cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Fitopatologi Indonesia
ISSN : 02157950     EISSN : 23392479     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Fitopatologi Indonesia (JFI) is an official publication owned by the Indonesian Phytopathology Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia). In 2010, JFI management was given to PFI Komda Bogor. Since then, JFI has been published 6 times (January, March, May, July, September, and November).
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 18 No. 2 (2022): Maret 2022" : 6 Documents clear
Meloidogyne species, the pimple-like knot pathogen of potato tuber in three production centers in Sumatra Hamidi, Ilmi; Supramana; Mutaqin, Kikin Hamzah; Kurniawati, Fitrianingrum
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 18 No. 2 (2022): Maret 2022
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.18.2.66-74

Abstract

Meloidogyne species, the pimple-like knot pathogen of potato tuber in three production centers in Sumatra Nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) merupakan penyebab ubi berbintil yang menurunkan kualitas dan kuantitas produksi kentang di wilayah Sumatra. Identifikasi spesies Meloidogyne diperlukan dalam merancang strategi pengendaliannya yang efektif. Penelitian ini bertujuan mendeteksi dan mengidentifikasi spesies Meloidogyne pada kentang secara morfologi, morfometri, dan molekuler. Sampel ubi kentang bergejala bintil, malformasi bentuk ubi, permukaan ubi tidak rata, serta permukaan ubi bergelombang dikumpulkan dari tiga sentra produksi kentang di wilayah Sumatra, yaitu Karo (Sumatra Utara), Solok (Sumatra Barat), dan Kerinci (Jambi). Ekstraksi nematoda dilakukan dengan teknik pembedahan jaringan ubi berbintil. Identifikasi morfologi dilakukan berdasarkan pola perineal nematoda betina. Pengukuran morfometri dilakukan terhadap juvenil 2 berdasarkan formula de Man. Identifikasi molekuler dilakukan dengan teknik PCR dilanjutkan dengan perunutan nukleotida dan analisis filogenetika. Tiga spesies Meloidogyne yang diidentifikasi ialah Meloidogyne arenaria, M. incognita, dan M. javanica. Amplifikasi DNA menggunakan primer spesifik CO1 berhasil mengamplifikasi pita DNA sebesar ±360 pb untuk M. arenaria, ±326 pb untuk M. incognita, dan ±170 pb untuk M. javanica. Hasil perunutan nukleotida menunjukkan bahwa isolat M. incognita asal Karo-Indonesia berkerabat sangat dekat dengan spesies sejenis dari negara Cina, Amerika Serikat, Vietnam, Inggris, Brazil, dan Afrika Selatan. M. javanica asal Solok-Indonesia berkerabat sangat dekat dengan spesies sejenis dari negara Amerika Serikat, Afrika, Cina, Jerman, dan Inggris.
Screening of Marine Fungi as Biological Control Agent of Colletotrichum acutatum on Chili Syam, Nur Asmasari; Tondok, Efi Toding; Tarman, Kustiariyah; Widodo, Widodo
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 18 No. 2 (2022): Maret 2022
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.18.2.53-65

Abstract

Antraknosa merupakan penyakit penting pada tanaman cabai di Indonesia yang disebabkan oleh Colletotrichum acutatum. Antraknosa sangat merugikan karena menurunkan hasil produksi. Tujuan penelitian adalah mendapatkan cendawan laut yang berpotensi menghambat pertumbuhan C. acutatum dan menekan penyakit antraknosa, serta mengidentifikasi isolat cendawan laut yang potensial sebagai agens pengendalian hayati. Potensi agens hayati mengacu pada hasil penapisan seperti uji antagonis dan senyawa organik volatil (SOV), sedangkan penghambatan penyakit antraknosa pada cabai didasarkan pada hasil pengukuran insidensi penyakit dan diameter gejala antraknosa. Hasil uji menunjukkan semua isolat cendawan laut berpotensi menghambat pertumbuhan C. acutatum dan menghasilkan SOV, serta dapat menekan insidensi penyakit antraknosa pada cabai. Empat galur cendawan laut, yaitu 4145, B3st2, GN322, Z521 memiliki potensi menjadi agens pengendalian hayati penyakit antraknosa pada cabai. Hasil identifikasi empat galur tersebut berdasarkan analisis sikuen nukleotida adalah Fusarium proliferatum 4145, Trichoderma harzianum B3st2, fungal endofit GN322, dan Fusarium solani Z521.
Growth Inhibition of Rhizoctonia solani and Its Infection Inhibition on the Rice Seedling by Rice Endophytic Bacteria Widiantini, Fitri; Yulia, Endah; Fiko, Dinda Sekar
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 18 No. 2 (2022): Maret 2022
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.18.2.75-84

Abstract

Growth Inhibition of Rhizoctonia solani and Its Infection Inhibition on the Rice Seedling by Rice Endophytic Bacteria Rhizoctonia solani is one of the important pathogens in rice plants that can cause blight on seeds, leaves, and leaf sheaths. This rice sheath blight is a serious problem in many rice growing countries, including Indonesia. Controls that rely on the use of synthetic pesticides and resistant varieties often cause new problems, both environmental pollution and the emergence of resistant pathogen populations, so that safer and more environmentally friendly controls are still needed. This study reported the potential of endophytic bacteria from healthy rice plants in inhibiting the growth of R. solani in vitro and their ability to suppress R. solani infection in rice germination. The experiment used a dual culture method between endophytic bacterial strains and R. solani. Observations were made on the growth of R. solani colonies and microscopic mycelium growth. The test was continued by treating the rice seeds using endophytic bacteria. Rice seeds that have been coated with endophytic bacteria were then grown on potato dextrose agar medium that has been overgrown with R. solani. The level of disease blight in seeds showed that almost all of the bacterial strains tested could inhibit the growth of R. solani colonies and also cause malformations in their mycelium. The application of endophytic bacteria to rice seeds also significantly reduced the infection rate of R. solani in rice seeds. Among the bacteria tested, OS7 has the potential to be developed as a biological control agent for rice sheath blight caused by R. solani. Further research on the greenhouse and field scale needs to be done.
Meloidogyne spp. as The Causal Agent of Root Knot on Celery in Landasan Ulin Utara, Banjarbaru` Fitriyanti, Dewi; Aidawati, Noor
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 18 No. 2 (2022): Maret 2022
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.18.2.85-90

Abstract

Penyakit yang disebabkan oleh nematoda puru akar (NPA) merupakan salah satu penyakit pada tanaman seledri di sentra sayuran di Banjarbaru, khususnya Kelurahan Landasan Ulin Utara. Spesies Meloidogyne yang menginfeksi tanaman seledri di lokasi tersebut belum diketahui. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi spesies Meloidogyne secara morfologi dari tanaman seledri yang berasal dari sentra sayuran di Banjarbaru. Pengambilan sampel tanaman seledri yang terinfeksi NPA dilakukan dengan metode purposive sampling pada tiga lokasi di Kelurahan Landasan Ulin Utara, yaitu Desa Kurnia, Desa Sukamara, dan Desa Sukamaju Ujung. Berdasarkan karakter pola perineal diidentifikasi tiga spesies nematoda, yaitu Meloidogyne arenaria, M. incognita, dan M. javanica.
Uji Viabilitas dan Virulensi Fusarium oxysporum f.sp. zingiberi Isolat Boyolali dan Temanggung Setelah Disimpan Tujuh Belas Tahun dalam Tanah Steril Soesanto, Loekas; Fakhiroh, Zaqiatul; Suharti, Woro Sri
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 18 No. 2 (2022): Maret 2022
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.18.2.91-99

Abstract

Viabilitas dan Virulensi Fusarium oxysporum f. sp. zingiberi Asal Boyolali dan Temanggung Setelah Disimpan Tujuh Belas Tahun di Dalam Tanah Steril Fusarium oxysporum f. sp zingiberi merupakan cendawan penyebab busuk rimpang pada jahe. Patogen ini dapat bertahan di tanah selama bertahun-tahun tanpa tanaman inang. Penelitian bertujuan untuk menguji viabilitas dan virulensi 21 galur F. oxysporum f. sp. zingiberi setelah disimpan tujuh belas tahun di dalam tanah steril. Variabel yang diamati adalah warna dan diameter koloni, bentuk makrokonidium dan mikrokonidium, waktu pertumbuhan, berat kering miselium, kepadatan konidium, masa inkubasi, luas serangan pada rimpang, selisih bobot basah rimpang, dan indeks sampah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua galur F. oxysporum f. sp. zingiberi asal Temanggung dan Boyolali yang disimpan di tanah steril selama 17 tahun mampu tumbuh baik pada medium PDA dan mengisi penuh cawan petri antara 11–36 hari. Selain itu, semua galur menyebabkan gejala penyakit pada rimpang jahe var. Gajah. Isolat dengan tingkat virulensi yang rendah ditandai oleh masa inkubasi yang panjang (6–12 hari setelah inokulasi) dan luas area rimpang terserang yang terkecil.
Cover Jurnal Fitopatologi Vol. 18 No. 2, Maret 2022 Editors
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 18 No. 2 (2022): Maret 2022
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.18.2.i

Abstract

This editorial contains the front cover, editorial page, and back cover of the Indonesian Journal of Phytopathology Vol. 18 No. 2, Maret 2022

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2022 2022


Filter By Issues
All Issue Vol. 21 No. 1 (2025): Maret 2025 - IN PROGRESS Vol. 20 No. 6 (2024): November 2024 - IN PROGRESS Vol. 20 No. 5 (2024): September 2024 Vol. 20 No. 4 (2024): Juli 2024 Vol. 20 No. 3 (2024): Mei 2024 Vol. 20 No. 2 (2024): Maret 2024 Vol. 20 No. 1 (2024): Januari 2024 Vol 19 No 6 (2023): November 2023 Vol 19 No 5 (2023): September 2023 Vol. 19 No. 4 (2023): Juli 2023 Vol 19 No 4 (2023): Juli 2023 Vol 19 No 3 (2023): Mei 2023 Vol 19 No 2 (2023): Maret 2023 Vol. 19 No. 2 (2023): Maret 2023 Vol 19 No 1 (2023): Januari 2023 Vol. 18 No. 6 (2022): November 2022 Vol. 18 No. 5 (2022): September 2022 Vol. 18 No. 4 (2022): Juli 2022 Vol. 18 No. 3 (2022): Mei 2022 Vol. 18 No. 2 (2022): Maret 2022 Vol. 18 No. 1 (2022): Januari 2022 Vol 17 No 6 (2021) Vol 17 No 5 (2021) Vol 17 No 4 (2021) Vol 17 No 3 (2021) Vol 17 No 2 (2021) Vol 17 No 1 (2021) Vol 16 No 6 (2020) Vol. 16 No. 5 (2020) Vol 16 No 4 (2020) Vol. 16 No. 3 (2020) Vol 16 No 2 (2020) Vol 16 No 1 (2020) Vol 15 No 6 (2019) Vol 15 No 2 (2019) Vol 15 No 1 (2019) Vol 14 No 6 (2018) Vol 14 No 5 (2018) Vol 14 No 4 (2018) Vol. 14 No. 3 (2018) Vol. 14 No. 2 (2018) Vol 14 No 1 (2018) Vol. 14 No. 1 (2018) Vol. 13 No. 6 (2017) Vol 13 No 5 (2017) Vol. 13 No. 5 (2017) Vol 13 No 4 (2017) Vol. 13 No. 3 (2017) Vol. 13 No. 2 (2017) Vol. 13 No. 1 (2017) Vol 12 No 6 (2016) Vol 12 No 5 (2016) Vol 12 No 4 (2016) Vol 12 No 3 (2016) Vol 12 No 2 (2016) Vol 12 No 1 (2016) Vol 11 No 6 (2015) Vol 11 No 5 (2015) Vol 11 No 4 (2015) Vol 11 No 3 (2015) Vol 11 No 2 (2015) Vol 11 No 1 (2015) Vol 10 No 6 (2014) Vol 10 No 5 (2014) Vol 10 No 4 (2014) Vol 10 No 3 (2014) Vol 10 No 2 (2014) Vol 10 No 1 (2014) Vol 9 No 6 (2013) Vol 9 No 5 (2013) Vol 9 No 4 (2013) Vol 9 No 3 (2013) Vol 9 No 2 (2013) Vol 9 No 1 (2013) Vol 8 No 6 (2012) Vol 8 No 5 (2012) Vol 8 No 4 (2012) Vol. 8 No. 3 (2012) Vol. 8 No. 2 (2012) Vol. 8 No. 1 (2012) More Issue