Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Efek Waktu Pemberian Pakan dan Level Energi terhadap Cekaman Panas Berdasarkan Suhu Rektal dan Kulit Sapi Dara Fries Holland Suherman, Dadang
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 9, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.003 KB)

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini untuk mengevaluasi respon suhu rektal dan kulit sapi dara FH pada waktu pemberian pakan berbeda yang diberi konsentrat dengan kandungan TDN berbeda pula. Enam perlakuan: P1 (waktu pemberian pakan pukul 5.00 & 18.00), P2 (pukul 8.00 & 16.00) dan R1 (level TDN konsentrat 70%), R2 (level TDN konsentrat 75%), R3 (TDN konsentrat 75% mengandung minyak kelapa 3,5%). Secara keseluruhan, enam perlakuan: P1R1 (A), P1R2 (B), P1R3 (C), P2R1 (D), P2R2 (E), dan P2R3 (F). Penelitian dilakukan selama enam periode dan setiap periode selama 14 hari. Pengambilan data dilakukan setiap jam pada hari ke 4, 8, 12, dan 14 dari pukul 05.00 hingga pukul 20.00. Parameter unsur cuaca (suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin, dan radiasi matahari), parameter respon fisiologias (suhu rektal dan suhu kulit). Rancangan digunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin 6 x 6. Analisis lanjut menggunakan Uji Tukey dan Kontras Ortogonal. Hasil penelitian didapatkan bahwa ternak yang mengkonsumsi pakan pada pukul 05.00 dan 18.00 cenderung memiliki rataan respon suhu rektal dan suhu kulit lebih rendah saat ada cekaman panas siang hari. Kesimpulan dari penelitian ini adalah beban cekaman panas dari sapi dara dapat diatasi dengan pengaturan waktu pemberian pakan dan pemberian pakan dengan energi mudah dicerna.Kata kunci: Waktu pemberian pakan, suhu rektal, suhu kulit, sapi perah dara
Ratio of Native Grass and Concentrate in the Ration to the Quality of Milk Production of Holstein Cow Suherman, Dadang
ANIMAL PRODUCTION Vol 7, No 1 (2005): January
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman, Faculty of Animal Science, Purwokerto-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.085 KB)

Abstract

The research attempted to find out ratio of native grass and concentrate in the ration to the quality of milk production of Holstein cow. Latin Square Design was used with five treatments of ratio of native grass and concentrate ( 70 : 30%, 60 : 40%, 50 : 50%, 40 : 60%, 30 : 70%), applied using five Holstein cows at the third lactation periode and the third mounth of lactation. The variable measured were in the quality milk production consist of actual milk yield, the milk fat content, crude protein, solid non fat, efficiency of  energy bruto and energy netto, and income over feed cost. The best ratio of native grass and concentrate in the ration for the efficiency of energy bruto, energy netto and income was 50 : 50%. The milk fat content and actual milk yield have relationship form with the milk energy value. The best ratio of native grass and concentrate in the ration to increasing the milk fat content, crude protein and crude of solid non fat was 70 : 30%. (Animal Production 7(1): 14-20 (2005) Key Words : Native grass, concentrate, energy bruto, energy netto
Peranan Pengawas Sekolah dalam Mengelola Supervisi Akademik untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SD Negeri Kota Banjar Sugandi, Sugandi; Suherman, Dadang; Goffar, M. Andriana
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 5 No. 3 (2022): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.742 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v5i3.454

Abstract

Peran pengawas sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan adalah melakukan pembinaan terhadap guru (PP Nomor 74 Tahun 2008), dalam proses belajar mengajar peran supervisi pengawas sekolah memiliki peran strategis dalam meningkatkan mutu pembelajaran, dimana para guru didalam melaksanakan tugasnya merupakan ujung tombak dalam mensukseskan tujuan pendidikan nasional. Didalam pelaksanaan proses belaajar mengajar para guru seringkali mendapat kesulitan,dan kesulitan itu akan terjadi kemandegan dan kegagalan sekaligus berdampak pada mutu pembelajaran, peran supervisi atau supervisor memiliki peran strategis dalam memberikan layanan terhadap guru yang mendapatkan kesulitan atau terjadi penurunan dalam kompetensinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus mengimplementasikan di tempat kerja mengenai peran supervisi pengawas sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif-kualitatif. Keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan member check.. Tujuannya untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah identitas. Adapun teknik dokumentasi. Analisa triangulasi dilakukan dengan cara menggunakan lebih dari satu orang dalam pengumpulan dan analisa data. Hasil penelitian dan pengolaan data menunjukan bahwa terdapat beberapa kompetensi yang sejatinya dikuasai supervisor yaitu perencanaan supervisi dan pelaksanaan supervisi.
Pengenalan Hijauan Makanan Ternak Unggul untuk Peningkatan Produksi Sapi Potong di Desa Marga Sakti Kecamatan Margajaya Kabupaten Bengkulu Utara Nurmeiliasari, Nurmeiliasari; Putranto, Heri Dwi; Suherman, Dadang; Rangkuti, Nur Jamiah; Prasetyo, Arjun Dwi; Sanjaya, Andy
DHARMA RAFLESIA Vol 22 No 1 (2024): JUNI (ACCREDITED SINTA 5)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/dr.v22i1.28946

Abstract

Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi ternak ruminansia adalah melalui pemenuhan kebutuhan pakan, baik dari segi jumlah maupun kualitas. Pemenuhan kebutuhan pakan ternak sapi di masyarakat sangat bergantung pada ketersediaan pakan dari alam berupa rumput lapang. Kuantitas dan kualitas rumput lapang sangat fluktuatif sehingga tidak memberikan jaminan performa produksi. Hal ini berdampak pada pendapatan peternak yang tidak menentu. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memperkenalkan hijauan makanan ternak yang berkualitas (HMT) berupa rumput odot untuk meningkatkan performa produksi ternak yang berdampak pada kesejahteraan peternak sapi di Desa Marga Sakti, Kecamatan Margajaya, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Pemecahan masalah dilakukan dengan mengedukasi masyarakat peternak dengan muatan informasi mengenai jenis dan teknik budidaya rumput unggul. Bibit rumput odot diberikan kepada peternak dan penanaman dilakukan di lahan sekitar rumah peternak. Masyarakat juga diajarkan mengenai pengelolaan kebun rumput. Hasil dari kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai rumput unggul dan peserta program PKM mampu memproduksi rumput odot untuk ternak sapi mereka.
Red Jungle Fowl Offspring Maintenance System And Production In The Community In Bengkulu Sutriyono, Sutriyono; Santoso, Urip; Putranto, Heri Dwi; Suherman, Dadang
Buletin Peternakan Tropis Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.4.2.166-175

Abstract

The red junglefowl is a wild fowl and has been tamed and produces offspring, and is kept by the people of Bengkulu. The aim of the research is to identify and evaluate  rearing management and production  of red jungle fowl offspring in communities in Bengkulu. Research respondents were determined using the snowball sampling method, and fifty respondents were obtained. Data was obtained through observation, discussion and interviews, and filling in prepared forms; namely food management, housing, disease prevention, utilization and production. The results showed that the RJF offspring kept by the community were used for crossbreeding with local chickens (47%), production of chicks (28%), as hunting chickens (62%), and ornamental chickens (82%). Chickens are kept in 4 ways: (1) housed during the day and night, (2) chickens are kept free during the day and housed at night, (3) chickens are kept free at any time, and (4) chicken is placed on a perch. Feed given is commercial feed (BR1), corn, rice, brown rice, bran, crickets and ant eggs. Average egg production is 34 eggs/ hen/year, and chick production is estimated at 27 chicks/hen/year, and population growth is 2.68%/year. In conclusion, the community raising chicken is traditional, the quantity and quality of feed is not sufficient, the cages are very simple, disease prevention and safety protection are inadequate. As a local chicken, the average egg production is high, hatchability and chick production are high, but population development is slow. Poor chick rearing management and the aim of raising RJF offspring cause population development to be slow.   Keywords: Community, management and production, rearing, RJF Offspring   ABSTRAK Ayam hutan merah  merupakan unggas liar yang telah dijinakkan dan menghasilkan keturunan, serta dipelihara oleh masyarakat Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi manajemen pemeliharaan dan produksi peranakan ayam hutan merah yang dipelihara oleh masyarakat Bengkulu. Responden penelitian ditentukan dengan metode snowball sampling, dan diperoleh lima puluh responden. Data diperoleh melalui observasi, diskusi dan wawancara, serta pengisian formulir yang telah disiapkan; meliputi pengelolaan pakan, kandang, pencegahan penyakit, pemanfaatan dan produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keturunan RJF yang dipelihara masyarakat digunakan untuk kawin silang dengan ayam lokal (47%), produksi anakan (28%), sebagai ayam berburu (62%), dan ayam hias (82%). Ayam dipelihara dengan 4 cara: (1) dikandangkan pada siang dan malam hari, (2) ayam dibebaskan  pada siang hari dan dikandangkan malam hari, (3) ayam dibebaskan pada siang dan malamnya, dan (4) ayam ditempatkan pada tenggeran. Pakan yang diberikan adalah pakan komersial (BR1), jagung, beras, beras merah, dedak, jangkrik dan telur semut. Produksi telur rata-rata 34 butir/ekor/tahun, produksi anak ayam diperkirakan 27 ekor/ekor/tahun, dan pertumbuhan populasi 2,68%/tahun. Kesimpulannya, peternakan ayam masyarakat masih bersifat tradisional, kuantitas dan kualitas pakan belum mencukupi, kandang sangat sederhana, pencegahan penyakit dan perlindungan keamanan belum memadai. Sebagai ayam lokal rata-rata produksi telurnya tinggi, daya tetas dan produksi anakannya tinggi, namun perkembangan populasinya lambat. Manajemen pemeliharaan anak ayam yang buruk dan tujuan membesarkan keturunan RJF menyebabkan perkembangan populasi menjadi lambat.   Kata kunci: Komunitas, Manajemen dan Produksi, Pemeliharaan, Keturunan ayam hutan merah
Populasi, Produksi, dan Skenario Pengembangan Ayam Hutan Merah Endemik Rejang Lebong Sutriyono, Sutriyono; Santoso, Urip; Putranto, Heri Dwi; Suherman, Dadang; Warnoto, Warnoto
Buletin Peternakan Tropis Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.5.1.55-62

Abstract

The chicken endemic in Rejang Lebong Regency, Bengkulu Province, called burgo chicken, is the result of a cross between red jungle fowl and native chickens. The research aims to evaluate the production potential, population and population development scenarios of burgo chickens. The research was conducted in Rejang Lebong Regency, Bengkulu Province for 3 months. Fifteen breeders obtained using the snowball sampling method were used in this research. Data was obtained through interviews, filling out questionnaires, and observation; namely egg production, chick production, and population. Data is tabulated, discussed descriptively, and population development scenarios are prepared. The results of the research showed that the burgo population was 92 hens, 55 roosters, 17 hens, and 20 chicks. The productive hen was 13, producing 43.76 eggs/hen/year, a total of 744 eggs/13 hen/year, 386 (51.88%) were incubated by the hen, and 340 eggs (88.08%) hatched. In conclusion, egg production per individual is quite high, chick production is low, and population development is slow due to the low number of eggs laid, high chick mortality, being eaten by predators, sold and consumed by breeders. The scenario for increasing population and production is to increase the number of hens, the number of eggs laid, reduces mortality, protects chickens from predators, and improves rearing management.   Key words: Burgo Chicken, Production and Population, Development Scenarios   ABSTRAK Ayam endemik di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu yang disebut ayam burgo  merupakan hasil persilangan antara ayam hutan merah dengan ayam kampung. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi  potensi produksi, populasi dan skenario pengembangan populasi ayam burgo. Penelitian dilakukan  di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu selama 3 bulan. Lima belas peternak yang diperoleh dengan metode snowball sampling digunakan dalam penelitian ini. Data diperoleh melalui wawancara, mengisi kuisioner, dan observasi; yaitu produksi telur,  produksi anak ayam, dan populasi. Data ditabulasi, dibahas secara deskriptif, dan disusun skenario pengembangan  populasi. Hasil penelitian,  populasi burgo adalah 92 ekor ayam terdiri dari ayam jantan 55 ekor,  induk ayam 17 ekor, dan anak ayam 20 ekor. Induk ayam produktif berjumlah 13 ekor, menghasilkan  telur 43,76 butir telur/induk ayam/tahun, total 744 butir telur/13 induk ayam/tahun. Jumlah telur dieram induk ayam adalah   386  (51,88%) dan  340 butir telur (88,08%) menetas.  Kesimpulan, produksi telur per individu cukup tinggi, produksi anak ayam rendah, dan  perkembangan populasi lambat yang disebabkan oleh rendahnya jumlah telur dieram, tingginya kematian anak ayam, dimakan predator, dijual dan dikonsumsi oleh peternak. Skenario peningkatan populasi dan produksi adalah meningkatkan jumlah induk ayam, jumlah telur dieram,  menurunkan angka kematian, melindungi ayam dari predator, dan memperbaiki manajemen pemeliharaan.   Kata kunci: Ayam Burgo, Produksi dan Populasi, Skenario Pengembangan
Indonesian Cinnamon (Cinnamomum burmanni (Nees & T. Nees) Blume) as Promising Medicinal Resources: A Review Handayani, Aisyah; Lailaty, Intani Quarta; Rosyidah, A'liyatur; Sari, Dewi Ratih Tirto; Yunarto, Nanang; Suherman, Dadang
Jurnal Sylva Lestari Vol. 12 No. 3 (2024): September
Publisher : Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jsl.v12i3.929

Abstract

Cinnamomum burmanni (Lauraceae) is one of the Cinnamomum species native to Indonesia. Given the worldwide use of cinnamon, the famous spice derived from its bark, cinnamon is also considered to possess medicinal properties. Consequently, a comprehensive review of C. burmanni was conducted to explore its medicinal benefits. This paper reviews several studies on the traditional use of C. burmanni in Indonesia, its phytochemistry, and its pharmacological properties. Traditionally, C. burmanni is utilized not only as spices but also for medicinal purposes, food ingredients, and ritual purposes. The bark is the most commonly used part, while few other parts of the plant are used. Several phytochemical compounds of C. burmanni have been identified. C. burmanni also has been reported to exhibit a wide range of biological activities. From those studies, it can be concluded that the medicinal use of C. burmanni’s bark has been scientifically validated due to its rich content of active compounds. Furthermore, other parts of C. burmanni should be analyzed to determine their content of active compounds. Keywords: active compound, Cinnamomum burmanni, medicinal plant, spice, traditional medicine
Characteristics and Performance of Hens from Red Jungle Fowl Offspring in the Community in Bengkulu City: Karakteristik dan Performa Induk Ayam Keturunan Ayam Hutan Merah Pada Masyarakat di Kota Bengkulu Sutriyono, Sutriyono; Santoso, Urip; Brata, Bieng; Suherman, Dadang
Buletin Peternakan Tropis Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.5.2.178-186

Abstract

Red Junglefowl (RJF) is a germplasm in Bengkulu, living in forests and plantations, and its population is estimated to continue to decline. Domestication has been carried out by the community, and there has been crossbreeding with local chickens and producing offspring. The study was conducted for 4 months in Bengkulu City to identify rearing management of hen, characteristics of hen, production characteristics, and to develop development scenarios. Twenty-seven respondents were used in the study. Data were obtained through observation and interviews, and filling out questionnaires. The data collected were maintenance management of hen, population, body weight, age of first laying eggs, egg production, and egg weight. The results of the study, farmers rearing hen by caged, released, and a combination of both methods. The feed given was local feed (corn, rice, brown rice, cooked rice) and commercial feed BR 1. The maximum weight of the hen was 995.00 grams and the minimum was 600.00 grams, the average was 738.96±93.07 grams, egg production was 9.68±2.60/hen/period, egg laying period 3.42 times/year, egg weight 28.56±5.28 grams. The initial population was 90 and the final 570, the average length of raising chickens was 9.45 years, an increase of 50.77/year (56.41%). In conclusion, the development of the population of jungle fowl offspring was slow; and the values ​​of body weight, egg production, egg weight were higher than red jungle fowl and lower than native chickens. Development, genetic improvement, increasing the number of parent hens and egg hatching, and improving maintenance management.
RANCANG BANGUN PEMBANGKIT KODE MORSE HURUF ”UU” Supriyadi, Edy; Suherman, Dadang
SINUSOIDA Vol 26 No 1 (2024): Jurnal Penelitian dan Pengkajian Elektro
Publisher : INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37277/s.v26i1.2268

Abstract

Ident Tone decoder Test adalah salah satu prosedur pengujian yang dilakukan pada perangkat navigasi VOR-900 dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan VOR-900 dalam menterjemahkan kode morse yang dipancarkan dari ground station. Karena ketidak adaan spesial alat untuk pengujian ini, maka dibuatlah alat simulasi pembangkit kode morse sebagai pengganti spesial alat yang direkomendasikan oleh CMM VOR-900 tersebut. Pembangkit kode morse ini dirancang agar menghasilkan pulsa kode morse huruf UU. Rangkaian dibuat dengan mengunakan sistim digital yang terdiri dari beberapa rangkaian seperti : rangkaian pembangkit sinyal clock, rangkaian up counter 6 bit, rangkaian digital 1, rangkaian digital 2, rangkain modulo 59, serta rangkaian catu daya. Untuk mengetahui kehandalan alat ini , maka dilakukan pengujian yang meliputi pengujian catu daya, pengujian sinyal clock, pengujian sinyal kode morse dan pengujian secara sistem dengan menggunakan perangkat VOR-900. Hasil pengujian sangat memuaskan sehingga alat ini layak digunakan untuk pengujian Ident Tone decoder pada perangkat VOR-900 Receiver Kata kunci: VOR-900 , Component Maintenance Manual , Ident Tone , Kode Morse.
Diversitas arthropoda tanah pada Ekosistem Kelapa Sawit di Sungai Suci Bengkulu Sulistyowati, Endang; Malinda, Martina Efri; Afrianti, Widia; Suherman, Dadang; Soetrisno, Edi; Suharyanto, Suharyanto; Badarina, Irma; Akbarillah, Tris
AGRITROPICA : Journal of Agricultural Sciences Vol. 7 No. 1 (2024)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/j.agritropica.7.1.34-38

Abstract

A variety of flavored yogurt has been widely known; however, adding fruit would impact the choice of this product.  In this experiment, some fruits, such as Ananas comosus and Cucumis melo had been supplemented in yogurt made from dairy goat milk.  This research used a completely randomized design 4 x 4, applying four treatments with four replications.  The treatments were FO: yogurt with no addition of fruit; FA: yogurt with 10% fruit Ananas; FC: yogurt with 10% fruit Cucumis; FM: yogurt with mixed addition of 5% fruit Ananas and 5% Cucumis. Data of sensory evaluation and pH were analyzed using Anova. Results showed no significant differences in color, odor and flavour among treatments. However, there was found the highest (P<0.05) score (3.30) on the texture of yogurt with C. melo.  On average, this yogurt and mixed fruit yogurt also showed high overall acceptability (2.65).  Yet, the Cucumis yogurt had high averages in TPC (2.8×107) and pH (5.72).  Cost production, in average, the mixed yogurt showed IDR 105,516 for 2,5 l (IDR 42,206 for 1 l yogurt).  It had IDR 5,790 difference from the one with no fruit yogurt.  In conclusion, yogurt with A. comosus had an optimal combination of sensory evaluation score, TPC, pH and cost production.