cover
Contact Name
Muhammad Dedad Bisaraguna Akastangga
Contact Email
penaoq@unwmataram.ac.id
Phone
+6285225366202
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 1 No 1 (2020): PENAOQ : Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata" : 7 Documents clear
Representasi Masyarakat Mbojo Dalam Cerpen La Riru Karya Mas’oed Bakry Randa Anggarista
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata Vol 1 No 1 (2020): PENAOQ : Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.569 KB) | DOI: 10.51673/penaoq.v1i1.240

Abstract

This study used perspective sociology of literary to identify form of local wisdom of Mbojo Tribe in the short story of La Riru by Mas’oed Bakry. This type of research is qualitative research with descriptive analysis method. The data in this research are in the form of text like words, sentences, or discourse in accordance with the formulation of problem. The source of data in this study is short story La Riru by Mas'oed Bakry published by Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa in 1984. The results of study showed that in short story of La Riru by Mas'oed Bakry was identified the local wisdom of the Mbojo Tribe community form of locality like linguistic system with the use of Mbojo language; the locality in the art system in the form of horse racing; and locality in the belief system in the form of use witchcraft and teluh; locality in the livelihood system of life through agriculture, plantations, and animal husbandry.
TRADISI LISAN NASKAH BEKESAH PUSPAKRAMA (Tinjauan Semiotik) Ahmad Turmuzi
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata Vol 1 No 1 (2020): PENAOQ : Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.81 KB) | DOI: 10.51673/penaoq.v1i1.241

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang makna dari simbol-simbol budaya yang terdapat pada Naskah Bekesah Pusakrama yang berhubungan dengan konsep moral dan spiritual. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif pendekatan semiotik dengan teknik analisis isi. Adapaun hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 30 tembang (paragraf) yang memiliki makna budaya pada masyarakat Sasak, terdiri dari; 1) Percaya kepada Tuhan (Apage) sebanyak 5 data, 2) Cinta terhadap pasangan (Eros) terdiri dari 3 data, 3). Cinta terhadap sesama (philia) terdiri dari 9 data, 4). Cinta terhadap diri (Narsistik) terdiri dari 2 data, 5). Perduli terhadap lingkungan (Kosmik) terdiri dari 3 data, dan 6 ). Cinta terhadap negera (Patriotik) terdiri dari 4 data. Bekesah Puspakrama merupakan naskah taradisi lisan yang digunakan dalam berbagai kegiatan ritual adat. Implikasi penelitian ini diharapkan berdampak pada pengembangan pendidikan bahasa dan sastra sekaligus sekaligus sebagai upaya pelestarian naskah tradisi lisan di Indonesia.
Syair al-Hikmah wa al-Mauidzoh Fi Diwan Mahmud al-Warraq (Analisis Semiotika Riffaterre) Muhammad Dedad Bisaraguna Akastangga
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata Vol 1 No 1 (2020): PENAOQ : Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.704 KB) | DOI: 10.51673/penaoq.v1i1.242

Abstract

Karya sastra menjadikan bahasa sebagai mediumnya, karena melalui bahasa sastrawan mengimajinasikan pemikiran dan idenya. Genre puisi merupakan salah satu genre sastra. Puisi menjelaskan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Dengan kata lain terdapat ketidaklangsunga ekspresi dalam puisi. Penelitian ini berjudul syair al-Hikmah wa al-Mauidzoh Fi Diwan Mahmud al-Warraq dengan pisau analisis Semiotika yang dikemukakan oleh Michael Riffaterre. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini adalah berdasarkan pembacaan heuristik didapatkan arti bahwa seorang manusia harus saling memaafkan kesalahan antara satu sama lain, meskipun kesalahannya itu sangat banyak. Pada pembacaan hermeneutik didapatkan makna yaitu seorang hakim yang mengharuskan dirinya untuk memaafkan kesalahan orang lain, kemudian digambarkan tiga macam hakim yaitu yang mulia, hakim yang hina, dan hakim yang baik atau sebanding dengan hakim yang mulia. Bentuk Model ditemukan empat kalimat yaitu “tiadalah manusia itu, melainkan satu diantara tiga”, “adapun yang sebanding denganku”, “aku jaga diri dari menjawabnya, demi kehormatanku”., “sesungguhnya hormat dengan santun itu, adalah bijaksana,” Dan juga dalam puisi tersebut ditemukan oposisi biner yang dapat disederhanakan yaitu kata maaf dan salah, mulia dan hina, dan kata di atas dan di bawah. Matrik dalam bait puisi ini adalah kebijaksanaan seorang hakim. Adapun pada hubungan intertektual, puisi yang dikemukakan oleh Mahmud Al-Warraq ini terdapat kesamaan dengan ayat al-qur’an, hadits Nabi dan puisi yang dikemukakan oleh Imam Syafi’i dalam Diwannya.
Psikologi Tokoh Utama dalam Syair al-I’tiraf Karya Abu Nawas Hunaini Azahrah; Muhammad Dedad Bisaraguna Akastangga
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata Vol 1 No 1 (2020): PENAOQ : Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.92 KB) | DOI: 10.51673/penaoq.v1i1.243

Abstract

Penelitian ini berfokus pada kajian psikologi tokoh utama pada syair al-I’tiraf Karya Abu Nawas. Abu Nawas merupakan salah satu penyair yang memiliki karya-karya monumental sehingga menarik untuk dikaji lebih dalam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pustaka (library Reaserch) dengan pisau analisis psikologi sastra. Hasil dari penelitian ini adalah tokoh aku adalah seorang yang memiliki sifat yang rendah hati, sabar dan pantang menyaerah. Tokoh aku dalam syair al-i’tirof memiliki sifat yang rendah hati ia menghadap kepada Allah karena ia merasa dirinya tidak pantas menjadi penghuni surga dan tidak mampu dengan siksa api neraka dia berharap doanya diterima karena Allah lah pemilik ampunan segala dosa yang telah dilakukan hamba-hambanya. Dalam syair al-i’tirof tokoh aku memiliki sifat yang sabar dalam artian tetap istiqomah untuk mendekatkan diri kepada Allah dia mengibaratkan dosanya laksana butiran pasir yang tidak akan dapat dihitung dan tokoh aku tetap bersabar untuk tetap berdoa kepada Allah agar dosanya diampuni. Dalam syair al-i’tirof tokoh aku juga mempunyai sifat pantang menyerah dalam usahanya agar dosa-dosanya di ampuni oleh Allah karna jika dosanya tidak dikabulkan maka dia akan mempertanggung jawabkan dosa-dosanya di akhirat kelak.
Syair Tumitu wa Tuhyiyu Fi Diwan al-Akhthal (Kajian Semiotika Riffaterre) Saepul Millah; Muhammad Dedad Bisaraguna Akastangga
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata Vol 1 No 1 (2020): PENAOQ : Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.405 KB) | DOI: 10.51673/penaoq.v1i1.246

Abstract

Karya sastra tidak hanya berarti sebuah kata-kata saja melainkan di balik kata-kata mengandung makna yang sangat dalam. Penelitian ini mencoba menggali makna terdalam dari salah satu puisi karya al-Akhtal dalam Kitab Diwannya yang berjudul “Tumitu wa Tuhyiyu” dengan pendekatan semiotic Riffaterre. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif Deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah dalam pembacaan heuristik. Bait pertama, menyebutkan permulaan yang menyebabkan mematikan (tak sadarkan diri) itu adalah minum khamar, bahkan bukan hanya tak sadarkan diri tapi lupa akan apa yang sudah terjadi. Baris kedua menjelaskan mengenai kondisi yang dialami oleh sekelompok orang yang meminum khamar, bahwa sekelompok orang tersebut tak sadarkan diri (mati) selama tiga hari artinya dampak yang diakibatkan setelah minum khamar itu berdampak besar, sehingga disebutkan ketika mereka sadarpun nafasnya masih belum kembali secara sepenuhnya. Sebagaimana model merupakan aktualisasi pertama dari matriks. Aktualisasi pertama dari matrik ini berupa kata atau kalimat tertentu yang khas dan puitis. Kekhasan dan kepuitisan model itu mampu membedakan kata atau kalimat-kalimat lain dalam puisi tersebut. Dalam hal ini puisi tersebut diatas mempunyai susunan kalimat yang puitis yaitu, pertama terdapat pada kalimat sebagai berikut فعد بنا إلى مثلها بالأمس dan تميت وتحيي بعد موت Kalimat pertama adalah pernyataan ”kembalikan kami pada kehidupan seperti kemarin” dan “mematikan dan menghidupkan setelah mati”. Dua model ini yang dipilih, karena keduanya mewakili seluruh bunyi teks puisi yang tertuang dalam delapan bait. Kedelapan bait puisi tersebut mencerminkan dua pokok, pertama, tentang keadaan si peminum yang sebenarnya, bahwa mereka itu pada mulanya adalah orang yang baik, sehat, normal sebagaimana manusia pada umumnya. Kedua, menegaskan bahwa hakikat si peminum ini menunjukan keadaan yang sebenarnya yaitu kondisi sadar (hidup), meskipun kemudian ia mengalami dua kondisi antara menghidupkan (sadar) dan mematikan (tidak sadar). Matrik puisi yang kemudian didapat adalah “fatamorgana kenikmatan”.
REPERTOIRE DALAM THE GREAT GATSBY KARYA F. SCOTT. FITZGERALD: ANALISIS RESPONS ESTETIK WOLFGANG ISER Nurul Wahidah
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata Vol 1 No 1 (2020): PENAOQ : Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.633 KB) | DOI: 10.51673/penaoq.v1i1.249

Abstract

The arising of literature in America have been influenced by few improvement and development its landscape. The alteration takes a part of American society till twentieth century. The condition of society is scene of the set experiences and knowledge which is filling in the prose. One of American literature shows the correlation between social fact, history, and culture as reality phenomena and fiction or novel as imaginary world which is The Great Gatsby by F. Scott. Fitzgerald. Thereby, to express all of the realities or facts and to see what extent the fiction represents about reality or fact. From this, it needs a research. This research entitled: “Repertoire in F. Scott. Fitzgerald’s The Great Gatsby: Analysis of Response Aesthetic Wolfgang Iser”. The aim of this research is to express the form of repertoire in TGG which is background of its created. So the foreground of the author’s purposes can be actualized. Beside, this analysis also appears effect to build a response aesthetic with repertoire in the text and it belongs to the reader. In this research uses the entire whole repertoire in the texts which is known in the novel, TGG as an object of study and the repertoire as a perspective of Wolfgang Iser theory. Afterwards, this object will be linked with all of the nature of the work itself, include social norm or fact, history and the whole of culture that involve to the text which is emerged. After reading process, read, and to conducted analysis data. From the act of analyses, the social norm can be reveal in The Great Gatsby is a social reality of American society which is not release from the spirit of American Dream, group of society; upper class and lower class. Then, other social norms are material achievement, business and the lack of morality. The cultural fact that emerged in this novel is dance party and the roar of jazz music. The last one is the fact of history which is known in the TGG is a Post-World War One. Starting from the background and the response aesthetic, foreground that will be turn of the author is a social fact, which is revealed to protest or t critic of the concept of the American Dream.
Mengembangkan Kepribadian Anak Melalui Sastra Anak (Dongeng) Isnaini Yulianita Hafi
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata Vol 1 No 1 (2020): PENAOQ : Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.653 KB) | DOI: 10.51673/penaoq.v1i1.497

Abstract

Sastra anak di Indonesia selama ini dianggap sebagai 'bagian kecil' dari sastra Indonesia. Ia seolah 'sastra dewasa yang dianggap kecil', sastra anak sebagai anak sastra. Sementara, sastra Indonesia yang kentara angker menjadikan dirinya eksklusif dan makin menjauh dari ruang kebutuhan. Demikian pula sastra anak, yang seharusnya berada dalam keberterimaan, ia tidak diajarkan sesuai dengan perkembangan anak yang semestinya dulce et utile, yaitu yang menyenangkan dan memberikan pencerahan. Artinya, sastra bagi anak sebenarnya adalah batu loncatan agar mereka terbiasa membaca, sehingga ia selanjutnya tidak gagap ketika membaca buku-buku lain di luar buku sastra. Sastra anak khususnya dongeng diyakini memiliki kontribusi yang besar bagi perkembangan kepribadian anak dalam proses menuju ke kedewasaan. Dongeng diyakini mampu menjadi salah satu sarana untuk menanam, memupuk, mengembangkan, dan bahkan melestarikan nilai-nilai yang diyakini baik dan berharga oleh keluarga, masyarakat, dan bangsa karena adanya pewarisan nilai-nilai itulah, eksistensi suatu masyarakat dan bangsa dapat dipertahankan.

Page 1 of 1 | Total Record : 7