cover
Contact Name
DICKY DOMINGGUS
Contact Email
dicky.dominggus@sttibc.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalcaraka@sttibc.ac.id
Editorial Address
kompleks batu aji centre blok B, no 3a-5
Location
Kota batam,
Kepulauan riau
INDONESIA
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika
ISSN : 27221407     EISSN : 27221393     DOI : https://doi.org/10.46348
Tujuan dari penerbitan jurnal ini adalah untuk menyebarkan hasil kajian ilmiah dan penelitian dalam bidang ilmu : Teologi Biblikal (Perjanjian Lama dan Baru) Teologi dan Etika Teologi Pastoral dan Etika Pelayanan Gerejawi Misiologi Biblikal dan Praktikal Pendidikan Agama Kristen
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 95 Documents
Teisme, Mesianisme Dan Aksiologisme: Akomodasi Kitab Suci Kristen Terhadap Problema Kemiskinan Dan Pemiskinan Deky Nofa Aliyanto
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 2 No. 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v2i1.50

Abstract

AbstractPoverty and impoverishment are social realities that have been struggling for most of the world community to this day. Christians who are part of society that form social fibers with the stereotype of "loving" should have social concern for the problems of poverty and impoverishment. The facts show that some Christians are indifferent in the face of such struggles. This study aims to show the fact that Christian scriptures actually accommodate poverty struggles. This research uses a qualitative approach methodology. Sources of data were obtained from Bible studies and literature consisting of books, internet, articles, and other written data related to this research.Specifically, this research will apply the Biblical Theology method including a hermeneutic approach to Bible study with the aim of understanding the meaning of the text which in this study is associated with the problems of poverty and impoverishment. This paper aims to show that the Christian scriptures basically accommodate the problems of poverty and impoverishment which are social facts that become an integral part of the life of Christian faith.  The research results show three accommodations of Christian Scriptures to the problems of poverty and impoverishment, among others: Theism in Christian scriptures that embraces the poor, Messianism in Christian scriptures that embraces the poor, and Axiologism in Christian scriptures.Abstrak: Kemiskinan dan pemiskinan merupakan realitas sosial yang menjadi pergumulan sebagian besar masyarakat dunia sampai hari ini. Orang Kristen yang merupakan bagian dari masyarakat yang membentuk serabut sosial dengan steriotipe “penuh kasih” seharusnya memiliki kepedulian sosial terhadap masalah kemiskinan dan pemiskinan. Fakta menunjukkan bahwa  sebagian dari orang Kristen acuh dalam menghadapi pergumulan demikian. Penelitian  ini bertujuan untuk menunjukkan fakta bahwa kitab suci Kristen sesungguhnya mengakomodasi pergumulan kemiskinan. Penelitian ini menggunakan metodologi pendekatan kualitatif.   Sumber data didapatkan dari studi Alkitab dan literatur yang terdiri dari buku-buku, internet, artikel, serta data tertulis lain yang berkaitan dengan penelitian ini.  Secara spsesifik penelitian ini akan menerapkan metode Teologi Biblika mencakup pendekatan hermeneutik untuk pengkajian Alkitab dengan tujuan memahami makna teks   yang dalam penelitian ini dikaitkan dengan problema kemiskinan dan pemiskinan.  Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa kitab suci Kristen pada dasarnya mengakomodasi problema kemiskinan dan pemiskinan yang merupakan fakta sosial yang menjadi bagian integral dalam kehidupan iman umat Kristen. Hasil penelitian menunjukan tiga akomodasi Kitab Suci Kristen terhadap problema kemiskinan dan pemiskinan antara lain: Teisme dalam kitab suci Kristen yang merangkul kaum miskin, Mesianisme dalam kitab suci Kristen yang merangkul kaum miskin, dan Aksiologisme dalam kitab suci Kristen yang merangkul kaum miskin.
Sistem Akreditasi Pemantauan dan Relevansinya Bagi Sekolah Tinggi Teologi dan Sekolah Tinggi Agama Kristen Markus Oci
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i1.14

Abstract

Abstract. Accreditation is an assessment activity in accordance with established criteria based on the National Higher Education Standards. The legal basis for the monitoring accreditation contained in Permendikbud Number 05 of 2020 besides using the instruments as referred to in Article 10, the Accreditation of Study Programs and Higher Education also uses data and information on the PDDIKTI. In the implementation of monitoring accreditation, it is intended for Study Programs and Universities that already have an Accreditation warning. Reporting quantitative data and information in PDDIKTI as a measurement tool or document in the monitoring process of monitoring accreditation. Quantitative data and information in PDDIKTI include: education and teaching, research, community service. With the enactment of monitoring accreditation brings good news to Universities and Study Programs, where Universities and Study Programs are more focused on the TRI DARMA Higher Education (Education and Teaching, Research, Community Service) activities. For theological colleges and Christian religious colleges, which are routinely reported only in the field of education and teaching while the field of research and community service has never been reported in the PDDIKTI. Not all Theological Colleges and Christian Colleges routinely fill out and report data and information in PDDIKTI every semester and even every Academic Year. This becomes a problem for theological colleges and Christian colleges if they follow monitoring accreditation. The implementation of SPMI which includes: Determination, Implementation, Evaluation, Control and Improvement has not been maximized, there are even some Theological Colleges and Colleges of Christian Religion Colleges and Christian Religious Colleges Study Program have not implemented it.Abstrak. Akreditasi merupakan kegiatan penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Dasar hukum akreditasi pemantauan termaktum dalam Permendikbud Nomor 05 Tahun 2020 selain menggunakan instrumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi juga menggunakan data dan informasi pada PDDIKTI. Dalam pelaksanaan akreditasi pemantauan diperuntukkan bagi Program Studi dan Perguruan Tinggi yang sudah memiliki peringat Akreditasi. Pelaporan data dan informasi kuantitatif di PDDIKTI sebagi alat ukur atau dokumen dalam proses penilaian akreditasi pemantuan. Data dan informasi kuantitatif di PDDIKTI mencakup: bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada kemasyarakat. Dengan diberlakukan akreditasi pemantauan membawa kabar baik bagi Perguruan Tinggi dan Program Studi, dimana Perguruan Tinggi dan Program Studi lebih fokus kepada kegiatan TRI DARMA Perguruan Tinggi (Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat).Bagi  Sekolah Tinggi Teologi dan Sekolah Tinggi Agama Kristen, yang rutin dilaporkan hanya bidang Pendidikan dan Pengajaran sedangkan bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat tidak pernah dilaporkan di PDDIKTI.  Tidak semua Sekolah Tinggi Teologi dan Sekolah Tinggi Agama Kristen secara rutin mengisi dan melaporkan data dan informasi di PDDIKTI setiap semester bahkan tiap Tahun Ajaran.  Hal ini menjadi permasalahan bagi Sekolah Tinggi Teologi dan Sekolah Tinggi Agama Kristen apabila mengikuti akreditasi pemantauan. Pelaksanaan SPMI yang meliputi :Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendaliaan dan Peningkatan belum dimaksimalkan, bahkan ada beberapa Sekolah Tinggi Teologi dan Sekolah Tinggi Agama Kristen Perguruan Tinggi dan Program Studi Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen belum menerapkannya.
Makna Hidup Adalah Kristus Berdasarkan Filipi 1 : 21 Dan Implikasinya Bagi Orang Percaya Sri Lina Betty Lamsihar Simorangkir; Yonatan Alex Arifianto
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 2 (2020): November 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i2.26

Abstract

AbstractThe meaning of life is an important element in mental health and the functions of human life. A person may experiences despair and lost the certainty of life when he does not have meaning, purpose and value of life. The meaning of Paul's life based on Philippians 1: 20-21 shows only to the person of Christ. Christ became the beginning of his life. The encounter that brought repentance and life under the guidance of the Holy Spirit became the basis of the meaning of Paul's life. With descriptive qualitative methods and analyzing the text of the verse, provide information on the purpose of writing and provide an understanding that Christ must be the center of the life of believers. Longing to glorify Christ, and prioritizing life for Christ, not feel ashamed to preach the gospel and realize that death in God is a profitable thing are the guidance in living a life focused on God.  AbstrakMakna hidup merupakan elemen penting dalam kesejahteraan atau kesehatan mental dan fungsi hidup manusia. Seseorang mengalami putus asa dan tidak memiliki kepastian hidup di saat tidak mempunyai makna, tujuan dan nilai hidup. Makna hidup Paulus berdasarkan Filipi 1:20-21 menunjukkan hanya kepada pribadi Kristus. Kristus menjadi awal dari kehidupannya  setelah  perjumpaan yang membawa pertobatan serta hidup dalam pimpinan Roh Kudus menjadi dasar dari makna hidup Paulus. Dengan metode kualitatif deskriptif dan menganalisa teks ayat tersebut, dapat memberikan informasi tujuan penulisan serta memberi pemahaman bahwa Kristus harus menjadi pusat kehidupan orang percaya. Kerinduan memuliakan Kristus, dan memprioritaskan hidup bagi Kristus, serta tidak merasa malu memberitakan Injil dan menyadari bahwa kematian dalam Tuhan adalah hal yang menguntungkan. Maka hal itu menjadi pegangan dalam menjalani hidup fokus kepada Tuhan.
Etika Guru Agama Kristen Dan Relevansinya Terhadap Pendidikan Iman Naradidik Alon Mandimpu Nainggolan; Yanice Janis
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 2 (2020): November 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i2.23

Abstract

AbstractThis paper describes the ethics of Christian religion teachers and their relevance to the faith of students using  literature approach. The importance of the ethics for a Christian religion teacher is because being a Christian religion teacher is not just transferring knowledge, understanding and skills to students, but also educating students to experience a complete life transformation, especially experiencing a faith that is rooted, growing and fruitful in the Lord Jesus. To produce mature students in faith, Christian religious teachers must live the knowledge, understanding, and values of Christianity. This research is a qualitative research method with a literature study approach. From this research, it was found that the integration between teaching and living examples of a Christian religion teacher is an urgent matter and must be fulfilled because it is relevant to the faith education of the students.AbstrakTulisan ini mendeskripsikan mengenai etika guru agama Kristen dan relevansinya terhadap pendidikan iman naradidik dengan menggunakan pendekatan literatur­. Pentingnya etika bagi seorang guru agama Kristen adalah karena menjadi guru agama Kristen bukan hanya sekadar mentransfer pengetahuan, pemahaman dan keterampilan terhadap naradidik, melainkan mendidik naradidik agar mengalami transformasi hidup secara utuh, khususnya mengalami iman yang berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam Tuhan Yesus. Untuk mewujudkan naradidik yang dewasa dalam iman, maka guru agama Kristen harus menghidupi pengetahuan, pemahaman dan nilai-nilai agama Kristen. Penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi liteartur. Dari penelitian ini didapati bahwa integrasi antara pengajaran dan keteladanan hidup dari seorang guru agama Kristen menjadi hal yang mendesak dan sebuah keharusan untuk dipenuhi karena memiliki relevansi terhadap pendidikan iman naradidik.
Peran Kotbah Gembala Sidang Dalam Pertumbuhan Rohani Jemaat Menurut John Chrysostom Hisikia gulo; Hendi Hendi
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 2 No. 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v2i1.45

Abstract

AbstractThe preaching role of the pastor of the congregation in the spiritual growth of the congregation has a major contribution to the salvation of every soul. This article discusses and describes the role of the pastor as a preacher in the spiritual growth of the church taught by John Chrysostom. Every pastor as a preacher must reach 3 depths of approach to preaching the word of God; Cognitive, Affective and Psychomotor. It is through the preaching of the word of God which is taught by a pastor so that someone understands and understands the meaning of following and imitating the great shepherd, Jesus Christ, and carrying out each of His teachings. The spiritual growth of each congregation is influenced by each pastor's role as the preaching of the word of God through 3 depth approaches with the aim of the need for the purity of one's soul leading to spiritual maturity. AbstrakPeran khotbah gembala sidang dalam pertumbuhan rohani jemaat memiliki kontribusi besar bagi keselamatan setiap jiwa. ­ Artikel ini membahas dan menguraikan peran gembala sidang sebagai pengkhotbah dalam pertumbuhan rohani jemaat yang di ajarkan oleh John Chrysostom. ­Setiap gembala sidang ­ sebagai pengkhotbah ­ harus mencapai 3 kedalaman pendekatan pemberitaan firman Allah; Kognitif, Afektif dan Psikomotorik. Melalui pemberitaan firman Allah yang di ajarkan oleh seorang gembala sidang sehingga seseorang mengerti dan memahami arti dari mengikut dan meneladani gembala agung ­ yaitu Yesus Kristus serta melakukan setiap ajaran-Nya. Pertumbuhan rohani setiap jemaat ­ di pengaruhi dari setiap peran gembala sidang sebagai pemberitaan firman Allah melalui 3 kedalaman pendekatan dengan tujuan kebutuhan akan kemurnian jiwa seseorang menuju kepada kedewasaan rohani. Kata-kata Kunci: Gembala Sidang; Kedewasaan; Peran; Pengkhotbah.
A Healthy Rhythm of Rest: Why a Sound Theology and Spiritual Praxis of Rest Matters to Life and Ministry Richard Peck Woon
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i1.8

Abstract

Abstract. The article is for full-time Christian professionals to consider the importance of constructing a sound theology and spiritual praxis of rest in the context of life experience and practical ministry. It seeks to answer two critical questions from the perspective of the Sabbath, "What is the meaning of rest from a biblical perspective?" and "what is the role of rest in life and ministry". The intent is for ministers to value rest in the form of a sabbatical life that combines worship, work, and service within an essential relationship with God. A rhythm of rest is produced when our values and priorities are integrated into God's sovereign purpose. This is essential for the busy pastor who is actively engaging in ministry without enjoying God. If God is apparently absent in our relationship, then ministry loses its spiritual meaning and quality. It becomes a form of self-idolatry. A healthy faith restores our true rest.
Ritus Pencurahan Darah Korban Binatang: Perjumpaan Injil dengan Tradisi Manengeh di Suku Dayak Bumate David Eko Setiawan; Aniti Levina Taribaba; Dina Lorensa; Nopi Anastasia
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 2 No. 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v2i1.42

Abstract

AbstractThis study aims to find the point of contac in preaching the gospel to the Dayak Bumate people through the Manangeh tradition. It turns out that in this tradition there are rites that are relevant to the heart of the gospel message, namely the sacrifice of animal blood. By discovering the meaning of shedding animal blood in the Manangeh tradition, the writer makes it a bridge in communicating the gospel to the Bumate Dayak tribe. The research method used in this research is qualitative descriptive using a library research approach and interviews. The results of this study indicate that the rite of shedding animal blood in the Manangeh tradition contains ideas that are relevant to the meaning of the sacrifice of Christ on the cross for the salvation of mankind, so through this rite the gospel message becomes relevant to the culture of the Dayak Bumate tribe. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mencari point of contac dalam pemberitaan injil kepada suku Dayak Bumate melalui tradisi Manangeh. Ternyata didalam tradisi tersebut terdapat ritus yang relevan dengan inti berita injil yaitu korban pencurahan darah binatang. Dengan menemukan makna pencurahan darah binatang dalam tradisi Manangeh , penulis menjadikannya sebagai jembatan dalam mengkomunikasikan injil kepada suku Dayak Bumate. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitaif dekskritif dengan menggunakan pendekatan library reseach dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ritus pencurahan darah binatang dalam tradisi Manangeh  mengandung gagasan yang relevan dengan makna korban Kristus di atas kayu salib bagi keselamatan umat manusia, maka melalui ritus tersebut berita injil menjadi relevan dengan kebudayaan suku Dayak Bumate
Upaya Menjaga Keseimbangan Pekerjaan Dengan Keluarga Purim Marbun
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 2 (2020): November 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i2.21

Abstract

AbstractThis research has motivated by the fact in the field that to balance the job and the family is  problem of the most people today, especially of the servant of God (pastor, priest, lecturers, etc). The are faced with the choice of priority between family and work. Research by Keene and Quadgno’s explain that 60% of working adults find it difficult to achieve work balance with the family. The research method used to discuss this topic is a qualitative research study with a literature study approach by discussing various literatures related to the research topic. The researcher read, analyzed and found the issues that caused the imbalance between work and family. The final results of this study after alternatives and strategies to balance job with family life.AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi fakta di lapangan bahwa keseimbangan pekerjaan dengan kehidupan keluarga merupakan persoalan mayoritas masyarakat masa kini secara khusus para hamba Tuhan (pendeta, gembala, dosen, dll). Mereka diperhadapkan pada pilihan mengutamakan keluarga atau pekerjaan. Penelitian Keene dan Quadagno menyebutkan bahwa 60 % orang dewasa yang bekerja sulit mencapai keseimbangan pekerjaan dengan keluarga. Metode penelitian yang digunakan membahas topik ini ialah studi penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka dengan membahas berbagai literatur terkait dengan topik penelitian. Peneliti membaca dan menganalisis serta menemukan masalah penyebab ketidakseimbangan pekerjaan dengan keluarga. Hasil akhir dari penelitian ini menawarkan strategi dan upaya menyelaraskan pekerjaan dengan waktu bersama keluarga. 
Peranan Membaca Alkitab Terhadap Kecerdasan Spiritual Anak Kristen Marthen Mau; Saenom Saenom; Ferdiana Fransiska
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 2 No. 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v2i1.46

Abstract

AbstractThe role of reading the Bible is indispensable because the Bible has changed the lives of evil people, people are willing to die for the Bible, the Bible is God's most accurate book, the Bible contains messages of freedom that transform human lives, and connects readers with the person of Jesus Christ as a person. the most important thing in history, that can be trusted by mankind or Christian children so that their spirituality will grow well. This study aims to explain the role of reading the Bible on children's Christian spiritual intelligence. The research method used in this research is descriptive qualitative method, with the approach of observation and interview methods as primary sources; and documentation as a secondary source. The result of this research is that formal Christian educators actually have to play a proactive role in encouraging Christian children to be more faithful in reading the Bible because the essence of the Bible is able to grow their spiritual intelligence. So Christian children are increasingly motivated to read, listen to God's words, and be active in fellowship with Jesus Christ, so their spirituality will grow better. AbstrakPeranan membaca Alkitab sangat diperlukan karena Alkitab telah mengubah kehidupan manusia yang jahat, orang-orang bersedia mati untuk Alkitab, Alkitab merupakan buku Allah yang paling akurat, Alkitab berisi tentang pesan kebebasan yang mengubahkan hidup manusia, dan menghubungkan para pembaca dengan pribadi Yesus Kristus sebagai sosok terpenting di sepanjang sejarah, yang dapat dipercayai umat manusia atau anak-anak Kristen supaya spiritualitasnya bertumbuh baik. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peranan membaca Alkitab terhadap kecerdasan spiritual anak Kristen. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, dengan pendekatan metode observasi dan wawancara sebagai sumber primer; serta dokumentasi sebagai sumber sekunder. Hasil penelitian ini adalah sesungguhnya pendidik Kristen formal harus berperan proaktif untuk memberi semangat kepada anak-anak Kristen agar semakin setia dalam membaca Alkitab karena esensi dari Alkitab mampu menumbuhkan kecerdasan spiritualnya. Jadi anak-anak Kristen semakin diberikan motivasi untuk membaca, mendengarkan firman Tuhan, dan giat dalam persekutuan dengan Yesus Kristus, maka spiritualnya akan semakin bertumbuh baik.
Bagaimana Menjadi Garam dan Terang Melalui Media Sosial? Victor Christianto
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i1.11

Abstract

Abstract. For those of us born before the 90s, we may often see millennials or Z generations or alpha generations as a group of young people who are less concerned about the environment, absorb themselves because they are too busy with devices and so on. Maybe this is true, because those who were born after the 1990s from childhood have become accustomed to PCs, laptops or devices owned by parents, so the devices have become an extension of their hands. This is certainly not healthy, but also a challenge for us: how to convey the truth of the Good News and especially to be salt and light to that generation? Through this article the author wants to convey how to teach the truth to millennials so that our generation is not lost from contact with them over the times.Abstrak. Bagi kita yang dilahirkan sebelum tahun 90an, mungkin sering melihat generasi milenial atau generasi Z atau generasi alpha sebagai sekumpulan anak-anak muda yang kurang peduli lingkungan, asyik sendiri karena terlalu sibuk dengan gawai dst. Mungkin hal tersebut ada benarnya, karena mereka yang lahir setelah tahun 1990an dari kecil sudah terbiasa dengan PC, laptop atau gawai milik orangtua, sehingga gawai telah menjadi kepanjangan tangan mereka. Ini tentu tidak sehat, namun juga suatu tantangan bagi kita: bagaimana menyampaikan kebenaran Kabar Baik dan terutama menjadi garam dan terang kepada generasi tersebut? Melalui artikel ini penulis ingin menyampaikan bagaimana mengajarkan kebenaran kepada generasi milenial sehingga generasi kita tidak terhilang seiring perkembangan zaman.

Page 2 of 10 | Total Record : 95