cover
Contact Name
Brina Oktafiana
Contact Email
brina@itats.ac.id
Phone
+6282257006656
Journal Mail Official
tekstur.journal@itats.ac.id
Editorial Address
Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim No. 100 Surabaya, Surabaya, Provinsi Jawa Timur
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Tekstur (Jurnal Arsitektur)
ISSN : -     EISSN : 27222756     DOI : -
Tekstur (Jurnal Arsitektur), diterbitkan secara online, dalam setahun 2 (dua) kali terbitan, yaitu April dan Oktober oleh Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya. Jurnal ini merupakan media publikasi atau kumpulan artikel ilmiah, yang terkait dengan perancangan arsitektur, sejarah dan teori arsitektur, struktur dan sains bangunan serta permukiman dan perkotaan.
Articles 171 Documents
Arsitektur High Tech pada Rancangan Gedung Futura Mega Electric Automobile di Surabaya Awayna, Afif; Hendra, Failasuf Herman; Salisnanda, Randy Pratama
Tekstur (Jurnal Arsitektur) Vol 1, No 2 (2020): Tekstur
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.tekstur.2020.v1i2.1089

Abstract

Surabaya sebagai kota metropolitan membutuhkan solusi permasalahan polusi udara. Penggunaan transportasi listrik sangat mempengaruhi upaya mengurangi polusi udara akibat transportasi konvensional sehingga memberikan dampak yang baik bagi lingkungan. Terkait upaya pengurangan polusi udara akibat transportasi konvensional, maka Perancangan Gedung Futura Mega Electric Automobile di Surabaya yang merupakan bangunan dengan fungsi bisnis, edukasi dan rekreasi sebagai persiapan untuk menyambut kemajuan teknologi transportasi masa depan dan sebagai langkah awal untuk memperkenalkan teknologi transportasi listrik merupakan salah satu gagasan yang sangat menarik. Rancangan High Tech Architecture pada bangunan ini terinspirasi dari bangun mobil listrik yang berorientasi ke masa depan. Perancangan arsitektur bangunan dilakukan melalui serangkaian tahapan mulai dari identifikasi proyek, studi preseden, program rancangan, konsep hingga pengembangan rancangan.   Makro konsep future oriented dipilih berdasarkan korelasi antara judul, fungsi bangunan dan tema sehingga diharapkan dapat memberikan citra bangunan yang berorientasi ke masa depan, selaras dengan fungsi bangunan dan juga tema high tech architecture. Konsep mikro tata lahan menggunakan karakter supporting yang bertujuan untuk menciptakan tatanan lahan yang mendukung fungsi bangunan. Konsep mikro bentuk menggunakan karakter iconic yang bertujuan untuk menciptakan bentukan yang dapat menjadi ikon penanda suatu wilayah dan bervisi ke masa depan. Konsep ruang menggunakan karakter split level yang bertujuan untuk menciptakan ruang kontinyu yang seperti tanpa batas, dan memberikan akses yang mudah dan fleksibel, dikarenakan bangunan memiliki fungsi ruang yang bermacam-macam. Semua hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan penyelesaian terhadap permasalahan yang ada dan merujuk kepada kebutuhan untuk memberikan citra bangunan masa depan.
Aplikasi Konsep Representatif terhadap Bentuk Bangunan Pusat Pengembangan Produk Kreatif di Menganti Kabupaten Gresik Arjiyanti, Dwi Kresita; Ratniarsih, Ika; Laksmiyanti, Dian P. E.
Tekstur (Jurnal Arsitektur) Vol 2, No 2 (2021): Tekstur
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.tekstur.2021.v2i2.2052

Abstract

Kabupaten Gresik merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri dan pendidikan yang ada di wilayah Jawa Timur. Dikarenakan kurangnya fasilitas untuk mengembangkan kreatifitas seperti kriya, fashion yang menjadi warisan budaya dan wadah bagi pelaku kreatif untuk mengembangkan diri dan saling terhubung antara satu sama lain, serta menjadi ikon di Kabupaten Gresik. Lokasi Objek rancangan yaitu berada di Jl. Raya Morowudi 185, Moro Putat Lor, Kabupaten Gresik, Jawa Timur 61171. Tema yang digunakan untuk rancangan ini adalah Kontemporer, Menurut L. Hilberseimer, Comtemporary Architects 2 (1964) “Arsitektur Kontemporer adalah suatu style aliran arsitektur terntentu pada eranya yang mencerminkan kebebasan berkarya sehingga menampilkan sesuatu yang berbeda, dan merupakan suatu aliran baru atau penggabungan dari beberapa gaya arsitektur lainnya, sehingga cocok untuk gedung kreatif yang mengingat kreatif menggunakan bentukan bangunan yang cukup unik. Konsep makro Representatif bertujuan untuk menciptakan sebuah rancangan yang memiliki karateristik mudah di kenal dan dapat mengkomunikasikan ide desain. Penerapan konsep makro representatif pada tatanan lahan yaitu sirkulasi dan penataan massa dengan mempertimbangkan eksisting yang berupa mengetahui kondisi fisik tapak, keadaan lingkungan pada tapak, batas-batas tapak, dan potensi yang ada pada tapak, Penerapan konsep makro representatif pada bentuk adalah penggabungan bentuk simetris pada fasad dan tumpukan pada atap. Penerapan konsep makro representatif pada ruang adalah penyesuaian dan penekanan unsur warna pastel dan unsur kayu. Manfaat dari Perancangan Objek ini yaitu agar Gresik memiliki sebuah wadah bagi para pelaku produksi kreatif untuk mengembangkan diri dan saling terhubung antara satu sama lain diantara sub sektor sub sektor produk-produk kreatif tersebut.
Theraupetic sebagai Konsep Desain Fasilitas untuk Lansia Dimensia di Sidoarjo, Jawa Timur Yanuar, Dimas Audri; Laksono, Sigit Hadi
Tekstur (Jurnal Arsitektur) Vol 1, No 1 (2020): Tekstur
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.tekstur.2020.v1i1.883

Abstract

Abstract. Elderly (elderly) is someone who is categorized in an age that reaches the age of 60 years or more. With age the physical ability and motor ability of a person also decreases. Reporting from the data of the demographic affairs office of Sidoarjo district in November 2019, the number of elderly population reached 270,881 inhabitants. With increasing age, the level of memory in the brain decreases which result in senility (dementia). Generally, the elderly are placed in a nursing home where their daily activities are limited so that elderly people in nursing home experienced stress and cause dementia to get worse. Dementia is considered prevalent in most communities, so the people with dementia are not early detected. Dementia is divided into 4 types, namely: Alzheimer, Lewy Body, Vascular and Parkinson. Each type of dementia has different treatment so the therapy process can run effectively. In the process of planning and designing a therapeutic complex for elderly people with dementia in the Sidoarjo District are applying the rules of behavior architectural themes in which each dementia complex has different facilities and it's assessed based on the user. Also, helping government programs written in the Sidoarjo district regional regulation number 4 of 2010 regarding Elderly Welfare, The government is obliged to provide services and social protection for the elderly so that they can actualize and enjoy a decent standard of living.Keywoards : Theraupetic, Elderly, Dementia Abstrak. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang dikategorikan dalam usia yang mencapai usia 60 tahun atau lebih. Dengan seiring bertambahnya usia, kemampuan fisik dan kemampuan motorik seseorang juga menurun. Dilansir dari data dispenduk kabupaten sidoarjo November 2019, jumlah penduduk lansia mencapai 270.881 jiwa. Dengan bertambahnya usia, tingkat memori dalam otak akan semakin menurun yang mengakibatkan kepikunan (demensia). Umumnya, lansia ditempatkan pada sebuah panti jompo yang mana kegiatan sehari-harinya dibatasi sehingga banyak lansia yang berada di dalam panti jompo mengalami stress dan menyebabkan penyakit demensia semakin memburuk. Kepikunan dianggap hal lazim pada sebagian besar masyarakat, sehingga penderita demensia tidak terdeteksi sejak dini. Demensia dibagi menjadi 4 jenis, yaitu : Alzheimer, Lewy Body, Vaskuler dan Parkinson. Setiap jenis demensia memiliki penanganan yang berbeda agar proses terapi bisa berjalan dengan efektif. Pada proses perencanaan dan perancangan kompleks therapeutic untuk lansia demensia di kabupaten sidoarjo menerapkan kaidah-kaidah tema arsitektur perilaku dimana pada setiap kompleks demensia memiliki fasilitas yang berbeda dan dikaji berdasarkan pengguna. Serta, membantu program pemerintah yang tertulis berdasarkan peraturan daerah kabupaten Sidoarjo Nomor 4 Tahun 2010 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan dan perlindungan sosial bagi lansia agar mereka dapat mewujudkan dan menikmati taraf hidup yang layak.Kata Kunci : Theraupetic, Lansia, Demensia
Perancangan Pusat Seni dan Budaya Jawa Pasca Pandemi di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah Agustina, Yulia; Hendra, Failasuf Herman; Laksono, Sigit Hadi
Tekstur (Jurnal Arsitektur) Vol 2, No 2 (2021): Tekstur
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.tekstur.2021.v2i2.1917

Abstract

Budaya menjadi penting bagi keberadaan suatu kelompok, karena dapat menjadi identitas dari kelompok tersebut, terutama di Indonesia. Namun, seiring perkembangan zaman, budaya tersebut mulai ditinggalkan, bahkan dilupakan. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan degradasi budaya, termasuk budaya Rembang pada saat ini. Adanya fasilitas untuk mewadahi para seniman terkait hal ini sangat diperlukan sebagai sarana edukasi dan informasi seni budaya Jawa di Kabupaten Rembang. Era new normal akibat pandemi wabah virus COVID-19, mau tidak mau akan mempengaruhi desain, seperti pertimbangan terkait protokol kesehatan dan sebagainya. Pendekatan tema yang dipakai adalah Arsitektur Hijau dengan tujuan menanggapi beberapa aspek yang timbul pasca era new normal. Lokasi obyek perancangan yaitu berada di Jl. Gajah Mada, Banyudono, Kec. Kaliori, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Luas Lahan pada tapak mencapai ±17.458,3 m2 (1.7 Hektar). Tema rancangan yaitu Arsitektur Hijau yang dimaksudkan untuk menciptakan arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami dan pembangunan berkelanjutan. Konsep makro rancangan ramah lingkungan, tatanan lahan responsif, bentuk ekspresif dan ruang representatif, diharapkan dapat memberikan arahan perancangan sesuai dengan yang dibutuhkan.
Implementasi Konsep Sustainable Architecture pada Pusat Pelatihan Kerajinan Batu Gunung Agma, Franadha Zaheza; Laksmiyanti, Dian P. E.; Hendra, Failasuf Herman
Tekstur (Jurnal Arsitektur) Vol 2, No 1 (2021): Tekstur
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.tekstur.2021.v2i1.1499

Abstract

Abstract. Tulungagung belongs to one of mountainous area which is famous for the biggest producer of mountain stone craft in East Java. Unfortunately, no institution accommodates the activity of this industry. The craftsmen of andesite stone are dominated by the predecessors as the number of young generation who wants to continue this hereditary skill is very limited. On the one hand, an industrial sector is extremely vital to improve the macro economy of Indonesia. On the other hand, this sector also contributes a lot of carbon emissions. As the rate of energy use in Indonesia is classified as high, this condition triggers architects to design an industrial facility for maximizing the potentials of climate and area to reduce the rate of energy use. Therefore, this research aimed at designing a training centre for mountain stone craft to facilitate the craftsmen. For this reason, the researcher developed a design using qualitative analysis and empiric method. Several analyses were carried out concerning the area potentials such as local regulation, land order, site condition, contour, climate, as well as social and economic aspects of user candidates. All of them were summarized into the concept of design and then accomplished by implementing the concept in the working drawing. This research yielded a design of training centre for mountain stone craft in Tulungagung supported with facilities for training site as well as production and marketing. The design actualized the theme of Sustainable Architecture to optimize the natural and site potentials through integrated waste management. Keywords: Sustainable Architecture, Training Centre, mountain stone craft. Abstrak. Tulungagung merupakan salah satu wilayah area pegunungan yang terkenal sebagai penghasil kerajinan batu gunung terbesar di Jawa Timur, namun tidak ada lembaga yang mewadahi kegiatan industri tersebut. Pengrajin batu andesit didominasi oleh para pewaris yang ahli dibidangnya karena semakin sedikit generasi muda yang meneruskan keahlian turun temurun ini. Sektor industry sangat diperlukan untuk meningkatkan ekonomi macro Negara Indonesia, di sisi lain sektor ini juga menyumbang cukup banyak emisi karbon. Laju penggunaan energi Indonesia tergolong tinggi sehingga hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk Arsitek dalam mrancang sebuah fasilitas Industri bagaimana memaksimalkan potensi ikim dan kawasan guna menekan laju penggunaan energy. Penelitian ini bertujuan merancang pusat pelatihan kerajinan batu gunung sebagai wadah bagi pengrajin.  Metode yang digunakan dalam riset ini adalah  perancangan dengan analisa kualitatif dan metode desain, dimana dilakukan analisa terkait potensi kawasan seperti aturan daerah, tata guna lahan, kondisi site, kontur, iklim, aspek sosial dan ekonomi calon pengguna yang kemudian dirangkum menjadi sebuah konsep desain dan disesesaikan dengan implementasi konsep pada gambar kerja. Penelitian ini menghasilkan rancangan pusat pelatihan kerajinan batu gunung di tulungagung dengan fasilitas: tempat pelatihan, fasilitas produksi dan pemasaran. Desain ini mengusung tema Arsitektur Berkelanjutan untuk mengoptimalkan potensi alam dan site dengan manajemen limbah terpadu. Kata Kunci: Arsitektur berkelanjutan, Pusat Pelatihan, Kerajinan Batu Gunung.
Rancangan Futuristik pada Bentuk Bangunan Pusat Pengembangan Desain Digital di Surabaya Viollita, Yosika Greace; Ratniarsih, Ika; Sulistyo, Broto Wahyono
Tekstur (Jurnal Arsitektur) Vol 1, No 2 (2020): Tekstur
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.tekstur.2020.v1i2.1124

Abstract

Perkembangan industri desain digital meningkat dengan adanya fenomena ekonomi digital yang terimplementasi dengan baik dalam industri kreatif. Dilihat dari  data statistik Badan Ekonomi Kreatif 2017, permasalahan akan kurangnya riset dan pengembangan, edukasi, insfrastruktur fisik, hingga pemasaran dalam negeri menjadi kendala utama perkembangannya, oleh karena itu diperlukan suatu wadah yang dapat meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi kreatif khususnya dibidang desain digital. metodologi penelitian deskriptif, studi banding lapangan di Galaxy Mall 3 Surabaya dan  studi literatur dari website, buku, jurnal, pengamatan langsung ke lapangan dan survei obyek yang akan dirancang. Lokasi proyek di Jalan Mayjen Yono Suwoyo, Kota Surabaya, Jawa Timur, luas lahan 45.300m2. Fasilitas utama : fasilitas edukasi digital desain, fasilitas riset dan pengembangan software desain digital, dan fasilitas penunjang : perpustakaan, toko buku, museum, co-working space, rental alat digital desain, percetakan, dan pameran. Tema arsitektur futuristik, diterapkan pada bentuk : tampilan yang dinamis garis lengkung dan sudut tumpul pada kepala, badan, kaki dengan material beton, kaca dan alumunium, warna putih dan biru, pada ruang : bentuk ruang mengikuti bentuk bangunan yang melengkung, menggunakan material kaca, alumunium, dan PVC, suasana kecanggihan teknologi dengan pintu jendela otomatis dan warna putih, biru, hitam. Laporan ini bermanfaat memberikan gagasan pengembangan industri kreatif digital dan arsitektur masa depan serta menjadi wujud dukungan perkembangan digital desain di Surabaya.
Konsep Desain Kantor Bupati Daerah Otonomi Baru (DOB) Kutai Tengah Hidayat, Al Priyadi; Sulistyo, Broto Wahyono
Tekstur (Jurnal Arsitektur) Vol 1, No 1 (2020): Tekstur
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.tekstur.2020.v1i1.888

Abstract

Abstract. To carry out a "new autonomous region" expansion program or abbreviated as DOB Central Kutai requires administrative preparations and physically covers areas that will be part of the government, sufficient population, and buildings which will later become places for government management led by government The Regent with all his ownership belongs to the state. The regent's office building is an absolute necessity as a place of work or a symbol of the area, buildings with floating architectural systems that are designed in swampy areas with a certain time will experience very high floods and long flooding duration even up to 2 months which can result in the cessation of activities the economy and activities of the local community, indirectly the function and impact of the building in a sustainable manner. The organizational pattern in the building is a centralized formation to clarify the circulation of officials in the office building of the regent, the people who carry out the administration process and the guest of honor. In the building will also apply a dynamic design friendly to visitors.Keywords: Center Kutai, Dynamic, Floating, Sustainable, Swampy, The Regent. Abstrak. Untuk menjalankan sebuah program pemekaran daerah otonomi baru atau disingkat menjadi DOB Kutai Tengah memerlukan persiapan dari segi administratif dan secara fisik mencakup daerah yang akan menjadi bagian dari pemerintahan, jumlah penduduk yang mencukupi, maupun bangunan yang nantinya akan menjadi tempat kepengurusan pemerintah yang dipimpin oleh Bupati dengan segala kepemilikannya adalah milik negara. Bangunan kantor bupati merupakan hal mutlak yang diperlukan sebagai tempat bekerja maupun menjadi simbol dari daerah tersebut, bangunan dengan sistem arsitektur terapung yang didesain pada daerah rawa dengan waktu tertentu akan mengalami banjir yang sangat tinggi dan durasi banjir lama bahkan hingga 2 bulan yang dapat mengakibatkan berhentinya kegiatan perekonomian dan kegiatan masyarakat setempat, secara tidak langsung fungsi dan dampak dari bangunan dengan berkelanjutan. Pola organisasi pada bangunan yaitu bentukan terpusat untuk memperjelas sirkulasi pejabat pada bangunan kantor bupati, masyarakat yang melakukan proses administrasi maupun tamu kehormatan. Pada bangunan juga akan menerapkan bentukan dinamis yang ramah kepada pengunjung.Kata Kunci: Berkelanjutan, Dinamis, Kantor Bupati, Kutai Tengah, Rawa, Terapung.
Pusat Busana Adat Dayak Kalbar, Dikota Pontianak Noberti, Modesta; Rachim, Amir Mukmin; Widjajanti, Wiwik Widyo
Tekstur (Jurnal Arsitektur) Vol 2, No 2 (2021): Tekstur
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.tekstur.2021.v2i2.2053

Abstract

Abstrak. Kalimantan Barat merupakan salah satu Pulau yang memiliki Suku Adat Dayak Terbesar Selain Kalimantan timur,selatan dan utara. selain itu Pulau Borneo terkenal dengan Penduduk Aslinya adalah Suku Adat Dayak. Busana Adat Dayak berperan Penting Dipulau Borneo dan khususnya pada desain rancangan berlokasi di kota Pontianak yang belum memiliki wadah pusat Busana adat khusus busana Dayak kalimantan barat untuk di jual lagi ke sanggar-sanggar seni Dayak maupun took-toko lainnya, tentunya denga ada Pusat Busana Adat Dayak Di kota Pontianak ini mempermudah Toko busana Adat Dayak lainnya dan Sanggar budaya untuk mendapatkan Busana adat Dayak dengan desain yang sesuai yg mereka butuhkan dan kualitas yang terbaik lakan diberikan langsung dari Pusatnya. tentunya penerapan semua ini sudah di pertimbangkan apa saja yang di butuhkan di dalam desain tersebut hingga menjadi suatu bangunan yang bermanfaat bagi Kalimantan Barat Khususnya di kota Pontianak. Alasan dibuatnya pusat busana Dayak ini untuk mengembangkan busana Adat lebih modern dan lebih menarik lagi, dengan mengikuti jaman Busana terkini dengan syarat tidak menghilangkan aksesoris pada baju adat dan bahan asli pada baju adat Tersebut, Hasil akhir dari Perencanaan dan Perancangan Pusat Busana Adat Dayak Kalbar Di Kota Pontianak ini mengaplikasikan 3 konsep mikro yakni Tropis pada Lahan, Kontemporer pada Bentuk dan Ekologi Pada Ruang yang di terapkan dengan tema Arsitektur Neo-vernakular. Penerapan desain mengusung pendekatan konsep makro “Simbolik” yang dibungkus dengan kesatuan dari mulai judul, tema, Makro dan Mikro konsep. Di desain dengan kesatuan dari semuanya dalam kebudayaan adat suku Dayak setempat.
Kajian Tatanan Bentuk Arsitektur Simbolis Pada Pengembangan Museum Trinil Di Kabupaten Ngawi Sudibyo, Rizal Denariyan; Ratniarsih, Ika; Laksono, Sigit Hadi
Tekstur (Jurnal Arsitektur) Vol 2, No 1 (2021): Tekstur
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.tekstur.2021.v2i1.1517

Abstract

Abstrak. Ngawi Regency is a place of ancient sites whose existence is less known by the public. Due to the lack of supporting facilities for the Trinil Museum which holds a lot of ancient history. The development at the Trinil Museum is needed to make the museum run optimally and become a big icon for Ngawi Regency. The method used to compile this report is the descriptive method in which there are literary case studies and field case studies by comparing and making references to the development plan. The location of the Trinil Museum which will be developed is in Kawu Village, Kec. Kedunggalar, Ngawi Regency, East Java. The land area on the site reaches ± 15,000 m2 (1.5 hectares), borders with Bengawan Solo, forest and community settlements in Kawu Village. Facilities that will be added to the design object are Main Facilities: Exhibition and Education Building Facilities, Entertainment Facilities, Archeological Facilities, Supporting Facilities: Management Building Facilities, Restaurant and Cafe Facilities, Meeting Facilities, Lodging Facilities, Outbound Facilities, Service Facilities (Toilets, EEC, Warehouse, Loading Dock, Drop Off). The theme used for this design is symbolic, symbolic here uses a disguised metaphor where the manifestation is disguised so that people who see the object think and have their own point of view, where the process is by adapting / integrating with the surrounding environment and taking different forms. characterizes the Ngawi area with an emphasis on ancient accents. The application of the theme to the land arrangement is a form of circulation such as bones, the application of the theme to the shape is on the roof using the roof found in the area with the addition of ancient shapes and textures such as stones and bones, the application of the theme to the space is the emphasis of stone accents and the color of stone and wood. The benefit of designing this object is to make the Trinil Museum run even more optimally, to provide a forum for research and people who want to study archeology and to make it a great icon for Ngawi Regency.Keywords: Museum, Ngawi, Development, Symbolic, Trinil Abstrak. Kabupaten Ngawi adalah tempat situs purba yang keberadaannya kurang diketahui oleh khalayak ramai. Dikarenakan kurangnya fasilitas penunjang terhadap Museum Trinil yang menyimpan banyak ilmu sejarah purbakala. Pengembangan di Museum Trinil diperlukan guna menjadikan museum tersebut berjalan secara maksimal dan menjadi suatu ikon yang besar untuk Kabupaten Ngawi. Metode yang di gunakan untuk menyusun laporan ini adalah Metode Deskriptif dimana dalam metode tersebut terdapat Studi Kasus Literatur dan Studi Kasus Lapangan dengan membandingkan dan menjadikan referensi untuk rencana pengembangan tersebut. Lokasi Museum Trinil yang akan dikembangkan berada di Desa Kawu, Kec. Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Luas Lahan pada tapak mencapai  ±15.000 m2 (1,5 Hektar), Berbatasan dengan Bengawan Solo, Hutan dan pemukiman warga Desa Kawu. Fasilitas yang akan ditambahkan pada objek rancangan tersebut yaitu Fasilitas Utama : Fasilitas Gedung Pameran dan Edukasi,  Fasilitas Hiburan, Fasilitas Arkeologi, Fasilitas Penunjang : Fasilitas Gedung Pengelola, Fasilitas Restoran dan Kafe, Fasilitas Pertemuan, Fasilitas Penginapan, Fasilitas Outbond, Fasilitas Servis (Toilet, MEE,Gudang,Loading Dock, Drop Off). Tema yang digunakan untuk rancangan ini adalah simbolis, simbolis disini menggunakan metafora tersamar dimana perwujudannya dengan cara disamarkan agar orang yang melihat obyek tersebut berfikir dan memiliki sudut pandang masing-masing, dimana prosesnya dengan cara adapatasi/ menyatu dengan lingkungan sekitar dan mengambil bentuk-bentuk yang menjadi ciri khas daerah Ngawi dengan penekanan aksen purbakala. Penerapan tema pada tatanana lahan adalah bentuk sirkulasi seperti tulang, penerapan tema pada bentuk adalah pada atap menggunakan atap yang terdapat pada daerah tersebut dengan ditambah bentuk dan tekstur purba seperti bebatuan dan tulang, penerapan tema pada ruang adalah penekanan aksen bebatuan dan warna batu dan kayu. Manfaat dari perancangan objek ini yaitu agar Museum Trinil berjalan lebih maksimal lagi, memberikan wadah untuk penelitian dan orang yang ingin belajar ilmu kepurbaan dan menjadikan suatu ikon yang besar untuk Kabupaten Ngawi.Kata kunci: Museum, Ngawi, Pengembangan, Simbolis, Trinil
Tema Berwawasan Lingkungan pada Konsep Desain Pengembangan Tempat Pelelangan Ikan dan Wisata Kuliner di Tambak Cemandi, Sidoarjo Maulidiana, Ainur Rizka; Azizah, Siti; Ratniarsih, Ika
Tekstur (Jurnal Arsitektur) Vol 2, No 1 (2021): Tekstur
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.tekstur.2021.v2i1.1516

Abstract

Abstract. Sidoarjo has great potential in the development of the fisheries sector, on of them is located in Tambak Cemandi, Sidoarjo Regency, East Java. Tambak Cemandi, has a local scale fish auction. Because this fish auction is close to the sea and the place is not suitable for use, so it is very potential to be developed as a tourist destination and is very attractive as a culinary tourism spot with a special menu of sea fish. The application of the design for the development of fish auction places and culinary tours is with the theme of Architectural Insightful. Architecture with its own environmental insight as a response to the local climate and to reduce the smell of activities carried out in the fish processing area. The methods used in designing this project are observation, interview, data analysis, and documentation. The development that will be carried out in this project is to improve the fish auction area and add facilities to facilities that do not yet exist. The theme raised is environmentally sound architecture with macro natural architectural concepts. To support the macro concept raised, there is a micro concept of attractive forms that are applied to the game and the colors that stand out to show the attractive form concept. Micro has a functional space concept which aims to create a functional space design effectively by optimizing the lighting system in the room, the room in the fish auction is open in design so that air circulation can go in and out freely. For micro, the concept of land layout uses a directed concept where visitors and employees are distinguished from the parking area to the entrance to the land, when visitors enter the dropping area, visitors will be directed to the dropping area and then enter the area with a recreational land layout design where the design makes visitors directed. the way when on the site.Keywords: Fish Auction, Culinary Tourism, Architectural Insightful, Attractive, Functional, Recreational Abstrak. Sidoarjo memiliki potensi besar dalam pengembangan sektor perikanan, salah satunya di Tambak Cemandi, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Tambak Cemandi, memiliki tempat pelelangan ikan skala lokal. Karena tempat pelelangan ikan ini berdekatan dengan laut dan tempatnya kurang layak untuk digunakan sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata dan sangat menarik juga digunakan sebagai tempat wisata kuliner dengan menu khusus ikan laut. Penerapan desain pengembangan tempat pelelangan ikan dan wisata kuliner ini yaitu dengan tema arsitektur berwawasan lingkungan. Arsitektur berwawasan lingkungan tersendiri sebagai respon terhadap iklim daerah setempat serta untuk mengurangi bau dari aktifitas yang dilakukan di area pengolahan ikan tersebut. Metode yang digunakan dalam perancangan proyek ini yaitu observasi, interview, Analisa data, dan dokumentasi. Pengembangan yang akan dilakukan pada proyek ini yaitu memperbaiki area tempat pelelangan ikan dan menambah fasilitas dari fasilitas yang belum ada. Tema yang diangkat yaitu arsitektur berwawasan lingkungan dengan makro konsep arsitektur alami. Untuk mendukung makro konsep yang diangkat maka ada mikro konsep bentuk atraktif yang di terapkan pada permainan dan pewarnaan yang menonjol untuk menunjukan konsep bentuk atraktif tersebut. Mikro konsep ruangnya fungsional yang bertujuan untuk mencipatakan desain ruang fungsional secara efektif dengan mengoptimalkan sistem pencahayaan pada ruangan tersebut, ruangan pada tempat pelelangan ikan di desain terbuka agar sirkulasi udara dapat keluar masuk secara bebas. Untuk mikro konsep tatanan lahan menggunakan konsep terarah yang dimana pengunjung dan karyawan dibedakan untuk area parkir hingga pintu masuk ke lahan tersebut, pengunjung ketika masuk akan diarahkan ke dropping area lalu masuk ke area tersebut dengan desain tatanan lahan rekretaif yang dimana desain tersebut manjadikan pengunjung akan terarah jalannya ketika berada di dalam site tersebut. Kata Kunci: Tempat Pelelangan Ikan, Wisata Kuliner, Arsitektur Berwawasan Lingkungan, Atraktif, Fungsional, Rekreatif

Page 2 of 18 | Total Record : 171