Archipelago Engineering
Prosiding “Archipelago Engineering” adalah prosiding yang diterbitkan oleh Fakultas Teknik Universitas Pattimura, sebagai sarana publikasi hasil Seminar Nasional "Archipelago Engineering (ALE)", yang merupakan dari hasil penelitian, studi kepustakaan dan sharing dalam bidang teknik mesin, teknik industri dan teknik kelautan serta teknik sipil dan perencanaan wilayah. Prosiding ini memuat artikel yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya yang berupa artikel hasil penelitian ataupun penelitian terapan, artikel telaah yang berkaitan dengan perkembangan teknologi. Informasi tentang pedoman penulisan artikel dan prosedur pengiriman artikel terdapat pada setiap penerbitan. Semua artikel yang masuk akan melalui “peer-review process”. Artikel dipublikasikan pada Prosiding, setelah memenuhi persyaratan sesuai pedoman penulisan artikel dan telah dipresentasikan pada Seminar Nasional ALE. Prosiding ini diterbitkan dalam setahun sekali.
Articles
182 Documents
PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA) KLAS IIA AMBON DALAM PERSPEKTIF KRISTIANI
Imelda Ch Poceratu
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ale.1.2018.163-167
Abstrak Motivasi kerja dapat didefinisikan sebagai suatu dorongan secara psikologis kepada seseorang yang menentukan arah dari perilaku (direction of behavior) seseorang dalam organisasi, tingkat usaha (level of effort), dan tingkat kegigihan atau ketahanan di dalam menghadapi suatu halangan atau masalah (level of persistence). Jadi motivasi kerja dapat diartikan sebagai semangat kerja yang ada pada karyawan yang membuat karyawan tersebut dapat bekerja untuk mencapai tujuan tertentu. Sesuai dengan tingkatan motivasi manusia yang dikemukakan maka upah atau gaji termasuk pada kebutuhan dasar. Good Watson memberikan komentar : bahwasannya dengan memberikan gaji yang cukup tinggi belum tentu menjamin adanya kepuasan kerja bagi karyawan. Jadi gaji atau upah bukanlah satu-satunya faktor yang dapat menimbulkan kepuasan bagi seseorang. Dalam perspektif kristiani kerja adalah suatu fakta alkitabiah bahwa kata ‘kerja’ pertama kali muncul dikenakan pada identitas Allah, pada diri Allah dan bukan diri manusia (Kejadian. 2:2: “Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat- Nya ituâ€). Dengan kata lain, kerja adalah salah satu hakekat Allah. Ketika manusia bekerja, sesungguhnya itu adalah bagian dari gambar dan rupa Allah yang ia miliki (Kejadian 1:26, 27). Binatang dan mahluk-mahluk lain tidak bekerja. Kerja bukanlah kutukan Taman Eden. Dengan demikian, ketika kita bekerja, kita menjalankan hakekat kita sebagai manusia. Hakekat manusia yang merupakan turunan dari hakekat Allah. Manusia yang tidak bekerja telah kehilangan hakekatnya sebagai manusia. Manusia yang lebih menyukai bermalas-malasan juga telah kehilangan hakekatnya sebagai manusia. Dengan demikian, kerja yang adalah hakekat yang diberikan Allah kepada manusia hendaknya menjadi motivasi kerja kepada setiap umat-Nya.
PENERAPAN LEAN CONSTRUCTON PADA PROYEK PT. PESONA GRAHA MANDIRI AMBON GUNA MEREDUKSI NON ADDED VALUE ACTIVITY
Nil Edwin Maitimu;
Marcy L Pattiapon
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ale.1.2018.168-175
Abstrak Setiap pelaksanaan proyek konstruksi tidak lepas dari berbagai kendala ataupun kegagalan konstruksi, yang disebabkan oleh rendahnya kinerja ataupun produktivitas para tenaga kerja, perencanaan proyek yang kurang matang, anggaran yang membengkak, dan juga spesifikasi yang tidak sesuai.Walaupun kegagalan tersebut tidak dapat dilihat secara nyata, namun jika berlangsung dengan intensitas yang besar dan terus-menerus maka kegagalan tersebut dapat terakumulasi dan dampaknya akan terlihat pada akhir proyek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi aktivitas yang tergolong dalam waste (non value addedactivity) jenis dan frekuensi kemunculannya serta mengidentifikasi penyebab waste serta memberikan usulan perbaikan yang bertujuan untuk mereduksi waste sebagai dasar dalam merumuskan rekomendasi perbaikan melalui pendekatan lean dan FMEA. Lean adalah suatu upaya terus menerus untuk menghilangkan pemborosan (waste) dan meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang atau jasa) agar memberikan nilai kepelanggan.FMEA (FailureModeandEffectsAnalysis) adalah metode yang secara kualitatif untuk mengidentifikasi ragam kegagalan dan dampaknya secara kuantitatif dapat dihitung ragam kegagalan dengan prioritas tertinggi yang memerlukan tindakan perbaikan dengan segera. Hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa Defect dengan bobot 3.91, Waiting dengan bobot 3.40 dan Innapropriate processing dengan bobot 3.17. Berdasarkan risk priority number maka diperoleh bentuk-bentuk waste sebagai berikut Plat beton pecah dengan risk priority number 147, Rework pada pemasangan keramik dengan risk priority number 126 dan Rework Pemasangan instalasi perpipaan yang kurang bagus dengan risk priority number 126.
DESAIN KEMASAN MINUMAN BUBUK SARI PALA MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING
Stevianus Titaley;
Ariviani L Kakerissa
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ale.1.2018.176-182
Abstrak Dalam memilih suatu produk dan memutuskan untuk membeli, konsumen akan selalu dipengaruhi oleh perasaannya. Oleh karena itu, hal ini sebaiknya dipertimbangkan oleh produsen pada saat merancang produk. Salah satu aspek penting dalam produk adalah kemasan.Tujuan dari penelitian ini adalah merancang kemasan dengan menentukan nilai-nilai kategori untuk mendapatkan output dari desain kemasan minuman bubuk sari pala. Metode yang digunakan adalah Kansei Engineering.Kansei Engineering dapat didefiniskan sebagai sebuah metodologi untuk menerjemahkan proses-proses psikologis manusia terhadap desain produk yang diinginkan, dengan cara mendefinisikan keinginan konsumen yang teridentifikasi melalui kata-kata kansei ke dalam desain produk. Analisa Conjoint digunakan untuk mendapatkan nilai hubungan antara desain elemen dan kansei word. Hasil dari penelitian ini adalah peneliti mendapatkan 7 pasang kansei word yang mewakili kata-kata yang tepat dengan mempertimbangkan produk yang ditawarkan. Berdasarkan hasil dari analisa Conjoint didapatkan tampilan desain yang terlihat sederhana, dari bahan plastik, dengan campuran warna hijau kuning, ilustrasi gambar buah pala dengan ukuran sedang.
DESAIN MODEL PENANGANAN KELUHAN KONSUMEN PRODUK INDIHOME DI KOTA AMBON (STUDI KASUS: PT. TELKOM TBK. WILAYAH MALUKU)
Johan Marcus Tupan;
Victor Oryon Lawalata
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ale.1.2018.183-189
Abstrak IndiHome merupakan layanan triple-play dari PT. Telkom Tbk yang terdiri dari Internet, Telepon Rumah dan IPTV. Kualitas layanan menjadi isu penting ketika banyak keluhan dari pelanggan IndiHome dan cenderung berpengaruh pada tingkat kepuasan terhadap layanan perusahaan ini. Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat kepentingan/harapan konsumen produk IndiHome terhadap penanganan keluhan yang diberikan PT. Telkom Tbk; menganalisis kinerja (performance) penanganan keluhan konsumen terhadap produk IndiHome yang diberikan ke PT. Telkom Tbk; menghitung tingkat kepuasan konsumen terhadap kemampuan PT. Telkom Tbk menangani keluhan konsumen produk IndiHome; merancang Model Penanganan Keluhan Pelanggan Produk Indihome di Kota Ambon; dan merekomendasikan tindakan tindak-lanjut dalam upaya peningkatan penanganan keluhan PT. Telkom Tbk.Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, Importance-Performance Analysis (IPA), dan Indeks kepuasan konsumen (CSI). Hasil penelitian menunjukantingkat kepentingan atau harapan pelanggan atas penanganan keluhan di PT. Telkom Tbk Wilayah Maluku di Kota Ambon secara keseluruhan berada pada level menengah; persepsi pelanggan atas kinerja penanganan keluhan di perusahaan ini secara keseluruhan berada dalam kategori cukup baik; pelanggan cukup puas dengan kinerja penanganan keluhan oleh perusahaan; Model Penanganan Keluhan Pelanggan Produk Indihome di Kota Ambon menunjukkan peningkatan kualitas hasil penanganan keluhan pelanggan memerlukan peningkatan kinerja pada atribut-atribut kuadran I dan II dengan pembatasan kinerja pada atribut-atribut kuadran III dan IV; dan hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan atas penanganan keluhan di perusahaan ini adalah penambahan staf customer service, penambahan staf assurance, memberikan pelatihan kepada staf secara berulang terkait dengan masalah-masalah yang dihadapi konsumen, serta memberikan prosedur yang cepat dan mudah.
STATIC AND DYNAMIC CUES TO MALE ATTRACTIVENESS
Wilma Latuny
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ale.1.2018.190-197
Abstract Most studies on facial attractiveness have relied on attractiveness judged from photographs rather than video clips. Only a few studies combined images and video sequences as stimuli. In order to determine static and dynamic cues to male attractiveness, we perform behavioural and computational analyses of the Mr. World 2014 contestants. We asked 365 participants to assess the attractiveness of images or video sequences (thin slices) taken from the proï¬le videos of the Mr. World 2014 contestants. Each participant rated the attractiveness on a 7-point scale, ranging from very unattractive to very attractive. In addition, we performed computational analyses of the landmark representations of faces in images and videos to determine which types of static and dynamic facial information predict the attractiveness ratings. The behavioural study revealed that: (1) the attractiveness assessments of images and video sequences are highly correlated, and (2) the attractiveness assessment of videos was on average 0:25 point above that of images. The computational study showed (i) that for images and video sequence, three established measures of attractiveness correlate with attractiveness, and (ii) mouth movements correlate negatively with attractiveness ratings. The conclusion of the study is that thin slices of dynamical facial expressions contribute to the attractiveness of males in two ways: (i) in a positive way and (ii) in a negative way. The positive contribution is that presenting a male face in a dynamic way leads to a slight increase in attractiveness rating. The negative contribution is that mouth movements correlate negatively with attractiveness ratings.
ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI MALUKU
Meidy Kempa
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ale.1.2018.198-203
Abstrak Gedung sekolah sebagai komponen utama dalam pelaksanaan proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang berpengaruh besar dalam penentuan mutu suatu lembaga pendidikan, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), sehingga membutuhkan pemeliharaan secara berkala. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Maluku, pemerintah daerah perlu melakukan upaya salah satunya dengan melakukan identifikasi kondisi fisik terhadap bangunan gedung sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi tentang kondisi bangunan dan tingkat kerusakan bangunan gedung SMP di provinsi Maluku, serta menentukan ranking (persentase) kerusakan pada elemen bangunan bangunan gedung SMP di provinsi Maluku. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 100 SMP yang tersebar di 10 kabupaten di provinsi Maluku, didapat bahwa pada ruang kelas, 17.92% dalam kondisi baik, 69.42% rusak ringan, 7.14% rusak sedang, 3.51% rusak berat, 2.01% rusak total. Sedangkan pada ruang penunjang lainnya, 34.67% dalam kondisi baik, 47.31% rusak ringan, 7.38% rusak sedang, 5.63% rusak berat, dan 5.01% rusak total.
PENGARUH VARIASI SELIMUT BETON TERHADAP KAPASITAS BALOK PERSEGI DALAM MENAHAN KECEPATAN KOROSI
Herry Henry Roberth
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ale.1.2018.204-210
Abstrak Selimut beton atau concrete ducking atau disebut juga pelindung tulangan cukup penting dan sangat menentukan keamanan dari tulangan pada struktur beton bertulang terutama pada struktur yang berada di lingkungan yang bebas dan agresif. Di Maluku umumnya pembangunan infrastruktur terutama jembatan lebih banyak dibangun dalam jarak < 1 km dari garis pantai. Ini menyebabkan struktur dari jembatan tersebut sangat terpengaruh terhadap agresifitas dari ion klorida penyebab korosi. Hal ini menyebabkan keamanan dan umur struktur akan semakin pendek mungkin saja kurang dari umur rencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh selimut beton dalam mencegah laju korosi dan juga kapasitas lentur dan geser dari struktur yang di desain sebagai suatu model dengan menggunakan pembebanan dari AASTHO (American Associates of System Transportation and Highway Organization) yaitu AASTHO-LRFD-1998. Kesimpulan dari hasil penelitian, bahwa semakin tebal selimut beton maka semakin baik dalam menahan laju korosi namun semakin kecil kapasitas lentur dan geser yang dihasilkan. Diperoleh juga bahwa faktor air-semen, w/c juga turut mempengaruhi kapasitas lentur dan geser balok. Semakin Kecil Nilai w/c maka semakin tinggi kapasitas lentur dan geser balok. Penelitian ini masih belum begitu intensif disebabkan belum mengetahui keandalan struktur dalam arti umur layan struktur akibat pengaruh korosi sehingga perlu adanya penelitian yang berkelanjutan.
ANALISIS ZONASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN PESISIR KOTA AMBON BERKELANJUTAN DENGAN MODEL SPASIAL DINAMIK
Pieter Th Berhitu
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ale.1.2018.211-217
Abstrak Pembangunan kawasan pesisir dan teluk merupakan bagian terintegrasi dari pembangunan kota Ambon sehingga dalam rangka mengoptimalkan potensi wilayah teluk dan pesisir kota Ambon dan kelestarian ekosistemnya, diperlukan pengelolaan dan pemanfaatan secara terpadu dan berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini untuk menyusun zonasi wilayah pesisir di kota Ambon berdasarkan undang-undang zonasi dengan melihat fungsi dan peran serta kesesuaian lahan dalam menunjang keberlanjutan pengelolaan wilayah pesisir kota Ambon dan membuat model spasial dinamik untuk melihat bagaimana aspek sosial, ekonomi mempengaruhi pengelolaan kawasan pesisir berdasarkan zona pemanfaatan. Hasil análisis GIS sesuai Undang undang Zonasi berdasarkan pembobotan tingkat kerusakan dan kepentingan maka diperoleh s Zona Perlindungan Pesisir dan Pantai, serta Zona Konservasi,. Hasil GIS sesuai Undang undang Zonasi untuk tingkat kesesuaian lahan diperoleh ; Tingkat kesesuaian lahan dengan skor > 80 – 100, katagori S1, sangat sesuai untuk dimanfaatkan dimana daerah ini mendukung dan layak untuk dikembangkan terdapat pada 15 lokasi atau 57,69 %. Tingkat kesesuaian lahan dengan skor ≥ 60 - 80, katagori S2, daerah ini sesuai untuk pemanfaatan dan layak untuk dikembangkan tapi dengan syarat tertentu sebanyak 11 lokasi atau 42,31 %. Hasil analisis Model Dinamik untuk sub model penutupan lahan kota Ambon diperoleh areal hutan diperidiksi menurun sampai 2025sekitar, 155 ha. Pemukiman bertambah 485 hektar. Model Dinamik untuk sub model Ekonomi lahan kota Ambon tercatat sektor perikanan meningkat sebesar 68 miliard lebih. Sub model sosial dan budaya diperoleh pendapatan tenaga kerja sektor perikanan juga mengalami peningkatan.sebesar menjadi 18.849.636.45 milliard, atau sekitar 24,514% (sangat signifikan).
PERENCANAAN PRODUKSI KERAJINAN KULIT KERANG MUTIARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE AGREGAT DI KOTA AMBON
Marcy L. Pattiapon;
Nil Edwin Maitimu
ALE Proceeding Vol 2 (2019): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ale.2.2019.154-157
Maluku merupakan daerah kepulauan yang kaya akan hasil alam terutama laut yang diantaranya yaitu kerang mutiara. Salah satu industri kecil yang cukup berkembang adalah industri kerajinan dari kulit kerang mutiara, kulit kerang mutiara di manfaatkan dan di olah sebagai kerajinan yang bernilai seni tinggi merupakan salah satu ciri khas dari daerah Maluku yang merupakan salah satu pilihan cinderamata yang cukup diminati oleh wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Kerang selain dikonsumsi, kerang juga menghasilkan mutiara dan sering dibuat menjadi perhiasan seperti kalung, gelang, cincin dan hiasan dinding dan berbagai aksesoris.Terjadinya fluktuasi permintaan dari waktu ke waktu menyebabkan perlunya perencanaan persediaan dengan melakukan peramalan kebutuhan dimasa yang akan datang.Peramalan yang digunakan adalah Time Series Moving Average dan Single Exponential Smoothing.Hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa yang menyerap modal terbesar adalah kerangmutiara, profil, kain bludru dan kaca. Peramalan dengan Moving Average (MA) = 4 bulan mempunyai nilai error tekecil dengan hasil prakiraan peramalan adalah 57 kg. Dengan total biaya sebesar Rp. 5.156.847.779.Alternatif yang digunakan dalam perencanaan agregat adalah strategi dengan hari kerja regular tetap dan strategi lembur, yaitu selama 26 hari/bulan, dengan kapasitas produksi 39 unit produk jadi kulit kerang. Dengan total biaya adalah sebesar Rp. 243.650.000.
THE RESISTANCE ASPECT OF FISHING BOAT SKIPJACK POLE AND LINE
Wolter R Hetharia;
Eliza R de Fretes;
Reico H Siahainenia
ALE Proceeding Vol 4 (2021): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ale.4.2021.1-7
The operation of fishing vessels skipjack pole and line contributes in catching tuna and skipjack fishes particularly in Indonesian waters. A previous study conducted by the authors found that there was no suitable method provided for the resistance computation atearly ship design phase. Besides, there was aninitial trim existed on the vessel during the operation which contributes for the resistance. The purpose of the study is to find the difference of resistance between the model test and the existing methods. The study was executed also to find the effect of initial trim of the vessel. The study began with collecting the database of a parent ship then to develop and transform into a model-scale for testing purpose in the towing tank. The results of model test were converted to the full-scale vessel. The resistance of full-scale vessel was computed based on the Holtrop and Guldhammer methods. The result of full-of resistance obtained from the model test and the methods were collected, evaluated and compared. The results showed the difference of the resistance for all methods. The result of model test is greater 21 % than that of Holtrop method at the service speed of 10 knots. Meanwhile, the result of model test is lower 14 % than that of Gulhammer method at the same speed. In addition, at the speed of 10 knots the initial trim of 0.5O increase 5 % ofthe resistance, the initial trim of 1O increase 10 % of resistance and the initial trim of 2O increase 16 % of resistance compared to the vesselwithout initial trim. In conclusion, the existing resistance methods are not suitable to be applied for skipjack pole and line fishing vessels. In addition, the initial trim contributes to increase the resistance and should be avoided during the vessel operation.