cover
Contact Name
Erna Muliana
Contact Email
erna.muliana@unimal.ac.id
Phone
+6282366792658
Journal Mail Official
arsitekno@unimal.ac.id
Editorial Address
Program Studi Arsitektur Universitas Malikussaleh Jalan Samudera Lama/Sultanah Nahrasiyah Lancang Garam Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe
Location
Kota lhokseumawe,
Aceh
INDONESIA
Arsitekno
ISSN : 2301945X     EISSN : 27767841     DOI : https://doi.org/10.29103/arj.v7i7.1211
Arsitekno is engaged in several scopes, namely: Architecture and Design Urban Design Landscape Architecture History, Theory & Critic Architecture Building Science and Technology Housing and Human Settlement
Articles 154 Documents
Local Characteristic Influence on Land Readjustment Project A Case Study of Banda Aceh Haridhi, Reza Maulana
Arsitekno Vol 7, No 7 (2016): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v7i7.1218

Abstract

Abstrak Pada Sumatera bagian utara, gempa berkekuatan 9,3 skala Richter mengguncang Samudra Hindia danprovinsi paling barat Indonesia, Aceh pada 26 Desember 2004, yang menghantam daerah pesisir dengangelombang tsunami setinggian 20 meter. Daerah terberat adalah pantai barat Aceh, khususnya dua kota pesisirBanda Aceh dan Meulaboh, di mana setidaknya 120.000 dan 25.000 orang meninggal. Di Kota Banda Aceh yangmerupakan ibukota provinsi, area yang terkena dampak tsunami adalah sekitar 70 persen dari wilayah geografisKota. Bencana tersebut telah menyebabkan tidak hanya hilangnya nyawa dan kerusakan infrastruktur tetapi jugakerusakan pada puluhan ribu tanda batas Parsil tanah dan hak milik. Rekonstruksi Parsil tanah sangat pentingkarena akan menjadi dasar untuk pekerjaan rekonstruksi, perencanaan tata ruang, kompensasi, danpengembangan ekonomi jangka panjang; dan juga akan menciptakan keadilan sosial dan menjamin stabilitassosial jangka panjang. Banda Aceh, dengan kerusakan 70 persen untuk Pasil tanah di daerah perkotaan dan pedesaan yang disebabkan oleh gempa bumi dan tsunami memiliki kesempatan untuk meningkatkan kualitas dankeberlanjutan kota dengan menggunakan metode Penyesuaian Parsil Tanah (Land Readjusment). Tujuan daripenelitian ini adalah untuk menguji pengaruh karakteristik lokal pada proyek Penyesuaian Parsil Tanah (LandReadjusment) percontohan di desa lambung, banda aceh pada Maret 2006.Kata kunci: Tanah penyesuaian, Karakteristik lokal, Disaster Recovery, Pembangunan Perkotaan
PAUD Sebagai Sarana Akomodasi Kebutuhan Pendidikan Anak Usia Dini Dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku Dafrina, Armelia
Arsitekno Vol 3, No 3 (2014): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v3i3.1209

Abstract

Anak adalah potensi utama bagi masa depan suatu bangsa. Mereka tidak hanya sebagai cikal bakal penerus bangsa tetapi juga sebagai individu yang diharapkan memiliki daya saing yang tinggi. Kepribadian dan kualitas individu pada masa dewasa sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan pendidikan yang diperoleh pada masa kanak-kanak. Anggapan bahwa pendidikan baru bisa dimulai setelah usia Sekolah Dasar (SD) yaitu pada saat anak berusia 7 tahun. Menurut Penelitian bahwa pada usia 4 tahun pertama, separuh kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk. Oleh karena itu Sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) merupakan suatu wadah untuk mengakomodasi mutu pendidikan bagi anak-anak. Dan juga wadah untuk bermain dan belajar dengan didukung fasilitas penunjang yang dibuat sedemikian rupa untuk menunjang perkembangan pendidikan pada diri anak, di mana anak dibiarkan bebas belajar sambil bermain. Sekolah PAUD sebagai sarana pengembangan pendidikan dan kreativitas anak dengan pendekatan arsitektur perilaku adalah sebuah fasilitas bagi anak-anak usia 0-4 tahun pada khususnya dengan menerapkan konsep bermain sambil belajar (recreation learning) yang bertujuan membantu pengembangan diri anak-anak serta pendekatan arsitektur perilaku digunakan sebagai upaya untuk menghasilkan sebuah bangunan yang sesuai dengan sasaran penggunanya, di mana bangunan dirancang berdasarkan perilaku pengguna. Karakteristik anak-anak yang berbeda-beda pada tiap tahap usia menuntut penyelesaian kebutuhan ruang yang berbeda-beda pula. Selain itu, keaktifan anak dalam bermain membutuhkan perhatian khusus, mempengaruhi pula pada bentuk ruang.
PENERAPAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA BANGUNAN PENELITIAN Risnawati, Risnawati; Maulida, Rena
Arsitekno Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v1i1.1246

Abstract

Berbagai perubahan yang terjadi, baik yang dirasakan sebagai suatu proses kemajuan dalam hal keindahanatau bahkan sebaliknya, sesungguhnya merupakan hal yang wajar dalam berarsitektur. Perancangan arsitekturbangunan baik yang berfungsi sebagai kepentingan umum maupun kepentingan pribadi, tidak hanyamenekankan pada bentuk, struktur, dan segi ekonomis saja, tetapi keselarasan dengan lingkungan dan alamsekitarnya merupakan bagian yang menjadi pertimbangan rancang bangun. Indonesia merupakan sebuahnegara agraris yang terletak di garis khatulistiwa dan sebagai salah satu negara berkembang dengan sektorpertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Salah satu kegiatan sektor pertanianyang banyak diusahakan masyarakat adalah bidang hortikultura. Arsitektur organik adalah sebuah konseparsitektur yang memadukan antara ruang dan bentuk. Frank Lloyd Wright terkenal dengan konsep arsitekturorganik, yaitu konsep hunian dimana manusia bisa tetap menyatu dengan alam tanpa kehilangan unsurmodernnya.
Optimalisasi Pencahayaan Alami pada Ruang Nurhaiza, Nurhaiza; Lisa, Nova Purnama
Arsitekno Vol 7, No 7 (2016): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v7i7.1234

Abstract

Abstract Natural lighting is the lighting obtained from direct sunlight, where the light is obtained in the morninguntil late afternoon. According to SNI 03-2396-200, natural lighting during the day can be good in a span of solarorientation starting at 8:00 pm until 16: 00 pm with equitable distribution of incoming light in the room and didnot leave annoying glare effects in the use of lighting natural, regardless of the quality and distribution of lightthat enters the building through a window and orientation of openings. The wider the aperture, the more light thatenters the room. It is necessary to control the amount of light coming into the room. The research used isquantitative method by using mathematical models, with the measurement process, using a formula to obtainaccurate data. The object of research and observations in Architecture Program Faculty Building University ofMalikussaleh, Lhokseumawe Aceh. Observation is by direct observation to see the condition of natural lighting inclassrooms, measurements the extent of the classroom. Then collect some measurement data among other things,measure the light intensity at the lecture hall by using Luxmeter, calculate the intensity of light at the lecture hallby factors sky with measuring point main and the measuring point side and the comparative results of themeasurement of light intensity of the lighting level the average recommended. The results show, a lecture hall inthe building Prodi architecture has three floors, which have 4 lecture room on floors 1 and 2, 2 room studioregular on floors 1, 2 lab computer room on the floor and 2 studio design room on the 2nd floor. also of coursethe building also has other equipment such as administration room, warehouse and other supporting facilities.But for the third floor untapped dikarenaka still in the process of renovation. The results of observations obtainedintensity of natural light on the 1st floor and 2nd floor Architecture Program building University of Malikussalehbased on the measurement of light intensity using the luxmeter, the obtained data is that the rooms was not inaccordance with the standards of an average lighting is recommended by ISO 2000 for classrooms -03 250 luxand 700 lux.Key word: Natural Lighting, Light Intensity, Lux meters, ISO 2000, SNI 03-2396-200
KAJIAN PERTUMBUHAN PERMUKIMAN NELAYAN DESA BLANG GEULUMPANG KABUPATEN ACEH TIMUR (STUDI KASUS: DUSUN PANTAI DESA BLANG GEULUMPANG) Fithri, Cut Azmah
Arsitekno Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v2i2.1223

Abstract

Sebagai Negara kepulauan Indonesia memiliki daerah pantai yang sangat luas. Diperkirakan 60% penduduk Indonesia hidup dan bermukim di daerah pantai. Dari 64.439 desa di Indonesia, terdapat 4.735 desa yang dapat dikategorikan sebagai desa pantai. Bahkan, masyarakat yang bermukim di wilayah kota pantai sudah mencapai sekitar 100 juta orang. Aktifitas ekonomi di daerah pantai dan laut memberikan kontribusi sebesar 24% pada produk domestik bruto. Di daerah pantai terdapat berbagai macam kegiatan, seperti industri, permukiman, tambak, nelayan, perdagangan, transportasi, pelabuhan, dan rekreasi.Permukiman nelayan Desa Blang geulumpang yang berada di muara Krueng Idi telah melangsungkan kehidupannya sejak masa lalu. Diawali dengan kedatangan keturunan Tionghoa, pendudukan tentara Belanda sampai tiba penduduk nelayan pendatang yang menjadi penduduk asli di permukiman nelayan desa BlangGeulumpang. Pola pertumbuhan terbentuk karena dekat dengan perairan, tambatan kapal/perahu, dermaga dan TPI. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi pola permukiman nelayan dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi pertumbuhan permukiman nelayan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kausal komparatif. Hasil penelitian ini menunjukkan pertumbuhan analisa fisik dan non fisik permukiman nelayan Dapat disimpulkan bahwa pola permukiman nelayan Dusun Pantai desa Blang Geulumpang memanjang mengikuti alur jalan desa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu kemudahan dalam menempati dan memiliki lahan, sarana air bersih, sarana listrik, adanya kekerabatan yang erat karena perkawinan dan satu pekerjaan yaitu nelayan, tingkat pendidikan yang lebih baik dan penghasilan yang sudah meningkat. Peningkatan pelabuhan selain untuk jual beli ikan juga dapat menjadi tempat wisata dan penelitian.
TIPOLOGI ARSITEKTUR TRADISIONAL GAYO Salwin, Salwin; A, Hendra
Arsitekno Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v1i1.1214

Abstract

Arsitektur tradisional adalah arsitektur yang diwariskan secara turun-temurun berkesinambungan dari satu generasi kegenerasi berikutnya. Dengan kondisi saat ini kesinambungan pewarisan arsitektur Tradisional ini hampir pasti tidak lagi dapat berlangsung dan sangat sulit dipertahankan utamanya disebabkan terkikisnya nilai-nilai tradisi oleh gelombang modernisasi. Dengan kondisi seperti ini perlahan-lahan dan pasti akan punah tanpa sempat di inventarisir. Dalam tujuan itu dengan memanfaatkan berbagai sumber yang ada meskipun sangat terbatas melakukan langkah inventarisir, khususnya arsitektur tradisional Gayo. Umumnya data yang didapatkan terbatas hanya menjelaskan mengenai denah umah Gayo dengan beberapa bentuk denah, umah pitu ruang, umah pitu ruang, umah belah bubung/belah rung dan umah time ruang.Pra-penelitian ini adalah langkah awal untuk menuju kepada rekonstruksi kembali berbagai tipologi bangunanbangunan umah gayo yang ada menlakukan dari sumber yang banyak di Karena keterbatasan pranata ilmiah arsitektur tradisional Indonesia banyak yang sudah hilang dan sangat sulit untuk menemukannya kembali arsitektur lokal, setempat, sangat khas, yang dibangun menurut tradisi budaya masyarakat yang bersangkutan.
COVER, EDITORIAL DAN DAFTAR ISI Arsitekno, Arsitekno
Arsitekno Vol 8, No 1 (2021): Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v8i1.3853

Abstract

Perencanaan Kawasan Wisata di Daerah PLTA Kuta Malaka Aceh Besar NAD dengan Teknologi Tepat Guna dan Ramah Lingkungan Siska, Deassy
Arsitekno Vol 7, No 7 (2016): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v7i7.1242

Abstract

Abstrak Listrik merupakan bagian dari energi terbarukan. Energi listrik sudah menjadi salah satu kebutuhandasar bagi masyarakat di era global, baik diperkotaan maupun dipedesaan. Fenomena ini dapat dilihat darilonjakan permintaan energi listrik dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Terutama untuk wilayahPemerintahan Provinsi Aceh. Semakin kondusifnya situasi keamanan pasca MOU Helsinki dan laju pertumbuhanekonomi yang terus meningkat pasca Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh secara tidak langsung telah memberikandampak terhadap meningkatnya permintaan energi listrik. Berbagai tempat potensi alam di daerah hydropowerenergydi Nanggroe Aceh Darussalam sangat bagus sehingga menimbulkan gagasanuntuk mengembangkan daerah ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata unggulan di Provinsi NAD.Untuk itu dibutuhkan sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan wisata dan rekreasi di daerahini.Berkaitan dengan hal tersebut di atas,perlu dilakukan perencanaan yang matang danmenyeluruh sehingga terwujud sebuah kawasan wisata yang dapatmemenuhi kebutuhan masyarakatuntuk berwisata, serta dapat menjadi identitas dan kebanggaan Propinsi NAD,serta dapat pulamemberikan konstribusi positif bagi pengembangan daerah sekitarnya, baik secara fisik maupunekonomi.Kata Kunci: Listrik, Hydropower Energy, Kawasan Wisata, Pengembangan Daerah.
Analisa Kebisingan dan Studi Akustik dalam Tatanan Bangunan Siska, Deassy
Arsitekno Vol 6, No 6 (2015): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v6i6.1228

Abstract

Abstrak   Salah satu konsep kenyamanan hunian yang selalu dicari setiap orang adalah tenang dan jauh dari kebisingan.Kebisingan adalah salah satu sumber dari pencemaran bunyi.Kebanyakan orang sangat tidak suka dengan keadaan berisik, namun sangat sedikit orang yang peka dengan pencemaran bunyi.Masyarakat Indonesia pada umumnya hanya peduli dengan pencemaran udara, air dan limbah. Asal kata pencemaran adalah proses masuknya polutan ke dalam suatu lingkungan sehingga menurunkan mutu lingkungan. Pencemaran bunyi merupakan peristiwa masuknya sumber bunyi lain yang tidak diinginkan (noise) yang melebihi batasan normal sehingga dapat mengganggu lingkungan, menurunkan tingkat kepekaan indera pendengaran, kesehatan  bahkan berdampak pula pada tingkah laku psikologi seseorang. Dampak – dampak yang ditimbulkan ini sifatnya tidak langsung, sehingga masyarakat lebih sering mengabaikannya. Indonesia adalah Negara industri, suara – suara mesin pabrik, stasiun kereta api dan hiruk pikuknya kendaraan bermotor merupakan sumber kebisingan yang paling utama di Negara ini. Dikatakan paling utama karena kepadatan jalan raya setiap saat semakin bertambah.Penataan akustik merupakan solusi dalam permasalahan ini.Dalam penataan bangunan, akustik merupakan sisi yang harus tetap diprioritaskan. Tingkatan prioritasnya sama seperti kita memandang perspektif struktur bangunan dan mekanikal – elektrikal.Kata Kunci: Akustik, , Kebisingan, Pencemaran bunyi, Penataan akustik.
FENOMENA TAMAN RIYADAH - KOTA LHOKSEUMAWE (Sebuah Pemikiran Antisipasi Kebijakan Taman Kota) Deni, Deni
Arsitekno Vol 3, No 3 (2014): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v3i3.1219

Abstract

Taman Riyadah merupakan ruang terbuka hijau dan ruang terbuka bukan hijau di kota Lhokseumawe. Nilai keunikan taman ini karena berada di antara dua jalan utama masuk dan keluar kota Lhokseumawe. Kemudian Taman Riyadah adalah taman yang terletak diantara gedung-gedung yang dipergunakan sebagai tempat karya dan bangunan pertokoan sebagai tempat aktivitas ekonomi penduduk setempat. Sejalan dengan pertumbuhan populasi manusia di kota Lhokseumawe, maka dikhawatirkan lahir kebijakan terhadap taman tersebut untuk dipindahkan atau digusur karena perluasan jalan raya Kota Lhokseumawe. Sementara ruang terbuka yang mencirikan seperti Taman Riyadah di Kota Lhokeumawe tidak terdapat ruang terbuka sejenis lainnya di kota tersebut. Selain itu, taman kota yang ada di Kota Lhokseumawe sangat terbatas untuk melayani arena santai masyarakat setempat. Ruang terbuka lainnya seperti Lapangan Hirak, Lapangan Korem itu adalah lapangan terbuka sebagai sarana pemerintah daerah dan militer untuk acara rutin dan olahraga kecil bagi masyarakat setempat, bukan mencirikan karakteristik taman kota seperti Taman Ryadah. Oleh karena kondisi tersebut, penelitian ini akan mengungkap keberadaan Taman Riyadah serta memberikan sikap tertentu pada kebijakan yang ditemukan suatu saat nanti apakah taman tersebut harus dipindahkan dengan mempertahankan karakteristiknya atau mempertahankan keberadaannya. Taman kota bukan hanya sebagai tempat dimana berdiri susunan tumbuhan sebagai paru-paru kota untuk menjaga keseimbangan iklim yang berlaku, namun taman kota merupakan manifestasi bagaimana kota membentuk ruang hidup masyarakat yang menempatinya. Taman kota bukan hanya sebagai titik pandang hijau ditengah kekeringan, tetapi taman kota berpengaruh terhadap mental penduduk kota dalam hidup bermasayarakat. Dalam mengungkap keberadaan Taman Riyadah akan digunakan penelitian kualitatif praktis dengan metode explanatory approach (pendekatan dengan meninjau dan mengawasi) serta dianalisis secara pragmatis. Sedangkan objek penelitian berupa taman kota yang bernama Taman Riyadah yang terdapat di Kota Lhokseumawe Propinsi Aceh. Pengamatan praktis dilakukan pada pagi, siang, sore dan malam hari untuk melihat sejauh apa masyarakat menggunakan taman tersebut dalam lingkup aktivitas terungkap dalam dimensi habitual. Dalam melakukan olah data digunakan pemikiran Henri Lefebvre yang mengemukakan tentang produksi ruang untuk menganalisis keberadaan taman tersebut. Kemudian digunakan pemikiran Pierre Bourdeu yang mengemukakan tentang habitus sebagai alat pemikiran digunakan untuk menjelaskan pemakai sebagai pengguna taman. Dari olahan dua pemikiran yang telah diungkap nantinya diharap akan melahirkan kesimpulan apakah Taman Riyadah di Kota Lhokseumawe tersebut akan dipertahankan atau dipindahkan tanpa meninggalkan karakteristik keruangannya semula.

Page 3 of 16 | Total Record : 154