cover
Contact Name
DICKY DOMINGGUS
Contact Email
dicky.dominggus@sttibc.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalcaraka@sttibc.ac.id
Editorial Address
kompleks batu aji centre blok B, no 3a-5
Location
Kota batam,
Kepulauan riau
INDONESIA
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika
ISSN : 27221407     EISSN : 27221393     DOI : https://doi.org/10.46348
Tujuan dari penerbitan jurnal ini adalah untuk menyebarkan hasil kajian ilmiah dan penelitian dalam bidang ilmu : Teologi Biblikal (Perjanjian Lama dan Baru) Teologi dan Etika Teologi Pastoral dan Etika Pelayanan Gerejawi Misiologi Biblikal dan Praktikal Pendidikan Agama Kristen
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 95 Documents
Sinergi Pelayan dan Jemaat Tuhan Menurut 1 Korintus 3:4-9 Desti Ratna Sari Halawa
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 2 No. 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v2i1.34

Abstract

AbstractThis paper examines the meaning of synergy in the ministry and life of believers according to 1 Corinthians 3: 4-9. Servants of God tend to leave the place of service because they are at odds with God or others. Among the Corinthians in the early church, there was strife among the members of the body of Christ. To deal with divisions, Paul talks about becoming partners with God (synergy). In the Orthodox  church this concept emphasizes how to achieve salvation but this concept is not emphasized in the world of ministry. Whereas in Protestant literature this concept is rarely even perhaps foreign to be discussed as something important, so that it is reflected in ministries within the church and outside the church which often cause divisions. The results show that only through synergy with God can humans synergize with one another (one with God and one with others remains strong). Synergize is to be partners with Allah who continue to exercise their free will according to God's will so that they are not easily tempted by the evil of sin. Remembering God dynamically produces union with God and gives the best service to others as Christ served. Of course, only synergy makes humans avoid fellowship and enmity between others. AbstrakTulisan ini meneliti makna sinergi dalam pelayanan dan kehidupan orang percaya menurut 1 Korintus 3:4-9. Pelayan Tuhan cenderung meninggalkan tempat pelayanan karena berselisih dengan Allah atau sesama. Di antara jemaat Korintus di masa gereja mula-mula perselisihan di antara anggota tubuh Kristus sudah terjadi. Untuk menghadapi perpecahan, Paulus berbicara bagaimana menjadi kawan sekerja Allah (sinergi). Dalam gereja Ortodoks konsep ini menekankan bagaimana mencapai keselamatan akan tetapi konsep ini tidak ditekankan dalam dunia pelayanan. Sedangkan dalam literatur Protestan konsep ini jarang bahkan mungkin asing dibahas sebagai sesuatu yang penting, sehingga tercermin dalam pelayanan-pelayanan dalam gereja maupun di luar gereja yang sering menimbulkan perpecahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya melalui sinergi dengan Allah manusia bisa bersinergi dengan sesamanya (menyatu dengan Allah dan persatuan dengan sesama tetap kokoh). Bersinergi adalah menjadi kawan sekerja Allah yang terus melatih kehendak bebasnya sesuai dengan kehendak Allah sehingga tidak mudah tergoda oleh kejahatan dosa. Mengingat Allah secara dinamis menghasilkan persatuan dengan Allah dan memberi pelayanan terbaik kepada sesama seperti Kristus melayani. Tentunya, hanya sinergilah yang membuat manusia terhindar dari persekutuan serta permusuhan di antara sesama.
Panggilan Timotius Menurut 2 Timotius 2:2 Dan Implikasinya Bagi Kompetensi Guru Agama Kristen Marthen Mau
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 2 (2020): November 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i2.20

Abstract

AbstractTimothy receive God’s calling through Paul for pastoral ministry in Ephesus. Because there was no minister in that church. In 2 Timothy 2:2 Paul Gave assignments to Timothy to entrust the teachings he got from Paul to the faithful people who are able to teach the congregation. In the present  time, the Christian religion  teacher are given trust to hold the spiritual formation for student in the formal education institution. The religion teacher are given the task to hold the spiritual formation of the student as a form of implementing their competence  of religion teacher are pedagody, personality, social, professional, and spiritual. This research is a qualitative research by applying the historical of grammatical method or exegetical methods on the text 2 Timothy 2: 2. Based on the exegetical method, it can be concluded that Christian religion teachers should be trustworthy, capable of teaching, dare to rebuke the wrongs, have loyalty, have integrity, and have spiritual qualities.AbstrakTimotius menerima panggilan Tuhan melalui Paulus untuk pelayanan pengembalaan di Efesus. Oleh karena saat itu di jemaat Efesus belum ada pelayan Tuhan. Menurut 2 Timotius 2:2 Paulus memberikan tugas kepada Timotius untuk memberikan kepercayaan kepada orang-orang yang dapat dipercayai dan sanggup mengajar orang lain di jemaat Efesus. Pada masa sekarang guru pendidikan agama Kristen menerima kepercayaan untuk melaksanakan pembinaan rohani peserta didik Kristen di lembaga pendidikan formal. Guru pendidikan agama Kristen diberikan tugas untuk melaksanakan pembinaan kerohanian kepada peserta didik sebagai bentuk mengimplementasikan kompetensi-kompetensi yang dimilikinya. Kompetensi yang dimiliki oleh guru pendidikan agama Kristen adalah pedagogik, kepribadian, sosial, profesional, dan spiritual. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menerapkan tipe metode historikal gramatikal atau eksegesis pada teks 2 Timotius 2:2. Berdasarkan metode eksegesis dapat disimpulkan bahwa guru pendidikan agama Kristen dapat dipercayai, cakap mengajar, berani untuk menegur yang salah, memiliki kesetiaan, memiliki integritas, dan memiliki kualitas rohani.
Makna Ungkapan "Dua Atau Tuga Orang Berkumpul Dalam Nama-Ku" Menurut Matius18:20 Eliantri Putralin
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 2 No. 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v2i1.47

Abstract

AbstractGathering is a great opportunity to meet in large numbers and a lot but if there is no freedom to attend, then Allah wants two or three people to gather together. Gatherings or congregations in a quorum of two or three believers in the name of the Lord Jesus Christ, then God is still present through the Holy Spirit because God does not depend on a large number, but an insignificant number of God is still present because He is God Almighty. The presence of Jesus Christ in the midst of or among believers in a gathering is intended so that believers will not feel afraid and still believe that His presence does not depend on large numbers of people like the quorum taught by Jewish rabbis in Old Testament times. To find out the promise of Jesus' presence according to the text of Matthew 18:20, the research method used in this research is qualitative research, with a grammatical historical approach. The result of this research is that after getting the meaning of the phrase "Two or three people gathered in My name," the final result can be implicated by the followers of the Lord Jesus at this time in their life and ministry. AbstrakBerkumpul merupakan sebuah kesempatan besar untuk berhimpun dalam jumlah yang besar dan banyak tetapi jika tidak ada kebebasan untuk berhimpun, maka Allah menginginkan dua atau tiga orang berkumpul bersama. Perkumpulan atau perhimpunan dalam kuorum dua atau tiga orang percaya dalam nama Tuhan Yesus Kristus, maka Allah tetap hadir melalui Roh Kudus sebab Allah tidak bergantung pada jumlah yang banyak, tetapi jumlah yang sedikitpun Allah tetap hadir karena Dia adalah Allah yang Maha Hadir. Kehadiran Yesus Kristus di tengah-tengah atau di antara orang percaya dalam perkumpulan bertujuan agar orang percaya tidak merasa takut dan tetap meyakini bahwa kehadiran-Nya tidak bergantung pada jumlah orang yang banyak seperti kuorum yang diajarkan oleh rabi Yahudi pada masa Perjanjian Lama. Untuk mengetahui janji kehadiran Yesus menurut teks Matius 18:20, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan pendekatan historikal gramatikal. Hasil penelitian ini adalah setelah mendapatkan makna ungkapan  “Dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku,” maka hasil akhirnya dapat diimplikasikan oleh para pengikut Tuhan Yesus pada masa kini dalam kehidupan dan pelayanannya. 
Ekoteologi : Tinjauan Teologi Terhadap Keselamatan Lingkungan Hidup Marthinus Ngabalin
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 2 (2020): November 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i2.22

Abstract

AbstractThe world created by God, with everything in it is saved as an expression of God’s justice that should be guarded to maintain a cosmological balance for the welfare of all beings. However, it is realized, that human individualism often control itself to exploit nature. It is realized that the conception of salvation possessed by the Church had long been dominated by human-centered theology of salvation, consciously putting aside the conscience of life and salvation which are also the right of all beings. This research is a qualitative research with a literature study approach. This study aims to explain the ecotheology of the environment, its model and its implementation as a human effort in overcoming natural and environmental problems.AbstrakDunia yang diciptakan oleh Allah, dengan segala sesuatu yang mendiaminya diselamatkan sebagai wujud keadilan Allah yang patut dikawal untuk menjaga keseimbangan kosmologi bagi kesejahteraan segala makhluk. Namun di dalam kenyatannya, sikap individualisme manusia seringkali menguasai dirinya untuk mengeksploitasi alam. Disadari bahwa konsep keselamatan yang dimiliki oleh Gereja sudah sejak lama didominasi oleh teologi keselamatan yang bersifat berpusat pada manusia, yang secara sadar mengesampingkan nurani kehidupan dan keselamatan yang juga adalah hak segala makhluk. Penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan ekoteologi lingkungan hidup, model serta implementasinya sebagai upaya manusia dalam mengatasi masalah alam dan lingkungan hidup.
Gereja sebagai Hamba yang Melayani: Sebuah Perspektif Eklesiologi Transformatif di Era Society 5.0 Bakhoh Jatmiko; Teguh Bowo Sembodo; Albert Yusuf Langke; Sukirdi Sukirdi; Yupiter Hulu
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 2 No. 2 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v2i2.75

Abstract

Era Society 5.0 which focuses on the utilization of technology for human interest (human-centered); on one hand becomes a fresh air after in the previous era there was a lot of dehumanization due to the dominance of the development of digital technology, big data, artificial intelligence and automatization. On the other hand, this development is considered as the causalty of moral decadence, polarization, inequality and various forms of social problems that are massively increasing in the midst of society. In this context, how should the church play a role in implementing transformational mandat within the society? The Church is God's gift to the world to involve in serving the world’s problems. The Church presents as God’s compassion manifestation towards sinners and marginalized group of people who are exploited and dominated. This research approach used a descriptive qualitative method that involves historical and explorative studies of biblical texts and literature research. Historical studies were conducted to find the transformative role of the church throughout the history of human civilization history. An explorative-ecclesiological approach is used to synchronize the role of the church in the light of transformative ecclesiology. Historical studies in this study have found that in the church development history from the New Testament church, medieval ages to the reform era, the church was not only present to carry out the mandate of spiritual transformation; but also presented in addressing the daily life basis’ problems and advocating the fatalist groups in the midts of capitalists and paternaists’ oppression. The role of the church as a servant is a form of manifestation of the transformative mandate belongs to the church. As a servant the church must reflects the existence of Christ as a faithful Servant. The Church must follow, obbey the commandments, live the mission and have the ministry focus as Christ’s.
Karakteristik Gembala Wanita Bagi Pertumbuhan Gereja Secara Kualitas Di GBI Gloria Tikalong Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak Robert Paul Trisna; Pustikawaty Djunaidi; Yusak Setianto
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 2 No. 2 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v2i2.72

Abstract

Peran wanita dalam kehidupan bergereja selalu menjadi diskusi yang mengundang pemahaman baru. Dimulai dari diperbolehkan atau tidaknya seorang wanita memimpin hingga dampak apa yang diberikan wanita dalam kehidupan berorganisasi gereja dan pertumbuhan keimanan jemaat. Namun untuk mencapai kepada tujuan tersebut, perlu adanya kapasitas dan kriteria yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik gembala wanita bagi pertumbuhan gereja secara kualitas di Gereja Bethel Indonesia Gloria Tikalong Mempawah Hulu, Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Metode kualitatif digunakan untuk mengungkapkan data lapangan secara deskriptif dengan pengumpulan data observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik gembala bagi pertumbuhan gereja secara kualitas sebagai berikut: Kepemimpinan yang efektif, visi pemimpin, menjadi teladan dalam perkataan dan perbuatan, melayani dan bukan dilayani. Naluri seorang ibu, kuasa doa dan rela berkorban. Sedangkan dampak yang dihasilkan dari karakteristik gembala wanita adalah jemaat mengalami pertumbuhan secara kualitas dan pertumbuhan secara kuantitas.
Signifikansi Kelompok Sel Daring Bagi Jemaat: sebuah upaya Pembinaan Warga Gereja Di Masa Pandemic Covid-19 Nanda Kustia Dewa; Lismanwati Laia; Novi Aling Purba; David Eko Setiawan
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 2 No. 2 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v2i2.58

Abstract

 AbstractIndonesia is also one of the countries affected by the Covid-19 pandemic. This disease is troubling the whole community, especially the government, covid-19 is able to paralyze all activities in the community, so the government and health services in Indonesia carry out management for the community, namely by social restrictions, reducing interactions outside the home, and complying with health protocols. So in the midst of a pandemic the use of internet-based technology is increasing, especially worship activities such as cell groups that have been packaged online, this is an effort to foster church members to build intensive communication to review the spiritual growth of the congregation and continue to pay attention to the condition of the congregation in any situation. The method used in this research is descriptive qualitative. The author collects data related to the title of writing by using a library approach. This cell group activity is important because through this fellowship the spirituality of the congregation can be awakened, but due to the Covid-19 pandemic situation, without eliminating all church responsibilities, one of the solutions the author found is to do it online, thus the importance of this online cell group is the congregation. continue to be accompanied, nurtured, guided in the growth of his faith and progress to become a mature believer even in the midst of a crisis situation. AbstrakIndonesia juga merupakan salah satu negara terdampak pandemi wabah Covid-19. Penyakit ini meresahkan seluruh masyarakat terkhususnya pemerintah, Covid-19 mampu melumpuhkan semua aktivitas di kalangan masyarakat, maka pemerintah serta dinas kesehatan di Indonesia melakukan penatalaksanaan bagi masyarakat, yaitu dengan pembatasan sosial mengurangi interaksi di luar rumah, dan mematuhi protokol kesehatan. Maka ditengah pandemi pemanfaatan teknologi berbasis internet sangat meningkat, terkhususnya kegiatan peribadatan seperti kelompok sel yang sudah dikemas secara daring, hal ini menjadi upaya pembinaan warga gereja membangun komunikasi secara intensif untuk meninjau pertumbuhan spiritual jemaat dan tetap terus memperhatikan keadaan jemaatnya dalam situasi apapun.  Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penulis mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan judul penulisan dengan menggunakan pendekatan kepustakaan. Kegiatan kelompok sel ini penting karena melalui persekutuan ini kerohanian jemaat dapat terbangun namun dikarenakan situasi pandemi Covid-19 ini muncul, tanpa menghilangkan semua tugas tanggung jawab gereja, maka salah satu solusi penulis temukan adalah melaksanakannya melalui daring, dengan demikian pentingnya kelompok sel daring ini jemaat tetap terus didampingi, dibina, dibimbing dalam pertumbuhan imannya serta mengalami kemajuan untuk menjadi orang percaya yang dewasa walaupun ditengah situasi krisis.
Implikasi Kekudusan Seksualitas Terhadap Hubungan Manusia Dengan Allah Angilata Kebenaran Halawa; Firman Panjaitan
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 2 No. 2 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v2i2.67

Abstract

AbstractAllah is the creator who gives life and everything in this world is the result of His creation, including the issue of sexuality. Sexuality is a very important thing to consider. Because in the beginning, God created man to be very good. In this modern era, most people fail in the problem of sexuality, because they can not restrain themselves and are caused by promiscuity. Then what should be done? In this study, the author will try to explain how important sexuality and His relationship with a holy God are. If God is holy, then sexuality must also be holy and has been blessed by God through God's servants. Through this research, everyone can appreciate sexuality as sacred before God.AbstrakAllah adalah pencipta yang memberi kehidupan dan segala sesuatu di dunia ini adalah hasil ciptaan-Nya, termasuk masalah seksualitas. Seksualitas adalah hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan. Karena pada mulanya, Tuhan menciptakan manusia dengan sangat baik. Di era modern ini, kebanyakan orang gagal dalam masalah seksualitas, karena tidak bisa menahan diri dan disebabkan oleh pergaulan bebas. Lalu apa yang harus dilakukan? Dalam penelitian ini, penulis akan mencoba menjelaskan betapa pentingnya seksualitas dan hubungan-Nya dengan Tuhan yang kudus. Jika Tuhan itu kudus, maka seksualitas juga harus kudus dan telah diberkati Tuhan melalui hamba-hamba Tuhan. Melalui penelitian ini, setiap orang dapat menghargai seksualitas sebagai yang kudus dihadapan Allah.
Sikap Etis Kristen Terhadap Praktek Mengubah Lirik Lagu Dalam Nyanyian Sekuler Menjadi Nyanyian Rohani Kristen Di Dalam Gereja Sinta Kumala Sari
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 2 No. 2 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v2i2.49

Abstract

       Mengubah lirik lagu nyanian sekuler menjadi nyanyian rohani yang dinyanyikan juga dalam ibadah sedang terjadi di kalangan gereja masa kini.  Hal tersebut dapat dilakukan oleh gereja dengan tujuan untuk mewartakan kasih Allah.  Namun demikian gereja tetap perlu mempertimbangankan dua sikap etis yaitu pertama, meminta izin terlebih dahulu dengan pemilik hak cipta;  kedua, lirik lagu yang telah diubah tidak dinyanyikan dalam ibadah di gereja.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitatif dengan analisa interaktif yaitu penggumpulan data literatur pustaka, penyajian data, reduksi data dan penarikan kesimpulan.
Spiritualitas Gembala Sidang Dan Implikasinya Bagi Keteladanan Pembinaan Warga Gereja Fauduzanolo Buulolo; Gusmayeni Telaumbanua; Riska Fitriani; David Eko Setiawan
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 2 No. 2 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v2i2.59

Abstract

Abstract This article will internalize existing data about the degeneration of values, the purpose and meaning of being a pastor, so that many Church members experience doubts and question the purity and spirituality of God's servants or in the real congregation pastor. The spirituality of the Pastor is the spiritual life or relationship with Christ that is seen through his actions, emotions and attitudes. Where not only vertically to God but will be evident from his actions to others. In this study, it describes the spirituality of the Council Shepherd and its implications for the exemplary formation of Church members. This study uses the literature method to answer existing problems. This problem is related to the question, What is the impact of the spirituality of the Council Pastor and its implications for the exemplary formation of Church members? The conclusion of this research is that if the servant of God does not live his spirituality, this implies that he will find servants of God who cannot be trusted. In addition, it will have implications for members of the Church. Abstract Artikel ini akan menginternalisasikan data-data yang ada tentang kemorosotan nilai, Tujuan dan makna menjadi Gembala Sidang, sehingga warga Gereja banyak yang mengalami keragu-raguan dan mempertanyakan kemurnian dan spiritualitas hamba Tuhan atau dengan istilah Gembala Sidang yang sebenarnya. Spiritualitas Gembala Sidang adalah kehidupan rohani atau hubungan dengan Kristus yang terlihat melalui tindakan, emosi dan sikap kehidupannya. Dimana bukan hanya secara vertikal kepada Tuhan melainkan akan nyata dari tindakannya kepada sesama. Dalam penelitian ini menjelaskan mengenai spiritualitas Gembala Sidang dan implikasinya bagi keteladanan pembinaan warga Gereja. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan untuk menjawab permasalahan yang ada. Permasalahan tersebut terkait dengan mempertanyakan, Apa dampak spiritualitas Gembala Sidang dan impilikasinya bagi keteladanan pembinaan warga Gereja ?. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Jika hamba Tuhan tidak menghidupi spiritualitasnya, maka akan berimplikasi akan menemukan hamba Tuhan yang tidak dapat dipercaya. Selain itu akan berimplikasi kepada warga Gereja. 

Page 3 of 10 | Total Record : 95