cover
Contact Name
Abdul Jalil
Contact Email
abdul.jalil@uho.ac.id
Phone
+6282302510306
Journal Mail Official
kabanti.antropologi@uho.ac.id
Editorial Address
Jurusan Antropologi, Gedung Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo, Kampus Hijau Tridarma Anduonohu Jl.H.E.A. Mokodompit ,Kendari, Sulawesi Tenggara
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Kabanti : Jurnal Kerabat Antropologi
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 26228750     EISSN : 25033468     DOI : https://doi.org/10.33772/kabanti
KABANTI: Jurnal Kerabat Antropologi, merupakan ruang bagi mahasiswa Strata 1 (S1) Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Halu Oleo (UHO) yang dikelola oleh Kerabat Antropologi FIB UHO sendiri. Kabanti adalah jurnal ilmiah antropologi yang mengajak kerabat antropologi untuk berpartisipasi menulis artikel ilmiah yang berkaitan dengan kajian-kajian antropologi dan etnografi. Kabanti diterbitkan dua kali setahun pada bulan Januari dan Juli. Nama Kabanti (Buton) atau Kabhanti (Muna), diambil dari tradisi berucap pantun dalam kedua suku tersebut. Kabanti membawa nilai-nilai moral, nilai-nilai keagamaan, petunjuk kehidupan atau petuah, sindiran, percintaan, serta nilai-nilai budaya dan adat istiadat. Tradisi Kabanti, yang bertujuan memperkokoh nilai dan norma dalam masyarakat, saat ini mendekati kepunahan.
Articles 274 Documents
GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA DESA ANGGOROBOTI KECAMATAN LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN Ece Febrianti; Ashmarita Ashmarita; Akhmad Marhadi
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 3 No 2 (2019): Volume 3 Nomor 2 Juli - Desember 2019
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.642 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v3i2.970

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan gaya kepemimpinan Kepala Desa Anggoroboti Kecamatan Laeya Kabupaten Konawe Selatan. Dan mengetahui Faktor apa yang mendukung gaya kepemimpinan Kepala Desa Anggoroboti. Penelitian ini menggunakan teori gaya kepemimpinan Robert J House (1996). Dengan menggunakan metode etnografi dan pendekatan kualitatif berupa deskripsi mendalam, dengan pengumpulan data, dengan pengumpulan data menggunakan teknik pengamatan (observation) dan wawancara mendalam (indepth interview).Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Anggoroboti Kecamatan Laeya Kabupaten Konawe Selatan lebih dominan menggunakan gaya kepemimpinan secara disiplin kepada masyarakat serta bawahannya dalam memberikan arahan dan perintah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka, dimana kepala desa selalu mementingkan asas musyawarah dengan masyarakat dan bawahannya. Dan kepala desa memiliki sikap yang luwes dalam kepemimpinannya serta menempatkan dirinya sebagai motivator untuk masyarakat dan perangkatnya dalam melaksanakan sutau kegiatan dan sebagainnya. Faktor-faktor yang mendukung gaya kepemimpinan kepala desa terdiri dari beberapa diantaranya: kepala desa dalam hal gaya kepemimpinanya selalu suka menolong masyarakat yang membutuhkan bantuannya dari segi apapun. Kepala juga memiliki jiwa kekerabatan yang cukup baik dalam melakukan interaksi bersama masyarakat dan bawahannya. Selain itu kepala desa memiliki pengalam kerja yang cukup baik dalam bekerja serta menjalin hubungan yang cukup baik terhadap keluarga dan masyarakat Desa Anggoroboti. Dimana kepala desa dalam hal gaya kepemimpinanya selalu ditunjangi dengan factor ekonomi yang mencukupi dalam melaksanakan kepemimpinannya sebagai seorang kepala desa dalam mengikut sertakan masyarakat dalam setiap kegiatan.
PERALIHAN MATA PENCAHARIAN DARI NELAYAN KE BURUH PERUSAHAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) DI DESA RAPAMBINOPAKA, KECAMATAN LALONGGASUMEETO, KABUPATEN KONAWE Hadirah Hadirah; La Ode Aris
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 2 No 1 (2018): Volume 2 Nomor 1 Januari-Juni 2018
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.89 KB)

Abstract

Peralihan Mata Pencaharian Dari Nelayan Ke Buruh Perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Pltu) Di Desa Rapambinopaka, Kecamatan Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe”. Di bawah bimbingan La Janu selaku pembimbing I dan La Ode Aris selaku pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui adaptasi masyarakat Desa Rapambinopaka pada yang bekerja di Perusahaan PLTU dan untuk mengetahui reproduksi budaya pada yang bekerja di perusahaan PLTU. Teori yang digunakan yaitu terori adaptasi dan teori reproduksi budaya, dan penelitian ini adalah penelitian etnografi, oleh karena itu pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan terlibat (Participation Observation) dan wawancara mendalam (Indepth Intrview). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analis data yang dimaksud untuk menyederhanakan data yang di peroleh agar lebih mudah dibaca dan dipahami. Hasil penelitian menunjukan bahwa Peralihan mata pencaharian yang terjadi di Desa Rapambinopaka disebabkan, karena adanya masyarakat yang bekerja sebagai nelayan pendapatannya hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, Tetapi dengan hadirnya perusahaan PLTU masyarakat beralih pekerjaannya dengan menjadi buruh perusahaan PLTU. Reproduksi budaya peralihan mata pencaharian dari nelayan ke buruh Perusahaan PLTU ini di lakukan melaui proses duplikasi dan imitasi yang di dapatkan dari berbagai aspek yaitu dari reproduksi buruh perusahaan PLTU, reproduksi waktu, reproduksi pola kerja, dan reproduksi pola penggajian.
PEMBAGIAN HARTA WARISAN TANAH PERKEBUNAN MENURUT HUKUM ADAT MUNA Wa Eni; Rahmat Sewa Suraya
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 2 No 1 (2018): Volume 2 Nomor 1 Januari-Juni 2018
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.476 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan masyarakat untuk mengetahui sistem pembagian warisan tanah perkebunan di Desa umba berdasarkan hukum adat Muna.metode penelitian ini menggunakan deskriptif-kualitatif dengan penggumpulan data di lakukan dengan teknik pengamatan terlibat (participant observarsion) dan wawancara mendalam (.interview). Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem pembagian warisan di desa umba menggunakan sistem warisan indifidual yang di tinggalkan oleh pewaris. Waktu pembagian warisan di lakukan setelah pewaris belum meninggal ataupun setelah pewaris meninggal. Jenis warisan yang di bagi di desa umba ada dua yakni warisan yang ada dalam rumah dan warisan di luar rumah kecuali tanaman jangka panjang di jaga bersama. Jumlah pembagian warisan laki-laki dan perempuan sudah di tentukan masing-masing yang mana dalam bahasa muna sedawu radawu .pembagian warisan di desa umba antara laki-laki dan perempuan sudah di tentukan bagian masing-masing yang mana laki-laki mendapatkan dua kali lipat dari perempuan yaitu 2:1 akan tetapi, tidak selamanya juga pembagian warisan lebih banyak laki-laki dari pada perempuan bisa terjadi pembagian yang sama diantara ahli waris laki-laki dan perempuan dalam hal ini 1:1 tergantung dari kesepakatan di antara ahli waris dan ini hanya berlaku pada sebidang tanah.
EKSISTENSI PERMAINAN TRADISONAL MASSEGITIGA DI DESA TIMBALA KECAMATAN POLEANG BARAT KABUPATEN BOMBANA Wahyudin wahyudin
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 2 No 1 (2018): Volume 2 Nomor 1 Januari-Juni 2018
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.831 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui eksisitensi dan tanggapan masyrakat terhadap permainan tradisonal massegitiga di Desa Timbala, Kecamatan Poleang Barat, Kabupaten Bombana. Teori untuk membaca data penelitian adalah pengetahuan lokal Clifford Geertz (1983), dengan metode etnografi. Hasil penelitian menunjukkan permainan tradisional massegitiga merupakan permainan tradisional yang sangat populer pada tahun 1980 sampai 2000-an. Dengan perkembangan permainan moderen, permainan ini sudah jarang dimainkan dan mulai dilupakan oleh anak-anak sebab permainan modern mudah diakses melalui gadget dan play station (PS). Upaya revitalisasi permainan tradisional massegitiga sangat penting dilakukan karena merupakan warisan leluhur yang mengandung banyak nilai-nilai kemasyarakatan, dengan demikian nilai-nilai tersebut perlu dikembangkan secara turun temurun kepada generasi penerus agar dapat merasakan manfaat yang terkandung dalam permainan ini. Kesimpulan, hasil penelitian ini berdasarkan teori pengetahuan lokal Clifford Geertz, mengenai sebuah pandangan dunia menilai, memanfaatan, konsep tentang alam, dan diri masyarakat yang berisi ide-ide yang paling komprehensif, dan hiburan. Dalam penelitian ini menemukan bahwa permainan tradisional massegitiga adalah permainan yang diminakan menggunakan kayu tercipta dari ide-ide masyarakat yang berisi nilai-nilai positif dan hiburan anak-anak, yang seharusnya tetap dikembangkan kegenerasi penerus sebagai penghargaan kepada warisan leluhur.
TRANSFORMASI PERAN PEREMPUAN DARI RUANG DOMESTIK KE RUANG PUBLIK (PADA PERWAKILAN PEREMPUAN DI KANTOR DPRD KABUPATEN MUNA PROVINSI SULAWESI TENGGARA) Abdul Rajab; Raemon Raemon
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 2 No 2 (2018): Volume 2 Nomor 2, Juli - Desember 2018
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.679 KB)

Abstract

Peran dan fungsi perwakilan perempuan dalam pengambilan keputusan di DPRD serta memutuskan untuk menjadi anggota legislatif Kabupaten Muna. Dalam penelitian ini mengguunakan teori Fenimisme Sosial yang saling bersangkutan dengan obyek yang akan di teliti, selain itu penelitian ini juga menggunakan teknik pengamatan (Observasion) dan wawancara mendalam (Indepth interview) serta teknik penentuan informan Purposive Sampling. Dari data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif, analisa data yang dimaksudkan untuk menederhanakan data yang diperoleh ke dalam bentuk yang lebih muda dibaca dan diimplementasikan. Hasil penelitian ini mengacu pada keterwalian perempuan pada kuota 30 % dalam partai politik, dan terlibat dalam demokrasi pemilihan anggota DPRD, serta mempunyai relasi kekuasaan dan dukungan masyarakat. Jika ditinjau dari aspek kualitas kerja relatif menunjukan adanya variasi antara perempuan anggota DPRD yang satu dan yang lainnya, demikian dengan anggota legislatif laki-laki ditengah dominasi perempuan untuk menjadi anggota legislatif di Kabupaten Muna telah berani keluar dari rana domestik ke ruang publik dan melaksanakan peran dan fungsi yang belum tentu mampu di lakaukan oleh perempuan lainnya.
ETNOGRAFI PELAYANAN MEDIS PADAPASIEN RAWAT INAPRUMAH SAKITUMUM DAERAH DI KABUPATEN MUNA Annisa annisa; Wa Ode Sifatu
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 2 No 2 (2018): Volume 2 Nomor 2, Juli - Desember 2018
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.329 KB)

Abstract

Rumah Sakit merupakan suatu organisasi kesehatan yang mempunyai segala fasilitas kesehatannya diharapkan dapat membantu pasien dalam meningkatkan kesehatan dan mencapai kesembuhan yang optimal baik fisik, psikis maupun sosial. Rawat Inap merupakan salah satu bagian dari Rumah Sakit dan perlu di perhatikan dalam bidang pelayanannya terhadap pasien.Berkaitan terhadap pelayanan pasien Rawat Inap banyak keluhan masyrakat ataupun keluarga pasien tentang kualitas pelayanan yang diberikan pihak tenaga medis.Jika merujuk kondisi tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di RSUD Kabupaten Muna.Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahu bentuk pelayanan medis terhadap pasien Rawat Inap, persepsi pasien dan persepsi petugas medis terhadap pelayanan medis pada pasien Rawat Inap RSUD di Kabupaten Muna.Teori yang digunakan adalah pemikiran Michael Fucoult dengan menggunakan metode etnografi melalui data kualitatif. Hasil penelitian: 1) Bentuk pelayanan medis terhadap pasien Rawat Inap RSUD Kabupaten Muna terbagi dalam pasien pengguna BPJS dan pasien umum. Untuk pasien pengguna BPJS lebih ke kurangnya pemahaman pasien terhadap administrasi yang berhubungan dengan asuransi kesehatan atau BPJS selain factor ekonomi sebagai pemicu ketidakpedulian terhadap kepemilikan BPJS, kurang optimalnya pelayanan tenaga medis terhadap pasien BPJS. Untuk pasien umum kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pentingnya BPJS dalam meringankan proses pengobatan dan factor lain yang di alami oleh masyarakat adalah keterbatasan ekonomi itu sendiri. 2) Persepsi pasien Rawat Inap terhadap pelayanan medis yaitu kurang ramahnya petugas medis dalam melayani pasien, serta kurang memadainya sarana dan prasarana 3) Presepsi petugas terhadap pelayanan medis pada pasien Rawat Inap yaitu sudah maksimal sebab tenaga medis selalu memberikan pelayanan yang terbaik sesuai tanggung jawab yang diamanahkan pihak Rumah Sakit.Kesimpulan: Bentuk pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna masi belum maksimal dan penerapan pasien pengguna BPJS dan pasien umum masih belum maksimal, presepsi pasien Rawat Inap kurang pelayanan serta sarana dan prasarana yang masih belum stabil , Petugas medis mengakui bahwa salah satu faktor pemicu kurangnya pelayanan yang baik pada pasien adalah karena keterbatasan sarana dan prasarana Rumah sakit.
BUDAYA POHAMBA-HAMBA (GOTONG ROYONG) ETNIK CIA-CIA PERANTAU DI KELURAHAN ANGGILOWU KECAMATAN MANDONGA KOTA KENDARI Sarwati sarwati
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 2 No 2 (2018): Volume 2 Nomor 2, Juli - Desember 2018
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.654 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana bentuk dan proses budaya Pohamba-hamba (gotong royong) serta fungsi yang terkandung dalam budaya Pohamba-hamba etnik Cia-Cia di kelurahan Anggilowu Kecamatan Mandonga Kota Kendari tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bentuk budaya gotong royong yang terjalin pada masyarakat etnik Cia-Cia di Kota Kendari serta fungsi yang terkadung di dalam budaya pohamba-hamba. Data dibaca dengan pemikiran Redcliffe Brown (1952) tentang budaya Pohamba-hamba (gotong royong) dengan menggunakan motode etnogarfi dan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Bentuk dan proses yang terjalin dalam budaya Pohamba-hamba yang diterapakan dalam kehidupan masyarakat etnik Cia-Cia perantau di Kota Kendari memiliki perbedan dengan budaya yang diterpakan di kampung ada beberapa rutual yang dijalankan hampir sama tetapi ada proses yang dijalankan berbeda yang disebabkan oleh budaya masyarakat sekitar. (2) Fungsi yang terkandung dalam budaya pohamba-hamba yang diterpakan oleh masyarakat etnik Cia-Cia yaitu nilai kebersamaan yang terjalin di setiap kegiatan pohamba-hamba yanng menimbulkan nilai kekerabatan yang kuat antara masyarakat satu dengan yang lain serta meringankan beban yang dijalankan disetiap prosesi acara buda pohamba-hamba yang diterapkan dalam kehidupan etnik Cia-Cia perantau di Kota Kendari.
KEHIDUPAN KELUARGA INTI YANG BERBEDA TEMPAT TINGGAL Hadirah Hadirah; Syam Sumarlin
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 3 No 1 (2019): Volume 3 Nomor 1, Juni 2019
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.477 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui kehidupan ekonomi pasangan dua rumah tangga di Kota Kendari yang berbeda tempat tinggal, Masalah yang dialami dalam keluarga dan Mengatahui pola komunikasi keluarga yang berbeda tempat tinggal di Kota Kendari. Penelitian ini menggunakan teori agency oleh Pierre Bourdieu. Metode peneltian ini adalah melalui penelitian lapangan dengan menggunakan wawancara mendalam dan wawancara biasa, pengamatan (observation), dan dengan pemilihan informasi secara purposive sampling yang dianalisis secara deskriptif kualitatif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keluarga yang berbeda tempat tinggal adalah kelompok budaya organisasi kecil yang pada umumnya tidak berbeda dengan keluarga yang seatap lainnya, namun dalam kehidupan sehari-hari pada keluarga yang berbeda tempat tinggal sangat berbeda terutama dalam memenuhi kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat. Selain memenuhi kebutuhan sandang pangan dalam keluarga, tetapi juga harus memikirkan biaya transportasi untuk berkumpul dengan keluarga pada waktu-waktu tertentu. Kehidupan keluarga yang berbeda tempat tinggal didalamnya rentan timbul permasalahan, seperti perasaan cemburu, permasalahan komunikasi yang tidak lancar, permasalahan anak, dan permasalahan ekonomi . Dengan ruang dan waktu yang berbeda dengan keluarga atau pasangan, keluarga yang bebeda tempat tinggal hanya mengandalkan media komunikasi untuk tetap berhubungan dengan keluarga.
MAHASISWA SEBAGAI BURUH ANGKUT DI PELABUHAN NUSANTARA KOTA KENDARI Risman Ariawan; Akhmad Marhadi; Danial Danial
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 3 No 1 (2019): Volume 3 Nomor 1, Juni 2019
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.354 KB)

Abstract

Tujuan dalam penilitian ini adalah untuk mendeskripsikan Mahasiswa yang bekerja sebagai buruh angkut di pelabuhan Nusantara Kota Kendari. Penilitian ini dilaksanakan pada bulan Januari–Februari 2018. Untuk menjawab tujuan tersebut dilakukan pengumpulan data dengan cara melalui pengamatan (Obsevasi) dan wawancara (Interview), dsn data yang di peroleh dianalisis secara deskriptif kualitatif. Teori adaptasi Jhon W. Bennet, yaitu adaptasi manusia terhadap lingkungannya yang meliputi lingkungan fisik biologis, dan sosial. Adapun metode penelitian yang digunakan, yaitu dengan pemilihan lokasi penelitian, pemilihan informan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Sehingga membimbing penulis menemukan jawaban permasalahan penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam dunia kerja tentunya ada pembagian wilayah keja yang dilakukan dan prilaku adaptasi mahasiswa sebagai buruh. Adapun pembagian kerjanya adalah (1) Wilayah Kerja Luar Pelabuhan, (2) Wilayah Kerja Dalam Pelabuhan, (3) Wilayah Kapal Khusus TKBM, (4) Wilayah Kapal Mahasiswa, (5) Pedagang Asongan dalam Pelabuhan, (6) pergaulan, dan (7) Faktor Keluarga
KERJASAMA KELUARGA INTI DALAM MENGELOLA LAHAN PERTANIAN TENTANG RELASI GENDER DI DESA LAGADI KECAMATAN LAWA KABUPATEN MUNA BARAT Baatin baatin; La Ode Topo Jers; La Ode Aris
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 3 No 1 (2019): Volume 3 Nomor 1, Juni 2019
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.415 KB)

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kerjasama keluarga inti dalam mengelola lahan pertanian (studi tentang relasi gender di desa lagadi kecamatan lawa kabupaten muna barat) dan untuk mendeskripsikan manfaat hubungan kerjasama keluarga inti dalam mengelola lahan pertanian di Desa Lagadi Kecamatan Lawa Kabupaten Muna Barat.Informan dalam penelitian ini adalah petani Desa Lagadi berjumlah 10 orang yang terdiri dari 5 pasangan suami istri. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik lapangan (field research) yakni peneliti melakukan pengumpulan data secara langsung di lokasi penelitian yang menggunakan teknik pengamatan (observation) dan wawancara (interview). Analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis etnografi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pekerjaan di lahan pertanian, peran perempuan tidak hanya terlibat dalam pekerjaan sebagai ibu rumah tangga namun perempuan juga mengambil peran di lahan pertanian untuk membantu sang suami. Pekrjaan petani di lahan pertanian di Desa Lagadi antara lain pembuatan pagar, pembersihan lahan kebun, penanaman dan pemanenan hasil pertanian. (2) banyak manfaat yang didapat dari adanya relasi gender baik dari pihak suami maupun dari pihak sang istri. Adapun manfaat yang didapat dari adanya relasi gender ini adalah pekerjaan terasa lebih ringan, hasil yang lebih mengutungkan dan dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan kebutuhan pendidikan anak.

Page 4 of 28 | Total Record : 274