cover
Contact Name
Ekasatya Aldila Afriansyah
Contact Email
ekafrian@gmail.com
Phone
+628979550972
Journal Mail Official
mosharafajournal@institutpendidikan.ac.id
Editorial Address
Gedung B, Lantai 2, Program Studi Pendidikan Matematika Institut Pendidikan Indonesia (IPI) Garut Jalan Pahlawan No. 32 Sukagalih, Garut, Jawa Barat
Location
Kab. garut,
Jawa barat
INDONESIA
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
ISSN : 20864280     EISSN : 25278827     DOI : https://doi.org/10.31980/mosharafa
Core Subject : Education,
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika (p-ISSN: 2086-4280 & e-ISSN: 2527-8827) mempublikasikan artikel ilmiah hasil penelitian dalam bidang pendidikan matematika yang belum pernah dipublikasikan. Penulis dapat berasal dari berbagai level, seperti mahasiswa (S1, S2, S3), guru, dosen, praktisi, maupun pemerhati pendidikan matematika. Mosharafa terbit tiga kali dalam satu tahun, yaitu pada bulan Januari, Mei, dan September. Penerbit Mosharafa adalah Program Studi Pendidikan Matematika Institut Pendidikan Indonesia.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 966 Documents
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII Kabita Camelia Putri; Sutriyono Sutriyono
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1706.485 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v7i2.358

Abstract

AbstrakPenelitian tindakan kelas (PTK) ini dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran matematika yang diupayakan guru matematika SMP Negeri 3 Karanganyar belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Akibatnya hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Karanganyar belum maksimal. Penelitian bertujuan meningkatkan  pengaruh metode pembelajaran STAD pada pembelajaran matematika terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada materi persamaan linear dua variabel. Hasil penelitian dalam dua siklus adalah sebagai berikut: hasil belajar sebelum dilakukan tindakan adalah 18,75 % siswa tuntas belajar dan 81,25% belum tuntas belajar.Setelah dilakukan tindakan I diperoleh hasil belajar 68,75% siswa tuntas belajar dan 31,25% belum tuntas belajar. Hasil belajar pada siklus kedua tindakan adalah 93,75% siswa tuntas belajar dan 6,25 % siswa tidak tuntas belajar. Artinya pemberian tindakan dengan penerapan metode STAD memberikan dampak pada hasil belajar siswa. Kesimpulan penelitian adalah ada pengaruh metode STAD pada pembelajaran matematika terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Karanganyar. AbstractThis classroom action research is based on the fact that mathematics learning by mathematics teacher of SMP Negeri 3 Karanganyar has not shown satisfactory result.  As a consequnce the results of mathematics learning in grade VIII students SMP Negeri 3 Karanganyar not maximized. The study was aimed to improve the influence of STAD learning method on the learning of mathematics on the learning outcomes of students of class VIII on two linear equations. The results of the research in two cycles are as follows: learning outcomes before the action is 18.75% students had completed the learning and 81.25% students had not completed learning. After doing the action I was obtained the results of learning 68.75% students complete study and 31.25% did not complete learning. Learning outcomes in the second cycle of action is 93.75% of students succeed the learning and 6.25% of students did not complete learning. This means that the provision of action with the application of STAD method gives an impact on student learning outcomes. The conclusion of the research is thaf the effect of STAD method can be found on the learning of mathematics on the result of the students' learning in grade VIII SMP Negeri 3 Karanganyar.
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA YANG MENDAPATKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING DENGAN TEAM ACCELERATED INSTRUCTION Wenny Wita Astriany Perbangsa; Cici Nurul Haq
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.595 KB)

Abstract

Abstract:This research use two learning they are guided note taking with team accelerated instruction. This research is eksperimental quasi. The study in this learning guided student’s attention to learn mathematics. The purpose in this research is to know the difference of mathematics achievement student learning who use guided note taking learning with team accelerated instruction. After used the last evaluation and use the significant is 5%, it can be taken the conclusion that there is no difference of mathematics achievement students learning who use guided note taking learning with team accelerated instructio. Where as, student attitude for guided note taking learning is positive attitude and student attitude for team accelerated instruction learning is positive attitude.Abstrak:Penelitian ini menggunakan dua model pembelajaran yaitu guided note taking dengan team accelerated instruction. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuasi eksperimen. Pembelajaran dengan model pembelajaran ini mengarahkan perhatian siswa dalam mempelajari matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran guided note taking dengan team accelerated instruction. Setelah melakukan pretest dan posttest dan menggunakan taraf signifikan 5% dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran guided note taking dengan team accelerated instruction. Sedangkan, sikap siswa terhadap model pembelajaran guided note taking adalah positif dan team accelerated instruction juga memiliki sikap yang positif.
Studi Etnomatematika tentang Bagas Godang sebagai Unsur Budaya Mandailing di Sumatera Utara Azhari Dewita; Abdul Mujib; Hasratuddin Siregar
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1918.417 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v8i1.202

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini untuk mengetahui konsep (ide-ide) matematika yang terdapat  pada rumah adat Mandailing  yaitu Bagas Godang. Mandailing adalah salah satu suku Batak yang terletak di Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara. Salah satu unsur budaya Mandailing adalah rumah adat Bagas Godang Sumatera Utara yang seharusnya menjadi perhatian pemerintah daerah setempat. Bagas Godang merupakan unsur budaya Mandailing yang dapat di jadikan media pembelajaran matematika sekolah, sehingga pembelajaran matematika dapat dimulai dari memperkenalkan budaya lokal seperti rumah adat budaya Mandailing atau Bagas Godang. Tulisan ini mengeksplorasi konsep-konsep matematika pada struktur dan ornamen rumah adat Bagas Godang. Pembahasan yang bersifat deskriptif memberi gambaran tentang ornamen rumah adat Bagas Godang lebih terperinci. Hasil eksplorasi dan analisis ornamen-ornamen Bagas Godang ditemukan adanya konsep matematika berupa konsep grup, geometri dan trasformasi geometri dan komposisinya. Ethnomatematic Study of Bagas Godang as a Mandailing Culture Element in North SumateraAbstractThe purpose of this study was to find out the concepts (ideas) of mathematics in the traditional Mandailing house, Bagas Godang. Mandailing is one of the Batak tribes located in South Tapanuli Regency, North Sumatra. One element of Mandailing culture is the traditional house of Bagas Godang, North Sumatra, which should be the concern of the local government. Bagas Godang is an element of Mandailing culture that can be used as a medium for school mathematics learning, so that mathematics learning can be started from introducing local culture such as the traditional Mandailing or Bagas Godang cultural houses. This research explores mathematical concepts in the structure and ornaments of the traditional Bagas Godang house. Descriptive discussion gives an overview of the traditional Bagas Godang house ornaments in more detail. Exploration and analysis of Bagas Godang ornaments found mathematical concepts such as group concepts, geometric concepts, and geometric transformations and their compositions.
Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama melalui Pembelajaran Kontekstual Iyam Maryati
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.571 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini berfokus pada upaya untuk mengungkapkan pengembangan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa SMP, sebagai dampak dari penggunaan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran matematika. Subyek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis instrumen yaitu, 1) tes pemecahan masalah matematik yang bertujuan untuk mengukur kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematik siswa setelah pembelajaran, dan 2) skala sikap yang berfungsi untuk mengungkapkan pendapat siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen.Berdasarkan analisis data dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa 1) Kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematik pada kelompok siswa yang menggunakan pembelajaran kontekstual lebih baik daripada siswa yang yang belajar dengan pembelajaran konvensional. 2) skala sikap siswa terhadap proses pembelajaran kontekstual menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan ketersetujuannya terhadap aktivitas pembelajaran yang berlangsung selama penelitian.ABSTRACTThis study focuses on revealing comparison of mathematical problem solving junior high school students, as a result of the use of contextual learning and conventional learning in mathematics learning. Subjects in the study were students of class VIII junior secondary school class one experimental and one control class. The instrument used in this study consists of two instruments, namely, 1) test mathematical problem solving that aims to measure communication skills and mathematical problem solving of students after learning, and 2) the scale of attitude that serves to express students' applied learning the class experiment. Through of data analysis in this study, it is concluded that 1) The ability of students in mathematical problem solving in student groups that use contextual learning better than students who studied with conventional learning. 2) the scale of students' attitudes toward learning context shows that the majority of students expressed agreement the learning activities that took place during the study.
Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa Adrianus Akuila Jeheman; Bedilius Gunur; Silfanus Jelatu
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/mosharafa.v8i2.454

Abstract

AbstrakPemahaman konsep matematika masih rendah di kalangan pelajar baik pada tingkat dasar maupun menengah. Penggunaan pendekatan pembelajaran harus menjadi perhatian utama untuk memperoleh pemahaman konsep yang baik. Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dapat dijadikan sebagai solusi dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan PMR lebih baik dibandingkan dengan pemahaman konsep matematika yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain penelitian Posttest-Only Group Control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Widya Bhakti Ruteng yang berjumlah 95 orang. Pengambilan sampel kelas dilakukan menggunakan teknik random sampling yang diawali dengan pengujian kesetaraan kelas. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen yang berbentuk uraian dan menggunakan teknik tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan matematika realistik lebih baik dari siswa yang menggunakan pendekatan konvensional. Penggunaan pendekatan matematika realistik pada pembelajaran matematika berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa. Effect of Realistic Mathematical Approaches on Understanding Students' Mathematical ConceptsAbstractUnderstanding the concept of mathematics is still low among students both at the elementary and secondary levels. The use of a learning approach must be a major concern to obtain a good understanding of concepts. Realistic Mathematics Approach (PMR) can be used as a solution to teaching mathematics. This study is to find out whether understanding the mathematical concepts of students taught by using PMR is better than understanding mathematical concepts taught using the conventional approach. This research is a quasi-experimental study with research design Posttest-Only group Control Design. The population in this study were all eighth-grade students of Widya Bhakti Ruteng Middle School, totaling 95 people. Class sampling is done using a random sampling technique that begins with class equality testing. Data was collected using instruments in the form of descriptions and using test techniques. The results of the study indicate that understanding students' mathematical concepts taught using realistic mathematical approaches is better than students who use conventional approaches. The use of realistic mathematical approaches to learning mathematics influences the understanding of students' concepts.
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Tina Sri Sumartini
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (887.321 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v5i2.270

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil-hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis adalah pembelajaran berbasis masalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sebagai akibat dari pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini adalah kuasi eksperimen yang menerapkan dua pembelajaran yaitu pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di salah satu SMK di Kabupaten Garut. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, dan diperoleh dua kelas sebagai sampel penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh kesimpulan bahwa: (1) peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional, (2) Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa ketika mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kesalahan karena kecerobohan atau kurang cermat, kesalahan mentransformasikan informasi, kesalahan keterampilan proses, dan kesalahan memahami soal.ABSTRACTThis research is motivated by the results of previous studies that showed that students' mathematical problem solving ability is not as expected. One lesson to improve mathematical problem solving is based learning problems . The purpose of this study was to determine the increase in students' mathematical problem solving ability as a result of problem-based learning. This study is a quasi-experimental study that applies two problem-based learning and conventional learning. The population in this study were students in one of the vocational schools in Garut. Sampling was done by purposive sampling, and obtained two classes as the study sample. The research instrument used was a test of mathematical problem solving abilities. Based on these results we concluded that: (1) the increase in students' mathematical problem solving ability that gets problem-based learning better than students who received conventional learning, (2) mistakes made by student when working on the problems related to mathematical problem solving ability was a mistake due to carelessness or less closely, tansform fault information, error process skills, and misunderstanding question.Keywords: problem based learning, mathematical problem solving ability
Analisis Kesalahan Siswa SMK Dalam Menyelesaikan Soal Kecakapan Matematis Pada Materi Bangun Ruang Masta Hutajulu; Eka Senjayawati; Eva Dwi Minarti
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1673.755 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v8i3.505

Abstract

AbstrakLatar belakang penelitian ini adalah siswa SMK membutuhkan suatu keahlian, kemampuan atau kecakapan untuk mengaplikasikan setiap kompetensi termasuk kecakapan matematis dalam dunia kerja. Kecakapan matematis dinilai sangat penting dan dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas dirinya. Tujuan penelitian ini untuk melihat hasil analisis kesalahan siswa SMK dalam menyelesaikan soal kecakapan matematis pada materi bangun ruang. Subyek yang digunakan adalah 5 orang siswa kelas XII di SMK TI Pembangunan Cimahi. Bentuk pengambilan data yaitu pemberian soal tes dengan indikator berbeda pada setiap butir soal. Penelitian ini merupakan sebuah studi pendahuluan. Dari rekapitulasi perhitungan yang telah dilakukan, didapat bahwa persentase kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa yakni 80 % pada indikator adaptive reasoning (penalaran adaptif), dimana siswa masih melakukan kesalahan dilihat dari aspek konseptual sebesar 30%, aspek prosedural juga 30% serta aspek teknik 20%. Sedangkan persentase kesalahan yang paling sedikit dilakukan siswa yakni 20 % pada indikator procedural fluency (kelancaran prosedural), dimana siswa tidak melakukan kesalahan dilihat dari aspek konseptual, tetapi pada aspek prosedural melakukan kesalahan 10% serta aspek teknik juga 10%.Kata Kunci: Analisis Kesalahan, Kecakapan Matematis, Bangun Ruang. Error Analysis of Vocational High School Students in Resolving Mathematical Proficiency Problems on Three-Dimensional Geometry AbstractThe purpose of this study was analyzing the answers of Vocational students on a mathematical proficiency test in three-dimensional geometry. The subjects of this study were 12th-grade students in SMK TI Pembangunan Cimahi. The data obtained from giving a test with indicators of students' mathematical proficiency that is different in each item question. This is a preliminary study. Based on the recapitulation of the results in the analysis and calculations that have been made, it was found that the most percentage of errors made by students is 80% on adaptive reasoning indicators, where students still make mistakes seen from conceptual aspects by 30%, procedural aspects also 30% and technical aspects 20%. While the least percentage of errors is 20% on procedural fluency indicators, where students do not make mistakes on conceptual aspects, but on procedural aspects and technical aspects make mistakes of 10%.Keyword: Error Analysis, Mathematical Proficiency, Three-dimensional Geometry.
MASALAH PEMBELAJARAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA BAGI MAHASISWA DI INDONESIA Indra Siregar
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.75 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v5i3.286

Abstract

AbstrakPembuktian matematika penting bagi mahasiswa matematika di perguruan tinggi, tetapi banyak mahasiswa matematika di perguruan tinggi Indonesia tidak bisa belajar pembuktian matematikadengan baik. Mereka merasa pembuktian matematika sangat sulit. Penelitian ini difokuskan pada mencari jawaban dari pertanyaan "mengapa mahasiswa matematika Indonesia tidak bisa belajarpembuktian matematika dengan baik?" dan "apa solusinya?". Upaya untuk menjawab pertanyaan ini sudah dilaporkan pada artikel Indra Siregar pada tahun 2015 dengan judul "Pembelajaranpembuktian matematik untuk pemula", tetapi peneliti menemukan beberapa informasi baru berdasarkan data dalam artikel itu. Peneliti menemukan bahwa mahasiswa matematika Indonesiatidak bisa belajar bukti matematis juga tidak hanya disebabkan oleh kemampuan logika matematika yang buruk dan kurangnya buku sumber untuk pemula, tetapi juga kurangnya pengalaman dalam menangani masalah matematika non rutin. Kita memiliki dua jenis solusiuntuk memecahkan masalah ini, yaitu solusi jangka pendek dan solusi jangka panjang.AbstractMathematical proof is important for mathematical student at college, but many mathematical student at Indonesian college can’t learn mathematical proof well. They feel that mathematical proof is so difficult. The research is focused on looking for the answer of the question “ why Indonesian mathematical college student can’t learn mathematical proof well?” and “what is the solution?”. The effort to answer the question have be reported on Indra Siregar’s article in 2015with the title “Mathematical proof learning for beginner”, but the researcher found some new information based on the data in that article. The reseacher found that Indonesian mathematical college student can’t learn mathematical proof well not only caused by bad logical mathematic ability and the lack of sources books for beginner, but the lack of experience on handling nonroutine mathematical problem. We have two kinds of solution to solve the problems, that is shortterm solution and long-term solution.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Scaffolding Berbasis Karakter Hendri Handoko; Winarno Winarno
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.479 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v8i3.553

Abstract

AbstrakPersoalan di lapangan menunjukkan banyak guru yang belum mampu mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa. Hal tersebut menyebabkan fungsi guru yang seharusnya inovatif, kreatif, mengarahkan, membimbing dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi siswa tidak berjalan dengan maksimal. Penelitian pengembangan ini bertujuan menghasilkan perangkat pembelajaran yang valid, praktis dan efektif melalui pendekatan scaffolding berbasis karakter mengacu model Thiagarajan. Instrumen yang digunakan yaitu lembar pengamatan karakter kemandirian, keterampilan berpikir kreatif, kemampuan guru mengelola kelas, angket respon siswa, validasi perangkat pembelajaran, dan instrumen TKBK. Subjek penelitian adalah siswa SMAN 1 Tanjung kelas X.MIPA 2 berjumlah 33 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan valid, pembelajaran matematika dinyatakan efektif dengan ketuntasan rata-rata kelas 76,70 dan ketuntasan klasikal 85%, adanya pengaruh positif karakter kemandirian dan keterampilan terhadap kemampuan berpikir kreatif sebesar 0,782, serta adanya perbedaan signifikan kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen dengan rata-rata 76,70 lebih baik dari kelas kontrol sebesar 70,24.kata kunci: pendekatan scaffolding, karakter, berpikir kreatif. Development of Mathematics Learning through Character-Based Scaffolding Approach AbstractThe problem in the field shows that many teachers have not been able to develop learning tools that are adapted to students' abilities. so the teacher's function that should be innovative, creative, directing, guiding and providing solutions to problems faced by students cannot run optimally. This development study aims to produce valid, practical and effective learning tools through character-based scaffolding approaches referring to the Thiagarajan model. The instruments used were independent character observation sheets, creative thinking skills, teacher's ability to manage classrooms, student response questionnaires, validation of learning devices, and TKBK instruments. The research subjects were 33 students of SMAN 1 Tanjung class X.MIPA 2. The results showed that the learning tools developed were valid, positive response of students 87%, Mathematics learning is declared effective by (1) completeness of class average 76.70 and achieving classical completeness 85%, the positive influence of the character of independence and skills on the ability to think creatively by 0.782,  and there is a significant difference in the creative thinking ability of the experimental class with an average of 76.70 better than the control class of 70.24Keywords: scaffolding approach, character, creative thinking.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMA Deddy Sofyan; Sukanto Sukandar Madio
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.506 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v6i1.297

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa SMA dalam pemecahan masalah dan komunikasi matematik melalui pendekatan problem posing dalam pembelajaran matematika. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Garut. Sampel penelitian dipilih secara acak berdasarkan kelas, sampelnya adalah kelas XII IPA 1 yang mendapat pembelajaran menggunakan pendekatan problem posing dan siswa kelas XII IPA 3 yang mendapat pembelajaran konvensional. Simpulan hasil penelitian ini adalah bahwa dalam pembelajaran matematika di SMA: 1. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang mendapatkan pendekatan problem posing lebih baik dibandingkan dengan konvensional, 2. Tidak terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematik antara siswa yang mendapatkan pendekatan problem posing dengan konvensional, 3. Tidak terdapat kaitan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah matematik dengan kemampuan komunikasi matematik pada siswa yang mendapatkan pendekatan problem posing. The purpose of this research is to improve the ability of high school students in problem solving and communication of mathematics through problem posing approach to learning mathematics. The method used is a quasi-experimental method. The study population was one of the students in high schools in Garut. Samples were selected randomly based on the class, the sample is a class XII IPA 1 gets learning using problem posing approach and class XII IPA 3 students who received conventional learning. Conclusion The results of this study is that the study of mathematics in high school: 1. mathematical problem solving ability of students to get a better problem posing approach compared to conventional, 2. there is no difference in the ability of mathematical communication between students who received conventional approach to problem posing, 3. there was no significant association between mathematical problem solving skills with communication skills in students who get a mathematical problem posing approach.

Page 2 of 97 | Total Record : 966


Filter by Year

2012 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 14 No. 1 (2025): January Vol. 13 No. 4 (2024): October Vol. 13 No. 3 (2024): July Vol. 13 No. 2 (2024): April Vol. 13 No. 1 (2024): January Vol. 12 No. 4 (2023): October Vol. 12 No. 3 (2023): July Vol 12, No 3 (2023) Vol. 12 No. 2 (2023): April Vol 12, No 2 (2023) Vol. 12 No. 1 (2023): January Vol 12, No 1 (2023) Vol. 11 No. 3 (2022): September Vol 11, No 3 (2022) Vol. 11 No. 2 (2022): Mei Vol 11, No 2 (2022) Vol. 11 No. 1 (2022): Januari Vol 11, No 1 (2022) Vol 10, No 3 (2021) Vol. 10 No. 3 (2021): September Vol. 10 No. 2 (2021): Mei Vol 10, No 2 (2021) Vol 10, No 1 (2021) Vol. 10 No. 1 (2021): Januari Vol. 9 No. 3 (2020): September Vol 9, No 3 (2020) Vol 9, No 2 (2020) Vol. 9 No. 2 (2020): Mei Vol 9, No 1 (2020) Vol. 9 No. 1 (2020): Januari Vol. 8 No. 3 (2019): September Vol 8, No 3 (2019) Vol. 8 No. 2 (2019): Mei Vol 8, No 2 (2019) Vol 8, No 1 (2019) Vol. 8 No. 1 (2019): Januari Vol 7, No 3 (2018) Vol. 7 No. 3 (2018): September Vol. 7 No. 2 (2018): Mei Vol 7, No 2 (2018) Vol. 7 No. 1 (2018): Januari Vol 7, No 1 (2018) Vol. 6 No. 3 (2017): September Vol 6, No 3 (2017) Vol 6, No 2 (2017) Vol. 6 No. 2 (2017): Mei Vol 6, No 1 (2017) Vol. 6 No. 1 (2017): Januari Vol 5, No 3 (2016) Vol. 5 No. 3 (2016): September Vol 5, No 2 (2016) Vol. 5 No. 2 (2016): Mei Vol 5, No 1 (2016) Vol. 5 No. 1 (2016): Januari Vol 4, No 3 (2015) Vol. 4 No. 3 (2015): September Vol. 4 No. 2 (2015): Mei Vol 4, No 2 (2015) Vol. 4 No. 1 (2015): Januari Vol 4, No 1 (2015) Vol 3, No 3 (2014) Vol. 3 No. 3 (2014): September Vol. 3 No. 2 (2014): Mei Vol 3, No 2 (2014) Vol 3, No 1 (2014) Vol. 3 No. 1 (2014): Januari Vol 2, No 3 (2013) Vol. 2 No. 3 (2013): September Vol. 2 No. 2 (2013): Mei Vol 2, No 2 (2013) Vol 2, No 1 (2013) Vol. 2 No. 1 (2013): Januari Vol. 1 No. 2 (2012): September Vol 1, No 2 (2012) Vol 1, No 1 (2012) Vol. 1 No. 1 (2012): Mei More Issue