cover
Contact Name
Abdul Jalil
Contact Email
abdul.jalil@uho.ac.id
Phone
+6282302510306
Journal Mail Official
kabanti.antropologi@uho.ac.id
Editorial Address
Jurusan Antropologi, Gedung Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo, Kampus Hijau Tridarma Anduonohu Jl.H.E.A. Mokodompit ,Kendari, Sulawesi Tenggara
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Kabanti : Jurnal Kerabat Antropologi
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 26228750     EISSN : 25033468     DOI : https://doi.org/10.33772/kabanti
KABANTI: Jurnal Kerabat Antropologi, merupakan ruang bagi mahasiswa Strata 1 (S1) Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Halu Oleo (UHO) yang dikelola oleh Kerabat Antropologi FIB UHO sendiri. Kabanti adalah jurnal ilmiah antropologi yang mengajak kerabat antropologi untuk berpartisipasi menulis artikel ilmiah yang berkaitan dengan kajian-kajian antropologi dan etnografi. Kabanti diterbitkan dua kali setahun pada bulan Januari dan Juli. Nama Kabanti (Buton) atau Kabhanti (Muna), diambil dari tradisi berucap pantun dalam kedua suku tersebut. Kabanti membawa nilai-nilai moral, nilai-nilai keagamaan, petunjuk kehidupan atau petuah, sindiran, percintaan, serta nilai-nilai budaya dan adat istiadat. Tradisi Kabanti, yang bertujuan memperkokoh nilai dan norma dalam masyarakat, saat ini mendekati kepunahan.
Articles 274 Documents
BENTUK DAN FAKTOR BERTAHANNYA SOLIDARITAS KEKERABATAN SUKU JAWA DI DESA TRIDANA MULYA KECAMATAN LANDONO Cici Radhyatul Jannah; La Ode Topo jers; Abdul Jalil
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 4 No 1 (2020): Volume 4, Nomor 1, Januari - Juni 2020
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.834 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v4i1.930

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk dan faktor bertahannya solidaritas kekerabatan suku Jawa di Desa Tridana Mulya Kecamatan Landono. Pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teori Emile Durkheim (1859-1917) “The Division of Labour in Society”. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penelitian lapangan (field work) dengan menggunakan dua metode yaitu pengamatan terlibat (participation observation) dan wawancara mendalam (indeepth interview). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa solidaritas kekerabatan suku Jawa di Desa Tridana Mulya meluputi saling membantu, saling peduli, saling membagi hasil panen serta bekerja sama mendukung pembangunan baik secara keuangan, tenaga, dan sebagainya. Bentuk solidaritas suku Jawa di Desa Tridana Mulya dapat dilihat pada acara pernikahan, urusan kedukaan/musibah yang menimpa masyarakat, kegiatan bangun rumah, dan solidaritas pada aktivitas pertanian. Selain itu, faktor yang mendukung solidaritas kekerabatan Suku Jawa di Desa Tridana Mulya Kecamatan Landono masih di pertahankan di tengah perubahan global meliputi peran para orang tua yang selalu mengontol dan menasihati generasi muda agar tidak melupakan adat atau tradisi yang juga berhubungan dengan timbulnya rasa solidaritas, aktivitas sosial yang rutin dilaksanakan guna menjaga hubungan atau ikatan solidaritas antar suku Jawa di Desa Tridana Mulya, perasaan hidup senasib sepenanggungan dan yang terakhir ialah pedoman atau ungkapan-ungkapan orang Jawa terdahulu yang masih mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari hingga saat ini.
MAHASISWA DAN WARUNG KOPI Muh Afsal; Hasniah Hasniah; Zainal Zainal
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 4 No 1 (2020): Volume 4, Nomor 1, Januari - Juni 2020
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.828 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v4i1.938

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis aktvitas mahasiswa UHO ketika di warung kopi sekitar kampus baru UHO serta pemanfaatan warung kopi sebagai ruang publik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga Desember 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode etnografi dengan pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan tehnik pengamatan terlibat (observation)dan wawancara mendalam (Indepth Interview). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif, analisis dilakukan untuk menyederhanakan data yang diperoleh dalam penelitian ke dalam bentuk yang lebih mudah di baca dan diinterpretasikan. Hasil penelitian ini menunjukan pemanfaatan warung kopi sebagai ruang publik karena adanya fasilitas yang memadai untuk kebutuhan mahasiswa seperti adanya fasilitas wi-fi yang dapat digunakan dalam mengerjakan tugas kuliah dan warung kopi juga dapat dijadikan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan bazar, mengerjakan tugas kuliah, bermain game online, bermain internet, nongkrong dan juga berdiskusi.
PENYEMBUHAN PENYAKIT MELALUI RUQYAH SYAR’IYYAH Sartika Sry Asriana; La Janu; Ahmat keke
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 4 No 2 (2020): Volume 4, Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.188 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v4i2.955

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penyembuhan penyakit pada pasien melalui ruqyah syar’iyyah dan untuk mengetahui alasan pasien memilih penyembuhan melalui ruqyah syar’iyyah di Kelurahan Watonea. Pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling. Penelitian ini menggunakan teori etiologi penyakit personalistik (Foster & Anderson, 1996) didampingi dengan teori pengambilan keputusan (James A.F Stoner). Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif serta metode etnografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : pertama, dalam proses penyembuhan penyakit melalui ruqyah syar’iyyah terbagi atas 6 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pembaringan, tahap dibacakan doa atau ayat, tahap pengIslaman atau penyembelihan jin, tahap duduk, dan yang terakhir tahap penyelesaian. Dan kedua, alasan yang didapatkan dari 9 pasien yaitu rata-rata mereka memilih ruqyah syar’iyyah disebabkan beberapa faktor yaitu, pertama, pasien capek dan putus asa dalam melakukan pengobatan medis. Kedua, tidak mau mengkonsumsi obat-obatan medis atau ramuan. Ketiga, capek dalam berobat ke alternatif lain atau berdukun. Dan keempat, memiliki pengalaman tidak mengenakkan.
PENGELOLAAN OBJEK WISATA SUNGAI BORO-BORO BERBASIS KEKERABATAN Natalia Gongsi; Akhmad Marhadi; Hartini Hartini
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 4 No 2 (2020): Volume 4, Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.863 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v4i2.956

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengelolaan objek wisata sungai Boro-Boro dan pengembangan objek wisata sungai Boro-Boro di Desa Boro-Boro Kecamatan RanomeetoKabupaten Konawe Selatan. Teknik penelitian menggunakan metode etnografi. Penelitian ini juga menggunakan teori pengembangan oleh Twelvetrees. Penelitian ini telah mendapatkan data-data sesuai dengan judul, peneliti melakukan peneliti lapangan yang lebih konkrit dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terkait serta data sekunder berupa data profil desa. Hasil penelitian membuktikan bahwa dalam pengelolaan objek wisata sungai Boro-Boro yang berada di Desa Boro-Boro Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan dikelolah oleh enam bersaudara yang tidak lain adalah anak dari pemilik lahan yaitu Bapak Lauto dan mereka juga merupakan ahli waris tanah yang saat dijadikan sebagai tempat objek wisata. Pengelolaannya dari tahun 2018 sampai saat ini masih terbilang sangat minim jika dibandingkan dengan objek wisata yang lain, terlebih lagi dana untuk pembangunan fasilitas hanya berasal dari retribusi para pengunjung. Namun pengembangan objek wisata sungai boro-boro sudah bisa memenuhi kebutuhan para wisatawan hal ini di tandai dengan adanya beberapa gazebo yang berdiri tepat dipinggir sungai, rumah makan, WC, tambak ikan, dan juga terdapat beberapa villa yang tersedia jika para wisatawan yang hendak ingin bermalam atau melakukan kegiatan di objek wisata sungai boro-boro tersebut. Objek wisata ini juga diharapkan mampu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Desa khususnya Desa Boro-boro Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan.
POLANGU KOMATA: BANTAL PERMATA DALAM ADAT PERKAWINAN WALI (SARANO WALI) DI KELURAHAN WALI KECAMATAN BINONGKO KABUPATEN WAKATOBI Sasmawati Sasmawati; Syamsumarlin Syamsumarlin; Hasniah Hasniah
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 4 No 2 (2020): Volume 4, Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.241 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v4i2.957

Abstract

Polangu komata: bantal permata dalam adat perkawinan Wali (Sarano Wali) di Kelurahan Wali bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan makna simbol dari polangu komata (bantal permata) dalam adat perkawinan Wali (Sarano Wali) dan untuk mengetahui dinamika polangu komata dulu dan sekarang. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan teori simbol menurut Victor Turner. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian etnografi. Data diperoleh melalui pengamatan terlibat (participation observation) dan wawancara mendalam (indeepth interview). Hasil penelitian menunjukan bahwa makna simbol dari polangu komata dilihat dari lingkaran arah panah (benang emasnya), dimana lingkaran arah panah itu sendiri menyimbolkan manusia, kalau seperti polangu komata dari golongan bangsawan, lingkaran arah panahnya masuk di dalam (makna dari dalam itu menggambarkan dia “perempuan” dari dalam kerajaan yang harus dilindungi). Polangu komata untuk golongan siolimbona lingkaran arah panahnya keluar dari garis lingkaran, itu menyimbolkan dia perempuan dari luar kerajaan”. Sedangkan polangu komata ake (bentuknya persegi panjang), menyimbolkan perempuan benar-benar dari keturunan bangsawan. Adapun dinamika bantal permata yaitu, bantal permata paluala inunca dan ake yang warnah benang emasnya remang-remang (pudar), jenis bantal permata ini diperuntukan bagi golongan bangsawan yang sudah tidak terlalu kentara/diragukan status kebangsawannya. Namun sekarang masyarakat sudah tidak mempermasalahkannya lagi, bahkan untuk golongan bangsawan yang tidak diragukan dan golongan bangsawan yang masih diragukan sama-sama menggunakan bantal permata yang warnah benang emasnya terang.
MAKNA SIMBOLIK RITUAL KASAMPUNIKI NAPA Mirna Mirna; Wa Ode Sitti Hapsah; Abdul Jalil
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 4 No 2 (2020): Volume 4, Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.044 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v4i2.958

Abstract

Makna Simbolik Ritual Kasampuniki Napa pada Masyarakat Desa Lolibu, Kecamatan Lakudo, Kabupaten Buton Tengah”. Di bawah bimbingan Wa Ode Sitti Hafsah selaku pembimbing I dan Abdul Jalil selaku pembimbing II.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna sImbol yang digunakan dalam ritual kasampuniki napa pada masyarakat Desa Lolibu, Kecamatan Lakudo, Kabupaten Buton Tengah. Penelitian ini menggunakan Teori Simbolik (Victor Turner). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian lapangan. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu: Pengamatan (observation) dan wawancara (interview). Untuk menjawab permasalahan dilakukan analisis data, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kulaitatif. Analisis data dilakukan sejak pengumpulan data sampai akhir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Lolibu menggunakan banyak simbol dalam ritual kasampuniki napa. Simbol-simbol tersebut dalam ritual kasampuniki napa salah satu hal yang penting adalah untuk memperingati keberhasilan masyarakat lokal dalam melawan bajak laut dari Suku Tobelo.
KEBERTAHANAN BAHASA PADA MASYARAKAT CULAMBACU DI DESA LAMONAE KECAMATAN WIWIRANO KABUPATEN KONAWE UTARA Pebrianto Pebrianto; Wa Ode Sifatu; Raemon Raemon
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 4 No 2 (2020): Volume 4, Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.007 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v4i2.960

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengguanaan bahasa Culambacu di Desa Lamonae dan upaya apa saja yang dilakukan untuk mempertahankan bahasa Culambacu khususnya di Desa Lamonae. Penelitian ini menggunakan teori kebertahan bahasa oleh Fishman tentang penggunaan bahasa pada masyarakat suku Culambacu dengan menggunakan metode etnografi dan pendekatan kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Penggunaan bahasa Culambacu masih tetap digunakan pada masyarakat Lamonae baik dalam ranah keluarga, ranah pendidikan, ranah agama, ranah ketetanggan serta dalam ranah pemerintahan. (2). Adapun upaya yang dilakukan oleh masyarakat serta pemerintah daerah dalam mepertahankan bahasa Culambacu yaitu pembuatan kamus bahasa daerah Culambacu, penggunaan bahasa Culambacu diberbagai ranah dalam interaksi masyarakat, seminar suku dan bahasa, pameran budaya, mejadikan bahasa daerah Culambacu sebagai salah satu mata pelajaran (muatan lokal) pada kurikulum sekolah. Kebertahanan bahasa Culambacu di Desa lamonae masih bertahan, karena terlihat masyarakat Suku Culambacu masih mempertahankan bahasanya dengan cara tetap menggunakan bahasa Culambacu ketika berkomunikasi dengan sesama masyarakat Suku Culambacu. Pemertahanan bahasa Culambacu dikaji dari berbagai arena, yaitu arena keluarga, arena tetangga, arena kerja, arena pemerintahan, arena pendidikan dan arena agama. Keluarga masyarakat Suku Culambacu masih menggunakan bahasa Culambacu dalam berkomunikasi sehari-hari. Hal itu di lakukan agar anggota keluarga tetap mengenal budaya yang melekat pada dirinya. Pada arena ketetanggaan, masyarakat Suku Culambacu masih menggunakan bahasa Culambacu dalam berkomunikasi dengan sesama Suku, namun dengan masyarakat Suku lainnya masyarakat Suku Culambacu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Adapun masyarakat yang sudah memahami bahasa Suku Culambacu mulai menggunakannya walaupun tidak sebaik masyarakat Suku Culambacu, begitupun pada arena kerja, arena agama.
MEROKOK PADA SISWA SMP DI DESA WAWESA KECAMATAN BATALAIWORU KABUPATEN MUNA Raswan Raswan
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 2 No 1 (2018): Volume 2 Nomor 1 Januari-Juni 2018
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.099 KB)

Abstract

Perilaku merokok anak bergantung kepada pengawasan dan pendidikan dari orang tua maupun masyarakat di lingkungan anak, serta pengaruh yang berasal dari teman sebaya atau teman sepermainan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab, dampak, dan cara mencegah perilaku merokok siswa SMP di Desa Wawesa Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian lapangan (field research) yang dilakukan dengan menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu: pengamatan terlibat dan wawancara/interview. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan (observation), dokumentasi dan wawancara (interview), kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu dengan cara mengolah data, menggolongkan data sesuai kategori kemudian dihubungkan dengan keterkaitan konsep atau teori yang ada dan diinterprestasikan dengan melihat keterkaitan berbagai konsep dan fakta yang terjadi dalam upaya mengungkap permasalahan penelitian yang mengacu pada hasil pengamatan, dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku merokok pada anak di Desa Wawesa terbentuk dengan kebiasaan-kebiasaan yang diberikan oleh masyarakat sekitar anak sehingga secara tidak langsung memberikan ruang belajar bagi anak untuk mempelajari bagaimana cara merokok. Perilaku merokok pada anak adalah wujud dari sosiaslisasi anak dengan keluarga, teman, masyarakat, dan lingkungan. Dampak-dampak yang dapat timbul dari perilaku anak merokok adalah: mengurangi konsentrasi anak dalam belajar sehingga prestasi belajar anak menurun, perilaku merokok pada anak akan mengganggu kesehatan dari anak yang bersangkutan, sehingga generasi muda yang dimiliki Desa Wawesa akan terganggu kesehatannya.
NELAYAN RUMPON (ROMPO) DI DESA HOLIMOMBO JAYA KECAMATAN PASARWAJO KABUPATEN BUTON Darmin Darmin; Nasrudin Suyuti; La Janu
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 2 No 2 (2018): Volume 2 Nomor 2, Juli - Desember 2018
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.021 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan aktivitas nelayan rumpon di Desa Holimombo Jaya, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton.. Penelitian ini menggunakan teori fungsional Bronislaw Malinowski bahwa segala aktivitas manusia itu sebenarnya untuk memuaskan sesuatu rangkaian kebutuhan naluri makhluk manusia yang berhubungan dengan kehidupannya. Metode etnografis adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik pengamatan terlibat (participant observation) dan wawancara mendalam (indepth interview), selanjutnya data-data dianalisis untuk dideskriptifkan sebagai laporan penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktifitas nelayan rumpun nelayan rumpun dilakukan sepanjang waktu, baik pada musim angin timur (musino cimburu) musim barat (musino bhara), baik siang hari maupun malam hari. Oleh karena itu, nelayan rumpon membutuhkan pengorbanan waktu, tenaga dan materi yang tidak sedikit. Pertama, menyiapkan bahan baku pembuatan rumpon; kedua, membuat rumpon; ketiga, menyiapkan perlengkapan berupa kapal (kapala), mesin (masina), bahan kabar (mina) dan jaring (jare); keempat, mengambil hasil tangkapan; kelima, distribusi hasil tangkapan dan keenam, alokasi hasil produksi.
POLITIK UANG (MONEY POLITICS) DALAM PEMILIHAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF Muh Roy; Erens Elvianus Ekoodoh; Rahmat Sewa Suraya
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 3 No 2 (2019): Volume 3 Nomor 2 Juli - Desember 2019
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.986 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hal-hal yang mendasari terjadinya praktik politik uang dalam pemilihan calon legislatif DPRD Kabupaten Konawe Selatan di Kecamatan Laonti. Pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik Sampling snowball. Penelitian ini menggunakan teori Scoot (1990) “Domination and The Arts of Resistane: Hidden Transcripts” dan pemikiran Fried, dalam Balandier (1986) “Antropologi Politik”. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh praktik politik uang dalam pemilihan calon legislatif di Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe membawa dampak yang sangat besar terhadap masyarakat. Adapun hal-hal yang mendasari terjadinya praktik politik uang pada pelaksanaan pemilihan calon legislatif DPRD Kabupaten Konawe Selatan di Kecamatan Laonti, yaitu ; Minimnya pengetahuan tentang politik, keinginan mendapatkan dukungan secara instan, rendahnya tingkat pendidikan dan latar belakang ekonomi kurang mampu.

Page 3 of 28 | Total Record : 274