Articles
114 Documents
HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN HIPERTENSI
Rita Doveriyanti
Jurnal Kebidanan Besurek Vol. 1 No. 2 (2016)
Publisher : Program Studi D III Kebidanan Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.51851/jkb.v1i2.86
Salah satu kontrasepsi yang popular di Indonesia adalah kontrasepsi suntik.Kontrasepsi suntik paling banyak digunakan oleh pasangan usia subur. Kontrasepsi suntik memiliki kelebihan dan kekurangan salah satu kekurangannya yaitu bisa mengakibatkan hipertensi, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur dan lama pemakaian KB Suntik Terhadap Kejadian Hipertensi pada Akseptor di Puskesmas Dusun Tengah Kecamatan Lubuk Sandi Kabupaten Seluma tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian Observasional dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah populasi 76 orang dengan total sampling. Jenis data yaitu data primer diperoleh dengan cara pengukuran dan wawancara dengan memakai alat bantu melalui lembar cheklist dengan kunjungan langsung ke rumah, Puskesmas serta BPM. Dengan menggunakan analisa data univariat dan bivariat.Dari 76 responden di wilayah kerja puskesmas dusun tengah sebagian besar (55,3%) akseptor dengan umur ≥ 35 tahun, sebagian besar (65,8%) akseptor lama pemakaian ≥ 2 tahun dan sebagian besar akseptor (64,5%) tidak hipertensi dengan nilai (p = 0,002) dan (p = 0,017) sehingga Ada hubungan yang bermakna antara umur dan lama pemakaian kontrasepsi suntik dengan hipertensi pada akseptor di Wilayah Kerja Puskesmas Dusun Tengah. Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan petugas kesehatan khususnya bidan dalam meningkatkan pengetahuan dan informasikepada akseptor KB suntik dengan memberikan penyuluhan dan konseling tentang hipertensi pada akseptor KB.
PERBEDAAN PENINGKATAN BERAT BADAN AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK SATU BULAN DENGAN TIGA BULAN
Iin Nilawati
Jurnal Kebidanan Besurek Vol. 1 No. 2 (2016)
Publisher : Program Studi D III Kebidanan Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.51851/jkb.v1i2.87
Pemakaian metode kontrasepsi suntik di Indonesia cukup banyak diminati dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan peningkatan berat badan akseptor kontraepsi suntik satu bulan dengan akseptor kontrasepsi suntik tiga bulan. Populasi dalam penelitian ini adalah akseptor yang telah memakai kontrasepsi suntik selama 1 tahun. Jenis penelitian adalah Deskriptif Comparative dengan pendekatan cross sectional Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling, sampelnya sebanyak 60 orang. Data analisis univariat dan bivariat menggunakan Uji Mann-Whitney. Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh nilai p = 0,000 < α (0,05), berarti ada perbedaan peningkatan berat badan akseptor kontrasepsi suntik satu bulan dengan akseptor kontrasepsi suntik tiga bulan di BPM “Y” wilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur tahun 2016. Diperlukan diet rendah kalori dan olahraga yang teratur bagi akseptor yang mengalami peningkatan berat badan yang berlebihan jika tidak berhasil dan peningkatan berat badan terus bertambah akibat nafsu makan meningkat pemakaian kontrasepsi suntik dihentikan dan dianjurkan pada akseptor untuk mengganti dengan kontrasepsi lainnya.
RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA
Yeni Puspita Sari
Jurnal Kebidanan Besurek Vol. 1 No. 2 (2016)
Publisher : Program Studi D III Kebidanan Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.51851/jkb.v1i2.88
Stunting merupakan keadaan tubuh yang pendek atau sangat pendek hingga melampaui defisit 2 S . Stunting bermula pada proses tumbuh kembang janin dari kandungan sampai balita, dimana proses tumbuh kembang tergangu karena oleh berbagai penyebab seperti asupan gizi, dan penyakit khusnya ISPA. Prevalensi balita stunting di Kabupaten Rejang LebongBengkulumemilikiangka stunting yang tinggi sebesar 38,5% diatas 20% batas Non Public Health Problem. Angkakejadian ISPA di Kabupaten Rejang Lebong 31,03 % diatas prevalensi angka nasional 25,5 %. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan riwayat penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dengan kejadian stunting pada balita 24-59 bulandi Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu. Jenis penelitian observasional dengan rancanag matched case control. Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita di 15 kecamatan Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu. Sampel penelitian yaitu anak 24-59 bulan metode three stage sampling dimodifikasi dengan purposive sampling dan random sampling Jumlah sampel 152 anak balita terdiri dari 76 kelompok kasus dan 76 kelompok kontrol. Analisa penelitian meliputi: univariabel, Analisa bivariabel dengan uji McNemar dan multivariabel dengan regresi logistik kondisional dengan tingkat kemaknaan P < 0,05 dan OR 95%.Analisis bivariabel menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara riwayat ISPA>=3kali setahun dengan kejadian Stunting pada anak 24-59 tahun (p = 0,000 ; OR= 5,33 95% CI; 2,19-15,60). Analisis multivariabel menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara riwayat ISPA dengan kejadian Stunting dengan mengontrol variabel berat badan lahir , pendidikan dan asupan energi.Balita usia 24-59 bulan yang riwayat ISPA dengan Berat badan lahir rendah, pendidikan serta asupan energy yang kurang berpeluang lebih besar meningkatkan kejadian stunting.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN TINDAKAN MEDIS SECTIO CAESAREA(SC)
Sari Widya Ningsih
Jurnal Kebidanan Besurek Vol. 1 No. 2 (2016)
Publisher : Program Studi D III Kebidanan Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.51851/jkb.v1i2.89
Di Indonesia angka kelahiran dengan tindakan Sectio caesarea cukup tinggi, dimana mencapai 52,7% dari semua jenis persalinan. Tindakan sectio caesarea di Rumah Sakit Bengkulu masih tinggi 35,42% dibandingkan angka nasional 20-25 % dan ketetapan standar WHO 5-15% . Berdasarkan dari data tersebut terlihat masih tinggi angka kelahiran melalui tindakan sectio caesarea di ruang Mawar RSUD Dr.M. Yunus Bengkulu. Tujuan penelitian ini adalah melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian tindakan medis sectio caesarea di ruang Mawar RSUD Dr.M. Yunus Bengkulu tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin pada tahun 2014 berjumlah 1101 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 293 orang dengan teknik pengambilan sampel probabillity sampling dengan jenis systematic sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder tentang ibu yang mengalami preeklampsi, KPD, kelainan letak janin, gawat janin dan tindakan sectio caesarea yang diperoleh dari register pasien di ruang Mawar RSUD Dr. M. Yunus dari bulan Januari-Desember 2014 dengan menggunakan checklist dan analisis secara univariat dan tabel silang (program komputerisasi). Hasil Penelitian ini didapatkan dari 293 Ibu bersalin yang Sectio caesareahampir seluruh (78,9%) gawat janin, sebagian besar kelainan letak (66,7%), sebagian besar preeklampsi (59,5%), dan sebagian besar KPD (58,8%).Diharapkan kepada tenaga kesehatan adanya upaya preventif menegakkan kemungkinan adanya komplikasi pada kehamilan secara dini dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas Ante Natal Care untuk menghindari terjadinya persalinan sectio caesarea.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN PAYUDARA
Dita Selvianti
Jurnal Kebidanan Besurek Vol. 1 No. 2 (2016)
Publisher : Program Studi D III Kebidanan Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.51851/jkb.v1i2.90
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara agar ASI keluar dengan lancar. Data di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2014 menunjukkan cakupan ibu nifas berjumlah 1.186 orang. Ibu yang mengalami mastitis sebanyak 4 orang, dan yang mengalami masalah pada payudara lainnya sebanyak 30 orang.Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jumlah sampel 62 ibu nifas, dengan teknik total sampling yang dilaksanakan didi RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2016. Hasil penelitian menunjukan dari 62 ibu nifas di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu di dapat Sebagianbesardariresponden (67,7%) berpengetahuan kurang dan sebagian kecil responden (12,9%) berpengetahuan baik. Diharapkan bagi pihak rumah sakit supaya memberikan pembinaan, pelatihan, atau pertemuan dalam memberikan pembelajaran tentang perawatan payudara sehingga ibu nifas paham dan mengerti tentang perawatan payudara.
PERBEDAAN NILAI APGAR ANTARA PERSALINAN NORMAL DENGAN PERSALINAN RIWAYAT KETUBAN PECAH DINI
Gusni Rahmarianti
Jurnal Kebidanan Besurek Vol. 1 No. 2 (2016)
Publisher : Program Studi D III Kebidanan Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.51851/jkb.v1i2.91
Salah satu penyebab asfiksia adalah Ketuban Pecah Dini (KPD), angka kejadiannya bervariasi, dilaporkan antara 4,5% -10%. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban pada setiap saat sebelum permulaan persalinan tanpa memandang apakah pecahnya selaput ketuban terjadi pada kehamilan 24 minggu atau 44 minggu. KPD seringkali diikuti dengan terjadinya infeksi pada janin dan maternal akibat rupturnya selaput ketuban yang menjadi jalan masuk bagi kuman. Keadaan infeksi tersebut dapat menyebabkan bayi yang dilahirkan memiliki Nilai APGAR rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan nilai APGAR antarapersalinan normal dan persalinan riwayat KPD di RSUD Hasanuddin Damrah Manna Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan case control.Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang bersalin dengan KPD sebanyak 30 orang dan persalinan normal sebanyak 30 orang. Data yang digunakan adalah data sekunder yang tercatat di register ibu dan bayi di ruang bersalin RSUD Hasanuddin Damrah Manna, sedangkan analisis data dilakukan menggunakan metode t test independent. Pada penelitian ini diperoleh nilai THitung (3,675) >TTabel (1,671) dan Sig. (2-tailed) = 0,001 < 0,05, artinya ada perbedaan nilai APGAR antarapersalinan normal dan persalinan riwayat KPD di RSUD Hasanuddin Damrah Manna. Simulannya adalah ada perbedaan nilai APGAR antara persalinan normal dan persalinan riwayat KPD di RSUD Hasanuddin Damrah Manna Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2015.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA MASA NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN
Dolis Yesti Fennyria
Jurnal Kebidanan Besurek Vol. 1 No. 2 (2016)
Publisher : Program Studi D III Kebidanan Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.51851/jkb.v1i2.92
Asuhan masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena masa nifas merupakan masa kritis untuk ibu dan bayi, dengan demikian diperlukan suatu upaya untuk mencegah terjadinya suatu masalah tanda bahaya masa nifas. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang tanda bahaya masa nifas, antara lain: pendidikan, usia, pekerjaan, informasi, pengalaman, lingkungan, sosial ekonomi budaya dan juga konseling dari tenaga kesehatan selama kehamilan dan setelah persalinan. Penelitianinibertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya masa nifas di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan.Rancangan penelitian menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah semua ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna pada bulan Mei - Juni 2016 berjumlah 42 orang, dengan sampel menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna sebagian besar (78,6%) berusia dalam kategori beresiko rendah, 59,5% dengan paritas multipara dan 54,8% dengan tingkat pendidikan dalam kategori sedang, sedangkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya masa nifas sebagian besar (40,5%) dalam kategori cukup.Simpulannya adalah tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya masa nifas sebagian besar dalam kategori cukup.
SIKAP IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET FE
Yuliarti
Jurnal Kebidanan Besurek Vol. 1 No. 2 (2016)
Publisher : Program Studi D III Kebidanan Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.51851/jkb.v1i2.93
Sekitar 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi Zat besi adalah salah satu mineral penting yang diperlukan selama kehamilan, bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu hamil. Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang umum karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di wilayah Puskesmas Masat Kabupaten Bengkulu Selatan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester II dan III di wilayah kerja Puskesmas Masat berjumlah 40 orang, dengan sampel menggunakan teknik total populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Masat sebagian besar yaitu 24 orang (60%) memiliki sikap negatif dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe). Simpulan penelitian ini adalah sikap ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di wilayah Puskesmas Masat sebagian besar dengan kategori sikap negatif. Hal ini menunjukkan bahwa ibu masih dominan memiliki pandangan yang salah tentang konsumsi tablet Fe.
HUBUNGAN PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL TERHADAP KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC)
Nora Veronica
Jurnal Kebidanan Besurek Vol. 1 No. 2 (2016)
Publisher : Program Studi D III Kebidanan Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.51851/jkb.v1i2.94
Antenatal Care adalah upaya yang dilakukan untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan kepada ibu hamil yang baik dan bermutu. Berdasarkan data tingkat Nasional pada tahun 2012 cakupan K4 sudah mencapai 90,18% meningkat dibandingkan pada tahun 2011 sebesar 88,27%, yang berarti telah mencapai target Rencana Strategi Kementrian Kesehatan (renstra) untuk cakupan K4 tahun 2012 sebesar 90%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan paritas dan pekerjaan ibu hamil terhadap kunjungan Antenatal Care (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Pagar Gading. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel diperoleh dari semua ibu hamil trimester III akhir (UH 9 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Pagar Gading berjumlah 33 orang. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan perangkat SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pagar Gading sebagian besar dengan paritas multipara (57,6%), 63,6% bekerja di luar rumah. Hasil uji statistik berdasarkan variabel paritas menunjukkan nilai ρ=0,036 < 0,05, yang berarti ada hubungan yang bermakna antara paritas terhadap kunjungan Antenatal Care (ANC), sedangkan dari variabel pekerjaan menunjukkan bahwa nilai ρ=0,033 < 0,05, yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu hamil terhadap kunjungan Antenatal Care (ANC). Kesimpulannya adalah ada hubungan paritas dan pekerjaan ibu hamil terhadap kunjungan Antenatal Care (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Pagar Gading.
HUBUNGAN MINUM TEH MAHASISWI KEBIDANAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA MAHASISWI KEBIDANAN AKADEMI KESEHATAN SAPTA BAKTI BENGKULU
Lolli Nababan;
Nurlia Widiastuti
Jurnal Kebidanan Besurek Vol. 1 No. 2 (2016)
Publisher : Program Studi D III Kebidanan Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.51851/jkb.v1i2.95
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja dan ibu hamil. Salah satu penyebab terjadinya anemia adalah kebiasaan minum teh, yang mempengaruhi penyerapan makanan menjadi terhambat. Teh mempunyai banyak manfaat kesehatan, tetapi teh juga mampu menghambat penyerapan non-heme iron. Teh mempunyai senyawa tannin yang mengikat zat besi sehingga sulit diserap oleh tubuh. Kondisi penyerapan zat besi mempengaruhi kadar Hb seseorang.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan minum teh mahasiswi kebidanan dengan kejadian anemia mahasiswi kebidana Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu tahun 2016. Penelitian ini dilakukan di Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu, dimulai sejak tanggal 30 Mei 2016 sampai dengan tanggal 30 Juni 2016. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan buku talqus untuk mengukur kadar Hb untuk mengetahui anemia atau tidak. Bagian kedua wawancara tertutup untuk mengetahui mengkonsumsi teh atau tidak. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasinal analitik Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini dengan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi kebidanan berjumlah 191 orang dengan sampel 121 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling dengan analisis chiquare.Hasil analisis univariat dari 37 yang tidak minum teh hanya sedikit 5 (13,5%) yang tidak mengalami anemia, dan sebagian besar 32 (86,5%) mengalami anemia. Dari 84 yang minum teh, sebagian besar 57 (67,9%) mengalami anemia. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,032, hal ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara minum teh dengan kejadian anemia. (p=<0,05).Hendaknya mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan nutrisi seperti suplemen tablet Fe sehingga dapat mencegah terjadinya anemia, dan mengurangi konsumsi teh bersamaan dengan makan.