cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
ISSN : 23027517     EISSN : 23027525     DOI : -
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan is a scientific journal, focused on Rural Sociological which refers to the key terminology of "Sodality" where the dynamics of the local structures (village/rural) and extra-local has created spaces of social disharmony, thus require the analysis and synthesis of multidisciplinary science to explain empirical facts dimensions of socio-economic-ecological in village/rural.
Arjuna Subject : -
Articles 408 Documents
Peranan Dan Gaya Kepemimpinan Hubungannya Dengan Efektivitas Kerja Karyawan : Kasus Restoran Bakmi Japos Cabang Bogor Maydiana, Cahya; Saleh, Amiruddin
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 2 No. 3 (2008): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.704 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v2i3.5877

Abstract

The role and leadership style are factors wich determine the employees performance in getting company’s goal. Leader’s behaviour is an important factor to motivate the employees. The leadership style is one of an input. The other inputs are culture, law, politic, economic, social and technology. They have to be processed to increase the skill’s employees so the effectiveness of job employees will be created. The aims of this research are: (1) to explain the role and style of leadership that played by Bakmi Japos Restaurant’s manager, (2) to explain the level of employees job effectiveness at Bakmi Japos Restaurant, (3) to analyze the correlation between the role and leadership’s style manager with employees job effectiveness at Bakmi Japos Restaurant, (4) to explain the relation among internal, external and situational factors with the role and style of leadership’s manager at Bakmi Japos Restaurant. The population was all employees of Bakmi Japos Restaurant. Sample were 38 persons and taken by sensus technique. The results of this research were: (1) The employees so enough satisfied with four leadership role and effective communicator as a mostly role while the employees so enough agree that five leadership style are needed to reach restaurant’s goal with democratic style inclined, (2) The employees work effectively, (3) An amount the role and leadership style have a hihgly significant (p
Partisipasi Buruh Dalam Aksi Unjuk Rasa Virianita, Ratri
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 2 No. 3 (2008): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.471 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v2i3.5878

Abstract

Penelitian ini menguji pengaruh identifikasi kolektif dan keyakinan subyektif tentang permeabilitas kelompok pada buruh yang berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa. Kelompok buruh dipilih mengingat sejak krisis moneter 1997 sejumlah peristiwa sosial berbentuk tingkah laku kelompok, seperti aksi unjuk rasa buruh, meningkat frekuensinya di berbagai perusahaan di Indonesia. Berbeda dengan Smelser yang berperspektif sosiologis, teori Identitas Sosial menjelaskan tingkah laku kelompok dalam perspektif sosial-psikologis. Teori ini menekankan peranan identifikasi kolektif dan keyakinan subyektif tentang permeabilitas kelompok dalam proses terbentuknya tingkah laku kelompok. Dari subyek 102 buruh yang berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa di Jakarta, data memperlihatkan identifikasi kolektif dan keyakinan subyektif tentang permeabilitas kelompok merupakan prediktor yang signifikan terhadap partisipasi buruh dalam aksi unjuk rasa. Dengan metode stepwise diketahui bahwa keyakinan subyektif tentang permeabilitas kelompok memberi sumbangan yang lebih besar daripada identifikasi kolektif. 
Aspek Sosial Budaya dalam Penyelenggaraan Penyuluhan: Kasus Petani di Lahan Marjinal Amanah, Siti; L. Hastuti,, Endang; Basuno, Edi
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 2 No. 3 (2008): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.49 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v2i3.5879

Abstract

This article focuses on explanation about socio-cultural aspects on the implementation of agricultural extension on farmers living on marginal lands. The paper was based on the research conducted on two population of farmers, in Bogor and Pontianak. Survey methods was used to collect data from 140 farmers’ respondents. Results research showed that farmers in marginal lands ran their business in small scale, the ownership of the lands was less than 0.5 hectares, farmers living condition were in low level soscio-economic condition. There were significant correlation between the dyamic of socio cultural condition, strength agricultural policy, extension workers competency, farmers business with the farmers competency in managing the lands for agricultural business. To promote better condition of farmers in marginal lands, agricultural extension institution should be strengthened and extension workers capacity needed to develop to facilitate the change in terms of increasing the productivity lands to improve farmers welfare and conserving the environment as well. 
ubungan Antara Kepuasan Kerja Dan Sikap Terhadap Profesi Dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian : Studi Terhadap Penyuluh Pertanian Di Kabupaten Bogor Muljono, Pudji
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 2 No. 3 (2008): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.284 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v2i3.5880

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja dan sikap terhadap profesi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian, khususnya penyuluh pertanian di Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan dengan metode survai terhadap 40 orang penyuluh pertanian yang ditentukan secara acak (random sampling). Setiap penyuluh pertanian yang menjadi responden penelitian diminta mengisi instrumen penelitian yang terdiri dari tiga macam, yakni instrumen motivasi kerja, instrumen kepuasan kerja dan instrumen sikap terhadap profesi. Data hasil penelitian dianalisis dengan statistik deskriptif dan inferensial dengan bantuan program komputer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja penyuluh pertanian, terdapat hubungan positif antara sikap terhadap profesi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian, dan juga terdapat hubungan positif antara kepuasan kerja dan sikap terhadap profesi secara bersama-sama dengan motivasi kerja penyuluh pertanian.
BEDAH BUKU : Teori Kekuasaan, Teori Sosial, dan Ilmuwan Sosial Indonesia Agusta, Ivanovich
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 2 No. 2 (2008): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.063 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v2i2.5881

Abstract

Upaya untuk menggabungkan pembahasan ketiga buku ini (Dhakidae, 2003; Stewart, 2001; Hadiz dan Dhakidae, eds, 2005) sekaligus didasari tiga kebutuhan berikut. Pertama, buku Stewart membahas perkembangan konsep kekuasaan (power) dari masa modernitas sampai masa modernitas akhir. State of the art tentang konsep kekuasaan ini bisa menjadi metode untuk menyoroti isi buku Dhakide serta Hadiz dan Dhakidae (eds.) secara lebih kritis. Dalam konteks ini, dari karya Stewart terutama akan diambil pelajaran tentang beragam konsep kekuasaan, bukan konsep kekuasaan menurut pandangan Stewart sendiri. Hal ini disebabkan, Stewart memposisikan dirinya dalam kelompok sosiolog modern, sementara saya lebih menyetujui posisi sosiolog pasca modern dalam menggunakan konsep kekuasaan. Dari sini mungkin akan tumbuh kritik pembacaan yang berbeda tentang perkembangan konsep kekuasaan, minimal dalam pembahasan tentang lokalitas dan kebutuhan suatu ketunggalan pandangan mendasar. Kedua, ketiga buku tersebut merupakan karya-karya ilmiah terbaru (di atas tahun 2000), sehingga sudah selayaknya dibedah lebih lanjut untuk memperkaya pengetahuan kritis tentang topik kekuasaan, perkembangan ilmu sosial, dan perkembangan posisi ilmuwan sosial (yang menjadi warganegara) Indonesia. Seorang kolega, ketika membicarakan buku Dhakidae serta Hadiz dan Dhakidae (eds.), berkata, ”Tanpa membaca kedua buku ini, kesimpulan umum dari keduanya sudah bisa kita ketahui atau kita ramalkan, yaitu bahwa ilmu sosial dan ilmuwan sosial dikoooptasi oleh kekuasaan negara. Tapi kita ingin mengetahui rincian argumen yang dibangun di dalamnya. Dan untuk itulah kita perlu membacanya secara detil”. Ketiga, saya khawatir penulisan buku Dhakidae serta Hadiz dan Dhakidae (eds.) masih dihinggapi oleh konsep modern tentang kekuasaan, yang mengimpitkan konsep kekuasaan itu dengan konsep dominasi. Mungkin ini didasari argumen, bahwa kondisi modernitas akhir (atau pascamodernitas) memang sudah terjadi di Eropa dan Amerika Serikat, namun belum terjadi di Indonesia. Menurut saya sendiri, argumen ini lemah, karena para penulis yang menjadi akademisi ini sudah merupakan sosok-sosok yang masuk ke dalam ruang dan waktu modernitas akhir (kelas menengah) di tengah-tengah masyarakat (terutama pedesaan dan wilayah terpencil) yang masih berkutat pada ruang dan waktu modernitas. Olah karenanya, saya masih heran membaca Dhakidae (2003) menggunakan juga kerangka teori modern, yaitu neofasisme, bersama-sama dengan arkeologi pengetahuan ala Foucaoult, untuk menganalisis posisi cendekiawan semasa Orde Baru. Dalam Hadiz dan Dhakidae (eds.), mungkin karena merupakan kumpulan tulisan dari banyak ilmuwan sosial dengan beragam posisi mazhab keilmuan, memang sudah ada yang menggunakan konsep kekuasaan ala modernitas akhir, misalnya pada Ariel Heryanto. Namun di sinipun, konsep kekuasaan masih dipraktekkan sebagai kekuasaan yang meliputi (power over) sesuatu atau seseorang, yang akan berujung pada konsep kekuasaan sebagai dominasi. Begitu pula Meutia Ganie-Rohman hendak mengemukakan resistensi ilmuwan sosial yang tergabung dalam LSM (lembaga swadaya masyarakat, NGO=non-government organization), namun di dalamnya kekuasaan tetap hanya diandaikan sebagai dominasi. Di dalam karya Stewart, definisi kekuasaan ini berada di sisi yang berlawanan (bahkan mungkin dianggapnya sudah ketinggalan jaman jika dirunut dari state of the art konsep kekuasaan) dari konsep kekuasaan sebagai pemberdayaan (empowerment). Pada konsep terakhir, muncul kekuasaan terhadap (power to) sesuatu atau seseorang, yang memungkinkan pemerdekaan diri (oleh lapisan bawah)
Perkembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Perairan Umum “Lebak Lebung” Nasution, Zahri
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 2 No. 2 (2008): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.591 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v2i2.5882

Abstract

Ruang bagi ilmuwan sosial lainnya, termasuk sosiolog untuk lebih jauh menjelaskan hubungan-hubungan tersebut, sehingga menumbuhkan sebuah disiplin yang dikenal sebagai sosiologi ekonomi. Upaya sosiologi ekonomi antara lain adalah menyediakan teori ekonomi dan masyarakat yang lebih kuat daripada teori ekonomi liberal atau ekonomi politik. Sosiologi ekonomi menjelaskan berbagai hal yang positif tentang ekonomi liberal dan ekonomi politik, yang berarti mengenalkan aspek-aspek tradisi yang dapat membantu dalam memahami proses diferensiasi dan integrasi. Perkembangan ekonomi masyarakat nelayan perairan umum lebak lebung menggunakan pendekatan sosiologi ekonomi. Kerangka teori yang digunakan adalah teori embeddedness-Granovetterian. Kajian dilakukan terhadap komunitas nelayan di wilayah Desa Pedamaran, yang sebahagian besar melaksanakan penangkapan ikan di perairan umum lebak lebung Sungai Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa semula akses masyarakat nelayan terhadap sumber daya perikanan dikelola oleh pemerintah Marga berubah menjadi dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten mengakibatkan rendahnya tingkat pendapatan masyarakat nelayan, bahkan, lebih rendah jika dibandingkan dengan upah buruh harian. Akibatnya, tindakan ekonomi yang melekat (embeddedness) dalam hubungan sosial pada masyarakat pedesaan Pedamaran yang selama masa pemerintahan Marga banyak berlangsung dan membudaya menjadi hilang. Kemudian, berbarengan dengan itu perkembangan ekonomi masyarakat Desa Pedamaran berubah dari sistem ekonomi berbudaya tradisional menjadi berbudaya ke arah ekonomi kapitalis. Tindakan ekonomi merupakan tindakan individu yang tidak lagi mempertimbangkan berbagai aspek kehidupan sosial dan budaya masyarakat, kecuali hanya untuk hal-hal tertentu yang bersifat adat (kebiasaan) dan adat (kebiasaan) inipun pada prinsipnya merupakan suatu “prestise” dalam masyarakat setempat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perubahan akses sumber daya perikanan perairan umum lebak lebung bagi masyarakat pedesaan dalam wilayah desa Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menyebabkan terjadinya perkembangan ekonomi masyarakat pedesaan nelayan tersebut dari berbudaya tradisional ke arah berbudaya kapitalis. Kemudian, tindakan ekonomi masyarakat pedesaan dalam wilayah Desa Pedamaran mengakibatkan tererosinya ikatan sosial kemasyarakatan pada komunitas nelayan yang sebelumnya bersifat melekat (embeddedness) dalam tindakan ekonomi.
Kepemimpinan dan Tingkah Laku Kewiraswastaan dalam Industri Skala Kecil dan Menengah (Kasus Industri Sepatu Skala Kecil dan Menengah di Desa Ciomas dan Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat) Dian Andriany, Isnanik; Rusli, Said
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 2 No. 2 (2008): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.872 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v2i2.5883

Abstract

Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk menelaah kepemimpinan dan tingkah laku kewiraswastaan pengusaha pada industri kecil dan menengah, menganalisis hubungan kepemimpinan terhadap kinerja pekerja serta menganalisis hubungan kinerja pekerja dan tingkah laku kewiraswastaan pengusaha terhadap perkembangan usaha dan produktivitas. Adapun pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif (metode survei) dan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara industri kecil dan industri menengah. Perbedaan yang muncul seperti dalam penanganan terhadap pekerja, gaya kepemimpinan yang diterapkan dan tingkat tingkah laku kewiraswastaan. Tingkat tingkah laku kewiraswastaan pengusaha industri menengah tergolong lebih tinggi dibandingkan dengan pengusaha industri kecil baik pada tingkat pemikiran maupun pada tingkat tindakan. Pengusaha industri menengah lebih mampu mewujudkan tingkah laku kewiraswastaan pada tingkat pemikiran menjadi tindakan nyata dalam pengembangan usaha. Pada kedua industri terdapat hubungan yang nyata antara kinerja pekerja dan kepemimpinan. Selain itu, terdapat pula hubungan antara kinerja pekerja dan tingkah laku kewiraswastaan terhadap pengembangan usaha industri yang bersangkutan. Dengan tingkat kinerja pekerja dan tingkah laku kewiraswastaan pengusaha yang lebih tinggi (pada tingkat pemikiran dan tingkat tindakan), usaha industri menengah mengalami perkembangan usaha yang lebih cepat dan mempunyai produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan usaha industri kecil.
Analisis Gender dalam Program Desa Mandiri Pangan (Studi Kasus: Desa Jambakan, Kecamatan Bayat, Klaten-Jawa Tengah) Nurul Qoriah, Siti; Sumarti, Titik
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 2 No. 2 (2008): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.237 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v2i2.5884

Abstract

Kebijakan di bidang ketahanan pangan dan gizi merupakan bagian integral dari kebijakan pembangunan nasional. Oleh karena itu strategi dalam membangun sistem ketahanan pangan tidak hanya berorientasi pada peningkatan produktivitas saja, tetapi juga pada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan mereka secara mandiri dan berkelanjutan. Langkah pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan adalah dengan melaksanakan Program Desa Mandiri Pangan mulai tahun 2006 di daerah yang dinyatakan daerah rawan pangan. Dalam implementasinya, setiap kebijakan yang dilakukan setiap instansi seyogyanya harus memperhatikan hubungan antara laki-laki dan perempuan, yang sesuai dengan INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana Program Desa Mandiri Pangan telah responsif gender. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan Program Desa Mandiri Pangan cenderung belum responsif gender. Hal ini karena masih terjadi ketimpangan gender baik di tingkat rumah tangga maupun dalam kelompok afinitas. Bentuk ketidakadilan gender yang terjadi adalah beban kerja, stereotipe dan subordinasi pada perempuan. Ketimpangan gender tersebut terjadi akibat hegemoni patriarki. Faktor elit desa juga bepengaruh terhadap pelaksanaan program.
Respon Komunitas Nelayan terhadap Modernisasi Perikanan (Studi Kasus Nelayan Suku Bajo di Desa Lagasa, Kabupaten Muna, Propinsi Sulawesi Tenggara) Hamzah, Awaluddin; K. Pandjaitan, Nurmala; W Prasodjo, Nuraini
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 2 No. 2 (2008): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.035 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v2i2.5885

Abstract

Modernisasi melalui peningkatan dan penggunaan teknologi alat tangkap serta bantuan permodalan berimplikasi pada kegiatan serta organisasi penangkapan ikan dan pada akhirnya terjadi perubahan dalam suatu komunitas. Tidak semua lapisan nelayan dapat memanfaatkan peluang modernisasi. Sebelum program modernisasi perikanan, struktur komunitas nelayan Suku Bajo masih didominasi oleh sistem perikanan tradisional, kegiatan dicirikan struktur komunitas homogen dan tingkat diferensiasi sosial yang masih rendah. Berbagai ukuran yang dapat dilihat menunjukan bahwa nelayan tergolong tidak sejahtera. Pemerintah memandang perlu untuk memperbaiki taraf hidup nelayan. Realisasinya dilakukan antara lain dalam bentuk modernisasi perikanan (Revolusi Biru). Penerimaan maupun penolakan suatu hal baru berkaitan dengan proses mental sejak seseorang mengetahui adanya inovasi. Proses tersebut bagi nelayan tidak terlepas dari pengaruh pemaknaan terhadap laut serta pekerjan nelayan bagi nelayan itu sendiri. Hasil penelitian menunjukan kecenderungan terjadi bahwa Pengadopsi Cepat (PC) memiliki karakteristik yang lebih baik dibandingkan adopter yang lebih lambat. Pada pemaknaan laut, kebanyakan responden memberi makna ekonomi, psikologi dan budaya yang positif. Sedangkan pada makna pekerjaan nelayan kebanyakan responden memberi makna ekonomi, sosiologis, teologis, dan budaya yang cenderung positif. Selain itu nampaknya terdapat hubungan antara pemaknaan dengan kecepatan adopsi. Hubungan tersebut adalah semakin positif makna ekonomis maka adopsi inovasi semakin cepat. Sebaliknya semakin positif makna budaya kecenderungan adopsi cenderung semakin lambat. Modernisasi perikanan berdampak pada perubahan pola kerja yakni daya jelajah lebih jauh, jumlah pekerja (sawi) lebih banyak dengan sifat semi bebas dan perekrutan lebih selektif. Pembagian kerja lebih jelas dan berjenjang serta hierarkis. Terjadi pula dampak perubahan struktur sosial dengan sistem bagi hasil yang menjadi pranata nelayan, stratifikasi yang kompleks, diferensiasi beragam, dan pola hubungan non eksploitatif. Dampak teknologi gae juga menghasilkan peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar serta gizi anggota keluarga nelayan serta kesadaran pentingnya pendidikan bagi anggota keluarga
Pengetahuan Lokal Masyarakat Adat Kasepuhan: Adaptasi, Konflik dan Dinamika Sosio-Ekologis Rahmawati, Rita; Idris Gentini, Dian E
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 2 No. 2 (2008): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.089 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v2i2.5886

Abstract

Masyarakat Kasepuhan merupakan masyarakat adat Sunda yang hidup di sekitar Taman Nasional Gunung Halimun - Salak (TNGHS). Masyarakat adat ini mempunyai kekhasan dalam mengatur kehidupan warganya dalam berelasi dengan alam. Melalui konsep pancer pangawinan masyarakat mensandarkan kehidupannya pada keterikatan atas tanah. Permasalahannya sekarang adalah sejak diterbitkannya kebijakan perluasan Taman Nasional melalui SK Menteri Kehutanan Nomor 175/Kpts-II/2003, tanah yang dulu dikuasai oleh masyarakat berubah status menjadi tanah Taman Nasional. Perubahan status tanah tersebut menyebabkan hilangnya akses masyarakat terhadap tanah. Kondisi ini menempatkan masyarakat pada kondisi konflik dengan Pengelola TNGHS. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan paradigma konstruktivisme (Denzin, 2000). Teknik pengumpulan data melalui indepth interview, observasi partisipan, dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil dan temuan penelitian menunjukkan adanya pengetahuan lokal masyarakat Kasepuhan dalam hal mengatur kelestarian lingkungan dan bagaimana lingkungan tersebut dapat memberi manfaat untuk kehidupan masyarakat. Misalkan dengan adanya konsep Ibu Bumi, Bapak Langit dan Guru Mangsa, Leuit dan Wewengkon Hutan. Pengetahuan ini telah dikembangkan secara turun temurun dan mengatur relasi masyarakat dengan alam (hutan). Namun pertarungan pengetahuan masyarakat lokal dan pengelola TNGHS telah menyebabkan teralienasinya pengetahuan lokal tersebut. Dengan mengacu pada konsep Escobar (1999), maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan lokal dalam mengelola sumber daya alam dapat dipandang sebagai rezim alam organik, dimana sejak diberlakukannya SK Menteri Kehutanan tentang perluasan TNGHS, masyarakat lokal dengan alam organiknya sedang berhadapan dengan pengelola TNGHS selaku rezim alam negara yang dalam prakteknya bertumpu pada pengetahuan kapitalis dan tekno, dalam memperjuangkan hak akses atas tanah.

Page 7 of 41 | Total Record : 408


Filter by Year

2007 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 1 (2025): Sosiologi: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 12 No. 3 (2024): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 12 No. 2 (2024): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 12 No. 1 (2024): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 11 No. 3 (2023): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 11 No. 2 (2023): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 11 No. 1 (2023): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 10 No. 3 (2022): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 10 No. 2 (2022): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 10 No. 1 (2022): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 9 No. 3 (2021): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 9 No. 2 (2021): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 9 No. 1 (2021): Sodality Edisi Khusus Tribute to Prof. Dr. SMP. Tjondronegoro Vol. 8 No. 3 (2020): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 8 No. 2 (2020): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 8 No. 1 (2020): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 7 No. 3 (2019): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 7 No. 2 (2019): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 7 No. 1 (2019): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 6 No. 3 (2018): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 6 No. 2 (2018): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 6 No. 1 (2018): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 5 No. 3 (2017): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 5 No. 2 (2017): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 5 No. 1 (2017): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 4 No. 3 (2016): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 4 No. 2 (2016): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 4 No. 1 (2016): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 3 No. 3 (2015): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 3 No. 2 (2015): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 3 No. 1 (2015): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 2 No. 3 (2014): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 2 No. 2 (2014): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 2 No. 1 (2014): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 1 No. 3 (2013): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 1 No. 2 (2013): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 1 No. 1 (2013): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 6 No. 3 (2012): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 6 No. 2 (2012): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 6 No. 1 (2012): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 5 No. 3 (2011): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 5 No. 2 (2011): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 5 No. 1 (2011): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 4 No. 3 (2010): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 4 No. 2 (2010): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 4 No. 1 (2010): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 3 No. 3 (2009): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 3 No. 2 (2009): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 3 No. 1 (2009): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 2 No. 3 (2008): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 2 No. 2 (2008): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 2 No. 1 (2008): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 1 No. 3 (2007): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 1 No. 2 (2007): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 1 No. 1 (2007): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan More Issue