cover
Contact Name
Andreliano Yosua Rompis
Contact Email
andrelianoyosua@gmail.com
Phone
+6281382719085
Journal Mail Official
essentialredaksi@gmail.com
Editorial Address
Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali - Indonesia
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Essential: Essence of Scientific Medical Journal
Published by Universitas Udayana
ISSN : 19790147     EISSN : 26556472     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Essence of Scientific Medical Journal (ESSENTIAL) merupakan salah satu media publikasi ilmiah yang dimiliki oleh Kelompok Ilmiah Hippocrates FK Unud. Jurnal Essential menerima karya ilmiah berupa penelitian dan tinjauan pustaka dari seluruh mahasiswa kesehatan di Indonesia. Essential (Essence scientific Medical Journal) menerima dan mempublikasikan artikel penelitian dan tinjauan pustaka dalam ruang lingkup ilmu kesehatan atau bidang kedokteran meliputi ilmu dasar kedokteran, ilmu klinis dan kesehatan komunitas, ataupun penelitian eksperimental hewan atau manusia.
Articles 103 Documents
POTENSI SUPLEMENTASI SMALL-QUANTITY LIPID-BASED NUTRIENT PRENATAL DAN POSTNATAL SEBAGAI PENCEGAHAN ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA ANAK DI BAWAH USIA DUA TAHUN Muhammad Yusuf; Arila Atalia; Avisa Cetta Cresma
Essence of Scientific Medical Journal Vol 20 No 1 (2022): Volume 20 No. 1 (Januari - Juli 2022) Essential: Essence of Scientific Medical J
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2022.v20.i01.p05

Abstract

Introduction: Iron Deficiency Anemia (IDA) is considered a public health problem in Indonesia. The main consequences of IDA in infants include increased risk of permanent cognitive and psychomotor impairments that can lead to decreased quality of life in adulthood. Recommendations for iron supplementation for pregnant women and infants have uncomfortable side effects leading to poor adherence. Small Quantity Lipid-Based Nutrient Supplement (SQ-LNS) was developed as a novel iron fortification approach for pregnant and lactating women and children. The objective of this literature review is to analyze the effectiveness of SQ-LNS supplementation to prevent IDA in infants under two years of age. Methods: A Literature review was constructed with PICOS criteria and the clinical trial data were extracted from “PUBMED”, “Cochrane”, and “Europe-PMC” databases, matching the inclusion criterias. Results and Discussion: 10 studies were included in the literature review. IDA biomarkers such as Hemoglobin, serum Ferritin, and soluble transferrin receptor (sTfR) were significantly better in the SQ-LNS groups compared to control. Thus, the prevalence of anemia, iron deficiency, and iron deficiency anemia were lower in the SQ-LNS groups compared to control. SQ-LNS also optimized the level of Hepcidin and enhanced the growth and development of infants, represented by higher length-for-age z scores, weight-for-age z scores, locomotor development scores, and lower prevalence of stunting. Conclusion: SQ-LNS supplementation for pregnant women, nursing mothers, and children under two years of age has the potential to optimize Hb levels, serum Ferritin, sTfR, as well as prevent IDA in children and support child growth and development.
UJI EFEKTIVITAS KRIM BUNGA KAMBOJA (PLUMERIA SP.) DALAM PENYEMBUHAN ULKUS KAKI DIABETIKUS Klarissa Suhartanto; Anggleri Julia Yusuf; Evelyn Andreana Prijadi
Essence of Scientific Medical Journal Vol 20 No 1 (2022): Volume 20 No. 1 (Januari - Juli 2022) Essential: Essence of Scientific Medical J
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2022.v20.i01.p07

Abstract

Pendahuluan: Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit dengan jumlah kasus yang cukup tinggi. Komplikasi diabetes mellitus, seperti ulkus kaki diabetikus, jarang dibahas. Pengobatan ulkus kaki diabetikus sering menjadi beban karena mahalnya biaya perawatan luka sehingga dibutuhkan terobosan. Flavonoid sering dilaporkan memiliki manfaat terhadap penyembuhan luka. Salah satu tanaman yang mengandung flavonoid adalah bunga kamboja (Plumeria sp.). Metode: Krim dibuat dengan 3 konsentrasi, yaitu 25%, 50%, dan 75%. Krim diberikan pada tikus putih sebanyak 24 ekor dan diinduksi aloksan. Krim diberikan sebanyak 2 kali sehari dan diamati luas luka nya selama 7 hari. Lalu, tikus akan dieuthanasia untuk diambil kulitnya dan dilakukan pengamatan histologi dengan preparat hematoxylin eosin untuk melihat kolagen. Luas kolagen dihitung dengan aplikasi ImageJ. Hasil: Penutupan luka dan luas kolagen kelompok dengan perlakuan lebih baik daripada tanpa perlakuan. Rata-rata penutupan luka hewan kelompok I adalah 37,25%, kelompok II adalah 75,75%, kelompok III adalah 66,67%, dan kelompok IV adalah 61,70%. Sedangkan rata-rata luas kolagen kelompok I adalah 265776 pixel2, kelompok II 399579,5 pixel2, kelompok III 281749,75 pixel2, dan kelompok IV 271382,9 pixel2. Pembahasan: Hasil terbaik adalah kelompok II. Peningkatan dosis krim tidak memberikan efek yang lebih signifikan sehingga dosis 25% adalah dosis maksimal efektif/Maximum Effective Dose (MaxED). MaxED ini berarti peningkatan dosis tidak akan menunjukkan adanya peningkatan efikasi. Simpulan: Pemberian krim ekstrak bunga kamboja (Plumeria sp.) dengan konsentrasi 25% memiliki efektivitas yang paling tinggi untuk penyembuhan ulkus kaki diabetikus. Kata kunci: Bunga kamboja, Ulkus kaki diabetikus, Kolagen, Flavonoid
POTENSI SIANIDIN POLY(LACTIC-CO-GLYCOLIC ACID)-POLYETHYLEN GLYCOL YANG DIMODIFIKASI FUSED FOLLICLE UNTUK MENINGKATKAN SENSITIVITAS DAN SEKRESI INSULIN DALAM MENANGANI PENYAKIT DIABETES MELITUS TIPE 2 Adrian Wiryanata Gorintha; Stevina Debora; Natasya Eiffeline Chandra
Essence of Scientific Medical Journal Vol 20 No 1 (2022): Volume 20 No. 1 (Januari - Juli 2022) Essential: Essence of Scientific Medical J
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2022.v20.i01.p01

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Diabetes melitus tipe 2 merupakan salah satu dari empat prioritas penyakit tidak menular menurut WHO. Data WHO pada tahun 2015 menunjukkan bahwa sebanyak 415 juta jiwa di dunia menderita diabetes melitus tipe 2. Bahkan di Indonesia pada tahun 2013, prevalensi orang dengan diabetes mengalami peningkatan menjadi 6.9%. Saat ini penatalaksanaan untuk diabetes melitus tipe 2 yang umum diberikan adalah pemberian obat metformin. Namun pemberian jangka panjang akan menyebabkan asidosis laktat dan kerusakan ginjal. Karena hal tersebut, maka dibutuhkan alternatif yang dapat baru yang meminimalisir efek samping yang ditimbulkan, sebagai contoh dengan menggunakan bahan herbal. Cyanidin adalah flavonoid alami yang memiliki efek sebagai peningkat sensitivitas dan sekresi insulin. Pembahasan: Cyanidin berpotensi sebagai peningkat sensitivitas reseptor insulin dan meningkatkan sekresi insulin. Dalam upaya meningkatkan sensitivitas insulin, cyanidin mampu menghambat penurunan regulasi ekspresi Glut4 dan menurunkan tingkat ekspresi RBP 4. Sebagai peningkat sekresi insulin Cyanidin meningkatkan ekspresi gen GLUT2, Kir6.2 dan Cav1.2 yang berperan dalam sekresi insulin. Sayangnya Cyanidin memiliki bioavaibility rendah dan tidak stabil. Oleh karena itu enkapsulasi Cyanidin akan meningkatkan ketersediaan cyandin dalam darah dan mudah terkonsentrasi ke sel pankreas Simpulan: Kombinasi Cyanidin PLGA-PEG yang dimodifikasi FC dapat menjadi alternatif baru dalam pengobatan penyakit diabetes melitus tipe 2 Kata kunci: Diabetes Melitus tipe 2, Cyanidin, PLGA-PEG yang dimodifikasi Fc
POTENSI KAVAIN DALAM PIPER METHYSTICUM SEBAGAI TATALAKSANA PREVENTIF GENERALIZED ANXIETY DISORDER Devin Mahendika
Essence of Scientific Medical Journal Vol 20 No 1 (2022): Volume 20 No. 1 (Januari - Juli 2022) Essential: Essence of Scientific Medical J
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2022.v20.i01.p02

Abstract

Introduction: Generalized Anxiety Disorder (GAD) was a psychiatric disorder characterized by anxiety, motor tension, and autonomic overactivity. Piper methysticum was a plant that had efficacy in various therapies including GAD because of its chemical substance cavaine. Cavaine was a biological ingredient in Piper methysticum which had potent anxiolytic activity. Piper methysticum extract can be used as a preventive therapy for GAD due to its anxiolytic effect on the symptoms of GAD. Discussion: Piper methysticum in its efficacy was able to potentiate GABAARs without subtype selectivity, besides that the concentration of GABA responds to the performance of 4?2? GABAARs significantly, so that the performance of cavaine works effectively and sensitively in the target system in addition to the 1?2?2L receptor. Cavaine also showed a modest increase in GABA concentrations below EC45, but it did not affect EC50 and maximal efficacy of GABA. In addition, the chalcone synthase chain which is broken due to neurodegeneration by the RpBASi enzyme which can extend a single polypeptide chain can be repaired by cavaine. Another effect of cavaine was that it can modulate volt-gated calcium and sodium channels and antagonize Ca2+ channels. Another important activity of cavaine was being able to bind to GABA receptors in the central nervous system besides functioning as an anxiolytic in the serotonergic and glutamanergic pathways. Piper methysticum in its properties is able to potentiate GABAARs without subtype selectivity, besides that the concentration of GABA responds to the performance of 4?2? GABAARs significantly, so that the performance of cavaine works effectively and sensitively in the target system in addition to the 1?2?2L receptor. Cavaine also showed a modest increase in GABA concentrations below EC45, but it did not affect EC50 and maximal efficacy of GABA. In addition, the chalcone synthase chain which was broken due to neurodegeneration by the RpBASi enzyme which can extend a single polypeptide chain can be repaired by cavaine. Another effect of cavaine, that it was able to modulate volt-gated calcium and sodium channels and acts as an antagonist to Ca2+ channels. Another important activity of cavaine was its ability to bind to GABA receptors in the central nervous system in addition to functioning as anxiolytics in serotonergic and glutamanergic pathways. Conclusion: The use of Piper methysticum as an effort to prevent GAD has proven to be superior because it was cheap and easy to obtain, had no side effects, and had high effectiveness in reducing GAD in accordance with its effects and clinical features. Therefore, further research on clinical trials of the use of Piper methysticum continues to be developed so that it can be implemented ethically to prevent GAD. Keywords: Piper methysticum, cavaine, GAD
TERAPI ANTIOKSIDAN SEBAGAI NEFROPROTEKTOR Ni Putu Eka Frastika Sari; I Wayan Cahya Mahastya
Essence of Scientific Medical Journal Vol 20 No 2 (2022): Volume 20 No. 2 (Juli - Desember 2022) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/essential.v20i2.92946

Abstract

Pendahuluan: Ginjal sangat penting sebagai organ ekskresi hasil metabolisme tubuh sangat rentan mengalami berbagai ganggguan akibat stres oksidatif. Pembahasan: Kondisi ketidakseimbangan ini dapat memicu kerusakan glomerular atau epitel tubular yang berhubungan dengan perubahan proliferasi dan perbaikan seluler pada proses inflamasi, fibroblas, dan fibrosis sehingga menyebabkan hilangnya fungsi nefron dan ginjal. Hal ini akan berujung pada penyakit kronis, seperti Chronic Kidney Disease (CKD), sehingga harus dilakukan intervensi untuk mencegah stres oksidatif yang dapat merusak ginjal, terutama nefron. Oleh karena itu, diperlukannya senyawa antioksidan yang dapat menekan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) dan Reactive Nitrogen Species (RNS) terutama pada korteks dan medula renalis yang dapat mempengaruhi aliran darah ginjal, retensi natrium/cairan terhadap inflamasi, dan fibrosis, serta proteinuria. Secara umum, antioksidan dalam tubuh dapat dibagi menjadi dua, yaitu antioksidan endogen dan eksogen. Antioksidan endogen terdiri dari enzimatik dan non enzimatik. Berdasarkan beberapa penelitian, senyawa fitokimia sebagai antioksidan memiliki banyak jenis senyawa yang dapat mencegah stres oksidatif dengan mekanisme kerja tertentu. Simpulan: Beberapa senyawa tersebut adalah karotenoid (?-carotene dan likopen), flavonoid (asam fenolik, flavonoid, dan senyawa fenolik lainnya), dan senyawa antioksidan lain (alkaloid dan alisin). Kata kunci: Antioksidan, Fitokimia, Nefroprotektif, dan Stres Oksidatif
Peran Lactosylceramide sebagai Immunomodulator dan Neuroprotectant Terhadap Mycobacterium leprae, Sebuah Inovasi Terapi Adjuvant Lepra Masa Depan WILLIAM SUCIANGTO
Essence of Scientific Medical Journal Vol 20 No 2 (2022): Volume 20 No. 2 (Juli - Desember 2022) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/essential.v20i2.91923

Abstract

Abstrak Pendahuluan: Lepra masih menjadi masalah kesehatan serius di berbagai negara tropis dengan angka kejadian cukup tinggi. Penyakit akibat infeksi Mycobacterium lepare (M. leprae) tersebut dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya karena gangguan penampilan akibat lesi kulit, gangguan aktivitas akibat gangguan neurologis, serta sulitnya pengobatan akibat resistensinya terhadap imunitas tubuh. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu inovasi yang dapat membantu penanganan permasalahan neurologis dan resistensi M. leprae terhadap imunitas untuk mempercepat penyembuhan, menangani masalah neurologis akibat leprae, dan meningkatkan kualitas hidup pasien leprae. Pembahasan: Dalam berbagai penelitian, telah dibuktikan bahwa Lipoarabinomannan (LAM) merupakan salah satu komponen lipid dinding sel M. leprae yang juga berperan dalam kerusakan saraf dan resistensi M. leprae terhadap imunitas, sehingga inhibisi terhadap LAM M. leprae dapat menjadi salah satu target terapi tambahan untuk mengurangi kerusakan neuron dan resistensi M. leprae terhadap imunitas tubuh. Sementara itu, berbagai penelitian laiinya juga telah membuktikan bahwa Lactosylceramide (LacCer) mampu mengikat LAM pada berbagai spesies Mycobacterium, termasuk M. leprae sehingga penggunaan LacCer dapat menjadi terapi adjuvant yang sangat potensial dalam menangani kerusakan neuron dan masalah resistensi M. leprae terhadap imunitas sehingga dapat menangani masalah sistem saraf dan mempercepat kesembuhan serta meningkatkan kualitas hidup pasien-pasien lepra. Kesimpulan: LacCer terbukti mampu menjadi terapi adjuvant potensial untuk leprae akibat kemampuannya sebagai neuroprotectant dan immunomodulator dengan mekanismenya dalam mengikat LAM pada dinding sel M. leprae.
HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN, DEPRESI, DAN STRES DENGAN KUALITAS TIDUR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DI INDONESIA SELAMA PANDEMI COVID-19 Komang Wahyu Kurniawan; Ni Made Indira Kusuma Putri; Putu Bagus Dharma Permana; Sakina Sakina
Essence of Scientific Medical Journal Vol 20 No 2 (2022): Volume 20 No. 2 (Juli - Desember 2022) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/essential.v20i2.92950

Abstract

Pendahuluan: Kualitas tidur merupakan wujud pemenuhan kepuasan seorang individu yang menjalani suatu proses tidur. Pandemi COVID-19 mengharuskan pemberlakuan social distancing sebagai salah satu pengendalian dalam penyebaran virus. Namun, hal tersebut dapat berdampak pada kesejahteraan psikologis dan bahkan dapat memengaruhi kualitas tidur seseorang. Mahasiswa, khususnya di fakultas kedokteran, rentan mengalami tidur dengan kualitas yang buruk. Faktor kecemasan, depresi, dan stres diduga ikut terlibat dalam kualitas tidur di kalangan mahasiswa kedokteran. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk mengetahui apakah tingkat depresi, kecemasan, dan stres berkontribusi terhadap kualitas tidur yang buruk pada mahasiswa kedokteran di Indonesia selama pandemi COVID-19 Pembahasan: Lima studi menyimpulkan bahwa terdapat hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur mahasiswa kedokteran selama pandemi COVID-19. Hal ini diduga karena gangguan tidur dan kecemasan sama-sama didasari oleh patogenesis hiperaktivitas yang disebabkan oleh gangguan sistem neurotransmiter, seperti kolinergik dan GABA. Dua studi meninjau hubungan antara kualitas tidur mahasiswa fakultas kedokteran dengan kejadian depresi selama masa pandemi COVID-19. Walaupun hubungan antara kualitas tidur dan depresi telah dibuktikan secara ekstensif, arah dari hubungan ini masih belum bisa ditetapkan. Mekanisme perubahan kualitas tidur pada depresi diduga melibatkan peran dari peningkatan mediator inflamasi seperti IL-6 dan TNF, jalur biokimia neurotransmitter, korelasi genetik, serta disregulasi pada irama sirkadian akibat single nucleotide polymorphism (SNP) dari clock genes. Tiga studi menemukan adanya hubungan antara kejadian stress pada mahasiswa kedokteran dengan kualitas tidur mereka selama pandemi COVID-19. Stres dan tidur memiliki keterkaitan dengan aktivasi aksis hipotalamo-hipofisis-adrenal (HPA) yang juga dipengaruhi oleh sistem imun. Simpulan: Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, ditemukan bahwa kualitas tidur memiliki berkaitan erat dengan kejadian stres, depresi, dan kecemasan pada mahasiswa fakultas kedokteran di Indonesia selama pandemi COVID-19.
POTENSI FLAVONOID PADA EKSTRAK DAUN MORINGA OLEIFERA SEBAGAI ALTERNATIF TERAPI ARTRITIS REUMATOID BERBASIS PENDEKATAN ANTIINFLAMASI Komang Wahyu Widyasanti Sutama; Gregorius William Thongiratama; Putu Dian Amelya Putri Widarani; Ida Ayu Dewi Wiryanthini
Essence of Scientific Medical Journal Vol 20 No 2 (2022): Volume 20 No. 2 (Juli - Desember 2022) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/essential.v20i2.96159

Abstract

ABSTRACT Introduction: Rheumatoid arthritis (RA) is a chronic systemic autoimmune disease that causes joints inflammation and the most cases are found in the elderly. However, until now pharmacological therapy for RA treatment is still considered inefficient, expensive, and causes many side effects. Therefore, a new alternative treatment is needed. One of the plants that can be used as an alternative is Moringa oleifera due to its anti-inflammatory properties. Discussion: Moringa oleifera leaf extract with ethanol maceration contains flavonoids (12.16%), mostly in the form of quercetin (6.3%). The role of flavonoids as anti-inflammatory agents in RA is to reduce neutrophil activity in the production of proinflammatory cytokines through inhibition of Nuclear Factor kappa-light-chain-enhancer from Activated B Cells (NF-?B) signaling, inhibition of Matrix Metalloproteinase (MMP) activity, and inhibition of the peroxidase active sites at cyclooxygenase-1 (COX-1), cyclooxygenase-2 (COX-2), and 5-lipoxygenase (5-LOX). Quercetin is effective in treating rheumatoid arthritis by providing anti-inflammatory and analgesic effects. The most effective method to obtained Moringa oleifera leaf extract is by drying method with maceration process in 96% ethanol and packaged in oral capsules. Moringa oleifera extract also has fewer side effects compared to currently available RA treatments. Moringa oleifera extract combined with other drugs as adjuvants, such as methotrexate and indomethacin, can increase the anti-inflammatory curative effect in RA without significant side effects. Conclusion: Moringa oleifera leaf extract has potential in the treatment of rheumatoid arthritis. Keywords: Anti-inflammatory, Flavonoids, Moringa oleifera, Rheumatoid Arthritis
EFEK BIOLARVISIDA EKSTRAK ETANOL BUAH CITRUS HYSTRIX TERHADAP LARVA AEDES AEGYPTI I Gusti Ngurah Ananda Wira Kusuma
Essence of Scientific Medical Journal Vol 20 No 2 (2022): Volume 20 No. 2 (Juli - Desember 2022) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/essential.v20i2.93740

Abstract

Pendahuluan: Infeksi dengue merupakan penyakit dengan vektor nyamuk dengan insidensi yang tinggi dan menyebabkan berbagai kondisi klinis dari yang ringan hingga berat. Membasmi larva nyamuk Ae. aegypti merupakan strategi umum untuk mencegah penyebaran infeksi dengue. Penelusuran bahan herbal sebagai biolarvisida penting dilakukan agar didapat bahan larvisida yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek biolarvisida ekstrak etanol buah Citrus hystrix terhadap larva Ae. aegypti. Metode: Penelitian dilakukan menggunakan uji bioassay dengan larva Ae. aegypti instar III dan IV sebagai sampel. Pengujian dibagi menjadi 7 kelompok yakni kelompok kontrol, dan kelompok perlakuan pada konsentrasi 400, 800, 1200, 1600, 2000, dan 2400 ppm, tiap kelompok terdiri atas 20 ekor larva. Seluruh kelompok kemudian diamati pada 1, 24, dan 48 jam. Kematian larva dicatat dan data dianalisis untuk mengetahui efek biolarvisida, nilai LC50 dan LC95, dan hubungan dosis-efek. Hasil: Total larva diujikan sebanyak 590 ekor, didapat total kematian larva 315 ekor dan 418 ekor setelah 24 dan 48 jam. Uji one-way ANOVA menghasilkan nilai F 26,03 dan 65,69 (p<0,05) masing-masing pada periode 24 dan 48 jam. Nilai R2 sebesar 0,745 dan 0,635 masing-masing pada periode 24 dan 48 jam (p<0,05). Nilai LC50 24 jam= 989,55 ppm, dan LC95 24 jam=2785,89 ppm sedangkan LC50 48 jam= 483,16 ppm dan LC95 48 jam= 1555,49 ppm. Simpulan: Penulis menyimpulkan bahwa ekstrak etanol buah Citrus hystrix memiliki efek biolarvisida terhadap larva Ae. aegypti, hubungan dosis-efek yang linier, serta korelasi yang positif, kuat, dan signifikan.
POTENSI MONTELUKAST SEBAGAI TERAPI TERAPEUTIK PADA PASIEN COVID-19 DENGAN PROGNOSIS BURUK AKIBAT KOMORBIDITAS PENYAKIT OBESITAS Irsyadina Hasana Bharata
Essence of Scientific Medical Journal Vol 20 No 2 (2022): Volume 20 No. 2 (Juli - Desember 2022) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/essential.v20i2.92267

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pasien yang mengalami obesitas lebih rentan terinfeksi dan mengalami komplikasi karena jaringan adiposa yang berlebih pada pasien tersebut dapat menjadi reservoir patogen. Komplikasi akibat inflamasi yang terjadi pada pasien COVID-19 dengan komorbiditas penyakit obesitas terjadi akibat peningkatan tingkat sirkulasi dari banyak sitokin dan protein yang dilepaskan oleh adiposit. Pembahasan: Sebuah obat reseptor antagonis terhadap sisteinil leukotrien, montelukast, telah dikenal sebagai obat yang berfungsi untuk mengobati penyakit asma dan alergi rhinitis. Berbagai macam sitokin yang dilepaskan oleh jaringan adiposit atau akibat respon infeksi virus, seperti IL-1? dan IL8 terbukti dapat dikurangi peningkatannya ketika diberikan terapi penggunaan montelukast dibandingkan dengan plasebo. Dengan kemampuan montelukast, terapi pemberian obat ini kepada pasien COVID-19 yang mengalami obesitas berpotensi dapat memberikan efek terapeutik. Simpulan: Sebagai bentuk respon cepat terhadap risiko peningkatan jumlah penderita obesitas di masa pandemi COVID-19, diperlukan suatu terapi yang dapat memberikan efek terapeutik pada pasien COVID-19 dengan komorbiditas penyakit obesitas. Montelukast, reseptor antagonis sisteinil leukotrien berpotensi untuk digunakan sebagai terapi terapeutik terhadap pasien COVID-19 dengan komorbiditas penyakit obesitas karena efek dan sifat yang dapat dimilikinya. Kata kunci: Montelukast 1, Obesitas 2, COVID-19 3, Prognosis 4 ABSTRACT Introduction: Several studies have shown that obese patients are more susceptible to infection and complications because excess adipose tissue in these patients can be a reservoir of pathogens. Inflammatory complications that occur in COVID-19 patients with comorbid obesity occur due to increased circulating levels of many cytokines and proteins released by adipocytes Discussion: A receptor antagonist drug against cysteine ????leukotriene, montelukast, has been known as a drug that works to treat asthma and allergic rhinitis. Various cytokines released by adipocytes or in response to viral infection, such as IL-1? and IL8 have been shown to be reduced when treated with montelukast compared to placebo. With the ability of montelukast, this drug therapy for COVID-19 patients who are obese has the potential to have a therapeutic effect. Conclusion: As a form of rapid response to the risk of increasing the number of obese people during the COVID-19 pandemic, a therapy that can provide a therapeutic effect on COVID-19 patients with comorbid obesity is needed. Montelukast, a cysteine ??leukotriene receptor antagonist, has the potential to be used as a therapeutic therapy for COVID-19 patients with comorbid obesity because of its effects and properties. Keywords: Montelukast 1, Obesity 2, COVID-19 3, Prognosis 4

Page 7 of 11 | Total Record : 103