cover
Contact Name
Yasmina Amalia
Contact Email
yasminaamalia@yahoo.com
Phone
+628562553026
Journal Mail Official
adminjmept@upnyk.ac.id
Editorial Address
Jl. Babarsari No. 2, Tambakbayan, Yogyakarta 55281
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Journal of Metallurgical Engineering and Processing Technology
ISSN : 27236854     EISSN : 27981037     DOI : https://doi.org/10.31315/jmept
Journal of Metallurgical Engineering and Processing Technology diterbitkan oleh Program Studi Teknik Metalurgi, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta. Journal of Metallurgical Engineering and Processing Technology terbit dua kali dalam satu tahun, yaitu Februari dan Agustus. Fokus dan ruang lingkup Journal of Metallurgical Engineering and Processing Technology adalah Pengolahan Mineral, Batubara, Metalurgi Ekstrasi, Metalurgi Fisika, Metalurgi Mekanik, dan Pengelolaan Mineral
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (February 2022)" : 10 Documents clear
PENGARUH KADAR IMPURITIS PADA MOLTEN ALUMINIUM TERHADAP STANDAR GRADE ALUMINIUM (SGA) DI STASIUN HPM CENTRE PT INALUM (PERSERO) – KUALA TANJUNG Anton Sudiyanto; Intan Maharani; Muhamad Alfa Rizky
Journal of Metallurgical Engineering and Processing Technology Vol 2, No 2 (February 2022)
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmept.v2i2.5596

Abstract

Salah satu pemasok kebutuhan aluminium dunia dan Indonesia adalah PT INALUM (Persero) dengan kapasitas produksi masih sebesar 260.000 ton per tahun. Produk aluminium yang dihasilkan pada PT INALUM (Persero) terdiri dari ingot, alloy dan billet dengan tingkat kemurnian yang berbeda. Namun selain 3 produk tersebut ada produk lain yang juga memiliki nilai jual lebih tinggi, yaitu produk S1-B. Dalam proses peleburan aluminium pastilah tidak dapat dihasilkan aluminium yang 100% murni, terdapat zat pengotor didalam hasilnya. Dalam hal ini, zat pengotor yang lebih dicermati adalah silikon (Si) dan besi (Fe). PT INALUM memberikan beberapa standar terhadap kemurnian dari aluminium. Pengujian komposisi bertujuan untuk mengetahui kadar pengotor yang terkandung pada sample aluminium. Pengujian ini dilakukan menggunakan OES (Optical Emission Spectrofotometer). Pengujian ini dimulai dari pengambilan sample Test Product Metal (TPM) aluminium cair, kemudian sample tersebut didinginkan dan setelah itu sample dikirim ke bagian Smelter Quality Assurance (SQA) untuk mengetahui kemurnian dan kandungan zat pengotornya. Berdasarkan hasil analisis, aluminium yang memungkinkan dicetak adalah grade S1-A dengan kadar aluminium 99,92% dan S1-B dengan kadar aluminium 99,90%. Sebagai contoh untuk nomor lot 210520 dengan kemurnian 99,92% harus dicetak untuk grade S1-A. Sementara lot nomor 210536 dengan kemurnian aluminium 99,91% tidaklah memungkinkan dicetak untuk grade S1-A. Karena apabila dicetak untuk grade S1-A, masih terdapat zat pengotor didalamnya dan untuk grade G1 pun masih terlalu tinggi kemurniannya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penyesuaian terhadap grade yang ditentukan.
PROSES ACID WASH UNTUK MENURUNKAN KADAR PENGOTOR PADA CAKE HASIL MERRIL CROWE Tri Wahyuningsih; Wahyu Pamungkas
Journal of Metallurgical Engineering and Processing Technology Vol 2, No 2 (February 2022)
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmept.v2i2.6524

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi tambang emas terbesar di dunia. Saat ini, sudah mulai banyak perusahaan tambang dalam negeri melakukan proses pengolahan bijih hasil tambang, hal ini didasari oleh Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara. Hidrometalurgi merupakan teknik pemisahan yang menggunakan larutan atau reagen kimia untuk menangkap atau melarutkan logamnya. Salah satu bentuk proses hidrometalurgi adalah proses sianidasi. Proses sianidasi mengasilkan emas dalam bentuk cairan, yang kemudian harus diendapkan kembali (recovery). Proses merril crowe merupakan proses pemisahan padatcair dan recovery melalui mekanisme pengendapan dan presipitasi menggunakan serbuk seng. Proses merril crowe ini memiliki beberapa kekurangan yang menyebabkan perolehan emas dari proses ini tergolong rendah dan memungkinkan adanya deposit pengotor tambahan seperti tembaga melalui serbuk seng yang digunakan. Maka dari itu, dibutuhkan perlakuan khusus untuk bijih hasil proses merril crowe ini, salah satunya adalah proses acid wash menggunakan asam sulfat H2SO4. Proses acid wash dapat menurunkan kadar Cu dan Zn dalam cake hasil merril crowe hingga 53,31% dan 68,84%.
DRY STACKING SEBAGAI METODE PENANGANAN TAILING PENGGANTI TAILING DAM Fadlila Rahmawati; Frideni Yushandiana P.G.F
Journal of Metallurgical Engineering and Processing Technology Vol 2, No 2 (February 2022)
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmept.v2i2.6519

Abstract

Hasil akhir dari proses ekstraksi emas adalah konsentrat yang berupa bullion emas serta hasil sampingan berupa tailing yang ditampung dalam tailing dam. Proses pengelolaan tailing menggunakan tailing dam kurang efektif karena terbatasnya lahan dan kebutuhan air yang berlebihan. Oleh karena itu diperlukan analisis metode pengganti, salah satunya adalah metode dry stacking. Penulisan jurnal ini menggunakan studi literatur yang berkaitan dengan tema dan tujuan dari penulisan jurnal. Metode dry stacking memiliki kelebihan yaitu kontaminasi air tanah rendah, penggunaan lahan sedikit, resiko kecelakaan akibat aktivitas seismik rendah, jangka waktu maintenance alat yang panjang, mendukung recovery logam berharga dalam tailing, dan dapat meminimalisir kehilangan air proses.  Namun, metode ini memiliki kekurangan yaitu biaya proses tinggi, skala produksi rendah, perlu sistem rembesan yang kompleks, tidak adanya sistem penampungan air, dan perlunya uji mineralogi dan geokimia lebih lanjut. Dari analisa yang dilakukan, metode dry stacking efektif untuk menggantikan tailing dam sebagai metode pengelolaan tailing dengan beberapa hal yang harus diperhatikan dan dikembangkan terkait instalasi fondasi yang konsisten dengan kriteria deformasi tertentu yang diterima pada kondisi pemuatan yang statis dan dinamis untuk mencapai proses yang optimal dan ekonomis.
Pengaruh Suhu Tuang dan Cetakan Pengecoran Aluminiun Bekas Menggunakan Gravity Die Casting terhadap Kecacatan Untung Sukamto; Muhammad Fauzan Bawono Putra
Journal of Metallurgical Engineering and Processing Technology Vol 2, No 2 (February 2022)
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmept.v2i2.6512

Abstract

Pengecoran dilakukan dengan cetakan permanen. Penelitian dilakukan pengecoran untuk menghasilkan produk berupa logo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta berukuran 30 cm dengan ketebalan 1 cm menggunakan aluminium bekas berupa piston yang sudah tidak terpakai. Berbahan dasar paduan aluminum cor seri 3xx yang berfokus pada parameter suhu cetakan, dan suhu peleburan.Pre-heat terhadap tungku selama 45 menit hingga 1 jam. Dengan suhu peleburan yang digunakan 650oC, dan 750oC. Parameter suhu cetakan digunakan pada saat cetakan bersuhu ruang, 150oC, 170oC, dan 230oC. Melalui pengamatan makro sudah cukup untuk menentukan penyebab dari kegagalan pengecoran yang terjadi untuk produk ini.Setelah penelitian dilakukan terdapat banyak kendala terhadap suhu penuangan di 750oC dimana terak yang terbentuk lebih banyak menimbulkan permukaan kasar. Hasil dari penuangan yang lambat menimbulkan pengecoran tidak sempurna dan dilakukan berkali-kali pada suhu tuang ini. Suhu tuang 650oC ditunjukkan  hasil yang cukup baik tanpa pengulangan pengecoran, dan didapatkan permukaan yang halus dengan kecacatan yang sedikit. Suhu cetakan dengan hasil paling baik ditunjukkan pada suhu 150oC. Pada suhu tersebut didapatkan kecacatan yang paling minimum dibandingkan suhu cetakan lainnya, cacat yang muncul dalam  suhu ini hanya berupa cold shut dan sebuah bercak hitam dibagian depan hasil coran. Kata Kunci : Pengecoran, Aluminium Bekas, Suhu Peleburan, Suhu Cetakan, Cacat
PENGARUH METODE CHARGING MATERIAL TERHADAP ELECTRICAL POWER PADA PROSES PELEBURAN ELECTRIC ARC FURNACE DI SMS-1 DAN SMS-2 PT. GUNUNG RAJA PAKSI CIKARANG BARAT BEKASI Muhammad Jhony Andre; Sudaryanto Sudaryanto
Journal of Metallurgical Engineering and Processing Technology Vol 2, No 2 (February 2022)
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmept.v2i2.6513

Abstract

Baja  adalah  logam  paduan  dengan  besi  sebagai  unsur  dasar  dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility). Steelmaking adalah proses produksi baja dari bijih besi dan/atau scrap . Dalam pembuatan baja, pengotor seperti nitrogen , silikon , fosfor , belerang dan kelebihan karbon (pengotor yang paling penting) dihilangkan dari sumber besi, dan elemen paduan seperti mangan, nikel, kromium, karbon, dan vanadium ditambahkan untuk menghasilkan nilai yang berbeda dari baja. Electric Arc Furnace (EAF) adalah salah satu teknologi yang umum dan popular digunakan dalam industri baja. EAF digunakan untuk memproduksi baja karbon dan baja paduan terutama dengan mendaur ulang scrap besi. Dalam EAF, scrap dan / atau unit besi yang diproduksi - seperti DRI, pig iron, besi karbida dilebur dan diubah menjadi baja berkualitas tinggi menggunakan busur listrik daya tinggi tanpa mengubah sifat elektrokimia logam. Pemuatan scrap (scrap charging) dapat dilakukan dengan 2 metode  yaitu sistem pemuatan scrap dengan bucket (conventional charging) dan sistem pemuatan scrap secara kontinyu (continuous scrap charging). Metode pemuatan scrap ini berpengaruh pada jalannya proses peleburan mulai dari electrical power maupun lama waktu proses peleburannya.
PENGARUH KUAT ARUS TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA PROSES PENGELASAN BAJA SM 400 B MENGGUNAKAN PROSES PENGELASAN SMAW DI PT. BARATA INDONESIA (Persero) DIVISI SUMBER DAYA AIR - TEGAL Dyah Probowati; Margaretha Tri Budi Yuliana
Journal of Metallurgical Engineering and Processing Technology Vol 2, No 2 (February 2022)
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmept.v2i2.6508

Abstract

PT. Barata Indonesia (Persero) Divisi Sumber Daya Air Tegal merupakan salah satu workshop hidromekanikal yang memiliki spesialisasi dibidang hidromekanikal dan menjadi pendukung fabrikasi dan instalasi Divisi Sumber Daya Air. Workshop ini berfokus pada pekerjaan mekanikal untuk bangunan air seperti pipa penstock, katup dan trashrack pada bendungan-bendungan, pintu air pada bendungan serta pompa pengendali banjir. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kuat Arus Terhadap Kekuatan Tarik Pada Proses Pengelasan Baja SM 400 B Menggunakan Proses Pengelasan SMAW Di PT Barata Indonesia (Persero) Divisi Sumber Daya Air-Tegal”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kuat arus terhadap kekuatan tariknya serta mengetahui cacat las yang diakibatkan oleh kuat arus yang tidak sesuai dengan welding procedure specification (WPS). Adapun metode pengujian adalah pertama mencari literatur-literatur penunjang, selanjutnya adalah pengumpulan data lapangan, kemudian menganalisis data. Adapun pengelasan dilakukan dengan metode SMAW dengan material berupa baja SM 400 B, dan elektroda E 7016 dengan diameter 3,2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa semakin besar kuat arusnya maka akan semakin besar nilai kekuatan tariknya begitupun sebaliknya semakin kecil kuat arusnya maka semakin kecil pula nilai kekuatan tariknya. Selain itu, kuat arus harus sesuai dengan WPS. Jika arus pengelasan tidak sesuai WPS, maka akan terjadi cacat pengelasan. Arus pengelasan yang terlalu rendah akan menyebabkan cacat las berupa undercut, cacat las spatter, sedangkan arus pengelasan yang terlalu tinggi akan menyebabkan cacat las berupa porositas, incomplete peneration.
OPTIMALISASI MAINTENANCE MENGGUNAKAN SISTEM INSPECTION GRADE PERALATAN KILANG LANGIT BIRU BALONGAN PT PERTAMINA ( PERSERO ) Muhammad Syukron; Johanes Pembaptis Chandra Yoga Prathama
Journal of Metallurgical Engineering and Processing Technology Vol 2, No 2 (February 2022)
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmept.v2i2.6407

Abstract

Perawatan peralatan pada industri dilakukan dengan melakukan inspeksi pada peralatan secara berkala. Hasil inspeksi akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan perawatan ataupun perbaikan pada peralatan.  Peralatan yang dilakukan grading antara lain adalah 31-C-101, 32-C-103, 32-C-101,31-V-101, 31-V-104, 32-V-101, dan 31-R-101.Grade inspeksi ditentukan berdasarkan hasil analisa sejarah laporan pemeriksaan pada setiap alat sehingga diketahui kapan peralatan tersebut mengalami inspeksi dan isnpeksi jenis apa yang telah dilakukan pada peralatan tersebut. Dari tujuh peralatan yang sudah di grading dihasilkan bervariasi hasil grading dari 7 peralatan. 6 dari 7 peralatan masuk keadalam grade 2 dan ada 1 euipment berada pada grade 3. Peralatan 32-C-103 tidak bisa dilakukan prediksi kerusakan karena pada peralatan tersebut terdapat localized dan pitting corrosion serta dibuktikan dengan adanya keruskaan secara tiba tiba pada peralatan. Peralatan 31-V-104 merupakan peralatan yang memiliki laju korosi paling tinggi diantara 6 peralatan lainnya yang dilakukan grading.Kata kunci: 1st Perawatan; 2nd Inspeksi; 3rd Kerusakan; 4th Grade; 5th Peralatan 
PENGARUH DRYING ELEKTRODA LOW HYDROGEN PADA LONGITUDINAL WELD PENSTOCK MATERIAL BAJA SM 400 B TERHADAP CACAT LAS DENGAN INSPEKSI NON DESTRUCTIVE TEST METODE RADIOGRAFI Anton Sudiyanto; Riria Zendy Mirahati; Natasya Aulia Rahma
Journal of Metallurgical Engineering and Processing Technology Vol 2, No 2 (February 2022)
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmept.v2i2.6510

Abstract

PT. Barata Indonesia (Persero) Divisi Sumber Daya Air Tegal merupakan salah satu bengkel hidromekanikal yang memiliki spesialisasi dibidang hidromekanikal dan menjadi pendukung fabrikasi dan instalasi Divisi Sumber Daya Air. Workshop ini berfokus pada pekerjaan mekanik untuk bangunan air seperti pipa penstock, katup dan trashrack pada bendungan-bendungan, pintu air pada bendungan serta pompa pengendali banjir. Penstock merupakan saluran atau layanan yang menghubungkan bak penampung air bendungan ke turbin di gedung pembangkit listrik.Pada penelitian berjudul “Pengaruh Drying Elektroda Low Hydrogen pada Longitudinal Weld Penstock Material Baja SM 400 B Terhadap Cacat Las Dengan Inspeksi Non Destructive Test Metode Uji Radiografi” ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan hasil pengelasan komponen pipa penstock menggunakan kondisi elektroda yang dikeringkan dan tanpa di pengeringan serta pengaruhnya terhadap cacat pengelasan (defect) yang dihasilkan melalui inspeksi non-destruktif pengujian metode radiografi. Metode pengujian yang pertama dilakukan adalah mencari literatur tambahan, pengumpulan data lapangan, selanjutnya melakukan pengujian radiografi, serta yang terakhir membaca film dan interpretasi cacat. Parent metal yang digunakan adalah baja SM 400 B yang telah tersertifikasi Mill Test dan memiliki sifat mampu las yang sempurna.Proses pengelasan dilakukan dengan metode SMAW dengan menggunakan elektroda E7016. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, cacat pengelasan yang adalah cluster wormhole porosity. Adapun kemungkinan cacat terjadi karena penyimpanan elektroda yang kurang tepat, perlakuan pemanasan elektroda yang kurang tepat, serta intervensi pada cuaca akibat pengelasan dilakukan di tempat terbuka.
PENGARUH PROSES QUENCHING-TEMPERING DALAM MENINGKATKAN SIFAT MEKANIK PIPA LOW CARBON STEEL LOW ALLOY GRADE J55 MENJADI GRADE P110 Agris Setiawan; Herodes Eka Putra Tambunan
Journal of Metallurgical Engineering and Processing Technology Vol 2, No 2 (February 2022)
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmept.v2i2.6533

Abstract

Baja  adalah  logam  paduan  dengan  besi  sebagai  unsur  dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan, krom, vanadium, dan nikel. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan tariknya, namun di sisi lain membuatnya menjadi getas serta menurunkan keuletannya. Proses heat treament atau proses perlakuan panas yang dilakukan terhadap sesuatu material dalam hal ini logam dengan tujuan untuk mendapatkan sifat mekanik tertentu (sesuai dengan keinginan). Untuk mencapai tujuan tersebut pada umumnya dengan melakukan kombinasi pengoperasian antara pemanasan dan pendinginan. Material dipanaskan pada temperature tertentu, ditahan dengan waktu penahanan tertentu dan diikuti dengan pendinginan dengan laju pendinginan tertentu.
KAJIAN TEKNIS ALAT PEREMUK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PT. GUNUNG PUNCAK SALAM PROVINSI JAWA BARAT Ratih Hardini Kusuma Putri; Casimiro Orleans Martins; Avellyn Shinthya Sari; Esthi Kusdarini; Fairus Atika Redanto Putri
Journal of Metallurgical Engineering and Processing Technology Vol 2, No 2 (February 2022)
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmept.v2i2.6719

Abstract

PT. Gunung Puncak Salam merupakan perusahaan yang bergerak dalam kegiatan pertambangan batu andesit dan sebagai pemasok di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya. PT. Gunung Puncak Salam memiliki usaha pertambangan (IUP) seluas 24 Ha tetapi yang di ijinkan untuk ditambang dari Dinas Pertambangan setempat adalah seluas 6 Ha di kampung cikuya, Desa Lagadar, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Keberadaan perusahaan tersebut diharapkan dapat berdampak positif terhadap peningkatan perekonomian diwilayah sekitar perusahaan khususnya di Kabupaten Bandung.Pengolahan batu andesit yang dilakukan PT. Gunung Puncak Salam terdiri dari tiga unit permuk batuan yaitu permuk pertama (Primary Jaw Crusher), permuk kedua (Secondary Jaw Crusher), dan permuk ke tiga (Tertiary Vertical Shaft Crusher). Tetapi dalam prakteknya banyak kendala yang di hadapi. Objek penelitian hanya terbatas pada Unit Crushing Plant dengan sasaran produksi yang direncanakan sebesar 800 ton/hari atau 100 ton/jam, sedangkan pada kenyatannya target belum tercapai.Penelitian ini menganalisis produksi pada pengolahan (unit crushing plant) dengan kesesuaian target produksi serta kapasitas dan efisiensi dari unit peremuk. Peralatan pabrik peremuk yang dipilih antara lain Vibrating grizzly feeder merk AEG Type A180MYR1 kapasitas 150 ton/jam, Single deck vibrating screen merk Metso Premier Inclined Screen CVB201TM,  Primary Jaw crusher merk VEMA Type S280-8 (600-900mm) kapasitas 150 ton/jam, Secondary Jaw crusher merk SHANBAO Type E250 x 1200 PEX kapasitas 120 ton/jam, Tertiary Vertical Shaft crusher merk Vertical Crusher Type E250 x 1200 PEX kapasitas 100 ton/jam, Belt conveyor (BC.1-BC8) kapasitas 80 ton/jam, Screen (I) merk YUEME Type YP-725C kapasitas 226 ton/jam, volume Hopper sebesar 20,33 m³ sehingga kapasitas 28,46 ton/jam. Produk Unit Crushing Plant pada saat ini sebesar 618 ton/hari atau 70 ton/jam denga waktu kerja efektif sebesar 6,95 jam/hari.

Page 1 of 1 | Total Record : 10