cover
Contact Name
Agni Susanti
Contact Email
agniesusanti2204@gmail.com
Phone
+6287722631615
Journal Mail Official
obstetrianestesi@gmail.com
Editorial Address
Department of Anesthesiology and Intensive Care Dr. Sardjito General Hospital Yogyakarta Jl.Jl. Kesehatan No.1, Senolowo, Sinduadi, Yogyakarta
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia
ISSN : -     EISSN : 2615370X     DOI : https://doi.org/10.47507/obstetri.v3i2
Core Subject : Health, Science,
We accept manuscripts in the form of Original Articles, Case Reports, Literature Reviews, both from clinical or biomolecular fields, as well as letters to editors in regards to Obstetric Anesthesia and Critical Care. Manuscripts that are considered for publication are complete manuscripts that have not been published in other national journals. Manuscripts that have been published in the proceedings of the scientific meeting can still be accepted provided they have written permission from the organizing committee. This journal is published every 6 months with 8-10 articles (March, September) by Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC).
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 8 No 2 (2025): Juli" : 8 Documents clear
Anestesi Spinal pada Maternal dengan Struma Hipertiroid yang Menjalani Seksio Sesarea secara Emergensi: Satu Laporan Kasus Isda, Mustaqiem; isngadi, Isngadi
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 8 No 2 (2025): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v8i2.159

Abstract

Kehamilan dengan penyakit sistemik merupakan kasus yang menjadi perhatian khusus. Hipertiroid adalah salah satu penyakit sistemik pada kehamilan yang dapat menimbulkan kegawatan pada ibu dan janin. Kami melaporkan kasus wanita 24 tahun dengan G1P1A0 yang menjalani seksio sesarea atas indikasi ketuban pecah dini, hipertiroid dan fetal compromised. Tekanan darah 139/82 mmHg, laju nadi 112 kali per menit,saturasi 99% udara ruang. Pemeriksaan preoperasi didapatkan keluhan berdebar disertai adanya eksoftalmus, tremor, dan benjolan di leher. Pemeriksaan jantung didapatkan bunyi jantung I–II reguler tanpa murmur, suara paru vesikular dengan di kedua lapang paru. Pemeriksaan Leopold didapatkan janin tunggal dengan presentasi kepala, denyut jantung janin 157 kali per menit. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar hemoglobin 12,7 g%, hitung leukosit 12.020/mm3, hitung trombosit 199.000/ mm3. Hasil faal tiroid T3 Total 2,07 (0,8–2,0), Free T4 3,20 (0,93 - 1,7) dan TSH < 0,01 (0,270-4,20). Pemeriksaan laboratorium lain dalam batas normal. Pada pemeriksaan elektrokardiografi didapatkan sinus takikardia 116 x/menit. Pada pemeriksaan foto thorax didapatkan jantung dan paru normal. hasil konsultasi bersama spesialis kardiologi tidak didapatkan kelainan pada jantung pasien. Pasien stabil selama operasi dengan anestesi spinal menggunakan bupivakain 10 mg adjuvan morphin 0.1 mg. Analgetik pascaoperasi diberikan injeksi ketorolak 30 mg setiap 8 jam intravena dan paracetamol 4x750 mg per oral dengan VAS 2 pada hari ke-0. Obat dilanjutkan dengan PTU 3x100 mg dan propanolol 3x40 mg per oral. Pasien di observasi di High Care Unit selama post operasi.
Penggunaan Phenylephrine untuk Mengatasi Hipotensi akibat Epidural Anestesi pada Maternal dengan VSD Bidirectional Shunt yang Dilakukan Seksio Sesarea Tulong, Priscilla; isngadi, Isngadi
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 8 No 2 (2025): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v8i2.169

Abstract

Ventricular Septal Defect (VSD) dengan bidirectional shunt merupakan Sindrom Eisenmenger yang ditandai adanya pirau dua arah (dari kanan ke kiri dan kiri ke kanan). Kondisi ini perlu dilakukan tatalaksana untuk mencegah pirau dari kanan ke kiri, agar pirau dipertahankan dari jantung kiri ke kanan. Salah satu cara untuk mempertahankan agar pirau tetap berjalan dari jantung kiri ke jantung kanan adalah dengan mencegah terjadinya hipotensi. Hipotensi akibat epidural anestesi, dapat dicegah dengan cara memberikan vasopressor yang selektif terhadap reseptor α-1 yaitu phenylephrine. Dalam tulisan ini akan menyajikan kasus seorang primigravida berusia 27 tahun dengan VSD bidirectional shunt datang ke bagian obstetri dan ginekologi, dengan usia kehamilan 30-32 minggu dan riwayat sesak nafas. Pasien dilakukan tindakan terminasi kehamilan secara elektif. Epidural anestesi menjadi pilihan untuk tindakan seksio sesarea pada pasien ini. Pasien mengalami periode hipotensi setelah dilakukan tindakan anestesi epidural, sesaat setelah pasien mengalami hipotensi diberikan terapi syringe phenylephrine 0,25 μg /kgbb/ menit. Pasien stabil sampai operasi selesai. Bayi lahir dengan Apgar score 5-7. Pasien dipindahkan ke ICU dalam kondisi hemodinamik stabil.
Seksio Sesarea Emergensi dengan Regional Anestesi Pasien G1P0A0, Preeklamsi Berat (PEB), Ketuban Pecah Dini (KPD), Ascites Permagna, Hipoalbumin, Suspek Sindroma Nefrotik Supraptomo, RTH
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 8 No 2 (2025): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v8i2.202

Abstract

Preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang serius, ditandai dengan hipertensi dan proteinuria, yang dapat menyebabkan komplikasi berat bagi ibu dan janin. Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) yang tinggi, yakni 173:100.000 kelahiran. Salah satu indikasi dilakukannya persalinan sectio caesaria emergency adalah preklampsi berat (PEB).Seorang wanita usia 24 tahun G1P0A0 dengan usia kehamilan 31+6 minggu datang ke IGD RS Dr. Moewardi kehamilan tunggal hidup intra uteri (THIU), ketuban pecah dini (KPD), letak lintang (kepala di kanan punggung di atas), preeklamsia berat (PEB) suspek sindroma nefrotik, asites permagna, oedeme vulva, hipoalbumin, insufisiensi renal, Intra Uterine Growth Restriction (IUGR), imbalance elektrolit, dan dislipidemia direncanakan untuk seksio sesarea emergensi dengan Regional Anesthesia Subarachnoid Block (RASAB) digunakan sebagai anestesi dengan obat anestesi berupa kombinasi lidodex 1 amp dan fentanyl 25 mcg.Persalinan dengan seksio sesarea banyak menggunakan anestesi regional dikarenakan prosesnya yang cepat, nyaman selama operasi, dan memiliki dampak yang lebih minimal terhadap fluktuasi hemodinamik. Kombinasi lidokain 5% dengan fentanyl dapat digunakan dalam anestesi regional untuk tindakan seksio sesarea.Prosedur anestesi seksio sesarea emergensi pada pasien dilakukan dengan Regional Anesthesia Subarachnoid Block (RASAB) kombinasi lidodex dan fentanyl. Kombinasi lidokain 5% dengan fentanyl merupakan pilihan anestesi regional yang efektif dan aman untuk tindakan seksio sesarea.
Managemen Anestesia Spinal untuk Seksio Sesarea Wanita Hamil dengan Morbid Obesitas dan Preeklampsi Berat Yulianti Bisri, Dewi; Bisri, Tatang
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 8 No 2 (2025): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v8i2.221

Abstract

Seksio sesarea mempunyai berbagai masalah dengan harus mempertimbangkan keselamatan ibu dan bayi. Preeklampsi merupakan penyulit kehamilan. Obesitas juga merupakan penyulit kehamilan. Penyulit preeclampsi dan obesitas dapat mempengaruhi seluruh organ tubuh dan bukan saja pada masa kehamilan dan post partum, akan tetapi, juga beberapa bulan-tahun setelah selesai masa nifas. Seorang perempuan umur 28 tahun dengan G1P0A0 mengalami hipertensi sejak umur kehamilan 20 minggu, berat badan sekarang 107 kg, tinggi badan 167 cm, BMI 38,36 kg/m2, sedangkan berat badan waktu diketahui positip hamil sekitar 70 kg. Obat yang diberikan preoperasi adalah methyldopa 3 x 250 mg per oral dan di high care unit (HCU) diberikan nicardipin intravena 3,4 mL/jam (2 ampul nicardipin dilarutkan dengan NaCl 0,9% menjadi 50 mL). Anestesi dilakukan dengan spinal anestesi, tusukan setinggi L4-L5 dengan jarum 27G, memakai obat bupivacain 0,5% hiperbarik 2cc, fentanyl 0,5 cc dan morfin 0,05 mg. Bayi lahir dengan berat badan 2,2 kg, panjang badan 46 cm. Apgar score 1 menit 8 dan 5 menit 9. Kontraksi uterus diukur dengan linear analog scale (LAS) dan hasilnya 8-9. Selama operasi diberikan nicardipin 10 mL/jam. Pascabedah pasien dirawat kembali di HCU, dengan nicardipin 10 mL/jam. Analgetic pascabedah dengan meperidin 100 mg dan dexketoprofen 100 mg dalam 500 mL untuk 24 jam dengan hasil VAS 2
Persalinan Menggunakan Dural Puncture Epidural Analgesia pada Pasien Hamil dengan Pirau Jantung Anasy, Naufal; Ikhwandi, Arif; Apsari, Ratih Kumala Fajar
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 8 No 2 (2025): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v8i2.222

Abstract

Manajemen nyeri persalinan penting untuk mengurangi komplikasi pada ibu hamil dengan penyakit jantung atrial septal defect (ASD). Perubahan hemodinamik dalam kehamilan dan persalinan dapat meningkatkan risiko komplikasi yang memperburuk kondisi jantung ibu. Dural Puncture Epidural (DPE) merupakan salah satu teknik analgesia neuraksial yang digunakan untuk mengurangi nyeri persalinan. Penatalaksanaan anestesi pada pasien dengan kelainan jantung bawaan memerlukan pendekatan yang terindividualisasi dengan evaluasi risiko dekompensasi kardiovaskular secara menyeluruh. Optimalisasi teknik analgesia neuraksial, seperti DPE, bertujuan untuk menurunkan aktivasi simpatis berlebihan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan paru dan memperburuk pirau intrakardiak. Dengan demikian, pemilihan DPE bukan hanya mempertimbangkan kontrol nyeri yang efektif, tetapi juga mendukung stabilitas hemodinamik dengan menghindari fluktuasi tekanan darah dan perubahan resistensi vaskular sistemik yang signifikan.Pasien usia 26 tahun G2P1A0 kehamilan 37 minggu dengan ASD pirau kiri ke kanan dan kemungkinan hipertensi pulmonal menjalani persalinan spontan. Setelah proses persalinan, ditemukan komplikasi perdarahan akibat laserasi portio serviks. DPE berhasil memberikan analgesia efektif tanpa fluktuasi hemodinamik yang membahayakan. Teknik DPE memungkinkan pengelolaan nyeri dengan blok sensorik yang optimal serta stabil secara hemodinamik.DPE adalah teknik yang aman dan efektif untuk ibu hamil dengan kondisi jantung bawaan seperti ASD.
Efektivitas anestesi non-opioid pada pasien operasi caesar dengan general anesthesia: meta-analisis dan tinjauan sistematis uji klinis acak. Swabawa Wicaksana, Ida Bagus Putu; Aryasa EM, Tjahya
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 8 No 2 (2025): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v8i2.225

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Persalinan dengan operasi caesar (SC) merupakan jenis prosedur pembedahan yang paling sering dilakukan di seluruh dunia saat ini. Agen anestesi opioid saat ini masih menjadi pilihan utama sebagai agen anestesi dalam general anesthesia. Namun, penggunaan opioid dalam general anesthesia dapat memiliki efek negatif pada ibu dan janin karena risiko depresi pernapasan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas agen non-opioid pada pasien yang menjalani operasi caesar dengan general anesthesia. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Pedoman Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta Analyses (PRISMA). Penelusuran pustaka dilakukan dari beberapa basis data seperti PubMed, Elsevier, Google Scholar, dan Cochrane. Signifikansi perbedaan dinilai menggunakan perbedaan rata-rata dan 95% CI. Heterogenitas uji coba subjek dievaluasi menggunakan I2 analisis statistik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak RevMan 5.4. Hasil: Empat uji klinis acak (RCT) dievaluasi dalam meta-analisis dan tinjauan sistematis ini. Kami menemukan bahwa tidak ada perbedaan statistik antara anestesi non opioid dan opioid dalam hal stabilitas hemodinamik (p=0,43) dan hasil janin (p=0,56).Kesimpulan: Meta-analisis dan tinjauan sistematis ini menunjukkan bahwa agen anestesi non-opioid dapat memberikan stabilitas hemodinamik dan hasil janin yang baik pada pasien yang menjalani operasi caesar dengan general anesthesia. Kata kunci: general anesthesia, non-opioid, operasi caesar.
Efektivitas Blok Saraf Tepi Transversus Abdominis Plane (TAP) terhadap Nyeri Pascaoperasi Seksio Sesarea Darurat dalam Kondisi Bencana: Penelitian Kohort Retrospektif Agastya, Wayan Dhea; Rahmadinie, Amalia; Sepviyanti Sumardi, Fitri
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 8 No 2 (2025): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v8i2.226

Abstract

Latar Belakang: Tsunami Palu 2018 menyebabkan peningkatan tajam tindakan seksio sesarea darurat di RSUD Undatta. Dalam kondisi keterbatasan, pendekatan analgesia regional seperti blok saraf tepi Transversus Abdominis Plane (TAP) block dapat menjadi strategi efektif untuk menekan kebutuhan opioid dan mempercepat pemulihan pasien. Tujuan: Menilai efektivitas Blok saraf tepi TAP dalam mengurangi nyeri pascaoperasi dan konsumsi opioid pada pasien seksio sesarea darurat dalam situasi bencana. Metode: Penelitian kohort retrospektif terhadap 100 pasien yang menjalani seksio sesarea darurat selama Oktober–November 2018. Dibandingkan dua kelompok: Blok saraf tepi TAP (n=50) vs analgesia sistemik konvensional (n=50). Parameter evaluasi: skor Visual Analog Scale (VAS) pada 1, 6, 12, 24 jam; konsumsi morfin ekuivalen; dan komplikasi. Hasil: Skor nyeri VAS kelompok TAP signifikan lebih rendah di semua titik waktu (p<0.01), dengan rata-rata skor VAS 24 jam: 2.0 ± 0.9 (vs 4.7 ± 1.3). Penggunaan morfin juga berkurang secara signifikan (1.5 mg vs 4.3 mg; p<0.01). Tidak ada komplikasi berat; 4% pasien TAP mengalami parestesia ringan. Simpulan: Blok TAP efektif dan aman sebagai analgesia pascaoperasi untuk seksio sesarea darurat dalam kondisi bencana. Teknik ini layak diintegrasikan ke dalam protokol anestesi kebencanaan
Transformasi Analgesia Persalinan: Era Individualisasi, Teknologi, dan Bukti Terkini Sia, Alex
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 8 No 2 (2025): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v8i2.228

Abstract

Persalinan adalah momen monumental dalam kehidupan seorang wanita, namun juga menjadi pengalaman yang menantang secara fisik dan emosional. Nyeri persalinan sering dianggap sebagai salah satu nyeri paling hebat yang dialami manusia. Oleh karena itu, pengelolaan nyeri persalinan (analgesia persalinan) menjadi salah satu fokus utama dalam praktik obstetri modern. Dalam dua dekade terakhir, kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan pemahaman tentang kebutuhan pasien telah mendorong terjadinya transformasi besar dalam pendekatan analgesia persalinan. Artikel ini mengulas secara komprehensif perkembangan analgesia persalinan, mulai dari teknik neuraksial, inovasi teknologi, hingga peran kecerdasan buatan dalam personalisasi perawatan, serta relevansinya di Asia Tenggara, termasuk Singapura dan Indonesia.

Page 1 of 1 | Total Record : 8