cover
Contact Name
Suharto
Contact Email
pusjianmar@gmail.com
Phone
+622129408081
Journal Mail Official
pusjianmar@tnial.mil.id
Editorial Address
Kantor Pusjianmar Seskoal, Komplek Seskoal, Jl. Ciledug Raya, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Maritim Indonesia (Indonesian Maritime Journal)
ISSN : 23386185     EISSN : 27211428     DOI : https://doi.org/10.52307
Core Subject : Education,
Jurnal bertaraf internasional ini memuat banyak sekali permasalahan atau isu-isu umum yang berkaitan dengan ilmu kelautan. Publikasi jurnal ini bertujuan untuk menyebarluaskan pemikiran atau gagasan konseptual serta mengkaji hasil-hasil yang telah dicapai di bidang kebijakan maritim. Jurnal Maritim Indonesia (Jurnal Maritim Indonesia) secara khusus menitikberatkan pada permasalahan utama dalam pengembangan ilmu kelautan dan kawasan strategis. Ini mencakup keamanan maritim, pertahanan maritim, strategi maritim, pengembangan maritim, keselamatan maritim, ekonomi maritim, sumber daya manusia maritim, hidro-oseanografi, dan teknologi militer.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 75 Documents
China’s Defence Policy and The Establishment of China’s First Overseas Naval Base In Djibouti Femi Rachma Pertiwi
Jurnal Maritim Indonesia (Indonesian Maritime Journal) Vol 9, No 1 (2021): JURNAL MARITIM INDONESIA
Publisher : PUSJIANMAR SESKOAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52307/jmi.v9i1.63

Abstract

AbstrakCina menjadi semakin aktif di dalam sistem global, menempatkan ekonomi dan reputasinya sebagai kegunaan tersendiri. Oleh karena itu, Cina sudah dikonsiderasikan sebagai “pemangku kepentingan yang bertanggung jawab” dalam internasional sistem yang dibuat oleh dunia Barat. Diantara itu, Cina juga sudah berfokus untuk mewujudkan Cina yang makmur dengan kekuatan militer yang kuat untuk mengamankan statusnya sendiri sebagai kekuatan global yang sedang naik daun dengan kekuatan dominan di berbagai wilayah. Dengan demikian, Cina telah memanfaatkan kebijakan pertahanannya di samping kebijakan luar negerinya dengan dukungan perangkat ekonomi dan keamanannya sebagai sarana untuk mewujudkan visi dan tujuan yang berbeda di berbagai sektor, termasuk bagaimana mempertahankan kehadirannya di Samudera Hindia melalui pendirian pangkalan angkatan laut luar negeri pertama Cina di Djibouti dan meningkatnya peran dari Angkatan Laut Cina. Dari satu era ke era lain, Cina telah mengembangkan strategi atau pendekatan militer yang berbeda sebagai bagian dari kebijakan pertahanannya. Ini dirancang berdasarkan keadaan Cina dan keadaan perang di setiap era. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif berdasarkan literatur dan analisis data, artikel ini menyimpulkan bahwa perubahan signifikan dalam kebijakan pertahanan Cina dengan modernisasi memainkan peran penting dalam keputusan Cina untuk membangun pangkalan angkatan laut di Djibouti dan bagaimana pangkalan angkatan laut itu akan digunakan sesuai dengan fungsinya yang ditetapkan untuk melindungi kepentingan luar negeri China.Kata Kunci: Cina, Djibouti, kebijakan pertahanan, angkatan laut, pangkalan angkatan lautAbstractChina has increasingly become more active in the global system, putting its economy and reputation at benefit. Therefore, China has been considered as a “responsible stakeholder” within the developed Western-style international system. In between, China has also focused on accomplishing the prosperous China with powerful military force to secure its own status as the rising global power with dominant power in different regions. That being said, China has utilized its defence policy aside of its foreign policy with the support of its economic and security tools as a mean to realize such vision and different objectives in different sectors, including how it maintains its presence in the Indian Ocean through the establishment of China’s first overseas naval base in Djibouti and the increasing role of the People’s Liberation Army Navy (PLAN). From one era to another era, China has developed different military strategies or approaches as a part of its defence policies. It is designed based on China’s state of affairs and the conduct of the warfare in each era. By using qualitative research method based on literature and data analysis, this article concludes that a significant shift in China’s defence policy with the military modernization that follows plays a substantial role in enabling China’s decision to build a naval base in Djibouti and how it will be utilized in accordance with its designated functions to protect China’s overseas interests at best.Keywords: China, Djibouti, defence policy, navy, naval base
Potensi Blue Carbon dalam Penanganan Perubahan Iklim Guna Menunjang Keamanan Maritim Indonesia Kasta Rosyada Trismadi, Abdul Rivai Ras
Jurnal Maritim Indonesia (Indonesian Maritime Journal) Vol 9, No 3 (2021): JURNAL MARITIM INDONESIA
Publisher : PUSJIANMAR SESKOAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52307/jmi.v9i3.92

Abstract

AbstrakBlue Carbon atau Karbon biru merupakan istilah bagi karbon yang diserap dan disimpan di ekosistem pesisir dan laut. Ekosistem wilayah memberikan dampak dan manfaat terhadap mitgasi dan adaptasi perubahan iklim di sepanjang pantai secara global. Indonesia memiliki 25% dari ekosistem mangrove, seagrass meadow (padang lamun) dengan prosentase tersebut Indonesia akan punya arti besar dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim global. Dampak perubahan iklim global akan mempengaruhi berbagai segi kehidupan. Indonesia sebagai negara maritim tidak luput dari konsekuensi tersebut terutama pada sektor kelautan. Fenomena ini akan mengancam kehidupan masyarakat pesisir dan berpengaruh pada ekosistem dan biota laut dan secara langsung akan menganggu sektor kemaritiman. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana potensi Blue Carbon dalam penaganan perubahan iklim sebagai untuk menunjang keamanan maritim. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode kualitatif melalui wawancara dengan pihak terkait untuk dapat memperoleh data normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi Blue Carbon sebagai upaya mitigasi dan adaptasi pada sektor kelautan dapat menjadi kontribusi utama bagi Indonesia dalam penanganan perubahan iklim. Indonesia memiliki potensi Karbon Biru yang penting bagi dunia, namun hal tersebut belum didukung oleh penelitian dan pengembangan serta kesediaan data lebih lanjut terhadap potensi Blue Carbon.Kata Kunci: Blue Carbon, Perubahan Iklim, Keamanan MaritimAbstractBlue Carbon is a term for carbon that is absorbed and stored in coastal and marine ecosystems. Regional ecosystems impact and benefit climate change mitigation and adaptation along coasts globally. Indonesia has 25% of the mangrove ecosystem, seagrass meadow (seagrass) wherewith this percentage Indonesia will have a big meaning in mitigating and adapting to global climate change. The impact of global climate change will affect various aspects of life. Indonesia as a maritime nation cannot escape these consequences, especially in the marine sector. This phenomenon will threaten the lives of coastal communities lives, affect marine ecosystems and biota, and directly disrupt the maritime sector. This study aims to determine the extent of Blue's potential in dealing with climate change to support maritime security. This research was conducted using qualitative methods through interviews with related parties to obtain normative data. The results of the study show that the potential of Blue Carbon as a mitigation and adaptation effort in the marine sector can be a major contribution for Indonesia in dealing with climate change. Indonesia has Blue Carbon potential that is important to the world, but this has not been supported by research and development and the availability of further data on the Blue Carbon potential.Keywords: Blue Carbon, Climate Change, Maritime Security
The Absence of IORA Joint Naval Forces in Providing Indian Ocean Maritime Security and Safety during the Somali Pirate Attacks of 2007-2015 Abdul Gofur
Jurnal Maritim Indonesia (Indonesian Maritime Journal) Vol 9, No 2 (2021): JURNAL MARITIM INDONESIA
Publisher : PUSJIANMAR SESKOAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52307/jmi.v9i2.80

Abstract

AbstrakNegara-negara di sekitar Samudera Hindia, seperti Afrika Selatan, India, Indonesia, Australia, telah menyadari ketergantungannya pada Samudera Hindia. Samudera Hindia menyediakan SLOT untuk menghubungkan aktivitas maritim antar negara-negara di kawasannya, Eropa, Timur Tengah, dan kawasan Pasifik. Untuk mendapatkan manfaat yang lebih dan menjaga kelestarian Samudera Hindia, pada tahun 1997 dibentuklah asosiasi sosial ekonomi yang diberi nama Indian Ocean Rim Association (IORA). IORA adalah organisasi antar pemerintah yang didirikan pada tanggal 7 Maret 1997 di Grand Bay, Mauritius, dihadiri oleh empat belas negara anggota. IORA mencoba menggali semua peluang dari Samudera Hindia dan menyediakan segala cara bagi negara-negara untuk memanfaatkan peluang tersebut. IORA, memilih untuk tidak membentuk operasi angkatan laut anti-pembajakan bersama, sehingga bertentangan dengan prioritasnya untuk memberikan keamanan dan keselamatan maritim di wilayah mereka. Subkawasan Samudera Hindia Tenggara terdiri dari Indonesia, Malaysia, dan Singapura; itu adalah satu-satunya kelompok negara anggota IORA yang memiliki operasi angkatan laut bersama. Negara-negara anggota IORA menyadari pada tahun 2011, saat puncak pembajakan Somalia, pentingnya keamanan dan keselamatan maritim dan memasukkannya ke dalam agenda mereka. Tidak ada cabang IORA yang merencanakan operasi gabungan angkatan laut keamanan maritim. Juga, negara-negara terkemuka yang berhadapan langsung dengan perompak Somalia, seperti India, Afrika Selatan, dan Iran, tidak memiliki pengalaman dalam kerja sama keamanan dan operasi angkatan laut gabungan.AbstractCountries around the Indian Ocean, such as South Africa, India, Indonesia, Australia, have realized their dependence on the Indian Ocean. The Indian Ocean provides SLOT to connect maritime activity among states in its region, Europe, the Middle East, and the Pacific region. To get more benefits and maintain the sustainability of the Indian Ocean, in 1997, a social-economic association formed is named the Indian Ocean Rim Association (IORA). IORA is an inter-governmental organization established on March 7, 1997, in Grand Bay, Mauritius, attended by fourteen member states. IORA tries to explore all the opportunities from the Indian Ocean and provide all means for countries to take advantage of those opportunities. IORA, elected not to form a joint anti-piracy naval operation, thus contradicting its priorities to provide maritime security and safety in their region. The South-East Indian Ocean subregion consists of Indonesia, Malaysia, and Singapore; it is the only group of the IORA member states that has a joint naval operation. The IORA member states realized in 2011, during the peak of Somali piracy, the importance of maritime security and safety and put it in their agenda. There was no IORA branch to plan the combined maritime security naval operation. Also, the leading countries directly facing Somali pirates, such as India, South Africa, and Iran, had no experience in security cooperation and joint naval forces operation.
Efektivitas Penggunaan Unmanned Aerial Vehicles dalam Penanggulangan Maritime Transnational Organized Crime Tatang Yanuar
Jurnal Maritim Indonesia (Indonesian Maritime Journal) Vol 9, No 1 (2021): JURNAL MARITIM INDONESIA
Publisher : PUSJIANMAR SESKOAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52307/jmi.v9i1.69

Abstract

AbstrakTransnational organized crime merupakan kejahatan sekaligus bentuk ancaman yang serius terhadap keamanan dan kemakmuran global mengingat sifatnya yang melibatkan berbagai negara. Transnational organized crime muncul dan berkembang sangat pesat di dunia khususnya kawasan Asia Tenggara. Tugas TNI AL diimplementasikan melalui Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang salah satunya adalah membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan, dan penyelundupan. Sehubungan dengan hal tersebut TNI AL melakukan berbagai operasi laut dan pengawasan laut untuk menanggulangi berbagai tindak kejahatan maritime transnational organized crime. Salah satu alternatifnya adalah dengan memanfaatkan perkembangan teknologi terkini melalui penggunaan Unmanned Aircraft Vehicles (UAV) yang digunakan sebagai bagian dari KRI (auxiliary vessel). Permasalahan penelitian yaitu tentang efektivitas penggunaan UAV dalam penanggulangan maritime transnational organized crime sebagai bagian dari KRI ditinjau dari variabel laten pengaturan, perencanaan dan mekanisme pelaksanaan. Penelitian menggunakan metode campuran konkuren/satu waktu dan tidak berimbang (concurrent mixed methods embedded) dengan analisis data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dan Soft System Methodology (SSM) dan pengolahan data menggunakan tools LISREL 8.80, dan Nvivo 12 Plus. Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor pengaruh pengaturan, perencanaan dan mekanisme pelaksanaan terhadap pencapaian efektivitas penggunaan UAV dalam penanggulangan maritime transnational organized crime. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel teramati pada pengaturan, perencanaan, dan mekanisme pelaksanaan memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efektivitas penggunaan UAV sebagai bagian dari operasi laut KRI dalam penanggulangan maritime transnational organized crime.Kata kunci: Efektivitas, UAV, Maritime Transnational Organized CrimeAbstractTransnational organized crime is both a crime and a serious threat to global security and prosperity involving various countries. Transnational organized crime is emerging and growing very rapidly in the world, especially in Southeast Asia. TNI AL's duties are implemented through Military Operations War (MOW) and Military Operation Other Than War (MOOTW), one of which is to assist the government in securing shipping and aviation against piracy, and smuggling. Related to this duty, Indonesian Navy conducts various marine operations and marine surveillance to prevent various maritime transnational organized crime. One alternative is to take advantage of the latest technological developments through the use of Unmanned Aircraft Vehicles (UAVs) used as part of KRI (auxiliary vessels). The research issue is about the effectiveness of the use of UAVs in the countermeasures of maritime transnational organized crime as part of KRI' by reviewing the latent variable: regulation, planning andEfektivitas Penggunaan Unmanned …..│Tatang, Octavian, Kresno│73implementation mechanisms. The research used concurrent mixed methods embedded with data analysis using Structural Equation Modeling (SEM) and Soft System Methodology (SSM), while the data processing tools are LISREL 8.80, and Nvivo 12 Plus. The purpose of the research is to analyze the influence factors of regulation, planning and implementation mechanisms on the achievement of the effectiveness of the use of UAVs in the countermeasures of maritime transnational organized crime. The results showed that observed variables of regulation, planning, and implementation mechanisms had a positive and significant impact on the effectiveness of the use of UAVs as part of KRI's marine operations in countermeasures to maritime transnational organized crime.Keywords: Effectiveness, UAV, Maritime Transnational Organized Crime.
Dinamika Alutsista TNI AL Komponen Utama Kekuatan Maritim Rudy Sutanto, Dovian Isjarvin, Hikmat Zakky Almubariq
Jurnal Maritim Indonesia (Indonesian Maritime Journal) Vol 9, No 3 (2021): JURNAL MARITIM INDONESIA
Publisher : PUSJIANMAR SESKOAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52307/jmi.v9i3.88

Abstract

AbstrakLingkungan strategis global, reginal dan nasional berdampak kepada ancaman factual dan potensial yang terjadi harus diantisipasi dengan system pertahanan dan keamanan terbaik dengan melibatkan seluruh sumberdaya nasional. Salah satu yang menjadi perhatian adalah bagaimana Alutsista TNI AL dapat digunakan untuk mendukung fungsi dan tugas pokok dalam pertahanan negara sebagai komponen utama kekuatan maritim. Dinamika Alutsista TNI AL dalam pembahasan tulisan ini harus dapat memperhatikan kondisi karakteristik laut Indonesia dan juga kebutuhan dalam menindak ancaman faktual dan potensial,satu hal yang menjadi kekhususan dalam penggunaan kekuatan angkatan laut adalah fungsi diplomasi, hal ini mempengaruhi penggunaan Alutsista TNI AL mana kala harus keluar wilayah kedaulatan untuk mengemban fungsi diplomasi internasional, keterkaitan dengan dukungan anggaran juga menjadi penting mengingat outcome dari dukungan Alutsista ini bukan hanya kepada keberhasilan tugas pokok dan fungsi Angkatan laut tetapi juga kemanfaatan terhadap ekonomi nasional bisa didapatkan dengan tata Kelola yang baik. Sebagai kesimpulan dari tulisan ini adalah, kebutuhan alutsista Angkatan laut harus memperhatikan karakteristik laut Indonesia, ancaman yang dihadapi, fungsi khusus Angkatan laut dan juga dipengaruhi oleh dukungan anggaran.Kata Kunci: Alutsista, Implementasi, TNI AL, Diplomasi, Maritim, AnggaranAbstractThe global, regional and national strategic environment that has an impact on factual and potential threats that occur must be anticipated with the best defense and security system by involving all national resources. One of the concerns is how naval equipment and weapons can be used to support the main functions and tasks in national defense as the main component of maritime power. The dynamics of naval equipment and weaponry in the discussion of this paper must be able to pay attention to the condition of the characteristics of the Indonesian sea and also the need to act on factual and potential threats, one thing that is special in the use of naval power is the function of diplomacy, this affects the use of naval equipment and weaponry. when it comes to leaving the sovereign territory to carry out the function of international diplomacy, the link with budgetary support is also important considering the outcome of this equipment and weapon support is not only the success of the main tasks and functions of the Navy but also benefits to the national economy can be obtained with good governance. . The conclusion of this paper is, the need for the Navy's defense equipment must pay attention to the characteristics of the Indonesian sea, the threats it faces, the special functions of the Navy and are also influenced by budgetary support.Keywords: equipment and weaponry, implementation, navy, diplomacy, maritime, budget
Analisis Fungsi Sar Satuan Kapal Patroli Lantamal V/Surabaya dalam Mendukung Operasi Pencarian dan Penyelamatan Suyadi, Yanu Madawanto, Salim
Jurnal Maritim Indonesia (Indonesian Maritime Journal) Vol 9, No 2 (2021): JURNAL MARITIM INDONESIA
Publisher : PUSJIANMAR SESKOAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52307/jmi.v9i2.76

Abstract

AbstrakPemerintah melalui program nawacita berupaya dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara Maritim dengan melaksanakan program pembangunan ―Tol Laut‖ dengan tujuan agar perekonomian antar pulau di seluruh wilayah terpencil yang tidak memiliki Pelabuhan udara dapat berkembang dan mengalami pemerataan pembangunan di segala aspek kehidupan. Untuk mewujudkan gagasan ini pemerintah melakukan percepatan pembangunan sarana dan prasarana salah satunya adalah pembangunan pelabuhan-pelabuhan serta peningkatan kelasnya di seluruh wilayah Indonesia. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sebagai salah satu pelabuhan terbesar kedua di Indonesia yang mempunyai aktivitas pergerakan kapal yang padat dengan akses utama masuk melalui Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS). Penelitian ini membahas efektivitas untuk mengukur efektivitas fungsi SAR Satuan Kapal Patroli Lantamal V/ Surabaya dalam mendukung operasi pencarian dan penyelamatan di APBS dan sekitarnya di hadapkan dengan Sumber Daya Manusia, sarana dan prasarana serta berkerjasama dengan Stake Holder yang terkait. Penelitian menggunakan metode Kualitatif Deskriptif dan Study Literatur sehingga peneliti dapat mengetahui seberapa besar faktor internal dan eksternal yang akan mempengaruhi fungsi Satuan Kapal Patroli Lantamal V/ Surabaya. Adapun hasil yang didapatkan bahwa Satuan Kapal Patroli Lantamal V/ Surabaya belum optimal dalam melaksanakan fungsi dukungan pencarian dan pertolongan terhadap kejadian dan kecelakaan di laut terkait unsur atau alutsista dan pengawaknya.Kata kunci : SAR, APBS, Satrol Lantamal V/Surabaya, operasional.AbstractThe government through the Nawacita program seeks to realize Indonesia as a maritime country by implementing the "Sea Highway" development program with the aim that the inter-island economy in all remote areas that do not have airports can develop and experience equitable development in all aspects of life. To realize this idea, the government is accelerating the development of facilities and infrastructure, one of which is the construction of ports and class improvement throughout Indonesia. Surabaya's Tanjung Perak Port as one of the second largest ports in Indonesia which has a dense ship movement activity with the main access entering through the Surabaya West Shipping Line (APBS). This study discusses the effectiveness of measuring the effectiveness of the SAR function of the Lantamal V/Surabaya Patrol Vessel Unit in supporting search and rescue operations in APBS and its surroundings in the presence of Human Resources, facilities and infrastructure and in collaboration with related Stake Holders. The research uses descriptive qualitative methods and literature study so that researchers can find out how much internal and external factors will affect the function of the Lantamal V/Surabaya Patrol Vessel Unit. The results obtained are that the Lantamal V/ Surabaya Patrol Vessel Unit has not been optimal in carrying out search and rescue support functions for incidents and accidents at sea related to elements or defense equipment and crew.Keywords: SAR, APBS, Satrol Lantamal V/Surabaya, operational.
Peran Kegiatan Potensi Maritim dalam Mencegah Paham Radikalisme di Wilayah Pantai Barat Sumatera Menggunakan Soft System Methodology Muhammad Hultria Guchy
Jurnal Maritim Indonesia (Indonesian Maritime Journal) Vol 9, No 1 (2021): JURNAL MARITIM INDONESIA
Publisher : PUSJIANMAR SESKOAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52307/jmi.v9i1.65

Abstract

AbstrakTentara Nasional Indonesia (TNI) berkewajiban menjaga kedaulatan negara dari segala ancaman sesuai dengan amanat UUD 1945 dan Pancasila. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh TNI AL secara bertahap dan berkelanjutan bersama komponen terkait mulai pusat sampai daerah melalui pembinaan potensi maritim (Binpotmar). Pembinaan potensi maritim tersebut difokuskan terhadap segala ancaman yang ada di masyarakat khususnya paham radikalisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kegiatan potensi maritim dalam mencegah paham radikalisme di wilayah pantai barat Sumatera menggunakan Soft System Methodology (SSM). Penelitian ini menggunakan Soft System Methodology dengan tujuh tahapan untuk menganalisis peranan potensi maritim dalam pencegahan paham radikalisme. Data dikumpulkan melalui kegiatan wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan potensi maritim melalui komunikasi sosial maritim kepada komponen pemerintah, masyarakat dan keluarga besar TNI antara lain: (1) Pembinaan potensi maritim yang dilakukan oleh dinas potensi maritim (Dispotmar) kepada komponen pemerintah sudah dilaksanakan dalam kegiatan komunikasi sosial melalui kunjungan kerja, workshop, dan kegiatan diskusi kenegaraan lain terkait kesejahteraan masyarakat, meskipun kerjasama dan sinergi harus lebih ditingkatkan khususnya dalam menyelesaikan problematika di masyarakat, salah satunya paham radikalisme, (2) Dinas potensi maritim sudah melakukan pembinaan potensi maritim kepada komponen masyarakat melalui beberapa kegiatan, misalnya sosialisasi bahaya hoax dan antisipasi menyebarnya paham radikalisme di masyarakat, serta masyarakat berharap kegiatan tersebut terus berkelanjutan, dan (3) Pembinaan potensi maritim sudah sering dilaksanakan kepada keluarga besar TNI melalui pembinaan internal dan penguatan pribadi anggota yang selanjutnya ditularkan kepada pemerintah dan msyarakat dalam upaya pencegahan paham radikalisme yang masif. Berdasarkan data hasil penelitian, Dispotmar harus lebih meningkatkan potensi maritime, khususnya di wilayah pantai barat Sumatera guna mencegah paham radikalisme di masyarakat dengan melaksanakan integrasi dan sinergitas antara komponen, berupa memunculkan suatu kesepakatan kata secara tertulis (Buku Petunjuk).Kata Kunci: Potensi Maritim, Radikalisme, Pantai Barat Sumatera, Provinsi Sumatera Barat, Soft System MethodologyAbstractTNI is obliged to safeguard the country's sovereignty from all threats under the mandate of the 1945 Constitution and Pancasila. The activities carried out by the Indonesian Navy are gradual and sustainable with related components from the central to the regions through maritime potential development (Binpotmar). The development of maritime potential is focused on all threats that exist in society, especially radicalism. The purpose of this study was to analyze maritime potential activities in preventing radicalism in the west coast of Sumatra using a Soft System Methodology (SSM). This study uses a soft system methodology with seven stages to analyze maritime potential in preventing radicalism. Data were collected through interviews and observations. The results showed that maritime potential activities through maritime social communication to government components, the community and the TNI extended family include: (1) Maritime potential fostering carried out by the maritime potential service (Dispotmar) to government components has been carried out in social communication activities through work visits , workshops, and other state discussion activities (2) Activities, such as socializing the dangers of hoaxes and anticipating the spread of radicalism in society, and the community hopes that these activities will continue to be sustainable, and (3) Maritime potential development (Binpotmar) has often been carried out by TNI large families through internal coaching l and personal strengthening of members who are then transmitted to the government and society in preventing massive radicalism prevention. Based on research data, Dispotmar must increase its maritime potential, especially in the west coast of Sumatra to prevent radicalism in society by implementing integrity and synergy between components, in the form of bringing up a written word agreement (Guidebook).Keywords: Maritime Potential, Radicalism, The West Coast of Sumatera, Province of West Sumatera, Soft System Methodology
The Importance of Belt and Road Initiatives for Indonesia in Realizing the Global Maritime Fulcrum Muhammad Zulham
Jurnal Maritim Indonesia (Indonesian Maritime Journal) Vol 9, No 3 (2021): JURNAL MARITIM INDONESIA
Publisher : PUSJIANMAR SESKOAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52307/jmi.v9i3.93

Abstract

AbstractThis paper will provide an overview of the importance of the existence of the Belt and Road Initiative for Indonesia which is moving to become the Global Maritime Fulcrum. BRI, which is China's move to become a super power, is considered a stepping stone for Indonesia. The cooperation that has been established with the signing of the MoU from the two countries between GMF and BRI in 2018. This paper uses the concept of national interest which is the reason for BRI as a stepping stone for Indonesia as well as an environmental concept that emphasizes the importance of BRI for Indonesia. In the discussion of this paper, the author first provides an overview of BRI, which is then followed by the Global Maritime Fulcrum. After the two variables are explained, the author provides an overview of the importance of BRI for Indonesia.Keywords: Belt and Road Initiative, Global Maritime Fulcrum
Asean Naval Force: The Next Defense Regionalism? Andromeda Windra Ciptadi
Jurnal Maritim Indonesia (Indonesian Maritime Journal) Vol 9, No 2 (2021): JURNAL MARITIM INDONESIA
Publisher : PUSJIANMAR SESKOAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52307/jmi.v9i2.81

Abstract

AbstrakDunia yang saling berkaitan dewasa ini membutuhkan kerjasama antarnegara, termasuk negara-negara di Asia Tenggara. Dua hotspot yang terdapat di Asia Tenggara memungkinkan munculnya persepsi terhadap adanya ―ancaman bersama.‖ Para pakar dan pengamat keamanan Asia Tenggara menggulirkan kemungkinan dibentuknya ASEAN naval force untuk bersama-sama memelihara stabilitas Kawasan. Meskipun demikian, dengan melihat karakter dari Lembaga ASEAN itu sendiri, ide pembentukan ASEAN naval force sulit untuk diwujudkan, walaupun ASEAN sebagaimana diketahui menganut prinsip tiga pilar komunitas ASEAN, yang salah satu di antaranya adalah komunitas politik dan keamanan. Pakta pertahanan atau kerjasama militer yang lebih intens hanya dapat diwujudkan apabila ada kesepahaman bersama terhadap ancaman yang timbul. Yang dibutuhkan oleh Angkatan Laut negara-negara ASEAN untuk saat ini adalah meningkatkan kerjasama militer yang sudah terjalin dan mendiskusikan SOP yang aplikatif untuk unsur-unsur operasi di laut.AbstractToday’s intertwined world requires cooperation among countries, including Southeast Asian nations. The two hotspots identified in Southeast Asian waters might bring up common maritime threats. Increasing maritime tensions in the region drive scholars and observers discussing the possibility of the formation of ASEAN naval force to maintain regional stability. However, considering the nature of ASEAN, such initiative is hard to realize, even though contemporary ASEAN adopts what is widely known as the three pillars of the ASEAN community, which one of them is political-security community. Defense pact or any closer defense arrangement would only happen if countries share common security perception. What is need for ASEAN navies is to enhance existing arrangements and further discussion in more applicable SOP for operational units at sea.
Analisis Determinan Keberhasilan Pembinaan Potensi Maritim Dalam Meningkatkan Kesadaran Bela Negara Masyarakat Kabupaten Anambas Budi Darmawan
Jurnal Maritim Indonesia (Indonesian Maritime Journal) Vol 9, No 1 (2021): JURNAL MARITIM INDONESIA
Publisher : PUSJIANMAR SESKOAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52307/jmi.v9i1.70

Abstract

AbstrakKabupaten Anambas memiliki konfigurasi kepulauan yang memiliki perairan yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan sebagai focal point stabilitas keamanan di Kawasan. Hal ini mendorong pentingnya kesadaran bela negara masyarakat untuk mendukung strategi pertahanan semesta dan kebijakan dalam menghadapi perkembangan lingkungan strategis. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI menegaskan bahwa tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Tugas pokok tersebut dilakukan dengan Operasi Militer Untuk Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Selanjutnya pada pasal 9 huruf (e) menyebutkan tugas Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) yaitu melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut (dawilhanla). Hakikat pemberdayaan wilayah pertahanan laut adalah, upaya menyiapkan wilayah pertahanan laut, dan kekuatan pendukungnya secara dini, sesuai Sistem Pertahanan Semesta (Sishanta), melalui upaya membangun, memelihara, meningkatkan dan memantapkan pembinaan potensi maritim. Keberadaan Lanal Tarempa memiliki peranan penting dalam menunjang pelaksanaan pembinaan potensi maritim diantaranya untuk meningkatkan kesadaran bela negara masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor determinan keberhasilan pembinaan potensi maritim dalam meningkatkan kesadaran bela negara. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan populasi personel TNI AL di wilayah kerja Lanal Tarempa. Data kuantitatif yang diperoleh diolah menggunakan Software Lisrel 8,8 dan dianalisis dengan teknik Structural Equation Modeling (SEM) Hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan Bakti TNI AL, pembinaan ketahanan wilayah dan pembinaan komunikasi sosial merupakan faktor determinan keberhasilan pembinaan potensi maritim yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran bela negara masyarakat kabupaten Anambas.Kata kunci: Pembinaan Potensi Maritim, Kesadaran Bela Negara, Masyarakat Kabupaten Anambas, Structural Equation Modeling.AbstractAnambas Regency has an archipelagic configuration that share maritime border with the South China Sea as a focal point for stability and security in the Region. This encourages the importance of state defense awareness of public to support universal defense strategies and policies in facing the development of a strategic environment. Based on Constitution Number 34 of 2004 concerning the TNI, it is stated that the main task of the TNI is to uphold the sovereignty of the state, maintain the territorial integrity of the Unitary State of the Republic of Indonesia based on Pancasila and the 1945 Constitution, and protect the entire nation and all Indonesian blood from threats and disturbances to the integrity of the nation. These main tasks are carried out with Military Operations for War (OMP) and Military Operations Other Than War (OMSP). Furthermore, Article 9 alphabet (e) states the duties of the Indonesian Navy (TNI AL), namely to carry out the empowerment of the maritime defense area. The essence of maritime defense empowerment is the effort to prepare marine defense areas and their supporting forces early, according to the Universal Defense System, through efforts to build, maintain, enhance and solidify the development of maritime potential. The existence of Lanal Tarempa has an important role in supporting the implementation of maritime potential development, including to increase state defense awareness of public. The purpose of this study is to analyze the success determinants of maritime potential development in increasing awareness of state defense. The method used in this study is a quantitative method with a population of Indonesian Navy personnel in the Lanal Tarempa area of responsibility. The quantitative data obtained were processed using Lisrel 8.8 software and analyzed using the Structural Equation Modeling (SEM) technique. The results of the research that have been conducted state that Indonesian Navy devotion, regional resilience development and social communication fostering are determinants of the success of maritime potential development which have a positive and significant influence to the awareness of defending the state of the Anambas district community.Keywords: Maritime Potential Development, State Defense Awareness, Anambas Regency Community, Structural Equation Modeling.