cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI)
ISSN : 20874855     EISSN : 26142872     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) merupakan media untuk publikasi tulisan ilmiah dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris yang berkaitan dengan berbagai aspek dalam bidang hortikultura. Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) terbit tiga kali setahun (April, Agustus, dan Desember).
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 1 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia" : 7 Documents clear
Pemanfaatan Biomulsa Kacang Hias (Arachis pintoi) pada Budidaya Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) di Lahan Kering Fariidah Silmi; M.A. Chozin
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 1 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.64 KB) | DOI: 10.29244/jhi.5.1.1-9

Abstract

ABSTARCTThe objective  of the  research was to  determine the effect  legume  cover crop Arachis  pintoi  as biomulch  on  yield  of  sweet  corn  (Zea  mays  saccharata Strut.)  as  compared  to  Centrosemapubescens,  Calopogonium  mucunoides, no  weeding,  manual  weeding,  and  plastic  mulch.  The research  was conducted  at Cikabayan  Experimental Field,  Bogor  in February  -  September 2013. Experiment  used  randomized  complete  blocked  design  (RKLT),  with single  factor  and  three replications. The factor was difference type of mulch consisting of control (manual weeding), nature of  vegetation  (without weeding), plastic mulch,  Arachis  pintoi,  Centrosema  pubescens, and Calopogoniummucunoides.  Biomulches  influenced  change of  weeds compositions  at  research land.  The  treatment of  A.  pintoi  biomulch suppressed  growth  of  weeds  lower  than  C.  pubescens  and  C. mucunoidesbiomulch.  The  result  revealed  that  different  mulch  had  no significant  effect  on all  of  sweet  corn variables  except on  cob  length  and cob circumference.  A.  pintoi,  biomulch  led was not significantly different compared  to  C.  pubescens,  and  C.  mucunoides.  Plastic  mulch  increased sweet  corn production component and production better than other treatments.Keywords : biomulch, legume cover crop, weed, yield, yield component , sweet corn ABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk mempelajari efek tanaman penutup tanah (Legume Cover Crop) Arachis  pintoi  sebagai  biomulsa  dan  pengaruhnya terhadap  produksi  tanaman  jagung  manis  (Zea mays saccharata  Strut.) dibandingkan dengan  Calopogonium mucunoides,  Centrosema pubescens, tanpa  penyiangan  ( vegetasi  alami),  penyiangan  manual,   dan mulsa  plastik  hitam  perak . Penelitian  dilaksanakan  di  Kebun   Percobaan Cikabayan,  Bogor  pada  bulan  Februari-September2013.  Percobaan menggunakan  rancangan  kelompok  lengkap  teracak  (RKLT)  dengan  satu faktor dan tiga ulangan. Faktor  perlakuan  tersebut adalah  perbedaan  jenis mulsa yang terdiri atas kontrol (dengan penyiangan  manual), vegetasi alami (tanpa penyiangan), mulsa plastik hitam perak, Arachis pintoi,  Centrosema pubescens,  dan  Calopogonium  mucunoides.  Penggunaan biomulsa mempengaruhi  pergeseran  jenis  gulma  yang  tumbuh  di  lahan penelitian.  Perlakuan  biomulsa  A. pintoi  lebih  rendah  menekan pertumbuhan  gulma  dibandingkan  dengan  perlakuan  biomulsa  C. pubescens dan  C.  mucunoides.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  perbedaan  jenis mulsa berpengaruh nyata terhadap semua  peubah  jagung manis yang diamati kecuali pada panjang tongkol dan lingkar tongkol. Hasil dan komponen hasil jagung manis tidak berbeda nyata antara perlakuan biomulsa  A.  pintoi,  C. pubescens,  dan  C.  mucunoides.  Perlakuan  mulsa  plastik  hitam perak berbeda  nyata  dibandingkan  dengan  perlakuan  lainnya  dalam meningkatkan  hasil  dan  komponen hasil jagung manis.Kata kunci: biomulsa, gulma, hasil, komponen hasil, jagung manis, RKLT, tanaman penutup tanah
Perubahan Warna Kulit Buah Tiga Varietas Jeruk Keprok dengan Perlakuan Degreening dan Suhu Penyimpanan Hanifah Muthmainnah; Roedhy Poerwanto; Darda Efendi
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 1 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.152 KB) | DOI: 10.29244/jhi.5.1.10-20

Abstract

ABSTRACTColor is  the main  quality  that determines  the level of demand  for  citrus. Consumer prefersorange  citrus,  where  as  green  citrus  have  high productivity  in  Indonesia.  It  causes  local  citrus cannot compete with imported citrus.  One way  that  can  make local citrus compete  with  import citrus  is by  improving of colour quality through  degreening.  This research was conducted to study the effect of degreening and storage temperature on color changes of tangerine peel. Research was conducted from June until  July 2013 at the Laboratory of  Center for Tropical Horticulture Studies, IPB. This research used a randomized complete factorial design group  2  factors with  3 replications. The first factor is degreening  temperature  (180 C  and  room temperature),  second  factor is storage temperature (180 C  and room temperature). The results showed that interaction  of  degreening and storage temperature significantly  affected  skin  coloration.  Degreening  treatment 180 C  and  room temperature storage on all three varieties of tangerines have the highest Citrus Colour  Index  (CCI) value  at  15  HSP.  The  higher  value of Citrus  Colour  Index,  the  higher  orange  skin  colorationproduced.Key words : degreening temperature, orange, storage temperature, value of Citrus Color Index. ABSTRAKWarna  merupakan  kualitas  utama  yang  menentukan  tingkat  permintaan konsumen  terhadap buah jeruk. Konsumen lebih menyukai jeruk berwarna jingga, padahal di Indonesia jeruk yang tinggi produktivitasnya  adalah  jeruk berwarna  hijau.  Hal  ini  menyebabkan  jeruk  lokal  kalah  bersaing dengan jeruk impor. Salah satu cara supaya jeruk lokal dapat bersaing dengan jeruk impor adalah dengan  melakukan  degreening.  Penelitian  ini  dilakukan  untuk mempelajari  efek  degreening  dan suhu penyimpanan terhadap perubahan warna kulit jeruk keprok. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni  hingga  Juli 2013  di  Laboratorium  Pusat  Kajian  Hortikultura  Tropika,  IPB.  Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) Faktorial dengan dua faktor dan tigaulangan. Faktor pertama adalah suhu  degreening (180C dan suhu ruang), faktor kedua  adalah suhu simpan (180C dan suhu ruang). Hasil penelitian menunjukkan interaksi suhu  degreening  dan suhu simpan nyata pada perubahan warna. Perlakuan degreening suhu 180C dan penyimpanan suhu ruang pada ketiga varietas jeruk keprok memiliki nilai  Citrus Colour  Index  (CCI)  tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya pada 15 HSP. Semakin tinggi nilai CCI, maka warna kulit jeruk yang dihasilkan semakin jingga.Kata kunci: jingga, nilai Citrus Color Index, suhu degreening, suhu penyimpanan.
Respon Pertumbuhan Kultur In Vitro Jeruk Besar (Citrus maxima (Burm.) Merr.) cv. Nambangan terhadap Osmotikum dan Retardan Iswari S. Dewi; Gani S. Jawak; Bambang S. Purwoko; M. Sabda
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 1 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.305 KB) | DOI: 10.29244/jhi.5.1.21-28

Abstract

ABSTRACTIn vitro  conservation has been applied to many species. However, the suppression of explant growth is essential for extending the duration of conservation.  The objective of the research was  to study  in  vitro  growth response  of  pummelo  cv.  Nambangan  to  conservation  medium containing osmotically  active  compound  (osmoticum)  or  growth  suppressant (retardant).  Two  sets  of experiments were conducted  using randomized complete design and replicated three times.  In vitro shoot with four leaves from pummelo, namely cultivar Nambangan, were used as the plant materials. The treatment in the first experiment was  MS + osmoticum (mannitol  0, 20, 40,  and 60 g L-1) and  in the  second  experiment  was  MS +  retardant  (paclobutrazol  0,  1,  3  and  5  mg  L-1).  The  resultsindicated that senescence of the leaf was induced by 20, 40, and 60 g L-1of mannitol. The best media in inhibition of growth  for  pummelo cv. Nambangan was MS + paclobutrazol  1  mg  L-1.  With this media, plant was inhibited but grew normally with green leaf and root.Keywords: mannitol, minimal growth, paclobutrazol, pummelo ABSTRAKKonservasi  in  vitro   sudah  banyak  dilakukan  pada  berbagai  spesies. Penghambatan  pertumbuhansangat  penting  bagi  lamanya  tanaman  dapat disimpan.  Tujuan  penelitian  ini  adalah  mempelajari respon  pertumbuhan  in vitro  pamelo  cv.  Nambangan  terhadap  media  konservasi mengandung osmotikum  atau  penghambat  pertumbuhan  (retardan).  Dua percobaan  dilakukan  terpisah  menggunakan  rancangan  acak  lengkap  dan diulang  3  kali.  Tunas  hasil  perbanyakan  in  vitro  dengan  4 daun, digunakan  sebagai  eksplan.  Perlakuan  pada  percobaan  pertama  adalah  MS +  osmotikum (mannitol 0, 20, 40, 60 g L-1) dan pada percobaan kedua adalah MS + retardan (paclobutrazol 0, 1, 3,5 mg L-1). Hasil menunjukkan bahwa daun mengalami senesen oleh perlakuan mannitol. Media yang direkomendasikan untuk konservasi pamelo cv. Nambangan  adalah  MS + paclobutrazol 1 mg  L-1. Dengan media tersebut pertumbuhan dihambat, tetapi tetap normal, berakar dengan daun tetap hijau.Kata kunci: mannitol, pertumbuhan minimal, paclobutrazol, pamelo
Karakterisasi Morfologi Anggrek Phalaenopsis Hibrida Fajar Pangestu; Sandra Arifin Aziz; Dewi Sukma
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 1 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.19 KB) | DOI: 10.29244/jhi.5.1.29-35

Abstract

ABSTRACTOrchid is one of ornamental plants that  has  high aesthetic value and Phalaenopsis hybrid is one of orchid type  famous in Indonesia. Characterization of Phalaenopsis hybrid should be made to determine  similarity  or  diversity between  hybrids  and  as  a  basic  information  on  plant  breeding activities. The purpose of this study was to study the morphological character and relationship of five  accessions  of Phalaenopsis  hybrid  i.e,  four white accessions  flowering hybrid, one  accession yellow flowering hybrids and Phalaenopsis  amabilis  ‘Cidaun’  ecotype. Based on the morphology of leaves and  flowers,  two  of  the  four  accessions  white  flowering  hybrid  have similarity  coefficient 1.00. Every Phalaenopsis hybrid clustered together on the similarity coefficient 0.729, but one of three replications yellow flowering hybrids have similarity coefficient 0.435 with main differences in leaf shape and flowering types.  Phalaenopsis  amabilis’  Cidaun’  ecotype  have similarity coefficient 0.528 with main differences with Phalaenopsis hybrid in flowers shape and flowering types.Keywords: Coefficient similarity, flowers, leaves, morphological character, Phalaenopsis hybrid ABSTRAKAnggrek  merupakan  tanaman  hias  yang  memiliki  nilai  estetika  tinggi  dan Phalaenopsishibrida  merupakan  salah  satu  jenis  anggrek  yang  terkenal  di Indonesia.  Keragaman  Phalaenopsishibrida  yang  cukup  tinggi,  sehingga perlu  dilakukan  karakterisasi  untuk  mengetahui  kemiripan ataupun keragaman  antar  Phalaenopsis  hibrida  maupun  dengan  Phalaenopsis spesies asli  sebagai informasi  dasar  dalam  kegiatan  pemuliaan  tanaman.  Tujuan dari  penelitian  ini  adalah  untuk mempelajari  karakter  morfologi  dan kekerabatan  antara  lima  aksesi  Phalaenopsis  hibrida  yaitu empat aksesi hibrida berbunga putih, satu aksesi hibrida berbunga kuning dan Phalaenopsis amabilisekotipe ‘Cidaun’. Berdasarkan morfologi daun dan bunga, dua dari empat aksesi hibrida berbunga putih  memiliki  koefisien  kemiripan  1.00. Semua  Phalaenopsis  hibrida  berkelompok  menjadi  satu pada  koefisien kemiripan  0.729,  sementara  satu  ulangan  dari  hibrida  berbunga  kuning memiliki koefisien  kemiripan  0.435  dengan  perbedaan  utama  pada  bentuk daun  dan  tipe  pembungaan. Phalaenopsis  amabilis  ekotipe  ‘Cidaun’ memiliki koefisien kemiripan 0.528 dengan  Phalaenopsishibrida, perbedaan utama pada bentuk bunga dan tipe pembungaan.Kata kunci: Koefisien kemiripan, Bunga, daun, karakter morfologi, Phalaenopsis hibrida
Sumber dan Frekuensi Aplikasi Larutan Hara sebagai Pengganti AB Mix pada Budidaya Sayuran Daun secara Hidroponik Fita Lita Ramadiani; Anas D. Susila
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 1 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.507 KB) | DOI: 10.29244/jhi.5.1.36-46

Abstract

ABSTRACTThis  study  was  aimed  to  determine  the  frequency  and  source  of  nutrient applications  on growth and yield of spinach (Ipomoea sp.), caisin (Brassica juncea), and kailan (Brassica oleraceaevar.  acephala) in hydroponics. The experiment were arranged in a RCBD (Randomized  Completely Block Design) with two factors, first factor source of nutrient (AB Mix, NPK 15:15:15, and NPK 12:14:12), and second factor is time of application (one time and two time) with four replications so there are 24 experimental units.  The result showed  NPK 15:15:15 had  similar effect with AB Mix in spinach, caisin, and kailan.  With one time frequency  of  application,  the best source of fertilizer is NPK 15:15:15, while with two time application is AB Mix.Keywords: compound fertilizer, NPK 12:14:12, NPK 15:15:15, nutrient solution. ABSTRAKPenelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  frekuensi  aplikasi  dan  jenis sumber  hara  pada pertumbuhan dan produksi kangkung  (Ipomoea  sp.), caisin (Brassica juncea), dan kailan (Brassica oleraceae  var.  acephala)  secara hidroponik.  Rancangan  percobaan  yang  digunakan  adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dua faktor. Faktor pertama yaitu jenis sumber hara (AB Mix, NPK 15:15:15, dan NPK 12:14:12) dan faktor kedua frekuensi aplikasi (satu kali dan dua kali).  Setiap  perlakuan  diulang  empat kali  sehingga  terdapat  24  satuan  percobaan.  Secara  umum perlakuan  NPK 15:15:15  menghasilkan  tanaman  yang  tidak  berbeda  dengan  AB  Mix, sedangkan NPK 12:14:12 menghasilkan tanaman dengan kualitas yang paling rendah.  Baik frekuensi aplikasi satu kali maupun dua kali menghasilkan tanaman yang sama. Terdapat interaksi antara jenis larutan hara  NPK 15:15:15 dengan  frekuensi  aplikasi  satu  kali  dan  jenis  hara  AB  Mix  dengan frekuensi aplikasi dua kali.Kata kunci: larutan hara, NPK 12:14:12, NPK 15:15:15, pupuk majemuk
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tempuyung (Sonchus arvensis L.) dengan Komposisi Media Tanam yang Berbeda Denti Dewi Gatari; Maya Melati
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 1 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.062 KB) | DOI: 10.29244/jhi.5.1.47-55

Abstract

ABSTRACTSowthistle  is one of wild medicinal plants.  Sowthistle  can be planted in the pot, polybag or land with mix of organic material or sand with lime. The objective of this research was to determine the effect of media composition on the growth and production of  sowthistle  (Sonchus  arvensis  L.). The experiment  was  arranged  in  a  randomized  complete  block  design  with one  factor,  three treatments and three replications. The treatments were 8 kg soil, 7.5 kg soil + 0.5 kg cow manure, 7 kg soil + 0.5 kg  cow manure  + 0.5 kg rice hull  charcoal  polybag-1. The three treatments used lime with the rate of 10 g polybag-1. Media composition as control  was  7 kg soil + 0.5 kg cow manure + 0.5  kg  rice  hull  charcoal  without  lime.  Every  treatment consisted  of  10  plants.  The  results  of experiment  showed  that  unaffected by  composition  did  not  the  growth  and  yield  component  of sowthistle media.  Compared  to  treatment  without  lime,  fresh  weight  of  root  at  5 MST  with  the application of cow manure was significantly smaller.Keywords: cow manure, lime, rice hull charcoalABSTRAKTempuyung  merupakan  salah  satu  tanaman  obat  yang  tumbuh  liar.  Budi daya  tempuyung dapat  dilakukan  di  dalam  pot,  polybag,  atau  lahan dengan  menggunakan  bahan  organik  yang dicampur  dengan  puing bangunan atau  pasir  serta  batu  yang  diberi  banyak  kapur.  Penelitian  ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh komposisi media tanam  terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman  tempuyung  (Sonchus  arvensis  L.).  Percobaan  ini menggunakan  rancangan  kelompok lengkap teracak (RKLT) faktor tunggal, tiga taraf dan tiga perlakuan yaitu 8 kg tanah, 7.5 kg tanah + 0.5 kg pupuk kandang sapi, 7 kg tanah + 0.5 kg pupuk kandang sapi + 0.5 kg arang sekam polybag-1. Ketiga  perlakuan  menggunakan  dosis  kapur  10  g  polybag-1. Komposisi  media  tanam  sebagai pembanding  adalah  7  kg  tanah  +  0.5 kg pupuk  kandang  sapi  +  0.5  kg  arang  sekam  tanpa  kapur. Setiap perlakuan terdiri  atas  10  tanaman  dan  diulang  sebanyak  tiga  kali.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi media tanam tidak mempengaruhi peubah vegetatif  dan komponen hasil tanaman tempuyung. Bobot basah akar pada umur 5 MST dengan penambahan pupuk  kandang sapi nyata lebih kecil dibandingkan dengan perlakuan tanpa kapur.Kata kunci: arang sekam, kapur, pupuk kandang sapi
Evaluasi Karakteristik Hortikultura Empat Genotipe Melon (Cucumis melo L.) Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB Wida W. Khumaero; Darda Efendi; Willy B. Suwarno; , Sobir
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 1 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.112 KB) | DOI: 10.29244/jhi.5.1.56-63

Abstract

ABSTRACTCenter for Tropical Horticulture Studies (CTHS) have conducted  melon breeding to meet the need of the expanding melon production  in Indonesia. Four melon genotypes of  IPB Meta 3, IPB Meta 4, IPB Meta 6, IPB Meta 8H exhibit superior performance during selection. Prior to release or to register, these melon genotypes need to be evaluated for their main characteristics. Four potential genotypes  along  with  two  control  varieties  of  Action  434  and Sky  Sweet  were  evaluated  under  a single  factor  Randomized  Complete Block  Design  (RCBD)  with  four  replications.  The  results revelaed  that CTHS  melon  genotypes  exhibited  good  performance.  IPB  Meta  4  has larger  stem diameter and leaf size compared  to  Action 434 and Sky Sweet, subsequently  flesh color  of IPB Meta 3,  IPB  Meta  6,  and  IPB  Meta  8H  are oranges, where  as  both  control  varieties  are  green.  Theseresults indicated that melon genotypes  developed in CTHS have unique characteristics, which could be developed for speciality market.Keywords: fruit quality, melon, morphological characteristics ABSTRAKPusat  Kajian  Hortikultura  Tropika  (PKHT)  telah  melakukan  penelitian pemuliaan  tanaman untuk  mengetahui  kebutuhan  pengembangan  produksi melon  di  Indonesia.  Empat  genotipe  melon yakni  IPB  Meta  3,  IPB  Meta 4, IPB Meta 6, IPB  Meta  8H  menunjukkan  penampilan  baik  pada percobaan sebelumnya. Sebelum  dilepas  atau  didaftarkan,  diperlukan  evaluasi karakteristik  utama dari empat genotipe tersebut. Pengujian keempat genotipe potensial dengan dua varietas pembanding yakni  Action  434  dan  Sky  Sweet disusun  berdasarkan  Rancangan  Kelompok  Lengkap  Teracak (RKLT)  dengan 4  ulangan.  Hasilnya  menunjukkan  bahwa  genotipe  melon  IPB  Meta  4 memiliki diameter batang  dan ukuran daun yang lebih besar dibandingkan Action 434 dan  Sky Sweet. Selain itu,  daging  buah  melon  genotipe  IPB Meta  3,  IPB  Meta  6,  dan  IPB  Meta  8H  berwarna  jingga, dimana kedua varietas pembanding berwarna hijau. Hasil ini menunjukkan bahwa genotipe-genotipe melon yang dikembangkan di PKHT memiliki karakteristik yang unik, dimana dapat berpotensi bagi segmen pasar khusus.Kata kunci: karakteristik morfologi, kualitas buah, melon

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol. 16 No. 2 (2025): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 16 No. 1 (2025): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 15 No. 3 (2024): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 15 No. 2 (2024): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 15 No. 1 (2024): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 14 No. 3 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 14 No. 2 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 14 No. 1 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 13 No. 3 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 13 No. 2 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 13 No. 1 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 12 No. 3 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 12 No. 1 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 11 No. 3 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 11 No. 2 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 11 No. 1 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 10 No. 3 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 10 No. 2 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 10 No. 1 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 9 No. 3 (2018): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 9 No. 2 (2018): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 9 No. 1 (2018): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 3 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 2 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 1 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 3 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 2 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 1 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 6 No. 3 (2015): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 6 No. 2 (2015): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 6 No. 1 (2015): Jurnal Hortikultura Indonesia Pedoman Penulisan Artikel Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 3 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 2 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 1 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 4 No. 3 (2013): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 4 No. 2 (2013): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 4 No. 1 (2013): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 3 No. 1 (2012): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 2 No. 1 (2011): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 1 No. 2 (2010): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 1 No. 1 (2010): Jurnal Hortikultura Indonesia More Issue