada penyakit tersebut. Namun, kekurangannya yaitu waktu paruhnya yang pendek, tidak spesifik terhadap fibrin, penargetan yang buruk, harganya yang mahal, dan mudah menyebabkan perdarahan. Oleh karena itu diperlukan agen fibrinolitik yang dapat mengatasi beberapa kekurangan dan efek samping agen fibrinolitik saat ini. Literature review ini bertujuan untuk menjelaskan potensi lumbrokinase dengan carrier TMC dan ligand c-RGD sebagai agen fibrinolitik dan antiplatelet terbarukan. Metode yang digunakan dalam penyusunan literature review ini adalah studi pustaka dengan menggunakan jurnal 10 tahun terakhir yang diperoleh dari mesin pencarian seperti Sciencedirect, PubMed, Google Scholar dan ClinicalKey. Pembahasan: Lumbrokinase merupakan enzim hasil ekstraksi dari saluran cerna cacing tanah yang terdiri dari beberapa isoenzim protease serin. Lumbrokinase mempunyai fungsi utama sebagai agen fibrinolitik dengan 2 mekanisme kerja yaitu berperan menghidrolisis fibrin dan fibrinogen serta mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin. Selain itu, lumbrokinase juga memiliki efek antiplatelet seperti aspirin. Penggunaan TMC sebagai carrier dapat meningkatkan bioavailabilitas lumbrokinase. Sementara itu, penambahan ligand c-RGD dapat meningkatkan spesifitas terhadap reseptor GPIIb/IIIa yang mencegah fibrinogen berikatan dengan reseptor tersebut sehingga menghambat pembentukan trombus. Simpulan: Dari berbagai penelitian secara in vitro dan in vivo disimpulkan bahwa lumbrokinase dengan carrier TMC dan ligand c-RGD dapat mempercepat trombolisis, dan mengurangi risiko perdarahan sehingga berpotensi sebagai agen fibrinolitik dan antiplatelet terbarukan. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis terapi, efek samping, dan studi toksisitas.
ACUTE LIMB ISCHEMIA: AN UPDATE ON DIAGNOSIS AND MANAGEMENT Abed Nego Okthara Sebayang
Essence of Scientific Medical Journal Vol 18 No 2 (2020): Volume 18 No. 2 (Juli - Desember 2020) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2020.v18.i02.p04

Abstract

Acute Ischemic Limb (ALI) is a condition in which there is a sudden decrease in perfusion of stool caused by thrombus and embolism. The thrombus in question is derived from the development of arterial disease, aortic dissection, thrombus graft, aneurysm, hypercoagulability, iatrogenic and other.This review presents an update on the diagnosis and management of acute limb ischemia (ALI), a severe condition associated with high mortality and amputation rates. A comprehensive spectrum of ALI etiology is presented, with highlights on embolism and in situ thrombosis. The steps for emergency diagnosis are described, emphasizing the role of clinical data and imaging, mainly duplex ultrasound, CT angiography and digital substraction angiography. The different therapeutic techniques are presented, ranging from pharmacological (thrombolysis) to interventional (thromboaspiration, mechanical thrombectomy, and stent implantation) techniques to established surgical revascularization (Fogarty thrombembolectomy, by-pass, endarterectomy, patch angioplasty or combinations) and minor or major amputation of necessity. Postprocedural management, reperfusion injury, compartment syndrome and long-term treatment are also updated
Diagnosis dan Tatalaksana Ruptur Tendon Achilles Gusti Ngurah P Pradnya Wisnu
Essence of Scientific Medical Journal Vol 19 No 1 (2021): Volume 19 No. 1 (Januari - Juni 2021) Essential: Essence of Scientific Medical J
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2021.v19.i01.p02

Abstract

Pendahuluan: Tendon Achilles mengalami tekanan terus-menerus sehingga beresiko berisiko mengalami ruptur. Ruptur tendon Achilles banyak terjadi pada pegiat olahraga, baik olahraga rekreasioal maupun professional. Keadaan ini sering mengalami misdiagnosis, padahal keterlambatan pengobatan dapat menyebabkan prognosis yang lebih buruk. Isi: Pasien dengan ruptur tendon Achilles biasanya datang keluhan merasakan adanya rasa nyeri tajam tiba-tiba yang disertai suara meletup pada tungkai bawahnya. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya celah pada tendon Achilles, hematoma, pembengkakan, dan kesulitan melakukan plantarfleksi. Untuk memastikan diagnosis klinis, dapat dilakukan pemeriksaan fisik tambahan berupa berupa tes Thompson dan tes Matles. Pemeriksaan penunjang berupa ultrasonografi atau MRI tidak perlu dilakukan apabila diagnosis ruptur tendon Achilles dari pemeriksaan klinis sudah jelas. Pasien sebaiknya segera dirujuk ke dokter bedah ortopedi untuk mendapatkan tatalaksana lebih lanjut yang sesuai. Manajemen yang dapat dilakukan berupa manajemen operatif dan non-operatif, tergantung pada komorbiditas, tujuan, dan preferensi pasien. Simpulan: Diagnosis awal ruptur tendon Achilles harus dilakukan dengan benar sehingga pasien dapat segera dirujuk ke dokter bedah orthopedi untuk mendapatkan tatalaksana yang sesuai agar prognosis pasien baik.
N-MYC DOWNSTREAM-REGULATED GENE 2 (NDRG2): INOVASI PENANDA TUMOR DIAGNOSTIK DAN PROGNOSTIK TERBARU UNTUK KANKER PARU Yulian Prastisia; Ghea Mangkuliguna; Nikolaus Tobian
Essence of Scientific Medical Journal Vol 19 No 1 (2021): Volume 19 No. 1 (Januari - Juni 2021) Essential: Essence of Scientific Medical J
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2021.v19.i01.p07

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Kanker paru menyebabkan kematian pada satu dari lima orang di dunia. Tingginya angka mortalitas ini dikarenakan oleh belum adanya metode diagnosis yang dapat mendeteksi lesi dini kanker paru secara akurat. Akibatnya, banyak pasien yang baru terdiagnosis ketika kanker sudah mencapai stadium lanjut yang tingkat kelangsungan hidup tidak lebih dari 5%. Pada kondisi ini, terapi pembedahan sudah tidak dapat dilakukan dan terapi farmakologis pun kurang memberikan manfaat yang berarti. Baru-baru ini, ekspresi dari gen N-myc downstream-regulated 2 (NDRG2) ditemukan mengalami penurunan pada jaringan kanker paru yang menjadi dasar aplikasi NDRG2 sebagai penanda tumor diagnostik dan prognostik. Metode: Penelitian dilakukan dengan melakukan tinjauan pustaka dari beberapa database jurnal, yakni PubMed, ScienceDirect, dan Proquest dengan literatur yang dipublikasikan dalam kurun waktu 2009-2019. Pembahasan: Studi literatur ini menunjukkan bahwa sebanyak 56,7-64,5% dari pasien dengan kanker paru memiliki ekspresi NDRG2 yang sangat rendah. Ekspresi NDRG2 juga dikorelasikan dengan invasi tumor & vaskular, ukuran, status diferensiasi, dan stadium tumor. Ekspresi NDRG2 yang rendah dapat menjadi indikator prognostik buruk bagi pasien kanker paru yang ditandai dengan penurunan tingkat kelangsungan hidup hingga 2 kali lipat lebih rendah. Simpulan: Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa NDRG2 memiliki potensi yang menjanjikan untuk menjadi penanda tumor diagnostik dan prognostik kanker paru.
KETERKAITAN CARA KERJA KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN RISIKO TERJADINYA KANKER PAYUDARA Vanessa Els
Essence of Scientific Medical Journal Vol 19 No 2 (2021): Volume 19 No. 2 (Juli - Desember 2021) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2021.v19.i02.p05

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Kanker payudara telah menyerang sebesar 42,1 per 100.000 penduduk wanita di Indonesia dengan rata-rata angka kematian sebesar 17 per 100.000. Salah satu faktor risiko kejadian kanker payudara adalah pemakaian kontrasepsi hormonal yang merupakan pilihan kontrasepsi utama yang digunakan di Indonesia. Terdapat sejumlah perbedaan mengenai faktor risiko penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap kanker payudara, maka tinjauan pustaka ini dibuat untuk menelaah keterkaitan cara kerja kontrasepsi hormonal dengan risiko terjadinya kanker payudara. Pembahasan: Kanker payudara merupakan penyakit mematikan yang umumnya terjadi pada perempuan, baik di negara berkembang maupun maju. Salah satu faktor risiko yang dianggap mempengaruhi terjadinya kanker payudara yaitu penggunaan kontrasepsi hormonal. Kebanyakan kontrasepsi mengandung hormon estrogen dan progesteron. Estrogen dan progesteron merupakan hormon penting untuk perkembangan organ reproduksi wanita dan fungsi fisiologis tubuh salah satunya adalah payudara. Sebagian besar studi menunjukkan adanya peningkatan risiko kanker payudara dan beberapa menunjukkan tidak adanya keterkaitan sehingga hal ini masih menimbulkan kontroversi. Kaitan antara kontrasepsi hormonal dengan kanker payudara harus ditelaah lebih mendetail dengan mempertimbangkan faktor risiko lainnya, patofisiologi kanker payudara, dan jangka waktu penggunaannya. Simpulan: Hormon estrogen maupun progesteron yang terdapat pada kontrasepsi hormonal memiliki beberapa fungsi penting bagi tubuh salah satunya adalah perkembangan fungsi fisiologis dari beberapa organ dalam tubuh termasuk payudara. Di sisi lain, dosis kontrasepsi hormonal yang rendah memiliki efek yang minimal terhadap kanker payudara dan masih banyak faktor risiko selain kontrasepsi hormonal yang harus ditelaah.

Page 5 of 11 | Total Record : 103