Archipelago Engineering
Prosiding “Archipelago Engineering” adalah prosiding yang diterbitkan oleh Fakultas Teknik Universitas Pattimura, sebagai sarana publikasi hasil Seminar Nasional "Archipelago Engineering (ALE)", yang merupakan dari hasil penelitian, studi kepustakaan dan sharing dalam bidang teknik mesin, teknik industri dan teknik kelautan serta teknik sipil dan perencanaan wilayah. Prosiding ini memuat artikel yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya yang berupa artikel hasil penelitian ataupun penelitian terapan, artikel telaah yang berkaitan dengan perkembangan teknologi. Informasi tentang pedoman penulisan artikel dan prosedur pengiriman artikel terdapat pada setiap penerbitan. Semua artikel yang masuk akan melalui “peer-review process”. Artikel dipublikasikan pada Prosiding, setelah memenuhi persyaratan sesuai pedoman penulisan artikel dan telah dipresentasikan pada Seminar Nasional ALE. Prosiding ini diterbitkan dalam setahun sekali.
Articles
182 Documents
KARAKTERISTIK TURBIN PROPELLER SUMBU HORISONTAL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT
W M Rumaherang;
R Ufie;
B G Tentua
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ale.1.2018.90-95
Abstrak Wilayah kepulauan memiliki potensi arus laut yang dapat dikonversi menjadi energy listrik. Konversi energy ini dapat dilakukan dengan menggunakan turbin. Dalam penelitian ini diaplikasikan turbin propeller horizontal, yang dipasang pada suatu kanal berbentur tabung ventury yang diinstal pada sebuah bangunan terapung. Variasi kecepatan arus laut pada inlet tabung ventury berkisar antara 0,2 – 2,54 m/s pada luas penampang 13,3 m2. Fluks/densitas daya yang tersedia 0,02-49,5 kW/m2. Didalam kanal tabung ventury kecepatan yang masuk ke impeller V1 (inlet propeller) antara 1,2 – 14,9 m/s., dengan diameter impeller D1 =1,5 m. Putaran refence turbin adalah 23,7 rpm sesuai dengan nilai putran spesifik turbin. Daya yang dibangkitkan turbin berkisar dari 0,25 – 449 kW dengan efesiensi maksimum 45%.
PENGGUNAAN DC-AC CONVERTER SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI GENSET UNTUK MENSUPLAI BEBAN LISTRIK SAAT TERJADI PEMADAMAN LISTRIK
Antoni Simanjuntak;
Jandri Louhenapessy
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ale.1.2018.96-101
Abstrak Pemadaman listrik oleh PT.PLN (Persero) yang sering terjadi di beberapa wilayah di Indonesia khususnya pulau – Pemadaman listrik oleh PT.PLN (Persero) yang sering terjadi di beberapa wilayah di Indonesia khususnya pulau – pulau terpencil, memaksa sebagian pihak harus menggunakan genset sendiri demi menjaga kontinuitas energi listrik baik itu untuk kebutuhan rumah tangga, perkantoran, industri dan sebagainya. Tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan pihak pengguna genset, hal ini sangat terasa khususnya bagi sektor industri, dimana ongkos produksi menjadi meningkat cukup signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan penggunaan dc-ac converter sebagai alternatif pengganti genset untuk mensuplai beban listrik saat terjadi pemadaman listrik oleh PT.PLN (Persero) ditinjau dari aspek ekonomis dan teknis. Pengujian dilakukan pada golongan tarif/daya R-1/900 VA-RTM (Rumah Tangga Mampu) non subsidi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, biaya operasional dc-ac converter untuk continuous load maupun intermitten load lebih murah dibanding genset. Keuntungan penggunaan dc-ac converter ditinjau dari aspek teknis adalah noise kecil, vibrasi tidak ada dan penempatannya lebih fleksibel. Sistem dc-ac converter yang dilengkapi dengan sistem ac-dc converter (rectifier) dan pengoperasiannya secara otomatis menjadikannya sebuah sistem Uninterruptible Power Supply (UPS), sehingga alat ini praktis dan nyaman digunakan.
KAJI EKSPERIMENTAL PEMANFAATAN KALOR BUANGAN KONDENSOR UNTUK KEBUTUHAN PENGERINGAN
Rikhard Ufie
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ale.1.2018.102-107
Abstrak Kaji eksperimental pemanfaatan kalor buangan kondensor untuk kebutuhan pengeringan telah diteliti. Proses pendinginan dengan mesin refrigerasi siklus uap dimana kalor yang masuk ke sistem berasal dari beban pendinginan ditambah kalor hasil kerja kompresi dari kompresor biasanya dibuang ke lingkungan. Penelitian ini akan mengkaji kemungkinan pemanfaatan kalor yang dibuang ke lingkungan tersebut dengan cara pengembangan prototipe pendinginan dan pengeringan terpadu. Selain itu diharapkan akan diperoleh efek pendinginan bagi produk tertentu melalui kerja evaporator dan efek pengeringan melalui kerja kondensor. Unit pendinginan dan pengeringan terpadu menggunakan Freon R-22 dengan daya kompresor 0.5 hp (0.368 kW) dengan produk pendinginan yakni massa air 32 kg. Hasil penelitian memperlihatkan pada temperatur kondensasi 48.3 oC diperoleh temperatur lemari pengering rata-rata 37.8 oC dengan kapasitas pemanasan 914.6 W yaitu dimana ratio kompresi 6.98 dengan tekanan evaporasi 38.6 psia dan temperatur evaporasi -18.5 oC. Pada beban kerja sebesar 613.057 W diperoleh daya kompresi terpakai 307.6 W dengan COP sebesar 1.99, sedangkan laju kalor yang dilepas kondensor sebesar 920.72 W.
ANALISIS LAJU KONDENSASI AKIBAT PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA OVEN PENGERING PATI SAGU KAPASITAS
Nicolas Titahelu;
Samy J. Litiloly
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ale.1.2018.108-114
Analisis laju kondensasi akibat pengaruh kecepatan udara (V) terhadap karakteristik perpindahan panas oven pengering pati sagu telah diteliti dengan perpindahan panas konveksi paksa dan diaplikasikan untuk mendesain oven pengering pati sagu guna menjawab kebutuhan masyarakat yang selama ini menggunakan cara pengeringan tradisional. Model uji dimodifikasi dengan memberikan saluran udara masuk dan keluar agar bilangan Nusselt meningkat dengan masukan panas (Q*) = 5.400 kJ/hr konstan. Penelitian eksperimen dilakukan dengan variasi kecepatan udara (V) = 0.7 s/d 1.0 m/s, untuk mengamati karakteristik perpindahan panas dan laju kondensasi. Karakterik perpindahan panas meningkat seiring dengan membesarnya kecepatan udara. Semakin besar kecepatan udara untuk (V) < 0.9 m/s, maka karakteristik perpindahan panas konveksi dan laju kondensasi semakin meningkar dengan gradient kenaikan besar, sedangkan untuk kecepatan udara (V) > 0.9 m/s karakteristik perpindahan panas dan laju kondensasi meningkat pula dengan gradient kenaikan kecil. Karakteristik perpindahan panas yakni bilangan Prandt (Pr) meningkat dari 0.6969 hingga 0.6974 atau meningkat sebesar 0.08%, bilangan Reynold (Re) meningkat dari 233667.092 hingga 34216.484 atau meningkat sebesar 6.83%, bilangan Nusselt (Nu) maningkat dari 762.576 hingga 1084.454 atau meningkat sebesar 29.68%, koefisien konveksi (h) meningkat dari 102.718 kJ/jam..m2.K hingga 124 kJ/jam.m2.K atau meningkat sebesar 17.16%, laju perpindahan panas konveksi (qk) meingkat dari 12542.551 kJ/jam hingga 15395.773 kJ/jam atau meningkat sebesar 18.53%. Laju kondensasi meningkat dari 0.152 kg/hr-m hingga 0.171 kg/hr-m atau meningkat sebesar 11.11%.
KAJIAN GERAKAN TANAH MELALUI INTEGRASI MULTIDISIPLIN (Studi Kasus: Longsor Amahusu Kecamatan Nusaniwe Ambon)
Matheus Souisa
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ale.1.2018.115-121
Telah digunakan banyak metode untuk mengkaji permasalahan gerakan tanah dari sudut pandangan pendekatan satudisiplin, interdisiplin maupun multidisiplin. Beberapa metode sedang dikembangkan untuk dipadukan dalam investigasi gerakan tanah (longsoran) selama dekade terakhir ini, fokus studi diarahkan menggunakan multidisiplin dengan pendekatan geolistrik, geoteknik dan geokimia untuk menentukan potensi gerakan tanah (longsor) Amahusu sehingga dapat memberikan mitigasi gerakan tanah. Hasil penelitian memberikan bidang gelincir longsor Amahusu dicirikan oleh anomali resistivitas dari struktur lapisan bawah permukaan yang rendah (< 50.0 Ω.m) hingga sedang (50.0 – 200.0 Ω.m), dan anomali ini mengindikasikan citra resistivitas jenis batuan lempung dan lempung pasiran, sedangkan anomali geoteknik teridentifikasi adanya tanah lempung lanau dan lanau pasiran, dan berdasarkan nilai faktor keamanan lereng (FS<1.25) dalam keadaan kritis. Sedangkan anomali geokimia pada proses pelapukan menyebabkan terjadinya penghalusan mineral sehingga persentase fraksi ukuran butir lempung menjadi lebih besar jika dibandingkan di bagian atas dan bawahnya maka akumulasi fraksi lempung yang ada di bagian bawah menjadi bidang gelincir yang memicu longsor. Berdasarkan perpaduan ini, anomali-anomali saling berkorelasi dan tersebar di sekitar lokasi longsor. Olehkarena itu, masih terdapat longsor susulan jika dipicu oleh hujan di atas normal dan masih tetap berada di sekitar lokasi longsor, sedikit bergerak ke arah timur laut dengan jangkauan yang sedikit meluas.
PALA BOOI : PROSPEK PEMBANGUNAN INDUSTRI RUMAH TANGGA BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL
Ariviana L. Kakerissa;
Hendri Dony Hahury
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ale.1.2018.122-128
Pala Booi merupakan sebutan masyarakat negeri Booi, kecamatan Saparua, kabupaten Maluku Tengah bagi tanaman pala milik mereka. Luas areal perkebunan pala di negeri Booi adalah 13 HA dengan jumlah pohon pala sekitar 1274 pohon. Kapasitas panen buah pala adalah 900-1200 buah pala gelondongan (utuh) per pohon atau 37,5–50Kg. Daging buah pala yang dapat dihasilkan adalah 30-40Kg/pohon dan dalam setahun terdapat 3 kali musim panen, sehingga kapasitas panen daging buah pala dalam setahun adalah 120Kg/pohon. Dengan kondisi ini, dapat diperkirakan jumlah daging buah pala yang terbuang di negeri Booi adalah sebanyak 152.880 Kg atau 152,88 ton daging buah pala per tahun. Besaran tersebut mengisyaratkan bahwa pala Booi memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk unggulan dan turunannya. Keberadaan sumberdaya pala yang melimpah dan ditunjang tradisi “memungut biji pala†sebagai bentuk kearifan lokal masyarakat negeri Booi tentunya merupakan kelebihan tersendiri bagi negeri Booi dalam membangun industri rumah tangga berbasis sumber daya lokal. Namun sampai saat ini, kondisi masyarakat negeri Booi sama sekali belum tersentuh industri rumah tangga berbasis sumberdaya pala. Hasil Studi Kelayakan Bisnis yang dilakukan terhadap aspek hukum, sosial, budaya, pasar dan pemasaran, teknis, manajemen, keuangan, ekonomi dan lingkungan menyimpulkan bahwa Pala Booi sebagai sumberdaya lokal layak untuk dikembangkan menjadi industri rumah tangga masyarakat negeri Booi.
PENGEMBANGAN KONSEP ALAT BANTU PEMETIK BUAH PALA (STUDI KASUS : PERKEBUNAN PALA NEGERI BOOI)
Aminah Soleman;
Ariviana L. Kakerissa
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ale.1.2018.129-135
Era perkembangan teknologi industri saat ini sangat penting dalam mendukung kegiatan manusia. Penggunaan teknologi tidak terlepas dari keterlibatan semua kalangan, baik kalangan masyarakat maupun pihak industri . Inovasi bukan hanya terkait dengan seberapa canggih produk tersebut, tetapi bagaimana produk tersebut dapat membantu kelangsungan hidup manusia serta dapat meningkatkan kesejahteraan manusia. Kegiatan panen buah pala yang dilakukan petani pala, selama ini dilakukan dengan cara memanjat pohon yang memiliki tinggi rata-rata ± 5-12 m. Pala yang sudah dipetik akan jatuh ke tanah dan harus dikumpulkan kembali kedalam keranjang (atiting), Proses demikian dinilai tidak memberikan efisiensi dan efektifitas kerja yang memuaskan. Penelitian yang bertujuan melakukan pengembangan konsep pada alat bantu pemetik buah pala ini, melalui beberapa tahapan, yaitu mencari gagasan berdasarkan alat bantu pemetik pala yang sementara digunakan saat ini, kemudian melalui pernyataan misi produk, sehingga akan diklarifikasi dengan metode pohon tujuan. Pengembangan konsep juga dilakukan dengan jajak pendapat dengan pengguna alat bantu pemetik buah pala tradisional, selanjutnya tahap penyusunan konsep menggunakan tabel kombinasi. Hasil penelitian yang didapatkan berdasarkan proses identifikasi gagasan-gagasan pengembangan konsep alat bantu pemetik buah pala, Berdasarkan spesfikasi alat bantu Pemetik buah pala ini akan sangat bermanfaat untuk meringankan pekerjaan petani buah pala dalam aktivitas memanen pala. Dengan alat ini juga, pekerjaan tersebut bisa lebih mudah, menghemat waktu dan tenaga.
ANALISIS KINERJA RANTAI PASOK AGROINDUSTRI APEL
Alfredo Tutuhatunewa
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ale.1.2018.136-143
Kinerja rantai pasok sangat dipengaruhi oleh dua hal, yaitu membagi informasi dan kemampuan kolaborasi. Membagi informasi memainkan peran penting dalam mendukung kemampuan kolaboratif. Kolaborasi rantai pasok juga dipengaruhi oleh praktek kemitraan antar pelaku yang terjadi di dalamnya. Permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis ada tidaknya hubungan dan pengaruh antara praktek kemitraan rantai pasok, praktek berbagi informasi, dan praktek kolaborasi dengan kinerja rantai pasok. Obyek penelitian yang diambil adalah agroindustri apel di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling dan purposive sampling Analisis data dan pemodelan persamaan struktural dilakukan dengan metode Partial Least Square (PLS). PLS adalah suatu metode yang berbasis keluarga regresi, dan digunakan untuk pembangunan model dan metode dalam ilmu-ilmu sosial, dengan pendekatan yang berorientasi pada prediksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif berbagi informasi (X1) terhadap kemitraan (Y1); terdapat pengaruh positif berbagi informasi (X1) terhadap kolaborasi (Y2); terdapat pengaruh positif berbagi informasi (X1) terhadap kinerja rantai pasok (Y3); terdapat pengaruh positif kemitraan rantai pasok (Y1) terhadap kolaborasi (Y2); terdapat pengaruh positif kemitraan (Y1) terhadap kinerja rantai pasok (Y3); dan, terdapat pengaruh positif kolaborasi (Y2) terhadap kinerja rantai pasok (Y3). Akan tetapi, ditemukan juga bahwa Kemitraan dan Kolaborasi merupakan mediator bagi pengaruh Berbagi Informasi terhadap kinerja rantai pasok.
MENGGUNAKAN METODE DRP (DISTRIBUTION REQIREMENTS PLANNING) TERHADAP KEBUTUHAN MINYAK SOLAR DARI PENYALUR KE AGEN DAN SUB AGEN
Billy J Camerling
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ale.1.2018.144-155
Abstrak Suatu sistim distribusi yang baik perlu dilakukan untuk memenuhi permintaan konsumen melalui jalur distribusi yang ada.Sistim distribusi terpadu yaitu suatu sistim yang menangani distribusi mulai dari tingkat yang paling rendah sampai dengan ke pabrik atau perusahaan. Dengan mengunakan analisis DRP (Distribution Requirements Planning) dapat diketahui jedwal pengiriman minyak solar pada agen – agen dari distributor PT Linda baik pada agen-agen yang terdapat dalam level 2 dan level 1. Adapun jumlah yang harus dikirim untuk masing-masing agen antara lain ; agen Piru sebesar 273 kiloliter/tahun dengan 2 bulan per satu kali pengiriman, agen Kairatu sebesar 273 Kiloliter/tahun dengan 3 bulan per satu kali pengiriman, agen Saparua sebesar 1.613 Kiloliter/tahun dengan 2 bulan per satu kali pengiriman, agen Taniwel sebesar 612 Kiloloiter/tahun dengan 3 bulan per satu kali pengiriman. Besar biaya distribusi selama periode perencanaan meliputi ; biaya Ordering Cost sebesar Rp. 12.409.153,-/tahun ; Biaya Holding Cost sebesar Rp.35.750.000.-/tahun. Dari analisa dengan mengunakan DRP maka dengan mengunakan jalur distribusi minyak solar yang diusulkan akan diperoleh biaya operasional sebesar Rp.159.524.420.- Per tahun. Dengan demikian maka akan terjadi pengehematan biaya operasional apabila perusahaan menggunakan jalur distribusi yang diusulkan, dengan besarnya biaya penghematan tersebut sebesar Rp.264.209.392,50 per tahun atau sebear 62,35 % per tahun.
OPTIMASI RUTE DISTRIBUSI PRODUK NESTLE MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND BOUND DAN TWO-WAY EXCHANGE IMPROVEMENT HEURISTIC (STUDI KASUS : PT. PARIS JAYA MANDIRI – AMBON)
Daniel B Paillin;
Johan M Tupan
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ale.1.2018.156-162
Abstrak Traveling Salesman Problem (TSP) merupakan permasalahan optimasi pencarian rute terpendek dari satu kota ke n-kota lain tepat satu kali dan akan kembali ke titik awal keberangkatan. TSP dikategorikan sebagai hard combinatorial problem sehingga banyak teknik maupun aproksimasi yang dikembangkan untuk pemecahannya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan teknik branch and bound dengan two-way exchange improvement dalam pemecahan Traveling Salesmen Problem (TSP) didasarkan pada jarak tempuh terkecil dan total waktu tempuh terkecil kendaraan. Penelitian ini diaplikasikan pada kasus nyata permasalahan penentuan rute kendaraan untuk pengiriman produk nestle dari PT. Paris Jaya Mandiri di kota Ambon. Hasil penelitian menunjukan bahwa teknik Two-Way Exchange Improvement memberikan hasil terbaik dibandingkan dengan Branch and Bound, dengan persentase penghematan jarak sebesar 18.09% dan penghematan total waktu sebesar 7.99% dari rute regular perusahaan.