Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Respon Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) (Coleoptera: Curculinoidae: Scolytidae) terhadap Ekstrak Buah Kopi yang Terinfestasi Hama sebagai Atraktan di Perkebunan Kopi Rakyat Gunung Tilu Rasiska, Siska; Safira, Sania; Hidayat, Yusup; Yulia, Endah; Ariyanti, Mira
Agrikultura Vol 33, No 3 (2022): Desember, 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v33i3.40277

Abstract

Penggerek buah kopi (PBKo), Hypothenemus hampei Ferr. adalah salah satu hama utama pada tanaman kopi. Persentase serangan hama PBKo pada buah kopi dapat mencapai 100% jika tidak ada pengendalian. Salah satu teknologi pengendalian hama PBKo yang dapat dilakukan adalah penggunaan ekstrak buah kopi yang terinfestasi hama PBKo sebagai atraktan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh esktrak buah kopi yang terinfestasi sebagai atraktan hama PBKo dan memperoleh konsentrasi ekstrak buah kopi terinfestasi yang paling efektif sebagai atraktan imago hama PBKo. Selain itu juga dipelajari serangga arthropoda lain yang tertangkap. Penelitian ini dilakukan di perkebunan kopi rakyat Gunung Tilu, Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada bulan November 2021 hingga Maret 2022. Pembuatan ekstraksi buah kopi terinfestasi dengan menggunakan teknik maserasi dan destilasi air dilakukan di Laboratorium Pestisida dan Toksikologi Lingkungan, sedangkan pengamatan hama dilakukan di Laboratorium Hama Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 8 perlakuan yaitu P0 = kontrol; P1 = 50 mL air sulingan, P2 = 100 mL air sulingan, P3 = 150 mL air sulingan, P4 = 50 mL ekstrak etanol, P5 = 100 mL ekstrak etanol, P6 = 150 mL ekstrak etanol dan P7 = etanol 10 mL dengan masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak buah kopi terinfestasi dengan menggunakan teknik maserasi dan destilasi air tidak dapat menarik hama PBKo serta tidak menurunkan intensitas serangan hama PBKo. Namun, ekstrak buah kopi terinfestasi dapat menarik sejumlah serangga hama dari ordo Diptera famili Drosophilidae dan parasitoid dari ordo Hymenoptera famili Braconidae.
Efikasi Ekstrak Air dan Pupuk Organik Cair Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Patogen Alternaria solani secara In Vitro dan In Vivo Erawati, Alfira Dewi; Yulia, Endah; Dono, Danar
Agrikultura Vol 34, No 2 (2023): Agustus, 2023
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v34i2.48596

Abstract

Penyakit bercak daun yang disebabkan oleh jamur Alternaria solani merupakan penyakit penting pada tomat. Alternaria solani mampu menginfeksi tanaman tomat pada setiap fase pertumbuhan tanaman sejak dari benih, bibit hingga fase generative pada hampir setiap musim tanam. Pengendalian penyakit bercak daun umum dilakukan dengan menggunakan pestisida sintetik namun aplikasi yang tidak bijaksana dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. Pemanfaatan pestisida nabati dapat menjadi alternatif pengendalian yang lebih ramah lingkungan. Tanaman kelor merupakan tanaman yang berpotensi dalam menekan pertumbuhan jamur patogen karena mengandung senyawa antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan ekstrak air dan pupuk organik cair (POC) daun kelor dalam menghambat pertumbuhan A. solani serta meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fitopatologi dan rumah kaca Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor dari bulan Januari-April 2023. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Pengujian pengaruh ekstrak air daun kelor terhadap A. solani dilakukan menggunakan metode makanan beracun dan pengujian pengaruh ekstrak dan POC daun kelor dengan metode perlakuan benih dan aplikasi pada tanah dan tanaman. Perlakuan berupa lima konsentrasi ekstrak 1-5%, kontrol dan fungisida propineb 0,25% serta aplikasi POC konsentrasi 5 ml/l pada pengujian in vivo. Hasil penelitian in vitro menunjukkan bahwa konsentrasi 2-5% menghambat pertumbuhan koloni jamur A. solani mencapai 46,8% dan menyebabkan malformasi hifa jamur A. solani. Hasil penelitian in vivo menunjukkan bahwa ekstrak kelor 5% + POC mampu menekan kejadian penyakit hingga 77,8% serta meningkatkan vigor bibit tanaman tomat dengan pertumbuhan bibit yang lebih tinggi, jumlah daun yang lebih banyak serta bobot basah bibit yang lebih besar.
Uji Ekstrak Metanol Biji Kembang Telang (Clitoria ternatea L.) dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni serta Produksi dan Perkecambahan Konidia Jamur Fusarium oxysporum f. sp. cepae Suganda, Tarkus; Kaltsum, Rumaisha Thifaaliyah; puspasari, Lindung Tri; Yulia, Endah
Agrikultura Vol 35, No 1 (2024): April, 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v35i1.53887

Abstract

Fusarium oxysporum f. sp. cepae (FOC) adalah patogen penyebab penyakit moler pada bawang merah, dan termasuk salah satu patogen yang sulit untuk dikendalikan. Pengendalian menggunakan pestisida sintetik tidak dianjurkan karena mampu membahayakan ekosistem. Salah satu alternatif yang lebih ramah lingkungan untuk pengendalian adalah dengan menggunakan pestisida nabati. Tanaman kembang telang berpotensi untuk digunakan sebagai bahan pestisida nabati, terutama bagian bijinya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan ekstrak metanol biji kembang telang dalam menghambat pertumbuhan koloni, produksi konidia, serta perkecambahan konidia FOC. Percobaan dilakukan di Laboratorium Fitopatologi Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran pada bulan April sampai dengan September 2023. Percobaan dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri atas 6 konsentrasi ekstrak (0,1; 1; 2; 3; 4; 5%) dengan 4 ulangan. Pengujian terhadap penghambatan pertumbuhan koloni dilakukan menggunakan metode makanan beracun (poison food), sementara pengujian terhadap penghambatan produksi konidia dilakukan dengan menghitung kerapatan konidia setelah aplikasi ekstrak, dan pengujian terhadap penghambatan perkecambahan dilakukan dengan menghitung jumlah konidia yang berkecambah pada campuran agar-konidia yang telah diaplikasikan ekstrak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak metanol biji kembang telang mampu menghambat pertumbuhan koloni dan perkecambahan konidia FOC, namun tidak mampu menghambat produksi konidianya. Penghambatan tertinggi terhadap pertumbuhan koloni ditunjukkan oleh konsentrasi 3-5% dengan persentase penghambatan 18,5-25,4%, sementara penghambatan tertinggi terhadap perkecambahan konidia ditunjukkan oleh konsentrasi 5%, dengan persentase penghambatan 18,1%.
Kejadian dan Uji Hipersensitivitas Bakteri yang Berasosiasi dengan Penyakit Busuk Batang Jagung di Sumbawa Nusa Tenggara Barat Fitri, Elysa; Widiantini, Fitri; Yulia, Endah
Agrikultura Vol 34, No 2 (2023): Agustus, 2023
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v34i2.48717

Abstract

Jagung merupakan salah satu komoditas penting yang mendukung perekonomian nasional di Indonesia, khususnya bagi masyarakat Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Keberadaan penyakit tanaman pada tanaman jagung dikhawatirkan menjadi ancaman terhadap produktivitas jagung di NTB. Salah satu penyakit yang dapat mengakibatkan kerugian hasil yang tinggi pada tanaman jagung adalah penyakit busuk batang yang dilaporkan disebabkan oleh patogen bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi kejadian penyakit dan menguji hipersensitivitas bakteri yang berasosiasi dengan penyakit busuk batang pada tanaman jagung di Kabupaten Sumbawa. Observasi di lapangan dilakukan di Kabupaten Sumbawa NTB sementara percobaan laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Karantina Tumbuhan Sumbawa dan Laboratorium Bioteknologi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, pada rentang waktu dari Februari hingga April 2023. Hasil survei lapangan menunjukkan bahwa gejala penyakit busuk batang ditemukan pada 13 lokasi pertanaman jagung di Kabupaten Sumbawa termasuk Kecamatan Moyo Hulu, Utan, Labangka, Labuhan Badas, Unter Iwes dan Potatano dengan kejadian penyakit yang masih rendah. Hasil uji Gram menunjukkan 13 isolat yang diperoleh adalah Gram negatif yang merupakan karakteristik umum bakteri patogen. Hasil uji hipersensitivitas pada daun tembakau menunjukkan gejala positif untuk 13 isolat bakteri tersebut.
Growth Inhibition of Rhizoctonia solani and Its Infection Inhibition on the Rice Seedling by Rice Endophytic Bacteria Widiantini, Fitri; Yulia, Endah; Fiko, Dinda Sekar
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 18 No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.18.2.75-84

Abstract

Rhizoctonia solani merupakan salah satu patogen penting pada tanaman padi yang dapat menyebabkan hawar pada benih, daun, dan pelepah daun. Penyakit hawar pelepah ini menjadi masalah yang cukup serius di berbagai negara penanam padi, termasuk Indonesia. Pengendalian yang mengandalkan penggunaan pestisida sintetis dan varietas tahan sering kali menimbulkan permasalahan baru baik pencemaran lingkungan maupun munculnya populasi patogen resisten sehingga masih diperlukan pengendalian yang lebih aman dan ramah lingkungan. Penelitian ini melaporkan potensi bakteri endofit asal tanaman padi sehat dalam menghambat pertumbuhan R. solani secara in vitro dan kemampunnya dalam menekan infeksi R. solani pada perkecambahan padi. Percobaan menggunakan metode kultur ganda antara galur-galur bakteri endofit dan R. solani. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan koloni R. solani dan pertumbuhan miselium secara mikroskopis. Pengujian dilanjutkan dengan memperlakukan benih padi menggunakan bakteri endofit. Benih padi yang telah dilapisi dengan bakteri endofit kemudian ditumbuhkan pada medium agar-agar dekstrosa kentang yang telah ditumbuhi R. solani. Tingkat gangguan penyakit hawar pada benih menunjukkan bahwa hampir semua galur bakteri yang diuji dapat menghambat pertumbuhan koloni R. solani dan juga menyebabkan malformasi pada miseliumnya. Aplikasi bakteri endofit pada benih padi juga secara nyata menurunkan tingkat infeksi R. solani pada benih padi. Di antara bakteri yang diuji, OS7 berpotensi dikembangkan sebagai agens pengendali hayati hawar pelepah yang disebabkan oleh R. solani. Penelitian dalam skala rumah kaca dan skala lapangan perlu dilakukan lebih lanjut.
Isolation of Potential Nitrogen-Fixing Phylloplane Bacteria and in Vitro Detection of Their Ability to Inhibit the Growth of Colletotrichum: Isolation of Potential Nitrogen-Fixing Phylloplane Bacteria and in Vitro Detection of Their Ability to Inhibit the Growth of Colletotrichum Widiantini, Fitri; Syahnur, Fitika; Hidayat, Yusup; Yulia, Endah
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 20 No 1 (2024): Januari 2024
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.20.1.32-44

Abstract

Isolation of Potential Nitrogen-Fixing Phylloplane Bacteria and in Vitro Detection of Their Ability to Inhibit the Growth of Colletotrichum Anthracnose is one of the significant diseases in chili plants caused by Colletotrichum spp., with potential yield losses of up to 100%. The negative impact of fungicide use forces the search for biocontrol agents as part of environmentally friendly disease management. One of the sources where these biocontrol agents can be found is in the phyllosphere. This experiment aimed to obtain antagonistic bacteria from the phyllosphere of healthy chili plants that have the potential to be developed as biocontrol agents and potentially increase the nutrition uptake through nitrogen-fixation. Healthy chili plants were obtained from red chili plantations in Cijambu Village and Nanggerang Village, Sumedang Regency, West Java. Isolation using Nitrogen-free media and screening for antagonistic activity resulted in the isolation of eight bacterial strains, namely strains CJB1, CJB2, CJB3, CJB4, CJB5, NGR1, NGR2, and NGR3. The antagonistic tests on these eight bacterial strains were then conducted against various Colletotrichum spp. strains from different chili cultivation centers in Garut, Lembang, Sumedang, and Jatinangor. The testing was carried out using a dual-culture method followed by the examination of volatile compound activity using the double compartment method. The results showed that phyllosphere bacteria NGR1, CJB1, and CJB5 consistently demonstrated abilities to inhibit the growth of four Colletotrichum spp. strains, both directly through antagonistic tests and based on the volatile anticendawan compound activity produced by these bacterial strains. Malformations in the mycelium of Colletotrichum spp. were also detected when the pathogen was directly exposed to phyllosphere bacteria or their volatile compounds. This experiment indicates that phyllosphere bacteria that potentially capable of fixing nitrogen also have the potential to be developed as biocontrol agents for Colletotrichum spp.
Antagonistic Effects of Bacterial Rhizosphere of Oil Palm in Biocontrol of Basal Stem Rot Disease (Ganoderma boninense Pat.) Widiantini, Fitri; Nugraha, Gema Takbir; Yulia, Endah; Nasahi, Ceppy
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 31 No. 6 (2024): November 2024
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4308/hjb.31.6.1071-1081

Abstract

Basal stem rot disease caused by Ganoderma boninense is a major problem for oil palm cultivation. The research was conducted to obtain biocontrol agents from rhizosphere of oil palm to control the disease as part of sustainable pest management in oil palm plantation. Rhizosphere bacteria were isolated from rhizospheres of healthy oil palm trees. Isolation of bacteria was done using serial dilution method. The isolated bacteria were then tested for its antifungal activity against G. boninense in vitro using dual culture assay. The ability of the bacteria to produce antifungal compound was also determined by culturing the bacteria on ISP2 liquid media. Once the bacterial cells were removed, the crude metabolites were then tested against G. boninense using agar well diffusion and toothpick colonization. The result showed that several isolates demonstrated strong antifungal activity against G. boninense. Some isolates were also able to degrade chitin and to solubilize phosphate. Furthermore, the crude metabolites produced by the rhizosphere bacteria demonstrated the ability to inhibit the growth of G. boninense in the agar diffusion method. Colonization of the G. boninense on toothpick following soaking in the crude metabolites was also inhibited. The isolated rhizosphere bacteria (BARK7 and BARK15 in which identified as Burkholderia sp.) showed promising ability to be developed as biocontrol agent for basal stem rot disease of oil palm.
Potensi Minyak Atsiri Biji Adas dalam Menginduksi Resistensi Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) terhadap Penyakit Antraknosa (Colletotrichum acutatum J. H. Simmonds) Fahmi, Rahmad Bahaudin; Suganda, Tarkus; Yulia, Endah
Agrikultura Vol 35, No 2 (2024): Agustus, 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v35i2.54580

Abstract

Induksi resistensi adalah strategi untuk meningkatkan ketahanan tanaman dengan mengaktifkan mekanisme pertahanan tanaman sehingga dapat mencegah infeksi patogen dari awal pertumbuhan tanaman. Minyak atsiri biji adas adalah salah satu agen penginduksi resistensi yang dapat meningkatkan ketahanan tanaman. Kandungan senyawa utama dalam minyak atsiri biji adas dilaporkan dapat merangsang produksi metabolit sekunder seperti fenolik dan flavonoid yang memiliki sifat antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan minyak atsiri biji adas sebagai agen penginduksi resistensi pada tanaman cabai, menelusuri cara aplikasi yang optimal guna menekan penyakit antraknosa serta mengidentifikasi perbedaan kandungan metabolit sekunder seperti fenolik dan flavonoid pada daun cabai setelah diinduksi. Penelitian dilakukan dari bulan Desember 2023 hingga Maret 2024 di Laboratorium Fitopatologi dan rumah kaca Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, serta Laboratorium Aplikasi Kimia dan Pelayanan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran. Metode percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan enam perlakuan dan lima ulangan yaitu kontrol tidak diinokulasi, kontrol yang diinokulasi, perendaman benih, penyemprotan bibit, kombinasi perendaman benih dan penyemprotan bibit serta fungisida M-Bion 1/48 MZ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi antara perendaman benih dan penyemprotan bibit dengan minyak atsiri biji adas efektif meningkatkan ketahanan tanaman cabai terhadap penyakit antraknosa. Perlakuan kombinasi berhasil mengurangi perkembangan total penyakit antraknosa (AUDPC) pada daun cabai sebesar 29,75% dan menekan penyakit antraknosa pada buah cabai sebesar 45,75%. Hasil juga menunjukkan kandungan total fenolik dan flavonoid tertinggi pada perlakuan kombinasi antara perendaman benih dan pemyemprotan bibit dengan minyak atsiri biji adas masing-masing sebesar 0,87% dan 0,56%. Dengan demikian, perlakuan induksi resistensi menggunakan minyak atsiri biji adas memiliki potensi signifikan dalam pengendalian penyakit antraknosa pada tanaman cabai.
Antagonisme jamur rizosfer tanaman karet terhadap Rigidoporus microporus secara in vitro dan in planta Yulia, Endah; Rahayu, Aldi; Suganda, Tarkus
Jurnal AGRO Vol 9, No 1 (2022)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/17824

Abstract

Penyakit jamur akar putih (JAP) yang disebabkan oleh Rigidoporus microporus merupakan penyakit penting pada tanaman karet. Pengendalian penyakit JAP umumnya menggunakan fungisida sintetik yang berdampak buruk terhadap lingkungan dan berbiaya mahal. Salah satu cara pengendalian penyakit tular tanah yang lebih murah dan efisien adalah pemanfaatan mikroorganisme antagonis. Penelitian ini bertujuan untuk menguji antagonisme jamur rizosfer tanaman karet (JRK) terhadap R. microporus. Penelitian dilaksanakan dari November 2021 hingga Februari 2022 menggunakan metode survei di Perkebunan Karet Rakyat (PKR) Sakambangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat serta metode eksperimental di Laboratorium Fitopatologi, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Rancangan Acak Lengkap digunakan untuk dua uji antagonisme yaitu dual culture (in vitro) berupa perlakuan 17 isolat JRK dan kontrol R. microporus serta uji potongan akar (in planta) berupa perlakuan 8 isolat JRK dan dua kontrol dengan tiga kali ulangan. Dari hasil penelitian diperoleh 17 isolat jamur termasuk genus Trichoderma, Aspergillus, Penicillium, Gliocladium, Paecilomyces, Acremonium dan Cladosporium, serta empat isolat tidak teridentifikasi. Semua isolat menghambat pertumbuhan R. microporus pada uji in vitro dan kolonisasi pada uji in planta dengan penghambatan tertinggi masing-masing 86,07% dan 85,33%. Trichoderma sp., Aspergillus sp. dan Penicillium sp. merupakan jamur antagonis potensial untuk mengendalikan R. microporus asal PKR Sakambangan.ABSTRACTWhite root rot disease (WRRD) incited by Rigidoporus microporus is an important disease in rubber plants. WRRD is commonly controlled using synthetic fungicide, nevertheless it is expensive and harmful to environment. One way to control soil-borne diseases that is considered cheaper, efficient and safer is by using antagonistic microorganisms. This study aimed to examine the antagonism of rubber plant rhizosphere fungi (RRF) against R. microporus. The research was carried out from November 2021 to February 2022. Research used survey method at a rubber plantation in Sakambangan, Garut Regency, West Java, and experimental method at the Phytopathology Laboratory, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran. A Completely Randomized Design was used for the two antagonism tests, namely dual culture (in vitro) of 17 RRF isolates and R. microporus as control treatment while a rubber root piece test (in planta) was used for testing 8 RRF isolates and two control treatments with three replications. The results derived 17 fungal isolates in the genera of Trichoderma, Aspergillus, Penicillium, Gliocladium, Paecilomyces, Acremonium, Cladosporium, and four unidentified. All isolates inhibited the growth (86.07%) and colonization (85.33%) of R. microporus. Trichoderma sp., Aspergillus sp. and Penicillium sp. are potential antagonists against R. microporus of Sakambangan rubber plantation origin.
The Ability of Three Species of Yeast in Inhibiting the in vitro Growth of Sclerotium rolfsii Sacc., the cause of damping off on soybean plants (Glycine max L.) Hartati, Sri; Setiani, Cahya; Meliansyah, Rika; Yulia, Endah; Mayanti, Tri
CROPSAVER Vol 7, No 2 (2024)
Publisher : Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/cropsaver.v7i2.58059

Abstract

Damping off disease caused by Sclerotium rolfsii is one of the important diseases of soybean plants. Biocontrol is considered as more environmentally friendly control method. Yeast is one of the biocontrol agents that can be used to control plant pathogens. This study was objected to test the potential of three species of yeast in inhibiting the growth of S. rolfsii. The experiment was arranged in the completely randomized design. The treatments were dual culture of the pathogen vs the yeasts on PDA and double dishes of S. rolfsii against three yeast isolates i.e. Rhodotorula minuta Dmg 16 BEP, Candida tropicalis Lm 13 BE, Aureobasidium pullulans Dmg 11 DEP, and a control. The results of the dual culture antagonism test showed that the three tested yeasts could inhibit the colony diameter of S. rolfsii by 23.30% – 40.00%, and the sclerotia formation by 46,33% – 98,05%. The results of the double dishes antagonism test showed that the three tested yeast isolates could inhibit the colony diameter of S. rolfsii by 19.60% – 28.20% and could inhibit 100% of sclerotia formation. The treatment of A. pullulans Dmg 11 DEP produced the highest inhibition in both the dual culture and double dishes antagonism tests.