cover
Contact Name
Ahmad Saleh Harahap
Contact Email
ahmadsaleh@unib.ac.id
Phone
+6285216150612
Journal Mail Official
buletin_pt@unib.ac.id
Editorial Address
Gedung Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu Jl WR Supratman Kandang Limun, Kota Bengkulu
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
Buletin Peternakan Tropis (Bulletin of Tropical Animal Science)
Published by Universitas Bengkulu
ISSN : 27221733     EISSN : 27220788     DOI : -
Buletin Peternakan Tropis (Bul. Pet. Trop.) (Bulletin of Tropical Animal Science) adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Badan Penerbitan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu berkolaborasi dengan Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Buletin Peternakan Tropis merupakan jurnal yang menerbitkan artikel ilmiah berdasarkan peer-review double blind yang bertujuan untuk menyebarluaskan semua informasi yang berkontribusi pada pemahaman dan pengembangan peternakan di daerah tropis dengan menerbitkan makalah penelitian asli, artikel telaah pustaka. kasus lapangan dan gagasan asli. Jurnal ini mencakup semua aspek yang berkaitan dengan Peternakan dan Veteriner di daerah tropis. Buletin Peternakan Tropis terbit dua kali dalam satu tahun, yaitu pada bulan Mei dan Nopember. Focus and Scope: Produksi Ternak, Nutrisi dan Teknologi Pakan Ternak, Sosial Ekonomi Peternakan, Teknologi Hasil Peternakan, Genetika dan Pemuliaan Ternak, Reproduksi Ternak, Teknologi Hasil Ikutan Ternak, Hijauan Pakan Ternak, Aneka Hewan Potensial, Kesehatan Ternak
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 1 (2022)" : 11 Documents clear
Penambahan Aktivator Mikroorganisme Lokal (MOL) Bonggol Pisang dengan Waktu Silase Kulit Kopi (Coffea sp) yang Berbeda Terhadap Nilai Nutrisi Pakan Ternak Karyono, Teguh; Ibrahim, Wasir; Agustriani, Viki
Buletin Peternakan Tropis Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.3.1.33-41

Abstract

ABSTRACTThe purpose of the research that we have done is to determine the addition of local microorganism activator  banana weevil with different coffee husk (coffea sp) silage time on the nutritional value of animal feed. Parameters observed from the addition of local microorganism activator (LMA) banana weevil with different coffee husk (coffea sp) silage times in this study were hydrogen potential (Hp), dry matter (DM), crude fiber (CF), and crude protein (CP). The implementation of this research is at the Laboratory of the Faculty of Agriculture, Animal Husbandry Study Program, Musi Rawas University, Lubuklinggau City. To test the nutritional content at the Feed Laboratory of the Faculty of Animal Husbandry, Jambi University, which was carried out from February to May 2018. Our research used the Completely Randomized Design (CRD) method which consisted of 6 treatments and 4 replications, with a dose of local microorganism banana weevil as much as 35 ml on all observation parameters as for the treatment is F1: Fermentation of coffee husk + Local Microorganisms Banana weevil 14 days, F2: Fermentation of coffee husk + Local Microorganisms banana weevil 16 days, F3: Fermentation of coffee husk + Local Microorganisms of banana weevil 18 days, F4: Fermentation of coffee husk + Local Microorganisms of banana weevil 20 days, F5: Fermentation of coffee husk + Local micro-organisms banana weevil 22 days, F6 : Fermentation of coffee husk  + Local micro-organisms banana weevil 24 days. To determine the effect of treatment, the results of the data can be analyzed by analysis of variance (ANOVA) and followed by the HSD test (Honest Significant Difference). The results of the study of silage fermentation time of coffee husk waste with the addition of Local Microorganisms banana weevil showed a very significant effect (P<0.01) on hydrogen potential (Hp) and dry matter (DM) and an insignificant effect (P>0.05) on crude fiber. (CF) and crude protein (CP). The addition of local microorganism activator of banana hump with coffee husk waste silage fermentation time of 24 days (F6) gave the best results on the potential variables of hydrogen (Hp), dry matter (DM), crude protein (CP) and crude fiber (CF). Key words: banana weevils, coffee hull, fermentation, local microorganisms, time ABSTRAKTujuan dari penelitian yang telah kami lakukan adalah untuk mengetahui penambahan aktivator Mikroorganisme Lokal (MOL) bonggol pisang dengan waktu silase kulit kopi (coffea sp) yang berbeda terhadap nilai nutrisi pakan ternak. Parameter yang diamati dari perlakuan  penambahan aktivator Mikroorganisme Lokal (MOL) bonggol pisang dengan waktu silase kulit kopi (coffea sp) yang berbeda kopi dalam penelitian ini adalah potensial hidrogen (pH), bahan kering (BK), serat kasar (SK), dan protein kasar (PK). Pelaksanaan penelitian di Laboratorium Fakultas Pertanian Program Studi Peternakan Universitas Musi Rawas Kota Lubuklinggau. Untuk  uji kandungan nutrisi di Laboratorium Pakan Fakultas Peternakan Universitas Jambi yang dilaksanakan bulan Februari sampai bulan Mei 2018. Penelitian mengunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan, dengan dosis mikroorganisme lokal bonggol pisang sebanyak 35 ml pada semua parameter perlakuan, adapun perlakuannya adalah F1 : Fermentasi kulit kopi + Mikroorganisme Lokal  bonggol pisang 14 hari, F2 : Fermentasi kulit kopi  + Mikroorganisme Lokal bonggol pisang 16 hari, F3 : Fermentasi kulit kopi  + Mikroorganisme Lokal bonggol pisang 18 hari, F4 : Fermentasi kulit kopi + MikrooraginsmeLokal bonggol pisang 20 hari, F5 : Fermentasi kulit kopi + Mikroorganisme lokal bonggol pisang 22 hari, F6 : Fermentasi kulit kopi + Mikrooranisme Lokal bonggol pisang 24 hari.  Untuk mengetahui pengaruh perlakuan, hasil data yang di dapat dianalisis dengan analisis sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji BNJ (Beda Nyata Jujur) Hasil penelitian waktu fermentasi silase limbah kulit kopi dengan penambahan Mikrooranisme Lokal (MOL) bonggol pisang menunjukkan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pH dan bahan kering (BK) dan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap serat kasar (SK) dan protein kasar (PK).  Penambahan aktivator Mikroorganisme Lokal bonggol pisang dengan waktu fermentasi silase limbah kulit kopi 24 hari (F6) memberikan hasil terbaik pada peubah potensial hidrogen (pH), bahan kering (BK), protein kasar (PK) dan serat kasar (SK). Kata kunci: bonggol pisang, fermentasi, kulit kopi, mikroorganisme, waktu
Pengaruh Penggunaan Tepung Daun Indigofera dalam Ransum terhadap Kualitas Telur Puyuh Badri, Misbahul; Warnoto, Warnoto; Kaharuddin, Desia
Buletin Peternakan Tropis Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.3.1.75-80

Abstract

ABSTRACTThe aim of the study was to evaluate the effect of using Indigofera arrecta leaf meal in the diet on the quality of quail eggs using a Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments, 6 replications, each replication consisting of 10 quails. The treatments included P0 (0%) Indigofera arrecta leaf powder in the diet as a control, P1 (7.5%), P2 (10%), and P3 (12.5%). Observations of egg quality were carried out at 8 weeks of age, including yolk color, yolk index, albumen index, shell thickness and Haugh Unit of 240 eggs taken randomly from each treatment. The results showed that the use of Indigofera arrecta leaf flour 10% and 12.5% in the ration could improve the quality of yolk color and thickness of quail egg shells. Based on the results of the study, it can be concluded that the use of indigofera leaf flour (Indigofera arrecta) at a level of 10% to 12.5% can increase yolk color and shell thickness.Key words: Quails, Indigofera leaves, egg qualityABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung daun Indigofera arrecta dalam ransum terhadap kualitastelur puyuh menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, 6 ulangan, setiap ulangan terdiri 10 ekor puyuh. Perlakuan meliputi P0 (0%) tepung daun Indigofera arrecta dalam ransum sebagai kontrol, P1 (7,5%), P2 (10%), dan P3 (12,5%). Pengamatan kualitas telur dilakukan saat puyuh umur 8 minggu meliputi warna yolk, indeks yolk, indeks albumen, tebal kerabang dan Haugh Unit terhadap 240 butir telur yang diambil secara acak dari setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan tepung daun Indigofera arrecta 10% dan 12,5% dalam ransum dapat meningkatkan kualitas warna yolk dan tebal kerabang telur puyuh. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan tepung daun indigofera (Indigofera arrecta ) level 10% sampai 12,5% dapat meningkatkan warna yolk dan tebal kerabang.Kata kunci: Puyuh, Tepung daun Indigofera, kualitas telur. 
Pengaruh Pemberian Rebusan Kunyit dan Daun Sirih pada Konsentrasi yang Berbeda dalam Air Minum terhadap Performa Ayam Broiler Suryati, Yati; Santoso, Urip; Fenita, Yosi
Buletin Peternakan Tropis Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.3.1.1-7

Abstract

ABSTRACTThe purpose of this study was to evaluate turmeric and betel leaf decoction as drinking water on the performance of broilers. The experimental design used was a completely randomized design. One hundred and sixty broilers aged 15 days were distributed into 5 treatment groups with 4 replications as follows: P0 = drinking water without treatment; P1 = 8 g turmeric and 8 g betel leaf g/L decoction as drining water; P2 = 8 g turmeric and 12 g betel leaf/L decoction as drinking water; P3 = 16 g turmeric and 16 g betel leaf/L decoction as drinking water; P4 = 16 g turmeric and 20 g betel leaf/L decoction. The results of this study indicated that giving turmeric and betel leaf decoction as drinking water had no significantly effect (P> 0.05) on drinking water intake, feed intake, weight, weight gain and feed conversion ratio, while mortality rate on P0, P1 , P2, P3 and P4 were 3.125%, 0%, 0%, 0% and 3.125%, respectively. Income Over Feed Cost for P0, P1, P2, P3 and P4 were Rp 9,885.9, Rp 10,785.0, Rp 11,314.5, Rp 10,625.0 and Rp 9,065.1/bird, respectively. It can be concluded that turmeric and betel leaf decoction up to 16 g turmeric plus 16 g betel leaf/L water as drinking water reduced mortality and increased the Income Over Feed Cost without reducing performance. Key words: betel leaf, broiler chickens, Income over feed cost, mortality rate, performance, turmeric ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi rebusan kunyit dan daun sirih pada berbagai konsentrasi terhadap performa broiler. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Seratus enam puluh ekor broiler umur 15 hari didistribuskan ke dalam 5 kelompok perlakuan dengan 4 ulangan sebagai berikut: P0 = Air minum biasa; P1 = Rebusan kunyit 8 g  dan daun sirih 8 g/L air sebagai air minum; P2 = Rebusan kunyit 8 g  dan daun sirih 12 g/L air sebagai air minum; P3 = Rebusan kunyit 16 g  dan daun sirih 16 g/L air sebagai air minum; P4 = Rebusan kunyit 16 g  dan daun sirih 20 g/L air sebagai air minum. Rebusan kunyit dan daun sirih pada konsentrasi yang berbeda tersebut diberikan selama 3 hari setiap minggu. Rebusan kunyit dan daun sirih berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi air minum, konsumsi pakan, berat badan, pertambahan berat badan dan konversi pakan, sementara angka mortalitas pada P0, P1, P2, P3 dan P4 masing-masing 3,125%, 0%, 0%, 0% dan 3,125%. Income Over Feed Cost untuk P0, P1, P2, P3 dan P4 masing-masing sebesar Rp 9.885,9, Rp 10.785, Rp 11.314,5, Rp 10.625 dan Rp 9.065,1/ekor. Jadi, air minum berupa rebusan kunyit dan daun sirih sampai dengan konsentrasi 16 g kunyit plus 16 g daun sirih/L air menurunkan angka mortalitas dan meningkatkan Income Over Feed Cost tanpa menurunkan performa broiler. Kata kunci: ayam broiler, daun sirih, income over feed cost, kunyit, mortalitas, performa
Performa, Kualitas Karkas dan Persentase Organ Dalam Itik, Entok dan Tiktok Kususiyah, Kususiyah; Kaharuddin, Desia; Hidayat, Hidayat; Akbarillah, Tris
Buletin Peternakan Tropis Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.3.1.42-49

Abstract

ABSTRACTThis study aimed to evaluate the performance, carcass quality, and the percentage of organs in ducks, Manila duck and tiktok. This study used a completely randomized design with 3 treatments and 6 replications in each treatment. The three species used as treatments were Mojosari duck, Manila duck and tiktok. At 2 weeks of age, each species was kept in individual battery cages until 10 weeks of age. The feed used contained 18% protein and 2992 kcal/kg energy. After 10 weeks of age, 6 samples were taken from each treatment for data collection. The variables measured were the percentage of carcass and carcass parts, meat bone ratio, percentage of internal organs, abdominal fat, breast meat protein, breast meat fat, breast meat cholesterol, coocking loss and drip loss. The results showed that species had no significant effect (P>0.05) on feed intake and coocking loss, but had significantly (P<0.05) effect on weight gain, feed conversion ratio, carcass percentage and carcass parts, meat bone ratio, abdominal fat, breast fat, breast meat cholesterol, percentage of internal organs and drip loss. It can be concluded that the performance of Manila ducks was better than Mojosari ducks and tiktok. The carcass percentage and drip loss of tiktok was higher than Manila ducks and Mojosari ducks. Manila ducks contained lower abdominal fat, meat fat and cholesterol, but relatively contained the same meat protein.Key words: Performance, carcass quality, fat, cholesterol, Mojosari duck, Manila duck, tiktokABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa, kualitas karkas, dan persentase organ dalam Itik, Entok dan Tiktok. Penelitian menggunakan Rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan pada setiap perlakuan. Tiga spesies yang digunakan sebagai perlakuan adalah Itik Mojosari, Entok dan Tiktok. Pada umur 2 minggu, masing-masing spesies dipelihara pada kandang batterai individu sampai umur 10 minggu untuk diambil data performanya. Pakan yang digunakan mengandung protein 18 % dan energi 2992 kkal/kg. Setelah umur 10 minggu, masing-masing perlakuan diambil sampel sebanyak 6 ekor untuk pengambilan data persentase karkas dan bagian-bagian karkas, meat bone ratio (MBR), persentase organ dalam, lemak abdomen, protein daging dada, lemak daging dada, cholesterol daging dada, coocking loss dan drip loss. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesies berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, dan coocking loss, tetapi berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap pertambahan berat badan, konversi ransum, persentase karkas dan bagian-bagian karkas, MBR, lemak abdomen, lemak daging dada, cholesterol daging dada, persentase organ dalam dan drip loss. Dapat disimpulkan bahwa performa Entok lebih baik dibanding Itik dan Tiktok. Persentase karkas dan drip loss Tiktok lebih tinggi dibanding Itik dan Entok. Entok mengandung lemak abdominal, lemak daging dan kolesterol daging yang lebih rendah, tetapi mengandung protein daging relative sama dengan Itik dan Tiktok.Kata kunci: Performa, mutu karkas, lemak, cholesterol, itik, entok, tiktok
Ultra High Temperature (UHT) Milk Purchase Decision Based on Marketing Mix Perceptions Safitri, Laras Sirly
Buletin Peternakan Tropis Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.3.1.81-88

Abstract

ABSTRACTUHT milk is widely consumed by collegers as a practical breakfast menu. The existence of UHT milk with various brands on the market has led to quite a variety of colleger behavior in consumes it. The aim of this study was to analyze the effect of perceptions of the marketing mix on purchasing decisions for UHT milk. The research was conducted from July to August 2020 through an online survey of 110 collegers of the Agroindustry Department, Subang State Polytechnic who were selected purposively. The independent variables in this study consist of Consumer Perceptions of Product (X1), Consumer Perceptions of Price (X2), Consumer Perceptions of Place (X3), and Consumer Perceptions of Promotion (X4). While the dependent variable is the Consumer Purchase Decision (Y). The data obtained were analyzed using multiple linear regression. The results showed that partially, only the variable consumer perception of the product had a significant effect on purchasing decisions for UHT milk. However, simultaneously consumers' perceptions of the marketing mix affect the purchasing decisions of UHT milk. It can be concluded that the marketing mix influences purchasing decisions for UHT milk products. Key words: college, consumer perception, dairy product, marketing strategy ABSTRAKSusu UHT banyak dikonsumsi oleh mahasiswa sebagai menu sarapan pagi yang praktis. Keberadaan susu UHT dengan berbagai merek di pasaran menimbulkan perilaku mahasiswa dalam mengonsumsinya cukup beragam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh persepsi bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian susu UHT. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2020 melalui survey daring terhadap 110 orang mahasiswa Jurusan Agroindustri, Politeknik Negeri Subang yang dipilih secara purposive. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri atas Persepsi Konsumen terhadap Produk (X1), Persepsi Konsumen terhadap Harga (X2), Persepsi Konsumen terhadap Tempat (X3), dan Persepsi Konsumen terhadap Promosi (X4). Sementara variabel dependennya adalah Keputusan Pembelian Konsumen (Y). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, hanya variabel persepsi konsumen terhadap produk yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian susu UHT. Namun demikian, secara simultan persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian susu UHT. Dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran mempengaruhi keputusan pembelian produk susu UHT. Kata kunci: mahasiswa, olahan susu, persepsi konsumen, strategi pemasaran
Analisis Ekonomi dan Keberlanjutan Usaha Ternak Puyuh Pada Saat Pandemi Corona Virus Desease (Covid–19) Di Kecamatan Muarabangkahulu Kota Bengkulu Sutriyono, Sutriyono; Harahap, Ahmad Saleh; Suherman, Dadang; Giovani, Alexander
Buletin Peternakan Tropis Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.3.1.8-16

Abstract

Puyuh merupakan jenis unggas dan masyarakat sudah lama membudidayakan untuk memproduksi telur dan daging. Pemeliharaan bertujuan untuk mata pencaharian dan pendapatan rumah tangga. Pandemi COVID-19 telah menyebabkan terjadinya dampak negatif terhadap usaha peternakan, terutama dalam memperoleh input produksi dan penjualan produk ternak. Menurunnya pendapatan masyarakat menyebabkan menurunnya pembelian produk peternakan. Penelitian ini menganalisis ekonomi dan keberlanjutan peternakan puyuh saat pandemi dan pasca pandemi COVID-19. Penelitian dilakukan di Kecamatan Muarabangkahulu Kota Bengkulu. Lima peternak digunakan dalam penelitian ini, yang dipilih dengan menggunakan metode snowball sampling. Data dikumpulkan pada penelitian ini adalah produksi telur, biaya produksi, penerimaan, pendapatan, R/C (Revenue/Cost), dan BEP (Break Even Point). Dari penelitian diperoleh hasil bahwa jumlah puyuh yang dipelihara adalah 2200/ekor/peternak, produksi telur adalah 71,14%, konsumsi pakan adalah 26,96 kg/ekor/hari, dan konversi pakan adalah 3,41. Pendapatan peternak adalah Rp 4.777.021,70/peternak/bulan, dengan nilai R/C 1,51; BEP unit 31.314 butir telur, dan BEP harga Rp 200,09/butir. Dapat disimpulkan bahwa usaha ternak puyuh masih untung dan  layak dilanjutkan pada saat pandemi dan pasca pandemi COVID-19. Kata kunci: Ekonomi, Keberlanjutan, Puyuh, Pandemi Covid-19
Dampak Penambahan Empat Aras Tepung Daun Katuk Dalam Ransum Terhadap Mutu Eksternal Telur Ayam Kampung Putranto, Heri Dwi; Santoso, Urip; Sumarna, Juan Retno
Buletin Peternakan Tropis Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.3.1.50-59

Abstract

Ayam kampung merupakan unggas lokal yang paling banyak dipelihara oleh masyarakat. Lazim difungsikan sebagai penghasil daging ataupun penghasil telur. Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisis efek dari penambahan 4 aras tepung daun katuk dalam ransum terhadap parameter mutu eksternal telur ayam kampung yaitu bobot, indeks dan ketebalan kerabang. Studi telah dilaksanakan selama 8 minggu (Agustus hingga Oktober 2020) di Commercial Zone and Animal Laboratory Jurusan Peternakan dan Laboratorium Peternakan Universitas Bengkulu. Diaplikasikan 4 perlakuan dengan 10 ulangan yang terdiri atas masing-masing 1 ekor ayam betina sebagai ulangan. Total sebanyak 40 ekor ayam kampung betina dipergunakan. Perlakuan berupa 4 aras penambahan tepung daun katuk yaitu TK1 = 0% tepung daun katuk, TK2 = 4% tepung daun katuk, TK3 = 8% tepung daun katuk dan TK4 = 12% tepung daun katuk. Parameter mutu eksternal telur yang diamati adalah bobot telur, indeks telur, dan ketebalan kerabang telur. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Anova, dan hasil analisis yang berpengaruh nyata (P < 0,05) diuji lanjut dengan metode DMRT. Analisis hasil studi menunjukkan bahwa perlakuan 4 aras tepung daun katuk tidak berpengaruh nyata terhadap bobot, indeks dan ketebalan kerabang telur ayam kampung (P > 0,05). Bobot telur bervariasi antara  35,10 hingga 42,24 g, indeks telur bervariasi antara 71,23 hingga 75,86, dan ketebalan kerabang telur bervariasi antara 0,28 hingga 0,29 mm. Dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung daun katuk dalam ransum sampai aras 12% tidak mempengaruhi mutu eksternal telur ayam kampung.
Analisis Profit dan Payback Period Pada Budidaya Ternak Perah Sumber Mulya di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu Suherman, Dadang; Sutriyono, Sutriyono
Buletin Peternakan Tropis Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.3.1.17-23

Abstract

Penelitian ini menganalisis “profit” dan “payback period” peternakan Sumber Mulya yang mengusahakan sapi perah. Sumber Mulya terletak di Desa Sukasari, Kabawetan, Kepahiang. Pelaksanaan kegiatan selama 3 bulan dengan menggunakan alat bantu berupa kuesioner, buku catatan perusahaan, alat tulis, alat transportasi, dan kamera. Sumber data dan informasi yang diperoleh dari peternak, buku catatan, dan pekerja di pertanian. Untuk memperoleh data dilakukan observasi langsung, wawancara dan pengisian kuesioner; yang meliputi data aspek teknis dan keuangan meliputi data investasi, biaya produksi, pendapatan usaha, pendapatan, produksi air susu, dan jumlah sapi induk laktasi selama satu tahun (Juli 2017 hingga Agustus 2018). Data diolah dan ditabulasi kemudian dihitung laba dan periodenya dan dibahas secara deskriptif. Hasil analisis diperoleh nilai keuntungan rata-rata sebesar Rp. 5.427.176,71/bulan, rata-rata sapi laktasi 7 ekor,  dan  biaya total  Rp. 10.032.823,29/bulan, dan “Payback period” tercapai untuk jangka waktu 3 tahun 4 bulan. Disimpulkan bahwa beternak sapi perah masih menguntungkan dan biaya investasi dapat dilakukan dalam waktu singkat. Kata  kunci : Payback period, peternakan sapi perah, profit,
Dampak Covid-19 Terhadap Konsumsi Dan Distribusi Daging Ayam Broiler di Kota Bengkulu Yurike, Yurike
Buletin Peternakan Tropis Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.3.1.60-67

Abstract

ABSTRACTThe Covid-19 pandemic has had an impact on various sectors of people's lives, one of which is the broiler farming sector. Health efforts to tackle the spread of Covid-19, such as the Large-Scale Social Restriction policy, have limited economic activities and activities, resulting in market uncertainty. This study aims to analyze the impact of the pandemic on the consumption and distribution of chicken meat in Bengkulu City. The method in this research uses literature study and descriptive analysis. The results of the analysis show that during the pandemic there was a decline in demand for chicken meat from 509,385 in 2019 to 498,367 chickens in 2020 and was followed by a decrease in chicken meat consumption in Bengkulu City. In addition, the price of chicken meat is more volatile when compared to before the pandemic. The distribution of chicken meat has an impact on constraints in the distribution flow of chicken meat, changes in the pattern of the distribution chain of chicken meat, and difficulties in finding consumers/consumer demand instability. This pandemic still has the potential to change the dynamics of people's lives with new variant mutations. For this reason, there is a need for risk mitigation strategies for livestock businesses such as training on diversification of processed chicken meat products and marketing training using digital platforms. The Covid-19 pandemic has greatly affected various aspects of life, one of which is the broiler farming sector. During the pandemic there was a decrease in demand for chicken meat compared to before the pandemic, followed by a decrease in the average consumption of chicken meat in the community. Key words: Chicken distribution, chicken consumption, covid-19, sosial distancing ABSTRAKPandemi Covid 19 berdampak terhadap berbagai sektor kehidupan masyarakat, salah satunya sektor peternakan ayam broiler. Upaya kesehatan untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 seperti kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar telah menyebabkan terbatasnya aktivitas dan kegiatan ekonomi sehingga terjadinya ketidakpastian pasar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pandemi terhadap konsumsi dan distribusi daging ayam di Kota Bengkulu. Metode dalam penelitian ini menggunakan studi literatur dan analisis deskriptif. Hasil analisa menunjukkan bahwa selama pandemi terjadi penurunan permintaan daging ayam dari 509.385 ekor pada tahun 2019 menjadi 498.367 ekor ayam pada tahun 2020 dan diikuti dengan penurunan konsumsi daging ayam pada masyarakat di Kota Bengkulu. Selain itu, harga daging ayam lebih fluktuasi jika dibandingkan sebelum terjadi pandemi. Pada distribusi daging ayam berdampak terhadap kendala pada alur distribusi daging ayam, perubahan pola rantai distribusi daging ayam, dan kesulitan mencari konsumen/ketidakstabilan permintaan konsumen. Pandemi ini masih berpotensi mengubah dinamika kehidupan masyarakat dengan adanya mutasi varian baru. Untuk itu, perlunya strategi mitigasi risiko bagi usaha peternakan seperti pelatihan mengenaidiversifikasi produk olahan daging ayam dan pelatihan pemasaran menggunakan platform digital. Pandemi Covid 19 sangat berpengaruh terhadap berbagi aspek kehidupan, salah satunya sektor peternakan ayam broiler. Selama pandemi terjadi penurunan permintaan daging ayam jika dibandingkan sebelum terjadi pandemi, diikuti dengan penurunan rata-rata konsumsi daging ayam masyarakat. Kata kunci: covid-19, distribusi ayam, konsumsi ayam, pembatasan sosial
Introduksi Teknologi Lemea untuk Produk Daging Sapi dengan Lama Fermentasi yang Berbeda Peronika, Tika; Suharyanto, Suharyanto; Soetrisno, Edi
Buletin Peternakan Tropis Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.3.1.24-32

Abstract

ABSTRACTLemea is a traditional food for Rejang ethnic in Bengkulu Province made of from fermented rebung (bamboo shoots) and river fish. Beef meat has a potent to replace fish in lemea manufacture. This research was to investigate the characteristic of lemea-like made from beef meat at different fermentation duration on pH, acid total, and organoleptics. Experimental design employed was completely randomized design with 4 conditions namely 24 (W1), 72 (W2), 120 (W3), and 168 h (W4) fermentation with three replications. The variables measured were pH, acid total, and organoleptic. The pH and acid total data were analysed by anova and post hoc DMRT at ? 0.05. The organoleptics were analyzed descriptively using Likert scale. The result indicated that the pH value of both kinds of lemea (raw and roasted) significantly decreased (P<0.05) by increasing the duration of fermentation. The pH of raw and roasted lemea were 3.30-4.84 and 3.36-5.13, respectively. However, the decreased of the pH was not followed by the increased of acid total of the lemea. The acid total obtained from this study were 0.19-0.55 for raw lemea and 0.19-0.65 for roasted lemea. The aroma of the chili sauced lemea at 24 h fermentation (W1) was not acidic, whereas it was acidic aroma for 72-168 h fermentation. However, panelists tasted that all lemea were delicious for all fermentation duration although they were dislike to all aroma and overall acceptance of the studied lemea. It can be concluded that the duration of the fermentation of lemea-like of beef meat resulted in the different effect on the pH but not for acid total. The organoleptic characteristics of lemea-like of beef meat were not liked by the panelist. Further study is needed to improve the organoleptic characteristics of the lemea-like based on beef meat. Key words: acid total, beef meat, lemea, organoleptic, pH ABSTRAKLemea adalah makanan tradisional suku Rejang di Provinsi Bengkulu yang terbuat dari fermentasi rebung (rebung) dan ikan sungai. Daging sapi memiliki potensi untuk menggantikan ikan dalam pembuatan lemea. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lemea-like yang dibuat dari daging sapi pada lama fermentasi yang berbeda terhadap pH, total asam, dan organoleptik. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 4 kondisi yaitu fermentasi 24 (W1), 72 (W2), 120 (W3), dan 168 jam (W4) dengan tiga kali ulangan. Variabel yang diukur adalah pH, total asam, dan organoleptik. Data pH dan total asam dianalisis dengan anova dan post hoc DMRT pada 0,05. Analisis organoleptik secara deskriptif menggunakan skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pH kedua jenis lemea (mentah dan panggang) menurun secara nyata (P<0,05) dengan bertambahnya lama fermentasi. PH lemea mentah dan lemea panggang berturut-turut adalah 3,30-4,84 dan 3,36-5,13. Namun penurunan pH tersebut tidak diikuti dengan peningkatan total asam lemea. Total asam yang diperoleh dari penelitian ini adalah 0,19-0,55 untuk lemea mentah dan 0,19-0,65 untuk lemea panggang.Aroma lemea sambal pada fermentasi 24 jam (W1) tidak bersifat asam, sedangkan aroma asam pada fermentasi 72-168 jam. Namun, panelis menyatakan bahwa semua lemea dirasakan enak meskipun tidak menyukai semua aroma dan penerimaan keseluruhan lemea yang diteliti. Dapat disimpulkan bahwa lama fermentasi daging sapi mirip lemea menghasilkan pengaruh yang berbeda terhadap pH tetapi tidak untuk total asam. Karakteristik organoleptik lemea daging sapi tidak disukai panelis. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memperbaiki karakteristik organoleptik lemea-like berbasis daging sapi. Kata kunci: daging sapi, lemea, organoleptik, ph, total asam

Page 1 of 2 | Total Record : 11