cover
Contact Name
Nurul Inayah
Contact Email
inayah.nurul.NI@gmail.com
Phone
+628114137151
Journal Mail Official
aksioma.pendmat@gmail.com
Editorial Address
Jalan Soekarno Hatta Km. 9. City of Palu, Indonesia
Location
Kota palu,
Sulawesi tengah
INDONESIA
Aksioma
Published by Universitas Tadulako
ISSN : 14124505     EISSN : 27459241     DOI : https://doi.org/10.22487/aksioma.v9i2.219
Core Subject : Education,
Aksioma is provided for writers, teachers, students, professors, and researchers, who will publish their research reports or their literature review articles about mathematics education and its instructional. This journal publishes two times a year, in March and September. Aksioma encompasses original research articles, review articles, and short communications, including: Mathematics Education School Mathematics Development of mathematics learning
Articles 168 Documents
PROFIL KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATRIKS BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI SMA NEGERI 7 PALU Fausan Fausan; Gandung Sugita; Sukayasa Sukayasa
Aksioma Vol. 8 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v8i2.208

Abstract

Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memperoleh profil kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matriks berdasarkan jenis kelamin di SMA Negeri 7 Palu. Data dikumpulkan dengan cara metode tes dan wawancara. Subjek penelitian terdiri dari satu siswa laki-laki (SH) dan satu siswa perempuan (DS). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kesalahan konseptual yang dilakukan siswa laki-laki (SH) yaitu : 1) kesalahan tidak memahami konsep rumus perkalian matriks, 2) kesalahan konsep perkalian matriks, 3) kesalahan tidak menerapkan rumus invers, 4) kesalahan konsep invers matriks dan 5) kesalahan konsep adjoin. Kesalahan prosedural yang dilakukan siswa laki-laki berupa 1) kesalahan dalam melakukan perhitungan, 2) kesalahan tidak menyederhanakan dan 3) kesalahan tidak menuliskan tanda operasi pada matriks. Sedangkan kesalahan konseptual yang dilakukan siswa perempuan (DS) yaitu: 1) kesalahan tidak memahami konsep rumus perkalian matriks, 2) kesalahan konsep perkalian matriks, 3) kesalahan konsep adjoin dan 4) kesalahan konsep invers matriks. Kesalahan prosedural yang dilakukan siswa perempuan berupa 1) kesalahan dalam melakukan perhitungan. Siswa laki-laki banyak melakukan kesalahan dari pada siswa perempuan dikarenakan, siswa laki-laki tidak teliti dan terburu-buru dalam menyelesaikan soal matriks. Sedangkan siswa perempuan tidak terlalu banyak melakukan kesalahan dikarenakan cenderung lebih teliti dan cermat dalam menyelesaikan soal matriks. Kata kunci: Profil Kesalahan, Jenis Kelamin dan Matriks Abstract: This research is a qualitative research which aims to obtain a profile of errors students make in solving matrix problems based on sex in SMA 7 Palu. Data was collected by means of test and interview methods. The research subjects consisted of one male student (SH) and one female student (DS). The results showed that the conceptual errors made by male students (SH) were: 1) errors not understanding the concept of matrix multiplication formula, 2) errors in matrix multiplication concepts, 3) errors not applying inverse formulas, 4) inverse matrix concept errors and 5 ) the error of the adjoin concept. Procedural errors made by male students in the form of 1) errors in making calculations, 2) errors do not simplify and 3) errors do not write the operation mark on the matrix. Whereas the conceptual errors made by female students (DS) are: 1) errors do not understand the concept of matrix multiplication formula, 2) errors in the concept of matrix multiplication, 3) errors in adjoining concepts and 4) inverse matrix concept errors. Procedural errors made by female students in the form of 1) errors in carrying out calculations. Male students make a lot of mistakes than female students because , male students are not careful and in a hurry to solve the matrix problem. Whereas female students don't make too many mistakes becausethey tend to be more thorough and careful in solving matrix problems. Keywords: Error Profile, Gender and Matrix
PROFIL PEMECAHAN MASALAH SEGITIGA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 19 PALU DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF Indriani Sira; Abd. Hamid; Evie Awuy
Aksioma Vol. 8 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v8i2.209

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil pemecahan masalah segitiga siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Palu ditinjau dari gaya kognitif. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) profil pemecahan masalah siswa FI pada tahap memahami masalah yaitu: mengidentifikasi informasi-informasi yang diketahui dan ditanyakan. 2) Profil pemecahan masalah siswa FI pada tahap membuat rencana yaitu: mampu membuat hubungan antara informasi yang ada dengan masalah yang ditanyakan dengan mengaikatkan pengetahuan dan pengalamannya. 3) Profil pemecahan masalah subjek FI pada tahap melaksanakan rencana yaitu subjek dengan gaya kognitif FI dapat menerapkan rencana yang telah dibuat selanjutnya melaksanakan rencana dengan menggunakan konsep yang telah dipelajari sebelumnya. 4) Profil pemecahan masalah siswa FI pada tahap memeriksa kembali yaitu: subjek memeriksa kembali langkah demi langkah hasil pekerjaan 5) Profil pemecahan masalah siswa FD pada tahap memahami masalah yaitu: dengan cara membaca masalah berulang-ulang dan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam memahami masalah. 6) Profil pemecahan masalah siswa FD pada tahap membuat rencana yaitu: subjek kurang tepat dalam membuat rencana penyelesaian. 7) Profil pemecahan masalah subjek FD pada tahap melaksanakan rencana yaitu subjek mengalami kesulitan dalam menerapkan rencana yang telah dibuat sebelumnya sehingga menambahkan beberapa strategi untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. 8) Profil pemecahan masalah siswa FD pada tahap memeriksa kembali yaitu: subjek tidak melakukan pengecekan kembali hasil pekerjaan. Kata Kunci: Profil, Pemecahan Masalah, Segitiga, Gaya Kognitif. Abstract: This study aims to describe the problem solving problem of triangle students of class VIII SMP Negeri 19 Palu in terms of cognitive style. This type of research is qualitative research. The results showed that the results showed that: 1) the problem solving profile of FI students at the understanding stage of the problem that is: identifying the information known and asked. 2) FI student problem-solving profile at the stage of making a plan that is: able to make the relationship between existing information with the problem that is asked by raising knowledge and experience. 3) Profile of FI subject problem solving at the stage of implementing the plan ie subjects with cognitive style FI can implement the plan that has been made subsequently implement the plan by using the concept that has been studied previously. 4) FI stuzdent problem-solving profile at re-examination stage: subject check back step by step job result 5) FD student problem solving profile at the understanding stage of the problem that is: by reading the problem repeatedly and takes longer time to understand the problem . 6) Profile of FD student problem solving at the stage of making a plan that is: the subject is less precise in making the settlement plan. 7) The problem solving profile of the FD subject at the stage of implementing the plan ie the subject has difficulty in applying the pre-made plan so as to add some strategies to solve the problems encountered. 8) FD student problem-solving profile at the re-examination stage ie: the subject does not re-check the work result. Keywords: Profile, Troubleshooting, Triangle, Cognitive Style
PROFIL PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT (FI) DAN FIELD DEPENDENT (FD) Ni Hayah; Bakri Mallo; I Nyoman Murdiana
Aksioma Vol. 8 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v8i2.210

Abstract

abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman konsep matematika siswa kelas XI SMA Negeri 2 Dampelas dalam menyelesaikan soal pada subpokok bahasan parabola ditinjau dari gaya kognitif Field Independent (FI) dan Field Dependent (FD). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari satu siswa yang bergaya kognitif FI dan satu siswa yang bergaya kognitif FD. Hasil dari penelitian ini yaitu saat menyajikan masalah, subjek FI dan FD menuliskan hal-hal yang diketahui dan ditanyakan. Selanjutnya dalam mengklasifikasi unsur-unsur parabola, subjek FI mengelompokkan unsur-unsur parabola menurut bentuk parabolanya yaitu parabola horizontal terbuka ke kanan. Kemudian dalam memberi contoh dan non-contoh pada setiap unsur-unsur parabola, subjek FI memberikan contoh dan non-contoh dari setiap unsur-unsur parabola yang diberikan. Kemudian menyajikan masalah persamaan parabola dalam representasi matematis, subjek FI dan subjek FD menyajikan persamaan parabola kedalam bentuk persamaan umum parabola. Kemudian menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu dalam menentukan persamaan parabola, subjek FI menggunakan dan memilih persamaan umum parabola horizontal dan subjek FD menggunakan persamaan umum parabola walaupun subjek tidak mengetahui jenis persamaan umum parabola yang digunakan. Kemudian subjek FI menjelaskan kembali prosedur yang digunakan serta memberikan alasannya dengan menggunakan bahasanya sendiri dan subjek FD menjelaskan kembali prosedur yang digunakan walaupun dalam proses penyelesaiannya siswa belum memahami dengan baik langkah-langkah yang harus digunakan. Kata Kunci: Profil; Pemahaman konsep matematika; Parabola; abstract: This study aims to describe the understanding of mathematical concepts of class XI students of SMA 2 Dampelas in solving problems on the subject of the parabolic discussion reviewed from cognitive style of the Independent Field (FI) and Field Dependent (FD). This type of research is qualitative research. The subjects in this study consisted of one student who was in the cognitive style of FI and one student in the cognitive style of FD. The results of this study are when presenting a problem, FI and FD subject write things that are known and asked. Furthermore, in classifying parabolic elements, FI subjects classify parabolic elements according to their parabolic forms, namely horizontal parabola open to the right. Then in giving examples and non-examples of each parabolic element, the FI subject gives examples and non-examples of each parabolic element given. Then presenting the problem of parabolic equations in mathematical representations, the subject FI and subject FD present the parabolic equation in the form of a general parabolic equation. Then using, utilizing and selecting a particular procedure in determining the parabolic equation, FI subject uses and selects the general horizontal parabolic equation and the FD subject uses the general parabolic equation even though the subject does not know the type of general parabolic equation used. Then the FI subject explains the procedure used again and gives the reason using its own language and the FD subject explains the procedure used even though in the process of completion students do not understand the steps that must be used properly. Keywords: Profile; Understanding of mathematical concepts; Parabolic
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY Petra C. M. Sumampou; Dasa Ismaimuza; Ibnu Hadjar
Aksioma Vol. 8 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v8i2.211

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran discovery learning dengan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran inquiry di kelas X SMA Negeri 2 Palu, baik secara keseluruhan, antara siswa berkemampuan tinggi, antara siswa berkemampuan sedang dan antara siswa berkemampuan rendah. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran discovery learning dengan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran inquiry di kelas X SMA Negeri 2 Palu, baik secara keseluruhan, antara siswa berkemampuan tinggi, antara siswa berkemampuan sedang dan antara siswa berkemampuan rendah. Subjek penelitian berjumlah 72 siswa yang terdiri dari 36 siswa kelas X MIA 3 sebagai kelas yang belajar menggunakan model pembelajaran inquiry dan 36 siswa kelas X MIA 5 yang belajar menggunakan model pembelajaran discovery learning. Materi yang dipelajari oleh siswa yaitu Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel, Relasi dan Fungsi. Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis untuk α = 0,05 diperoleh p > α untuk semua hipotesis, sehingga H1 ditolak dan H0 diterima untuk semua hipotesis. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran discovery learning dengan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran inquiry di kelas X SMA Negeri 2 Palu, baik secara keseluruhan, antara siswa berkemampuan tinggi, antara siswa berkemampuan sedang dan antara siswa berkemampuan rendah. Kata Kunci : perbedaan, hasil belajar, discovery learning, inquiry, sistem persamaan linear tiga variabel, relasi dan fungsi.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA Pratama Pratama; Muh. Rizal; Linawati Linawati
Aksioma Vol. 8 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v8i2.212

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe MURDER untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi barisan dan deret aritmatika di kelas X TKJ A SMK Negeri 1 Poso Pesisir Utara. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X TKJ A yang berjumlah 20 siswa, terbagi atas 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempua serta di pilih 3 siswa sebagai informan. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengacu pada desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yakni (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I banyaknya siswa yang tuntas yakni 14 siswa dengan persentase ketuntasan 70% dan pada siklus II banyak siswa yang tuntas yakni 17 siswa dengan persentase ketuntasan 85%. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I berada pada kategori baik dan mengalami peningkatan pada siklus II berada pada kategori sangat baik. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I berada pada kategori baik dan mengalami peningkatan pada siklus II berada pada kategori sangat baik. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe MURDER yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TKJ A SMK Negeri 1 Poso Pesisir Utara pada materi barisan dan deret aritmatika, dengan enam komponen yaitu: 1) Mood, 2) Understand, 3) Recall, 4) Detect, 5) Expand, 6) Review. Kata Kunci: Kooperatif Tipe MURDER; Hasil Belajar; Barisan dan Deret Aritmatika Abstract: This study aims to obtain a description of the application of the MURDER type cooperative learning model to improve student learning outcomes in arithmetic sequence and sequence material in class X TKJ A of SMK Negeri 1 Poso North Coast. The subjects of this study were students of class X TKJ A, amounting to 20 students, divided into 8 male students and 12 female students and 3 students were selected as informants. This research is Classroom Action Research (CAR) which refers to the research design of Kemmis and Mc. Taggart namely (1) planning, (2) implementation of actions, (3) observation, and (4) reflection. This research was conducted in two cycles. In the first cycle the number of students who completed were 14 students with a percentage of completeness of 70% and in the second cycle many students were completed ie 17 students with a percentage of completeness 85%. The results of the observation of teacher activities in the first cycle were in the good category and experienced an increase in the second cycle in the very good category. The results of the observation of student activities in the first cycle were in the good category and experienced an increase in the second cycle in the very good category. The application of the MURDER type cooperative learning model that can improve the learning outcomes of class X TKJ A students of SMK Negeri 1 Poso Pesisir Utara in arithmetic sequence and series material, with six components, namely: 1) Mood, 2) Understand, 3) Recall, 4) Detect, 5) Expand, 6) Review. Keywords: Cooperative Type MURDER; Learning outcomes; Arithmetic Rows and Series.
PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN KONVENSIONAL Siti Hadijah; Sutji Rochaminah; Maxinus Jaeng
Aksioma Vol. 8 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v8i2.213

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik daripada pemahaman konsep matematika siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di Kelas IX MTs Negeri 1 Kota Palu. Hipotesis penelitian ini adalah pemahaman konsep matematika siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik daripada pemahaman konsep matematika siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Desain penelitian ini adalah pre-post test control design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX MTs Negeri 1 Kota Palu dengan teknik pengambilan sampel cluster random sampling. Nilai rata-rata siswa kelas eksperimen 47 dan standar deviasi 17,04 sedangkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol 40 dan standar deviasi 13,40. Data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis menggunakan teknis statistik parametris yaitu uji t. Hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa nilai ????tabel = 1,67 dan ????hitung = 2,96 sehingga H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik daripada pemahaman konsep matematika siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas IX MTsN 1 Kota Palu. Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Model Pembelajaran Konvensional, dan Pemahaman Konsep Abstract: This research purposed to determine is mathematics concept understanding students who learn by using jigsaw cooperative learning model better than students who learn by using conventional learning model in class IX MTs Negeri 1 Kota Palu. The hypothesis is that mathematics concept understanding students who learn by using jigsaw cooperative learning model better than students who learn by using conventional learning model. The type of research is a quasi experiment. Design of research is pre-post control design. The population of this research is all students of class IX MTs Negeri 1 Kota Palu with samples taken by cluster random sampling technique. The average score of the experiment class students is 47 and standard deviation is 17.04 and the average score of the control class students is 40 and standard deviation is 13.40. The data is normal distribution and homogen, hypothesis test using t test. Results of hypothesis test obtained value ????table = 1.67 and ????count = 2.96 it means H1 is accepted and H0 is rejected. This indicated that mathematics concept understanding students who learn by using jigsaw cooperative learning model have better than mathematics concept understanding students who learn by using conventional learning model in class IX MTsN 1 Kota Palu. Keywords: Jigsaw Cooperative Learning Model, Conventional Learning Model, and Concept Understanding
PENDIDIKAN MATEMATIKA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Muhammad Darwis M
Aksioma Vol. 9 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v9i1.214

Abstract

Abstrak. Saat ini kita berada pada era Revolusi Industri 4.0. Sebagaimana diketahui bahwa tiap era Revolusi Industri memiliki peluang dan ancaman, maka era Revolusi Industri 4.0 ini pun demikian. Era Revolusi Industri 4.0 disebut juga era globalisasi. Bagi Indonesia khususnya, masyarakat harus mampu membaca dan responsif terhadap perubahan dan membekali diri dengan keterampilan terkini agar bisa bersaing. Di era ini, realitas menunjukkan bahwa teknologi dan pembelajaran matematika memiliki kaitan erat. Pemanfaatan teknologi dengan baik dalam pembelajaran akan memberi penguatan terhadap pola perubahan paradigma pembelajaran. Sifat abstrak objek kajian matematika yang sulit dipikirkan oleh peserta didik dapat dipresentasikan melalui simulasi komputer agar lebih konkrit. Latihan dan percobaan eksploratif matematika dapat dilakukan peserta didik dengan menggunakan program komputer atau software matematika untuk penanaman dan penguatan konsep, membuat pemodelan matematika, dan menyusun strategi dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, guru matematika dituntut agar seirama dengan perkembangan di era ini. Kata kunci: Pendidikan . Matematika . Revolusi Industri 4.0
PERKEMBANGAN GURU MATEMATIKA ERA 4.0 Hasia Marto
Aksioma Vol. 9 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v9i1.215

Abstract

Abstrak: Artikel ini bertujuan mendeskripsikan pengembangan guru matematika era 4.0. yang makin kompetitif. Perkembangan dunia tengah memasuki era revolusi industri 4.0. dimana teknologi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Peran guru matematika tidak dapat digantikan sepenuhnya oleh perkembangan teknologi. Dalam menghadapi era 4.0 guru dituntut profesional di bidangnya, pengembangan profesionalisme guru matematika di era 4.0 menuntut guru matematika memiliki kompetensi karakter, keterampilan dan literasi dalam menghadirkan pembelajaran yang variatif dan inovatif. Hal ini dapat dimaknai bahwa peran guru menjadi mentor, fasilitator, motivator, inspirator, pengembang imajinasi, kreativitas, nilai-nilai karakter, serta team work, dan empati sosial karena nilai-nilai itulah yang tidak dapat diajarkan oleh mesin. Beberapa solusi yang dapat dilakukan guru matematika era 4.0 antara lain, mampu menguasai dan memanfaatkan teknologi digital dalam pembelajaran. Kata kunci: perkembangan, guru profesional, Era 4.0 Abstract: This article aims to describe the development of mathematics teachers in the 4.0 era. increasingly competitive. The development of the world is entering the era of the industrial revolution 4.0. where technology has become the basis in human life. The role of the mathematics teacher cannot be completely replaced by technological development. In facing the era of 4.0 teachers are required to be professional in their fields, the development of professionalism in mathematics teachers in diera 4.0 requires mathematics teachers to have the competence of character, skills and literacy in presenting varied and innovative learning. This can be interpreted, that the role of the teacher becomes a mentor, facilitator, motivator, inspirator, imagination developer, creativity, character values, as well as team work, and social empathy because those values cannot be taught by machines. Some solutions that can be done by mathematics teacher in 4.0 era include, being able to master and utilize digital technology in learning. Key word: development, teacher, Profesional, era 4.0
ANALISIS KARAKTERISTIK KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA SMP MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 DI KOTA PALU Welli Meinarni; Usman HB; Pathuddin Pathuddin
Aksioma Vol. 9 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v9i1.216

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara rinci karakteristik kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis kurikulum 2013. Kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran berbasis kurikulum 2013 difokuskan pada proses pembelajaran divergen dan konvergen. Subjek dalam penelitian ini adalah guru matematika yang sudah berpengalaman dan guru pemula di Kota Palu. Teknik pengambilan subjek penelitian ini menggunakan purposive sampling, karena banyaknya subjek penelitian tergantung pada keadaan data dari lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara merekam pelaksanaan pembelejaran di kelas yang berbasis kurikulum 2013. Berdasarkan hasil observasi pada dokumentasi tersebut, lalu subjek penelitian diwawancara secara mendalam untuk mengungkap karakteristik kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis kurikulum 2013. Hasil wawancara didokumentasikan dengan menggunakan handycam, voice record, dan kamera digital. Untuk menentukan kredibilitas data dilakukan beberapa hal, yaitu (1) dilakukan uji triangulasi, (2) mengadakan member-check, (3) meningkatkan ketekunan dan perpanjangan pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar guru belum mampu melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013. Peneliti juga mengungkapkan bahwa karakteristik kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran berbasis kurikulum 2013 lebih menekankan pada proses pembelajaran konvergen dibandingkan divergen. Kata Kunci: Karakteristik Kemampuan Guru, Guru Matematika SMP, Kurikulum 2013
IDENTIFIKASI KESULITAN GURU MATEMATIKA DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 Akhmad Faisal Hidayat
Aksioma Vol. 9 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v9i1.217

Abstract

Abstrak: Perubahan kurikulum adalah suatu keniscayaan dalam rangka menyempurnakan kualitas dan mutu pendidikan. Konsekuensi dari suatu perubahan kurikulum ialah adanya perubahan prinsip yang diimplementasikan dalam pembelajaran. Perubahan prinsip dalam pembelajaran kurikulum 2013 berdampak pada perubahan tugas pokok serta kompetensi pedagogik dan profesional yang harus dikuasai oleh guru. Beberapa perubahan yang signifikan berpotensi menimbulkan kesulitan dalam penerapannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kesulitan-kesulitan yang dialami guru matematika sekolah menengah pertama di kota Jambi, khususnya yang berkaitan dengan tugas pokok guru, meliputi proses merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini terdiri atas 17 orang guru matematika SMP yang dipilih menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat kesulitan guru matematika dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 yang berkaitan dengan tugas pokok guru, yaitu: (1) Tahap merencanakan pembelajaran, guru matematika kesulitan dalam merancang pembelajaran yang bervariasi, membuat keterkaitan tujuan pembelajaran dengan proses belajar peserta didik, menyusun silabus, merancang RPP yang sesuai dengan silabus serta merancang pembelajaran yang dapat memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik; (2) Tahap melaksanakan pembelajaran, guru matematika kesulitan dalam melakukan pembelajaran dan menggunakan teknik mengajar yang bervariasi, melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan RPP, prinsip kurikulum serta terkait dengan konteks kehidupan sehari-hari, melakukan aktivitas pembelajaran yang menyenangkan, memberikan informasi baru sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik, serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan mempraktekkan serta berinteraksi dengan peserta didik lainnya; (3) Tahap mengevaluasi pembelajaran, guru matematika kesulitan dalam menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian. Selain itu, secara umum guru matematika juga mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran berbasis proyek. Kata Kunci: Kesulitan, Implementasi, Kurikulum 2013